Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH GEOLOGI

DASAR 1

NAMA : RAVELIVANDO C.H.P


NIM : 201963060
PRODI : TEKNIK PERTAMBANGAN S1
Gambar serta sebutkan tekstur dan struktur dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf masing-masing 10 contoh batuan.

Jawaban:
 Batuan Beku

Struktur Batuan Beku


Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar, seperti lava bantal yang
terbentuk di lingkungan air (laut), seperti lava bongkah, struktur aliran dan lain –lainnya. Suatu
bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya.
Macam – macam struktur batuan beku adalah :
a. Masif, apabila tidak menunjukan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.

b. Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu, yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah
umumnya -+\.30-60 cm dan jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut.

c. Joint, struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah
aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.

d. Vesikuler, merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubang-
lubang sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan.

e. Skoria, adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang gasnya).

f. Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluar gas diisi oleh mineral-mineral


sekunder seperti zeolit, larbonat, dan bermacam silika.

g. Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau
tertanam ke dalam batuan beku. Stuktur ini terbentuk sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari
suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos.

h. Autobreccia, adalah struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu
sendiri.
Tekstur Batuan Beku
Tekstur dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral atau mineral dengan massa gelas
yang membentuk massa yang merata pada batuan. Selama pembentukan tekstur dipengaruhi oleh
kecepatan dan stadia kristalisasi. Yang kedua tergantung pada suhu, komposisi kandungan gas,
kekentalan magma dan tekanan. Dengan demikian tekstur tersebut merupakan fungsi dari sejarah
pembentukan batuan beku. Dalam hal ini tekstur tersebut menunjukkan derajat kristalisasi (degree
of crystallinity), ukuran butir (grain siza), granularitas dan kemas (fabric), (Williams, 1982).

1. Derajat kristalisasi
Batuan beku dengan hubungannya dengan kristal-kristal memiliki tekstur kristal, dimana
terdiri dari fragmen-fragmen clastik atau tekstur piroklastik. Derajat kristalinitas terdiri dari tiga
bagian yaitu (lampiran ketiga):
a. Holokristalin : batuan yang tersusun seluruhnya oleh massa kristal.
b. Hipokristalin : adalah batuan yang tersusun atas massa kristal dan gelas
c. Holohyalin : adalah batuan yang tersusun atas seluruhnya oleh massa

2. Granularitas
Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus yang
tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar. Umumnya
dikenal 2 kelompok ukuran butir, yaitu afanitik dan fanerik.
· Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat halus, sehingga tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang.

· Fanerik
Kristal individu t=yang termasuk kristal fanerik dapat dibedakan menjadi ukuran-ukuran :
- Halus, ukuran diameter rata-rata kristal individu < 1 mm.
- Sedang, ukuran diameter kristal 1 mm – 5 mm.
- Kasar, ukuran diameter kristal 5 mm – 30 mm.
- Sangat kasar, ukuran diameter kristal > 30 mm.

3. Kemas
Dalam kemas batuan beku meliputi bentuk kristal dan susunan hubungan kristal dalam
suatu batuan.
a. Bentuk Kristal
Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam :
- Euhedral, adalah bentuk Kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna.
- Subhedral, adalah bentuk Kristal dan butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang
sempurna.
- Anhedral, adalah bentuk Kristal dan butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang
tidak sempurna.

Dilihat dari tiga dimensi, yaitu :


- Equidimensional, yaitu bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, yaitu bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi lain.
- Iregular, yaitu bentuk kristal tidak teratur.

b. Relasi
Merupakan hubungan antar kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan dari ukuran
dikenal :
1. Granularitas atau Equigranular, yaitu mineral yang mempunyai ukuran butir relatif seragam,
terdiri dari :
- Panidimorphic granular yaitu sebagian besar mineral mempunyai ukuran yang seragam dan
euhedral.
- Hipidiomorfik granular terdiri dari mineral yang berukuran butir relatif seragam dan
subhedral.
- Allotiomorfik granular terdiri dari mineral yang sebagian besar berukuran relatif seragam dan
anhedral.

2. Inequigranular, apabila mineral memiliki ukuran butir tidak sama, terdiri dari :
- Porfiritik, adalah tekstur batuan dimana kristal besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar yang
lebih halus.
- Vitroverik tekstur adalah berkarakter fenokris tertanam dalam masa dasar berupa gelas.
10 Contoh Batuan Beku:
 Batu Apung

Batu apung memiliki ciri warna coklat dengan sedikit campuran abu-abu muda. Bentuk dari
batu berongga ini dengan warna khasnya tersebut adalah ciri-ciri yang dimilikinya. Manfaat
batu apung ini dipakai untuk mengamplas kayu dan juga sebagai alat penggosok pada
bangunan.

 Batu Granit

Struktur batu granit yaitu butiran yang kasar dengan sedikit berwarna-warni. Dari warna
putih sampai ke warna abu-abuan, ada pula yang yang berwarna jingga. Batu granit bisa
ditemukan di sekitar pinggir dan dasar sungai atau pantai. Manfaat dari batuan granit
digunakan untuk beberapa bahan bangunan. Batuan granit termasuk salah satu jenis batuan
beku dalam.
 Batu Obsidian

Batu obsidian memiliki warna hitam atau warna cokelat tua. Batu obsidian biasanya disebut
dengan batu kaca. Permukaanya memiliki ciri yang halus dan mengkilat. Manfaat batu
obsidian yaitu menjadi alat pemotong atau di jadikan ujung tombak serta bahan pengrajin
dalam industri kreatif.
 Batu Andesit

Batu andesit memiliki warna putih dengan sedikit campuran abu-abu. Struktur dari batuan
andesit yaitu butiran kecil. Manfaat dari batu andesit adalah bisa digunakan untuk membuat
arca dan beberapa bangunan seperti candi. Batu andesit termasuk kedalam batuan beku luar
atau efusit
 Batu Bassal

Batu basal yang sering disebut dengan batu lava. Batu bassal memiliki ciri warna sedikit
keabu-abuan dan tersusun dari butiran kecil. Batu basal mempunyai manfaat untuk bahan
bangunan. Batu basal termasuk kedalam jenis batuan beku luar atau efusit.

 Batu Kimberlite

Kimberlite merupakan batuan vulkanik ultrabasa, cukup langka dan banyak yang menvcari
batu kimberlite karena merupakan biji berlian. Batuan kimberlite terdiri dari kristal olivin
dalam suatu tanah yang terdiri dari berbagai campuran mineral serpente, diopside, karbonat,
dan plhogopite.
 Batu Granodiorit

Granodiorit merupakan batuan plutonik yang terdiri dari bagian biotit hitam, plagioklas
putih, hornblende abu-abu gelap dan kuarsa abu-abu tembus cahaya. Dominasi plagiklas
lebih dari alkali yang bisa membedakan dengan adanya granit. Batuan granodiorit merupakan
salah satu batu yang mencerminkan pelapukan butiran pirit langka yang melepaskan zat besi.

 Batu Gabro

Gabro merupakan jenis plutonik gelap dari batuan beku yang diangggap setara plutonik dari
basal. Batuan gabro tidak memiliki feldspar alkali hanya plagioklas saja. yang memiliki
kandungan kalsium tinggi.
 Batu Komatiite

Komatiite yaitu lava ultramavik yang purba dan langka, termasuk ke dalam peridotit
ekstrusif. Sebagian besar dari batuan tersebut terbentuk dari olivin, dan menjadikan
komposisi yang sama dengan peridotit.

 Batu Felsite

Felsite merupakan nama umum untuk batuan beku ekstrusif yang berwarna terang. Felsite
berbutir halus tetapi tidak berkaca yang bterdiri dari mineral kuarsa. Feldaspar plagioklas dan
feldspar alkali. Batuan felsite biasanya disebut dengan ekuivalen ekstrusif dengan granit.
 Batuan Sedimen

Struktur Batuan Sedimen:

a. Besar Butir (Grain Size)


Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen) batuan. Skala pembatas yang dipakai
adalah “Skala WentWorth”

b. Sortasi atau Derajat Pemilahan


Derajat pemilahan adalah tingkat keseragaman dari butiran pembentuk batuan pembentuk batuan
sedimen. Derajad pemilahan inipun hanya dapat diamati secara megaskopis pada batuan yang
bertekstur kasar. Tingkat-tingkat dalam derajad pemilahan ini adalah :
Pemilahan baik (well sorted)
Pemilahan sedang (moderately sorted)
Pemilahan buruk (poorly sorted)
c. Derajat Pembundaran (Roundness)
Yaitu nilai membulat/meruncingnya fragmen pembentuk batuan sedimen, dimana untuk ini
diberikan 5 kategori, yaitu:
1. Angular (menyudut)
2. Sub-Angular (menyudut tanggung)
3. Sub-Rounded (membulat tanggung)
4. Rounded (membulat)
5. Well Rounded (membulat baik)
Kebundaran/roundness: menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yang
mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Merupakan sifat permukaan dari butiran
disebabkan oleh pengaruh transport terhadap butiran

d. Kemas (Fabric)
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan packing,
secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan
porositas dan permeabilitas batuan. Di dalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas,
yaitu:
Kemas Terbuka, Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang di dalam matrik).
Kemas Tertutup, Butiran saling bersentuhan satu sama lain.
Struktur Batuan Sedimen
Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :

1. Struktur Sedimen Primer


Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimentasi dapat
merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur gelombang,
perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)

Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan
beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting
sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam
batuan sedimen.

2. Struktur Sedimen Sekunder


Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga
merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan
organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak binatang.

3. Struktur Sedimen Organik


Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang lainnya.
Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.

Struktur batuan sedimen yang penting antara lain struktur perlapisan dimana struktur ini
merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang menghasilkan bidang-bidang sejajar
sebagai hasil proses pengendapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya struktur perlapisan
adalah:
a. Adanya perbedaan warna
b. Adanya perbedaaan ukuran butir
c. Adanya perubahan struktur sedimen
d. Adanya perbedaan komposisi mineral
e. Adanya perubahan macam batuan
f. Adanya perubahan kekompakan

Struktur batuan sedimen:


· Perlapisan: - Lapisan: tebal > 1 cm
- Laminasi: tebal < 1 cm
Jenis perlapisan: Paralel lamination, Cross lamination / cross beds, Convolute lamination, Gradded
bedding, Injection structures (sandstones dykes).
· Struktur di bidang perlapisan:
Di bagian bawah : load cast, flute cast
Di bagian atas : ripple marks, mud cracks, organic marks (tracks & trails, burrow)
Macam-macam struktur:
1. Masif, Bila tidak menunjukkan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
2. Perlapisan sejajar, Bila bidang perlapisan saling sejajar. Ketebalannya lebih dari 1 cm
3. Laminasi, Perlapisan sejajar yang ukuran atau ketebalannya lebih kecil dari 1 cm. Terbentuk
dari suspensi tanpa adanya mekanik.
4. Perlapisan pilihan (graded bedding), Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur
dari halus ke kasar pada arah vertikal, terbentuk pada arus pekat.
5. Perlapisan silang siur, Perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang berada
di atas atau di bawah dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk intensitas arus yang berubah-
ubah.
10 Contoh Batuan Sedimen:

 Batu Konglomerat

Batu konglomerat terbentuk dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat. Ciri-ciri batu konglomerat adalah memiliki material kerikil-kerikil
bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya.

 Batu Pasir

Batu pasir terbentuk dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan
dan terikat. Ciri-ciri batu pasir misalnya tersusun dari butiran-butiran pasir serta berwarna
abu-abu, kuning dan merah.
 Batu Serpih

Batu serpih terbentuk dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat. Ciri-ciri batu serpih adalah lunak, baunya seperti tanah liat dan butir-
butir batuan halus. Batu ini umumnya berwarna hijau, hitam, kuning, merah atau abu-abu.
Kegunaan utama dari batu serpih dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
 Batu Gamping / kapur

Batu gamping atau kapur terbentuk dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang dan
binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi
memadat dan membentuk batu kapur. Ciri-ciri batu gamping ini yaitu agak lunak, berwarna putih
keabu-abuan serta membentuk gas karbon dioksida jika ditetesi asam. Kegunaan batu gamping
atau kapur ini adalah dijadikan sebagai bahan baku semen.
 Batu Breksi

Batu breksi terbentuk karena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu
tempat. Ciri-ciri batu breksi yaitu gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung
berapi. Kegunaan utama dari batu breksi dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai kerajinan serta
dapat dijadikan sebagai bahan bangunan pula.

 Batu Stalaktit dan Stalagmit

Batu stalaktit dan stalagmit terbentuk dari proses air yang larut di daerah karst yang masuk ke
lobang-lobang kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-
tetesan air yang mengandung kapur lama kelamaan membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit
lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Ciri-ciri batu stalaktit dan
stalagmit adalah berwarna kuning, coklat, krem, keemasan dan putih. Kegunaan dari jenis batu-
batuan ini adalah sebagai keindahan alam, biasanya ditemui di gua-gua.
 Batu Lempung

Batu lempung terbentuk dari proses pelapukan atau alterasi batuan beku dan ditemukan disekitar
batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga
membentuk batu lempung. Ciri-ciri batu lempung adalah berwarna cokelat, keemasan, coklat,
merah dan abu-abu. Kegunaan batu lempung adalah dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai
kerajinan.

 Batu Bara

Batu bara disebut juga dengan coal, merupakan batuan sedimen non klastik yang terbentuk dari
hasil kompaksi material organik seperti akar, batang atau daun tumbuhan. Proses pembentukannya
terjadi di daerah beriklim tropis dengan air yang mengandung sedikit oksigen seperti daerah rawa-
rawa. Bagian- bagian tubuh tumbuhan yang jatuh ke rawa akan mengendap.
 Batu Gipsum

Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini
terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa
kristalin.

 Batu Gamping Terumbu

Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang
hangat dan dangkal.
 Batuan Metamorf

Struktur Batuan Metamorf

Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi menjadi dua kelompok
besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Struktur foliasi ditunjukkan oleh adanya
penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf, sedang struktur non foliasi tidak
memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.

Struktur Foliasi
a. Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit,
felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.
b. Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral
granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
c. Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat
halus (dalam mineral lempung).
d. Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya
sudah mulai agak kasar.

Struktur Non Foliasi


a. Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam.
b. Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan
asal.
c. Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang
berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.
d. Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan yang
berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah
mendekati tipe struktur filit.
e. Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang
tertanam pada masa dasar milonit.
f. Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar dalam
masa dasar yang lebih halus.
g. Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam.
h. Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus
atau fibrous.
Tekstur Batuan Metamorf

Merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir
mineral dan individual penyusun batuan metamorf. Penamaan tekstur batuan metamorf
umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic tang ditambahkan pada istilah
dasarnya. (Jacson, 1997).
1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi:
a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau
tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri.
Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak.
Penamaannya menggunakan akhiran blastik.

2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir


Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
1. Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
2. Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.

3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal


Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
1. Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
2. Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh
bidang permukaan kristal disekitarnya.
3. Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
1. Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
2. Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.

4. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral


Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
1. Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
2. Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
3. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
4. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Selain tekstur yang diatas terdapat beberapa tekstur khusus lainnya diantaranya adlah sebagai
berikut:
 Perfiroblastik, apabila terdapat mineral yang ukurannya lebih besar tersebut sering
disebut porphyroblasts.
 Poikloblastik/Sieve texture, tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak melingkupi
beberapa kristal yang lebih kecil.
 Mortar teksture, apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat padamassadasar material
yang barasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crhusing).
 Decussate texture yaitu tekstur kristaloblastik batuan polimeneralik yang tidak menunjukkan
keteraturan orientasi.
 Saccaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.
 Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering disebut berstektur homeoblastik.
10 Contoh Batuan Metamorf:
 Batu Sabak (Slate)

Batu sabak memiliki warna hijau dan hitam. Batu ini bisa dipecah-pecah menjadi beberapa
lempeng tipis. Batu sabah dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau bahan kerajinan
yang berestetika tinggi.

 Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone


 Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
 Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)

 Batu Marmer

Batu marmer bisa juga disebut batu pualam. Batu ini berasal dari batu gamping atau batu
kampur namun memiliki warna berbeda. Ada juga beberapa pita warna dan kristal dengan
berbagai tekstur terkandung dalam batu marmer atau batu pualam ini. Batu ini berfungsi
sebagai bahan utama pembuatan ubin.
 Batu Ganes

Biasanya batu ganes memiliki warna putih dengan sedikit campuran abu-abu. Ditemukan juga
goresan yang terdiri dari beberapa mineral yang mempunyai bentuk tipis dan berjajar. Kegunaan
batu ganes adalah untuk bahan kerajinan.

 Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit


 Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
 Struktur : Foliated (Gneissic)

 Batu Kuarsit

Batu Kuarsit adalah batuan pasir yang berubah karena terkena suhu tinggi. Batu ini berwarna
coklat, merah, abu-abu, dan kekuningan pada umumnya. Batu kuarsit bermanfaat untuk bahan
kerajinan dan material konstruksi jalan raya.
 Batu Sekis

Warna batu sekis adalah ungu, hijau, dan hitam. Batu sekis biasanya memiliki mineral yang
terpisah dan berubah menjadi berkas gelombang yang ditunjukkan kilaunya oleh kristal. Batu
sekis dapat digunakan untuk sumber mika utama sebagai komponen penting dalam industri
elektronika.

 Batu Milonit

Batu milonit memiliki bentuk yang terdiri atas butir-butir halus, berwarna abu-abu, biru, coklat,
kehitaman, dan bisa dibelah. Batu ini bermanfaat sebagai bahan kerajinan yang bernilai seni
tinggi.
 Batu Tanduk

Batu Tanduk terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan
intrusi beku, batu ini terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

 Batu Filit

Batu Filit adalah batuan metamorf yang umumnya tersusun atas sericite mica, kuarsa dan klorit.
Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

 Asal : Metamorfisme Shale


 Komposisi : Mika, kuarsa
 Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)
 Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
 Ukuran butir : Halus
 Warna : Merah, kehijauan
 Batu Serpentinit

Serpentinit adalah batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral
ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi merupakan proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan
batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

 Batu Amphibolite

batuan non-foliated metamorf yang terbentuk melalui rekristalisasi dalam kondisi viskositas
tinggi dan tekanan. Hal ini terutama terdiri dari hornblende (amphibole) dan plagioklas,
biasanya dengan sedikit kuarsa

Anda mungkin juga menyukai