Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala nikmat dan rahmat yang dilimpahkan sehingga penulis memperoleh
kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan ”Laporan Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL II) di Desa Talulobutu, Kecamatan Tapa, Kabupaten
Bonebolango”. Banyaknya kendala dan hambatan dalam penyusunan laporan ini,
namun berkat kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan hati serta ridho dari Tuhan
Yang Maha Esa serta bantuan dari semua pihak maka laporan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini penulis buat sebagai pertanggungjawaban dari hasil kegiatan
Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) yang meliputi pelaksanaan intervensi
program terhadap priorootas masalah yang ditentukan pada PBL I. Kegiatan PBL
II di Desa Talulobutu ini berlangsung selama 14 hari terhitung dari tanggal 06
Desember 2018 sampai dengan 19 Desember 2018.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tidak mungkin dapat
diselesaikan apabila tanpa bantuan dari semua pihak, sehinga penulis
berkewajiban mengucapkan banyak terima kasih, dan penghargaan setinggi –
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) di Desa Talulobutu,
Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang
telah membantu proses kegiatan PBL II ini khususnya kepada :
1. Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo
2. Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat UNG sekaligus Supervisor, Dr.
Sunarto Kadir Drs., M.Kes.
3. Pembimbing lapangan posko II , Dr. Lintje Boekoesoe M.Kes dan
bapak Sirajuddien Bialangi S.KM, M.Kes yang telah bersedia
mengunjungi dan memberikan nasehat beserta bimbingan yang sangat
bermanfaat bagi penulis semua demi suksesnya PBL II ini.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU ii


4. Dosen pengelola Ibu Sabrina Nadjib Muhamad S.KM, M.Kes yang
telah bersedia mengunjungi dan memberikan nasehat beserta
bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulis semua demi suksesnya
PBL II ini.
5. Bapak Camat Tapa beserta staf yang sudah menerima penulis untuk
melakukan kegiatan PBL II di Kecamatan Tapa.
6. Ibu Kepala Puskesmas Tapa yang sudah menerima dan membantu
penulis untuk melakukan kegiatan PBL II di Kecamatan Tapa.
7. Bapak Herman Eki selaku Kepala Desa Talulobutu, Kecamatan Tapa,
Kabupaten Bonebolango yang telah menerima kedatangan penulis
dengan lapang dada di Desa Talulobutu.
8. Ibu Risna Huntoyungo, Ibu Lian Lakodi dan Bapak Opin Huntoyungo
yang telah bersedia menerima penulis untuk tinggal di Rumah Bapak
dan Ibu.
9. Teman - teman Posko II yang telah bekerja sama selama kegiatan PBL
II berlangsung.
10. Kepada teman -teman Karang Taruna Desa Talulobutu yang sudah
membantu penulis dalam pelaksanaan program.
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan masukan
agar laporan ini menjadi bahan motivasi bagi kita bersama demi perkembangan
ilmu pengetahuan dan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di masa-masa yang
akan datang.
Demikian laporan ini penulis susun semoga memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian.
Talulobutu, Desember 2018
Tim Penyusun

KELOMPOK II

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU iii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan PBL II ........................................................................... 4
BAB II IDENTIFIKASI, PRIORITAS DAN PEMECAHAN MASALAH
KESEHATAN ....................................................................................... 6
2.1 Identifikasi Masalah Kesehatan ..................................................................... 6
2.2 Prioritas Masalah Kesehatan ......................................................................... 8
2.3 Pemecahan Masalah .................................................................................... 11
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN ........ 13
3.1 Planning Of Action (POA) .......................................................................... 13
3.2 Realisasi Program ........................................................................................ 17
3.3 Pembahasan ................................................................................................. 18
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 23
4.1 Simpulan ...................................................................................................... 23
4.2 Saran ............................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU iv


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Hal


Tabel 2.1 Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Keberadaan Tempat
Sampah Di Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten
Bonebolango Tahun 2018 ........................................................... 6
Tabel 2.2 Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Pengolahan Sampah Di
Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango
Tahun 2018 ................................................................................. 7
Tabel 2.3 Prioritas Masalah Kesehatan Berdasarkan Identifikasi Desa
Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Tahun
2018 …………............................................................................ 8
Tabel 3.1 Realisasi Intervensi Fisik dan Non Fisik Desa Talulobutu
Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Tahun 2018 ……... 17

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU v


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar hadir pengalaman belajar lapangan II di Desa


Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango 2018

Lampiran 2 Struktur organisasi PBL II Desa Desa Talulobutu Kecamatan


Tapa Kabupaten Bone Bolango 2018

Lampiran 3 Planning of action (POA) Pengalaman Belajar Lapangan II


kelompok 2 di Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten
Bone Bolango 2018 Jurusan Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Gorontalo

Lampiran 4 Ghant Chart Pengalaman Belajar Lapangan kelompok 2 di


Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango
2018
Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Lampiran 5 Dokumentasi pelaksanaan kegiatan Pengalaman Belajar


Lapangan II (PBL II) di Desa Talulobutu Kecamatan Tapa
Kabupaten Bone Bolango 2018

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU vi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah kebutuhan setiap manusia dalam menjalani
kehidupannya. Kesehatan juga merupakan hal yang sangat penting karena
tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam
melaksanakan aktivitas sehari - hari. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menurut Giriwijoyo (2012), Kesehatan merupakan landasan/dasar
kondisi fisik yang sangat diperlukan bagi keberhasilan melaksanakan
pekerjaan. Oleh karena itu, sehat merupakan pondasi bagi kehidupan seorang
manusia yang perlu dipelihara.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setingi – tingginya. Pembangunan kesehatan sesuai dengan tujuannnya yaitu
untuk mencapai Indonesia sehat, harus diimbangi dengan intervensi perilaku
yang memungkinkan masyarakat lebih sabar, mau dan mampu melakukan
hidup sehat sebagai prasyarat pembanguna yang berkelanjutan sustainable
development development goals(SDG’s). Untuk menjadikan masyarakat
mampu hidup sehat, masyarakat harus lebih tau dengan pengetahuan tentang
cara – cara hidup sehat. Oleh sebab itu promosi kesehatan hendaknya dapat
berjalan secara integral dengan berbagai aktivitas pembangunan kesehatan
sehingga menjadi arus utama pada percepatan pencapaian SDG’s dan
mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat semesta.
Di Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Olahrga dan Kesehatan,
Universitas Negeri Gorontalo yang merupakan sebuah institusi pendidikan
kesehatan mempunyai komitmen moral dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat tersebut melalui pembelajaran di masyarakat berupa
kegiatan pengalaman belajar lapangan (PBL).

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 1


Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) sangat penting sebagai bagian
dari proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan mengidentifikasi, merumuskan, merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi alternatif pemecahan masalah khususnya masalah
kesehatan yang dilaksanakan secara bersama dengan pemerintah desa,
lembaga-lembaga desa, dan masyarakat.
Sejalan dengan pembangunan kesehatan yang berlandaskan pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, profesionalisme, desentralisasi,
dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, maka diharapkan
mahasiswa yang memiliki fungsi sebagai agen pembaharu (agent of change)
di tengah-tengah masyarakat dapat berupaya dalam percepatan proses
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II adalah rangkaian dari PBL I,
PBL II, dan PBL III, dimana program yang disusun ditujukan kepada
masyarakat setempat. Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II ini merupakan
kegiatan yang mengacu pada pengalaman dan teori-teori yang didapat pada
proses perkuliahan.
Kegiatan PBL II ini diharapkan dapat mengasah sikap dan kemampuan
profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi permasalahan dalam bidang
kesehatan. Dari gambaran ini, akan mempermudah kita dalam mendiagnosis
masyarakat serta berupaya mencari solusi di dalam menghadapi masalah yang
muncul melalui intervensi kesehatan dan pendekatan kepada masyarakat
sehingga permasalahan kesehatan tersebut dapat dipecahkan bersama dengan
menyatukan persepsi tentang bentuk penanganan yang akan ditetapkan.
Yang menjadi lokasi dalam pelaksanaan PBL II ini, melanjutkan kegiatan
PBL I kemarin yaitu di Desa Talulobutu, maka berdasarkan data yang
diperoleh pada PBL I bahwa yang menjadi masalah kesehatan di Desa
Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango adalah terkait tempat
pembuangan sampah dan cara pengolahanya dan juga masalah terkait buang
air besar sembarangan (BABS). Masalah pertama, yaitu terkait sampah yang
dapat dilhat dari data yang diperoleh pada PBL I, distribusi Rumah tangga

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 2


berdasarkan keberadaan tempat sampah diperoleh bahwa KRT di Desa
Talulobutu yang memiliki tempat sampah sebanyak 154 KRT (91,2%).
Sedangkan yang tidak memiliki tempat sampah sebanyak 15 (8,8%). Yang
paling banyak yang tidak memiliki tempat sampah berada di dusun II yaitu
sebanyak 7 KRT (10,4%). Sehingga dapat dilihat bahwa sudah banyak yang
memiliki tempat sampah tetapi tempat sampah yang masih sederhana seperti
masih menggunakan kardus, dan barang-barang bekas yang sudah dijadikan
sebagai tempat sampah.
Sedangkan unutk data distribusi Rumah tangga berdasarkan pengolahan
sampah diperoleh bahwa KRT di Desa Talulobutu paling banyak mengolah
sampah dengan dibakar yaitu sebanyak 118 KRT (69,8%). Sedangkan yang
dibuang disekitar rumah sebanyak 24 KRT (14,3%). Dan yang dibungkus lalu
dibuang di TPA sebanyak 27 KRT (15,9%). Sehingga dapat dilihat bahwa
banyak rumah tangga yang masih mengolah sampah dengan membakar tanpa
memisahkan sampah organik dan anorganik.
Masalah kedua, yang diperoleh di Desa Talulobutu yaitu terkait dengan
buang air besar sembarangan (BABS) khususnya di sungai. Berdasarkan data
yang diperoleh diketahui bahwa rumah tangga yang memiliki jamban
sebanyak 147 rumah tangga (87,0%) dari 169 rumah tangga, dengan jenis
jamban yaitu leher angsa. Namun ada beberapa rumah tangga yang tidak
memiliki jamban sebanyak 12 rumah tangga (54,6%) yang menggunakan wc
tetangga bahkan sebagian masyarakat tidak mau menggunakan jamban yang
sehat dan layak kerena tidak terbiasa dan mereka lebih memilih buang air
besar di sungai.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi prioritas
masalah yang akan di intevni pada PBL II kali ini yaitu ada dua, intervensi
fisik dan non fisik. Intervensi fisik yaitu terkait sarana tempat pebuangan
sampah dan pengolahannya. Sedangkan intervensi non fisik yaitu berupa
pemasangan baliho terkait STOP BABS di tempat – tempat umum, dan juga
sosialisai terkait pemantapan implementasi program GERMAS dikaitkan
dengan wabah Muntaber di Desa Talulobutu. Hal ini didasarkan atas beberapa

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 3


pertimbangan yaitu besarnya masalah (magnitude), derajat keparahan
masalah (severity), tingkat penanggulangan masalah (vulnerability), biaya
(cost) dan dukungan masyarakat (public concern) serta berdasarkan hasil
musyawarah bersama dengan berbagai unsur masyarakat termasuk perangkat
desa untuk memutuskan masalah – masalah tesebut menjadi prioritas yang
akan diintervensi.
Dengan demikian maka kegiatan ini diharapkan dapat membantu
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat di Desa
Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango dalam hal ini untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya.
1.2 Maksud dan Tujuan PBL II
1.2.1 Maksud PBL II
Adapun maksud dari kegiatan PBL II yaitu untuk menerapkan diagnosis
kesehatan komunitas yang intinya mengenai merumuskan dan menyusun
masalah kesehatan masyarakat. Mengembangkan program penanganan
masalah kesehatan mayarakat yang bersifat Promotif dan Preventif dan proses
pembelajaran untuk mendapatkan kemampuan profesionalsime yang
kemampuan mutlak dimiliki seorang tenaga dibidang kesehatan masyarakat.
Dengan kegiatan PBL II ini bermaksud untuk pelaksanaan program
intervensi kesehatan masyarakat dalam menangani masalah kesehatan
masyarakat dalam bentuk fisik maupun non fisik.
1.2.2 Tujuan PBL II
1. Tujuan Umum
Secara umum Tujuan Kegiatan PBL II meningkatkan pemahaman
dan keterampilan mahasiswa tentang ilmu kesehatan masyarakat dan
aplikasinya ditengah-tengah masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan PBL II ini, mahasiswa
diharapkan mampu :
a. Mahasiswa mampu mensosialisasikan kegiatan yang akan
dilakukan pada pelaksanaan PBL III.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 4


b. Mahasiswa mampu membuat proposal secara sederhana dalam
bentuk Plan Of Action (POA) dari masalah yang akan di
intervensi
c. Mahasiswa mampu bekerja sama bersama masyarakat setempat
dalam melaksanakan kegiatan intevensi
d. Mahasiswa mampu mengaktifkan peran serta masyarakat dalam
setiap kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program
e. Mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dasar sebagai
seorang “change of agent” di masyarakat.
f. Mahasiswa mampu memaparkan dan mempertanggungjawabkan
hasil kegiatan PBL II
g. Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan yang telah
dilakukan pada PBL II

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 5


BAB II
IDENTIFIKASI, PRIORITAS DAN PEMECAHAN MASALAH
KESEHATAN

2.1 Identifikasi Masalah Kesehatan


Dari kegiatan pendataan yang dilakukan oleh kelompok II di Desa
Talulobutu pada PBL I, diperoleh beberapa masalah kesehatan yang ad di
Desa Talulobutu. Untuk itu adapun Masalah-masalah yang kami temukan
pada PBL I adalah sebagai berikut :
2.1.1 Tempat Pembuangan Sampah
Dari hasil pendataan di peroleh data mengenai Distribusi Rumah
Berdasarkan Tempat Sampah dan Tempat Pembuangan sampah yang dapat
dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1
Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Keberadaan Tempat
Sampah Di Desa Talulobutu Kecamatan Tapa
Kabupaten Bonebolango Tahun 2018
Keberadaan Dusun
Tempat Jumlah
I II III
Sampah n % n % n % n %
Ada 51 91,1 60 89,6 43 93,4 154 91,2
Tidak Ada 5 8,9 7 10,4 3 6,6 15 8,8
Jumlah 56 100 67 100 46 100 169 100
Sumber : Data Primer Desa Talulobutu Kecamatan Tapa , Mei 2018

Berdasarkan tabel 2.1 Dapat di data distribusi Rumah tangga berdasarkan


keberadaan tempat sampah diperoleh bahwa KRT di Desa Talulobutu yang
memiliki tempat sampah sebanyak 154 KRT (91,2%) dimana dusun I
sebanyak 51 KRT (91,1%), dusun II sebanyak 60 KRT (89,6%), dan dusun
III sebanyak 43 KRT (93,4%). Sedangkan yang tidak memiliki tempat
sampah sebanyak 15 (8,8%). Yang paling banyak yang tidak memiliki tempat
sampah berada di dusun II yaitu sebanyak 7 KRT (10,4%). Sehingga dapat
dilihat bahwa sudah banyak yang memiliki tempa sampah tetapi tempat
sampah yang masih sederhana seperti masih menggunakan kardus, dan
barang-barang bekas yang sudah dijadikan sebagai tempat sampah.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 6


2.1.2 Perilaku Hidup Sehat Mengurangi Membakar Sampah
Tabel 2.2
Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Pengolahan Sampah
Di Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango
Tahun 2018
Dusun
Pengolahan Jumlah
I II III
Sampah
n % n % n % n %
Dibakar 34 60,7 47 70,2 37 80,4 118 69,8
Ditimbun 0 0 0 0 0 0 0 0
Dibuang dikebun 0 0 0 0 0 0 0 0
Di sekitar
7 12,5 12 17,9 5 10,8 24 14,3
Rumah
Dibungkus lalu
15 26,8 8 11,9 4 8,8 27 15,9
di buang di TPA
Jumlah 56 100 67 100 46 100 169 100
Sumber : Data Primer Desa Talulobutu Kecamatan Tapa , Mei 2018

Berdasarkan tabel 2.2 Dapat di data distribusi Rumah tangga berdasarkan


pengolahan tempat sampah diperoleh bahwa KRT di Desa Talulobutu paling
banyak mengolah sampah dengan dibakar yaitu sebanyak 118 KRT (69,8%)
dimana dusun I sebanyak 34 KRT (60,7%), dusun II sebanyak 47 KRT
(70,2%), dan dusun III sebanyak 37 KRT (80,4%). Sedangkan yang dibuang
disekitar rumah sebanyak 24 KRT (14,3%). Dan yang dibungkus lalu dibuang
di TPA sebanyak 27 KRT (15,9%). Sehingga dapat dilihat bahwa banyak
rumah tangga yang masih mengolah sampah dengan membakar tanpa
memisahkan sampah organik dan anorganik.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 7


2.2 Prioritas Masalah Kesehatan
Tabel 2.3
Prioritas Masalah Kesehatan Berdasarkan Identifikasi
Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2018
Public
Magnitu Sever Vulner Conce
No. Masalah Cost Total
de ity ability rn
1 Tidak ada 4 4 3 1 4 192
Tempat
Pembuangan
Sampah
2 Kebiasaan 4 4 3 1 4 192
membakar
sampah
Sumber : Data Primer Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, Mei 2017
2.2.1 Tempat Pembuangan Sampah
Berdasarkan data tabel 2.1 dapat diketahui bahwa di Desa Talulobutu
Kecamatan Tapa distribusi rumah tangga per KK berdasarkan kepemilikan
tempat pembuangan sampah yakni rumah yang memiliki TPS sebanyak 195
(80,2%) dan rumah yang tidak memiliki TPS sebanyak 48 rumah per KK
dengan presentase 19,8%. Maka dapat diketahui bahwa di Desa Talulobutu
masih banyak RT yang tidak memiliki tempat sampah. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) untuk menunjang kesehatan masyarakat.
Selain itu, faktor kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke belakang
rumah dan bahkan ada yang langsung membakar sampah juga mempengaruhi
minimnya kepemilikan TPS rumah tangga. Sehingga masalah TPS dijadikan
sebagai permasalahan yang ada pada masyarakat. Berikut adalah penjabaran
menurut magnitude, severity, vulnerability, cost, dan public concern.
a. Besarnya Masalah (Magnitude)
Data yang diperoleh berdasarkan hasil pendataan menunjukkan
bahwa jumlah Rumah Tangga berdasarkan ada tidaknya kepemilikan
TPS adalah 195 (80,2%), dimana 48 rumah (19,8%) tidak memiliki
TPS. Hal ini masih menjadi masalah sehingga dianggap sangat
berpengaruh dan mendapat skor 3 poin.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 8


b. Tingkat Keparahan (Severity)
Hasil pendataan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah
Rumah Tangga yang tidak memiliki tempat sampah, sebagian besar
sampahnya langsung dibakar bahkan ada juga yang dibuang di
belakang rumah dan dipinggiran jalan. Hal ini menggambarkan
masih tingginya tingkat keparahan akibat kurangnya kepemilikan
TPS yang sangat berpengaruh pada pencemaran lingkungan dan
munculnya berbagai macam penyakit. Sehingga severity atau tingkat
keparahan dari kurangnya kepemilikan TPS memperoleh skor 4
poin.
c. Kemungkinan Menyelesaikan Masalah (Vulnerability)
Untuk masalah kepemilikan TPS di rumah warga, kemungkinan
penyelesaian masalahnya tidak terlalu sulit karena bisa melalui
sosialisasi dan penyuluhan, serta intervensi fisik yang dilakukan
dengan membuat atau membangun TPS baik yang permanen
maupun darurat melalui dana dan swadaya masyarakat sesuai dengan
kemampuan masyarakat,dan melalui kerja sama dengan BLH dan
pemerintah setempat mengenai pengangkutan sampah-sampa yang
ada disetiap rumah warga, sehingga untuk vulnerability diberikan
skor 1 poin.
d. Biaya (Cost)
Diketahui bahwa untuk pembuatan TPS Percontohan sangat
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, baik dalam pengadaan bahan
maupun tenaga kerja namun dalam hal ini dapat juga membuat TPS
sederhana dari Tangki Drum sehingga menekan biaya dibandingkan
dengan TPS Permanen sehingga biaya yang dibutuhkan tidak akan
sampai membebani mahasiswa penyelenggara. Maka untuk Cost
diberikan skor 3 poin.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 9


e. Persepsi Masyarakat (Public Concern)
Bagi masyarakat desa Talulobutu, pembangunan TPS kurang
bermanfaat bagi mereka. Sebab mereka beranggapan Faktor
kebiasaan juga mempengaruhi namun hal ini masih bisa diperbaiki
sehingga diberikan skor 4 poin.
2.2.2 Kebiasaan Membakar Sampah
Berdasarkan data dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Talulobutu
Kecamatan Tapa berdasarkan distribusi KK dilihat dari pengolahan sampah
yakni dapat diketahui bahwa semua KK di Desa Talulobutu membakar
sampah. Maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Talulobutu lebih banyak
masyarakat yang mengumpulkan dan membakar sampah. Hal ini di akibatkan
oleh mayoritas penduduk di Desa Talulobutu adalah sudah memiliki tempat
pembuangan sampah tetapi karena tidak adanya mobil pengangkut sampah
sehingga banyak masyarakat banyak yang langsung membakarnya. tetap dan
penjabaran menurut magnitude, severity, vulnerability, cost, dan public conce
a. Besarnya Masalah (Magnitude)
Data yang diperoleh berdasarkan hasil pendataan menunjukkan
bahwa jumlah penduduk yang membakar sampah 198 KK (81,5%).
Hal ini menjadi masalah besar karena sebagian besar di Desa
Talulobutu karena dapat mencemari lingkungan dengan asap hasil
pembakaran sampah sehingga dianggap sangat berpengaruh dan
mendapat skor 4 poin.

b. Tingkat Keparahan (Severity)


Hasil pendataan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 243
jumlah kepala keluarga, terdapat 198 KK (81,5%) yang membakar
smapah. Sehingga severity atau tingkat keparahan dari Kebiasaan
Merokok memperoleh skor 4 poin.
c. Kemungkinan Menyelesaikan Masalah (Vulnerability)
Untuk masalah Kebiasaan Membakar sampah, kemungkinan
penyelesaian masalahnya sangat sulit walaupun melalui sosialisasi
dan penyuluhan tetap saja jika tidak ada tindak lanjut dengan

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 10


pengadaan tempat smpah dan penganggut sampah maka mereka
akan tetap membakar sampah agar tidak menumpuk sehingga untuk
vulnerability diberikan skor 3 poin.
d. Biaya (Cost)
Diketahui bahwa untuk sosialisasi bahaya membakar sampah dan
pelatihan daur ulang sangat memerlukan biaya yang banyak
sehingga di beri skor 1 poin.
e. Persepsi Masyarakat (Public Concern)
Bagi masyarakat desa Talulobutu, kebiasaan membakar sampah akan
sangat sulit di rubah karena sudah menjadi perilaku dan juga jika
tidak didukung dengan sara yang memadai. Maka untuk Public
Concern di berikan skor 4 poin.
2.3 Pemecahan Masalah
2.3.1 Permasalahan Kepemilikan Tempat Sampah
Dari data yang diperoleh menunjukan bahwa sudah banyak rumah
tangga memiliki tempat pembuangan sampah, tetapi banyak yang tidak
digunakan. Dikarenakan sampah yang dibuang di tempat sampah tidak
diangkat oleh mobil pengangkut sampah. Sehingga sampah sampai
berminggu-minggu tidak diambil yang menyebabkan banyak masyarakat
langsung membakar sampah tersebut. hal ini disebabkan oleh tidak adanya
tempat pembuangan sampah dan adanya alternatif lain yang menurut mereka
lebih mudah untuk mengumpulkan sampah dan membakarnya. Disamping itu
kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan serta
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang di timbulkan
terhadap kesehatan. Alternatif Pemecahan Masalah:
a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
membuang sampah pada tempatnya serta dampak yang di timbulkan
dari perilaku yang membuang sampah disembarang tempat.
b. Membuat tempat sampah percontohanmaupun memediasi pengadaan
tempat sampah dari BLH Kabupaten Bone Bolango

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 11


2.3.2 Masalah Kebiasaan Membakar Sampah
Dari data yang diperoleh dari pendataan dapat diketahui bahwa masih
banyak masyarakat yang membakar sampah hal ini menjadi permasalahan
kesehatan. Banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan ini, salah satunya
adalah faktor pekerjaan.
Alternatif Pemecahan Masalah :
Memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat melalui
Penyuluhan bahaya akibat membakar sampah dan pelatihan daur ulang
sampah plastik termasuk didalamnya pentingnya membuang sampah pada
tempatnya serta dampak yang di timbulkan dari perilaku yang membuang
sampah disembarang tempat.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 12


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Planning Of Action (POA)


Dalam malaksanakan kegiatan PBL II terlebih dahulu disusun Planning
Of Action (POA) agar lebih mempermudah dalam pelaksanaannya di
lapangan. Pada BAB ini akan dibahas mengenai POA PBL II yaitu sebagai
berikut :
3.1.1 Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
Planning Of Action (POA) untuk pelaksanaan Focus Group Discussion
(FGD) dengan aparat desa, tokoh masyarakat dan karang taruna untuk
pelaksanaan program Kelompok II Desa Talulobutu, yaitu :
a. Jenis Kegiatan
Belum dilaksanakan intervensi karena dalam kegiatan ini hanya
dilakukan FGD untuk membahas pelaksanaan program terkait
anggaran yang akan digunakan.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Agar seluruh unsur masyarakat dapat mengetahui maksud dan
tujuan kegiatan PBL II dan masyarakat dapat mengetahui
keberadaan mahasiswa.
2) Tujuan Khusus
Agar semua pihak di Desa Talulobutu dapat bekerja sama dengan
baik dikegiatan intervensi PBL II.
c. Sasaran
Seluruh unsur masyarakat Desa Talulobutu di dalamnya yaitu aparat
desa, tokoh masyarakat, karang taruna dan warga desa.
d. Target
100%
e. Lokasi
Kantor Desa Talulobutu

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 13


f. Biaya
Tidak ada biaya yang di keluarkan dalam kegiatan ini.
g. Waktu Pelaksanaan
Kamis, 6 Desember 2018
h. Penanggung Jawab
Anggota Posko : Ningsih Ibrahim
i. Sumber Biaya
Tidak ada sumber biaya
3.1.2 Sosialisasi Terkait Pemantapan GERMAS dan Pencegahan
Muntaber
Planning Of Action (POA) untuk masalah pemantapan GERMAS dan
pencegahan Muntaber Kelompok II Desa Talulobutu, yaitu :
a. Jenis Kegiatan
1) Intervensi non fisik berupa sosialisasi pemantapan untuk
implementasi GERMAS sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit Muntaber yang terjadi di Desa Talulobutu.
2) Intervensi fisik berupa pembuatan spanduk/baliho tentang
GERMAS.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mensosialisasikan terkait penerapan setiap indikator GERMAS di
masyarakat serta penyuluhan terkait wabah Muntaber.
2) Tujuan Khusus
Masyarakat memahami dan mau untuk menerapkan GERMAS
dalam pola hidup serta tindakan pencegahan terhadap peluasan
wabah Muntaber.
c. Sasaran
Masyarakat Desa Talulobutu.
d. Target
100%
e. Lokasi

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 14


Aula kantor desa Talulobutu dan SDN 5 Tapa
f. Biaya
Rp. 275.000
g. Waktu Pelaksanaan
Senin, 10 Desember 2018
h. Penanggung Jawab
Anggota Kelompok : Henok Singa
i. Sumber Biaya
Dana posko dan dana talangan dari seluruh anggota Posko PBL II
Desa Talulobutu
3.1.3 Pembuatan Taman Sampah Percontohan Desa Talulobutu
Planning Of Action (POA) untuk masalah sarana pembuanan sampah
dan pengolahan sampah Kelompok II Desa Talulobutu, yaitu :
a. Jenis Kegiatan
Intervensi fisik berupa pembuatan taman sampah meliputi pengadaan
lubang pengolahan sampah dan pengadaan bibit – bibit tanaman
dapur hidup dan apotik hidup serta pembuatan spandul/baliho terkait
kalsifikasi sampah.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta dapat
mengetahui pentingnya pengolahan sampah yang baik dan benar.
2) Tujuan Khusus
Masyarakat dapat mengetahui dan mengimplementasikan
pengolahan sampah yang baik.
c. Sasaran
Masyarakat Desa Talulobutu
d. Target
100%
e. Lokasi
Dusun II (Toino) Desa Talulobutu

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 15


f. Biaya
Rp. 450.000
g. Waktu Pelaksanaan
Senin, 10 Desember 2018 sampai dengan Minggu, 16 Desember
2018
h. Penanggung Jawab
Seluruh anggota Posko PBL II Desa Talulobutu
j. Sumber Biaya
Dana Posko dan dana talangan dari anggota kelompok serta dana
bantuan dari desa.
3.1.4 Pembuatan Spanduk/Baliho STOP BABS

Planning Of Action (POA) untuk masalah Buang Air Besar


Sembarangan (BABS) Kelompok II Desa Talulobutu, yaitu :
a. Jenis Kegiatan
Intervensi fisik dilakukan berupa pembuatan sapnduk/baliho tentang
STOP BABS dan pemasangan sapnduk tersebut di daerah alirang
sungai yang biasanya menjadi tempat warga untuk buang air
sembarangan.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan agar
supaya masyarakat dapat mengetahui dampak dari buang air besar
sembarangan.
2) Tujuan Khusus
Masyarakat yang diberi pengetahuan dapat mengimplementasikan
program ini yaitu tidak buang air besar sembarangan khusunya di
sungai.
c. Sasaran
Masyarakat Desa Talulobutu
d. Target
100%

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 16


e. Lokasi
Daerah Aliran Sungai Desa Talulobutu
f. Biaya
Rp. 125.000
g. Waktu Pelaksanaan
Minggu, 16 Desember 2018
h. Penanggung Jawab
Seluruh anggota Posko PBL II Desa Talulobutu
k. Sumber Biaya
Dana Posko dan dana talangan dari anggota kelompok serta dana
bantuan dari desa.
3.2 Realisasi Program
Adapun kegiatan yang berhasil dilakukan pada PBL II dapat disajikan
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Realisasi Intervensi Fisik dan Non Fisik Desa Talulobutu Kecamatan Tapa
Kabupaten Bone Bolango
Tahun 2018
Tujuan Tanggal Penang-
Jenis Temp- Capaian Sumber
Pelaksana Sasaran Target Anggaran gung
No kegiatan Umum Khusus at target Biaya
an Jawab
Masyaraka
t
Mensosiali
memahami
sasikan Danapos
dan mau
terkait ko dan
Sosialisasi untuk
penerapan dana
terkait menerapka
setiap Aula talangan
pemantap n
indikator kantor dari
an GERMAS Senin, 10 Masyaraka
GERMAS desa Rp. seluruh Henok
1 GERMAS dalam pola Desember t Desa 100% 90%
di dan 150.000 anggota Singa
dan hidup serta 2018 Talulobutu
masyarakat SDN 5 posko
pencegaha tindakan
serta Tapa PBL II
n pencegaha
penyuluha Desa
Muntaber n terhadap
n terkait Talulobu
peluasan
wabah tu
wabah
Muntaber
Muntaber

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 17


Untuk
meningkat Dana
kan derajat Masyaraka Senin, 10 Posko
Pembuata kesehatan t dapat Desember dan dana Seluruh
Dusun
n Taman masyarakat mengetahu 2018 talangan anggota
II
Samapah serta dapat i dan sampai Masyaraka dari Posko
(Toino Rp.
2 percontoh mengetahu mengimple dengan t Desa 100% 100% anggota PBL II
) Desa 450.000
an Desa i mentasikan Minggu, Talulobutu kelompo Desa
Talulo
Talulobut pentingnya pengolaha 16 k serta Talulobu
butu
u pengolaha n sampah Desember dana tu
n sampah yang baik 2018 bantuan
yang baik dari desa
dan benar
Masyaraka
t yang
diberi Daerah Dana
pengetahua Aliran Posko
Pembuata Untuk
n dapat Sungai dan dana Seluruh
n meningkat
mengimple dan talangan anggota
Spanduk/ kan derajat Minggu,
mentasikan Masyaraka Tempt dari Posko
Baliho kesehatan 16 Rp.
3 setiap t Desa – 100% 100% anggota PBL II
STOP masyarakat Desember 150.000
indikator Talulobutu tempat kelompo Desa
BABS yang 2018
GERMAS Umum k serta Talulobu
dan setinggi
khususnya Desa dana tu
GERMAS tingginya
bagian Talulo bantuan
Kesling butu dari desa
dan
Jamban

3.3 Pembahasan
3.3.1 Sosialisasi Terkait Pemantapan GERMAS dan Pencegahan
Muntaber
Adapun pada intervensi program pertama di Desa Talulobutu
Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolnago yaitu seluruh anggota posko PBL
II Desa Talulobutu turun ke masyarakat untuk mensosialisasikan terkait
pementapan GERMAS dan pencegahan terhadap penyakit menular Muntaber.
Kegitan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2018 yang
berlokasi di Aula Kantor Desa Talulobutu dan SDN 5 Tapa. Dan pada hari
yang sama juga bertepatan dengan jadwal posyandu desa talulobutu. JAdi
mahasiswa masuk dalam kegiatan ini dan menargetkan pada ibu – ibu yang

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 18


datang untuk mensosialisasikan terkait GERMAS dan pencegahan Muntber
serta mahasiswa juga menjalankan kuesioner untuk dijadiikan acuan saat
evaluasi nanti. Di SDN 5 Tapa sensiri mahasiswa menyelenggarakan
sosialisasi tentang idikoator GERMAS dibarengi dengan pencegahan
Muntaber yang pada saat itu sedang mewabah di Desa Talulobutu khusunya
pada anak – anak usia dini. Untuk itu mahasiswa melakukan penyuluhan
kepada anak – anak sekolah dasar kelas 3 dan 4 yang biasanya lebih rentan
terserang penyakit Muntaber.
Dalam penyuluhan ini mahasiswa mensosialisaskan hal – hal apa saja
yang menjadi penyebab Muntaber dan akibat yang terjadi jika terserang
Muntaber. Untuk itu tak lupa juga sebagai seorang preventer mahasiswa
menjelaskan terkait tindakan pencegahan apa saja yang mudah dilakukan oleh
anak – anak sekolah dasar agar tidak terserang penyakit Muntaber. Tidak
hanya itu saat selesai penyuluhan dilakukan, mahasiswa membagi – bagikan
konsumsi berupa buah – buahan segar dalam rangka mendukung
implementasi setiap indikator GERMAS. Biaya yang dikeluarkan dalam
melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp. 275.000 yang bersuber dari dana
posko dan dana talangan seuruh anggota posko PBL II Desa Talulobutu.
Untuk intervensi fisiknya yaitu mahasiswa membuat spanduk/baliho
terkait pemantapan program GERMAS khususnya di Desa Talulobutu, karena
di masa sekarang ini program GERMAS menjadi salah satu program
kesehatan yang sedang menjadi fokus utama dalam pengimplementasiannya.
Berhubung pada PBL I mahasiswa dan masyarakat desa talulobutu
memutuskan untuk memprioritaskan masalah – masalah kesehatan yang
berkaitan erat dengan program GERMAS.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 19


3.3.2 Pembuatan Taman Sampah Percontohan Desa Talulobutu
Dilatar belakangi olhe prioritas masalah yang di tentukan saat PBL I
terkait sarana tempat pembuangan sampah dan pengolahannya yang secara
tidak sengaja merupakan salah satu indicator penting dalam program
GERMAS, maka mahasiswa merencanakan pembuatan sarana pembuangan
sampah yang sekaligus dapat langsung diolah agar pengimplementasian
program GERMAS semakin baik khsusnya di bagian Kesehatan Lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dusun I, II, III dan observasi
yang dilakukan oleh anggota kelompok, diperoleh bahwa distribusi tempat
sampah berdasarkan jumlah rumah tangga yang awalnya di PBL I sejumlah
15 rumah tangga yang tidak memiliki sarana tempat sampah, di PBL II kali
ini diperoleh bahwa rumah tangga yang tidak memiliki sarana tempat sampah
sudah berkurang dan rata – rata sudah menyediakan sarana tempat sampah.
Namun tempat sampah yang digunakan merupakan tempat sampah bersama
yang langsung di bakar ketika selesai di kumpulkan. Maka dari itu untuk
mendukung hal tersebut, mahasiswa menciptakan suatu inovasi program
dengan tema dan konsep Taman Sampah yang di dalamnya mahasiswa
menggabungkan beberapa komponen yang saling berkesinambungan
diantaranya mahasiswa membuat sarana tempat pembuangna sampah, tempat
pengolahan samapah, pengadaan bibit tanaman apotik hidup, bibit tanaman
dapur hidup dan sapnduk/baliho terkait pengklasifikasian sampah yang baik
dan benar.
Taman sampah ini di desain sedemikian rupa dengan berlandaskan
pengertian ilmu Kesehatan MAsyarakat yaitu dengan menggabungkan antara
ilmu yang di dapatkan di bangku kuliah dan unsur seni yang menarik. Tujuan
dari hal tersebut yaitu mahasiswa inigin mengubah perilaku masyarakat
terkait pengolahan sampah serta diberi sentuhan seni agar dapat merubah
paradigma masyarakat terhadap sampah, bahwa dimana tempat pembuangan
sampah tidak selalunya busuk, koto dan tidak enak dilihat. Untuk pengadaan
bibit – bibit dapur hidup dan apotik hidup sendiri yaitu agar dapak

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 20


dilakukannya pemberdayaan masyarakat terkait pelestarian tanaman –
tanaman obat tradisional.
Dalam pembutan taman sampah sendiri masyarakat sangat antusias,
dapat dilihat dari keikutsertaan masyarakat dan berbagai unsur masyarakat
khususnya para anggota Karang Taruna dalam pembangunan saranan ini,
serta berbagai bantuan material yang diberikan kepada mahasiswa guna untuk
perealisasian program ini. Oleh karena itu taman sampah percontohan dapat
terselesaikan dengan sangat baik. Pembangunan taman sampah sendiri mulai
dilaksanankan pada Senin, 10 Desember sampai dengan hari Minggu, 16
Desember 2018. Untuk lokasi dari taman sampah ini sendiri sesuai
musyawarah dengan masyarakat Desa Talulobutu maka di putuskan untuk
taman sampah percontohannya di bangun di Dusun II (Toino) Desa
Talulobutu dan setelah dibangun dikembalikan ke masyarakat apakah sarana
ini akan diterapkan di setiap rumah tangga atau hanya di tiap masing –
masing dusun saja.
Untuk dana yang digunakan yaitu sebesar Rp. 450.000 yang sebagian
besarnya merupakan bantuan dari masyarakat Desa Talulobutu. Mahasiswa
sendiri hanya menyumbangkan sejumlah kecil dana yang bersumber dari dana
posko dan dana talangan seluruh anggota posko.
3.3.3 Pembuatan Spanduk/Baliho STOP BABS
Untuk program yang ketiga yaitu tentang STOP BABS sendiri juga
merupakan salah satu prioritas masalah yang sudah ditentukan pada saat PBL
I kemarin. Program intervensi ini juga merupakan cakupan dari program
GERMAS yaitu terkait penggunaan jamban yang bersih, sehat dan sesuai
standar. Untuk itu dalam menangani masalah ini sendiri mahasiswa
menggunakan media papan iklan berupa spanduk/baliho yang di pasang di
daerah alirang sungai yang biasanya menjadi tempat para masyarakat buang
air besar sembarangan.
Pembuatan papan iklan sendiri bertujuan untuk mengurangi dan
merubah perilaku masyarakat yang sering buang air besar sembarangan

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 21


khusnya di sungai karena kotoran yang di buang ke sungai dapat mencemari
air sungai dan lingkungan sekitranya.
Dana yang digunakan dalam pembuatan papan iklan ini merupakan
dana posko yang dibrikan kepada mahasiswa dan juga dana talngan dari
selluruh anggota posko PBL II Desa Talulobutu sejumlah Rp. 125.000.
Bukan hanya itu namun dari pihak desa pun membantu kami dalam hal
material yang di gunakan guna untuk mendukung program ini.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 22


BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan PBL II selama 14 hari di Desa Talulobutu
Kecamatan Tapa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk masalah pemantapan GERMAS kaitannya dengan Pencegahan
penyakit Muntaber, dilakukan intervensi non fisik dan fisik. Intervensi
fisiknya yaitu pemasangan spanduk/baliho yang berisi indikator –
indikator utama dari GERMAS. Sedangkan unutk intervensi non fisiknya
yaitu mahasiswa melakukan sosialisasi untuk masyarakat desa khususnya
para ibu – ibu dan anak – anak sekolah dasar terkait pencegahan penyakit
Muntaber.
2. Untuk intervensi masalah utama di Desa Talulobutu yaitu terkait sarana
tempat pembungan sampah dan pengolahannya, mahasiswa melaksanakan
program intervensi fisik yaitu pembangunan Taman Sampah Perocontohan
di Dusun II (Toino) Desa Talulobutu. Dimana didalamnya mahasiswa
mendesain taman sampah yang asri dan meraik dengan menambahkan
unsur tanaman – tanaman dapur hidup dan apotik hidup serta adanya
baliho terkait pengklasifikasian smpah yang baik dan benar agar dapat
mengubah paradigma dan perilaku masyarakat terkait pengolahan sampah.
3. Untuk intervensi program yang berikut yaitu pemasangan spanduk/baliho
tentang STOP BABS di daerah aliran sungai yang biasanya menjadi
tempat masyarakat buang air besar sembarangan. Hal ini bertujuan agara
masyarakat sadar dan merubah perilakunya terkait buang air besar
sebarangan yang berdapak negative bagi lingkungan.
4.2 Saran
1. Kepada masyarakat Desa Talulobutu, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone
Bolango diharapkan selalu memperhatikan kesehatan lingkungan
khususnya di sekitar rumah dan kesehatan individu karena hal ini dapat

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 23


berpengaruh terhadap kesehatan baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat menimbulkan penyakit.
2. Agar menumbuhkan kesadaran masyarakat khusunya warga masyarakat
Desa Talulobutu untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat dan
agar supaya sampah yang terkumpul dapat diolah dengan cara yang baik
dan benar.
3. Kepada pemerintah Desa Talulobutu agar dapat bekerja sama dan
membentuk sebuah koordinasi dengan mahasiswa dalam hal membangun
desa yang sehat agar tercapainya program desa sehat.
4. Kepada Dinas kesehatan Kabupaten Bone Bolango agar kiranya lebih
memperhatikan status kesehatan Desa Talulobutu, Kecamatan Tapa
sehingga bisa memberikan kebijakan guna penanggulangan masalah
kesehatan.
5. Kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bone Bolango agar
dapat berkoordinasi dengan pemerintah desa Tlulobutu agar dapat sama –
sama menjadikan lingkungan bersih dan bebas sampah

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 24


DAFTAR PUSTAKA

Giriwijoyo, S dan Zafar Sidik, D. 2013. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung :


Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Kelompok II. 2018. Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan Mahasiswa
Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I). Gorontalo : Kesmas UNG.
Tim Penyusun. 2018. Panduan dan Jurnal Pengalaman Belajar Lapangan.
Gorontalo : Kesmas UNG.

LAPORAN PBL II DESA TALULOBUTU 25

Anda mungkin juga menyukai