DASAR 1
Jawaban:
Batuan Beku
b. Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu, yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah
umumnya -+\.30-60 cm dan jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut.
c. Joint, struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah
aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.
d. Vesikuler, merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubang-
lubang sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan.
e. Skoria, adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang gasnya).
g. Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau
tertanam ke dalam batuan beku. Stuktur ini terbentuk sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari
suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos.
h. Autobreccia, adalah struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu
sendiri.
Tekstur Batuan Beku
Tekstur dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral atau mineral dengan massa gelas
yang membentuk massa yang merata pada batuan. Selama pembentukan tekstur dipengaruhi oleh
kecepatan dan stadia kristalisasi. Yang kedua tergantung pada suhu, komposisi kandungan gas,
kekentalan magma dan tekanan. Dengan demikian tekstur tersebut merupakan fungsi dari sejarah
pembentukan batuan beku. Dalam hal ini tekstur tersebut menunjukkan derajat kristalisasi (degree
of crystallinity), ukuran butir (grain siza), granularitas dan kemas (fabric), (Williams, 1982).
1. Derajat kristalisasi
Batuan beku dengan hubungannya dengan kristal-kristal memiliki tekstur kristal, dimana
terdiri dari fragmen-fragmen clastik atau tekstur piroklastik. Derajat kristalinitas terdiri dari tiga
bagian yaitu (lampiran ketiga):
a. Holokristalin : batuan yang tersusun seluruhnya oleh massa kristal.
b. Hipokristalin : adalah batuan yang tersusun atas massa kristal dan gelas
c. Holohyalin : adalah batuan yang tersusun atas seluruhnya oleh massa
2. Granularitas
Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus yang
tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar. Umumnya
dikenal 2 kelompok ukuran butir, yaitu afanitik dan fanerik.
· Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat halus, sehingga tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang.
· Fanerik
Kristal individu t=yang termasuk kristal fanerik dapat dibedakan menjadi ukuran-ukuran :
- Halus, ukuran diameter rata-rata kristal individu < 1 mm.
- Sedang, ukuran diameter kristal 1 mm – 5 mm.
- Kasar, ukuran diameter kristal 5 mm – 30 mm.
- Sangat kasar, ukuran diameter kristal > 30 mm.
3. Kemas
Dalam kemas batuan beku meliputi bentuk kristal dan susunan hubungan kristal dalam
suatu batuan.
a. Bentuk Kristal
Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam :
- Euhedral, adalah bentuk Kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna.
- Subhedral, adalah bentuk Kristal dan butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang
sempurna.
- Anhedral, adalah bentuk Kristal dan butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang
tidak sempurna.
b. Relasi
Merupakan hubungan antar kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan dari ukuran
dikenal :
1. Granularitas atau Equigranular, yaitu mineral yang mempunyai ukuran butir relatif seragam,
terdiri dari :
- Panidimorphic granular yaitu sebagian besar mineral mempunyai ukuran yang seragam dan
euhedral.
- Hipidiomorfik granular terdiri dari mineral yang berukuran butir relatif seragam dan
subhedral.
- Allotiomorfik granular terdiri dari mineral yang sebagian besar berukuran relatif seragam dan
anhedral.
2. Inequigranular, apabila mineral memiliki ukuran butir tidak sama, terdiri dari :
- Porfiritik, adalah tekstur batuan dimana kristal besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar yang
lebih halus.
- Vitroverik tekstur adalah berkarakter fenokris tertanam dalam masa dasar berupa gelas.
10 Contoh Batuan Beku:
Batu Apung
Batu apung memiliki ciri warna coklat dengan sedikit campuran abu-abu muda. Bentuk dari
batu berongga ini dengan warna khasnya tersebut adalah ciri-ciri yang dimilikinya. Manfaat
batu apung ini dipakai untuk mengamplas kayu dan juga sebagai alat penggosok pada
bangunan.
Batu Granit
Struktur batu granit yaitu butiran yang kasar dengan sedikit berwarna-warni. Dari warna
putih sampai ke warna abu-abuan, ada pula yang yang berwarna jingga. Batu granit bisa
ditemukan di sekitar pinggir dan dasar sungai atau pantai. Manfaat dari batuan granit
digunakan untuk beberapa bahan bangunan. Batuan granit termasuk salah satu jenis batuan
beku dalam.
Batu Obsidian
Batu obsidian memiliki warna hitam atau warna cokelat tua. Batu obsidian biasanya disebut
dengan batu kaca. Permukaanya memiliki ciri yang halus dan mengkilat. Manfaat batu
obsidian yaitu menjadi alat pemotong atau di jadikan ujung tombak serta bahan pengrajin
dalam industri kreatif.
Batu Andesit
Batu andesit memiliki warna putih dengan sedikit campuran abu-abu. Struktur dari batuan
andesit yaitu butiran kecil. Manfaat dari batu andesit adalah bisa digunakan untuk membuat
arca dan beberapa bangunan seperti candi. Batu andesit termasuk kedalam batuan beku luar
atau efusit
Batu Bassal
Batu basal yang sering disebut dengan batu lava. Batu bassal memiliki ciri warna sedikit
keabu-abuan dan tersusun dari butiran kecil. Batu basal mempunyai manfaat untuk bahan
bangunan. Batu basal termasuk kedalam jenis batuan beku luar atau efusit.
Batu Kimberlite
Kimberlite merupakan batuan vulkanik ultrabasa, cukup langka dan banyak yang menvcari
batu kimberlite karena merupakan biji berlian. Batuan kimberlite terdiri dari kristal olivin
dalam suatu tanah yang terdiri dari berbagai campuran mineral serpente, diopside, karbonat,
dan plhogopite.
Batu Granodiorit
Granodiorit merupakan batuan plutonik yang terdiri dari bagian biotit hitam, plagioklas
putih, hornblende abu-abu gelap dan kuarsa abu-abu tembus cahaya. Dominasi plagiklas
lebih dari alkali yang bisa membedakan dengan adanya granit. Batuan granodiorit merupakan
salah satu batu yang mencerminkan pelapukan butiran pirit langka yang melepaskan zat besi.
Batu Gabro
Gabro merupakan jenis plutonik gelap dari batuan beku yang diangggap setara plutonik dari
basal. Batuan gabro tidak memiliki feldspar alkali hanya plagioklas saja. yang memiliki
kandungan kalsium tinggi.
Batu Komatiite
Komatiite yaitu lava ultramavik yang purba dan langka, termasuk ke dalam peridotit
ekstrusif. Sebagian besar dari batuan tersebut terbentuk dari olivin, dan menjadikan
komposisi yang sama dengan peridotit.
Batu Felsite
Felsite merupakan nama umum untuk batuan beku ekstrusif yang berwarna terang. Felsite
berbutir halus tetapi tidak berkaca yang bterdiri dari mineral kuarsa. Feldaspar plagioklas dan
feldspar alkali. Batuan felsite biasanya disebut dengan ekuivalen ekstrusif dengan granit.
Batuan Sedimen
d. Kemas (Fabric)
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan packing,
secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan
porositas dan permeabilitas batuan. Di dalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas,
yaitu:
Kemas Terbuka, Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang di dalam matrik).
Kemas Tertutup, Butiran saling bersentuhan satu sama lain.
Struktur Batuan Sedimen
Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan
beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting
sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam
batuan sedimen.
Struktur batuan sedimen yang penting antara lain struktur perlapisan dimana struktur ini
merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang menghasilkan bidang-bidang sejajar
sebagai hasil proses pengendapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya struktur perlapisan
adalah:
a. Adanya perbedaan warna
b. Adanya perbedaaan ukuran butir
c. Adanya perubahan struktur sedimen
d. Adanya perbedaan komposisi mineral
e. Adanya perubahan macam batuan
f. Adanya perubahan kekompakan
Batu Konglomerat
Batu konglomerat terbentuk dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat. Ciri-ciri batu konglomerat adalah memiliki material kerikil-kerikil
bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya.
Batu Pasir
Batu pasir terbentuk dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan
dan terikat. Ciri-ciri batu pasir misalnya tersusun dari butiran-butiran pasir serta berwarna
abu-abu, kuning dan merah.
Batu Serpih
Batu serpih terbentuk dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat. Ciri-ciri batu serpih adalah lunak, baunya seperti tanah liat dan butir-
butir batuan halus. Batu ini umumnya berwarna hijau, hitam, kuning, merah atau abu-abu.
Kegunaan utama dari batu serpih dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Batu Gamping / kapur
Batu gamping atau kapur terbentuk dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang dan
binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi
memadat dan membentuk batu kapur. Ciri-ciri batu gamping ini yaitu agak lunak, berwarna putih
keabu-abuan serta membentuk gas karbon dioksida jika ditetesi asam. Kegunaan batu gamping
atau kapur ini adalah dijadikan sebagai bahan baku semen.
Batu Breksi
Batu breksi terbentuk karena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu
tempat. Ciri-ciri batu breksi yaitu gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung
berapi. Kegunaan utama dari batu breksi dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai kerajinan serta
dapat dijadikan sebagai bahan bangunan pula.
Batu stalaktit dan stalagmit terbentuk dari proses air yang larut di daerah karst yang masuk ke
lobang-lobang kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-
tetesan air yang mengandung kapur lama kelamaan membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit
lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Ciri-ciri batu stalaktit dan
stalagmit adalah berwarna kuning, coklat, krem, keemasan dan putih. Kegunaan dari jenis batu-
batuan ini adalah sebagai keindahan alam, biasanya ditemui di gua-gua.
Batu Lempung
Batu lempung terbentuk dari proses pelapukan atau alterasi batuan beku dan ditemukan disekitar
batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga
membentuk batu lempung. Ciri-ciri batu lempung adalah berwarna cokelat, keemasan, coklat,
merah dan abu-abu. Kegunaan batu lempung adalah dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai
kerajinan.
Batu Bara
Batu bara disebut juga dengan coal, merupakan batuan sedimen non klastik yang terbentuk dari
hasil kompaksi material organik seperti akar, batang atau daun tumbuhan. Proses pembentukannya
terjadi di daerah beriklim tropis dengan air yang mengandung sedikit oksigen seperti daerah rawa-
rawa. Bagian- bagian tubuh tumbuhan yang jatuh ke rawa akan mengendap.
Batu Gipsum
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini
terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa
kristalin.
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang
hangat dan dangkal.
Batuan Metamorf
Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi menjadi dua kelompok
besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Struktur foliasi ditunjukkan oleh adanya
penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf, sedang struktur non foliasi tidak
memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
Struktur Foliasi
a. Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit,
felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
b. Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral
granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
c. Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat
halus (dalam mineral lempung).
d. Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya
sudah mulai agak kasar.
Merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir
mineral dan individual penyusun batuan metamorf. Penamaan tekstur batuan metamorf
umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic tang ditambahkan pada istilah
dasarnya. (Jacson, 1997).
1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi:
a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau
tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri.
Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak.
Penamaannya menggunakan akhiran blastik.
Batu sabak memiliki warna hijau dan hitam. Batu ini bisa dipecah-pecah menjadi beberapa
lempeng tipis. Batu sabah dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau bahan kerajinan
yang berestetika tinggi.
Batu Marmer
Batu marmer bisa juga disebut batu pualam. Batu ini berasal dari batu gamping atau batu
kampur namun memiliki warna berbeda. Ada juga beberapa pita warna dan kristal dengan
berbagai tekstur terkandung dalam batu marmer atau batu pualam ini. Batu ini berfungsi
sebagai bahan utama pembuatan ubin.
Batu Ganes
Biasanya batu ganes memiliki warna putih dengan sedikit campuran abu-abu. Ditemukan juga
goresan yang terdiri dari beberapa mineral yang mempunyai bentuk tipis dan berjajar. Kegunaan
batu ganes adalah untuk bahan kerajinan.
Batu Kuarsit
Batu Kuarsit adalah batuan pasir yang berubah karena terkena suhu tinggi. Batu ini berwarna
coklat, merah, abu-abu, dan kekuningan pada umumnya. Batu kuarsit bermanfaat untuk bahan
kerajinan dan material konstruksi jalan raya.
Batu Sekis
Warna batu sekis adalah ungu, hijau, dan hitam. Batu sekis biasanya memiliki mineral yang
terpisah dan berubah menjadi berkas gelombang yang ditunjukkan kilaunya oleh kristal. Batu
sekis dapat digunakan untuk sumber mika utama sebagai komponen penting dalam industri
elektronika.
Batu Milonit
Batu milonit memiliki bentuk yang terdiri atas butir-butir halus, berwarna abu-abu, biru, coklat,
kehitaman, dan bisa dibelah. Batu ini bermanfaat sebagai bahan kerajinan yang bernilai seni
tinggi.
Batu Tanduk
Batu Tanduk terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan
intrusi beku, batu ini terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
Batu Filit
Batu Filit adalah batuan metamorf yang umumnya tersusun atas sericite mica, kuarsa dan klorit.
Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
Serpentinit adalah batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral
ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi merupakan proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan
batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Batu Amphibolite
batuan non-foliated metamorf yang terbentuk melalui rekristalisasi dalam kondisi viskositas
tinggi dan tekanan. Hal ini terutama terdiri dari hornblende (amphibole) dan plagioklas,
biasanya dengan sedikit kuarsa