Anda di halaman 1dari 9

Nama asisten: M.

Danisworo
Tanggal Praktikum: 25 November 2019
Tanggal Pengumpulan: 3 Desember 2019

PRAKTIKUM PEMBUATAN YEAST BREAD


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Aurel Andita Shafira (240210170101)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, JatinangorJalan Raya


Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600. Telp. (022)7798844, 779570
Fax. (022) 7795780. Email: aurel17002@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang diragikan dengan
ragi roti dan dipanggang. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengenal dan
memahami cara pembuatan berbagai macam yeast bread serta membandingkan
karakteristik antar produk roti tersebut. Yeast bread yang dibuat adalah berupa roti open
top, roti tawar sandwich, roti burger, baguette dan roti komposit. Hasil yang didapatkan
adalah adanya perbedaan warna, rasa, aroma, tekstur, keremahan dan keseragaman pori
antar produk. Perbedaan ini disebabkan karena faktor bahan yang digunakan serta faktor
pengolahan, seperti proofing, pengulenan, pemanggangan, dan lain sebagainya.

Kata kunci: ragi, roti, yeast bread

PENDAHULUAN memproduksi gas CO2, memperlunak


Seiring berjalannya waktu, gluten dengan asam yang dihasilkan dan
pengembangan produk roti telah juga memberikan rasa dan aroma pada
mengalami banyak peningkatan. Salah roti.Agar ragi dapat beraktivitas optimal
satunya adalah timbulnya berbagai jenis maka beberapa persyaratan harus
roti, baik dari cara pengolahannya dipenuhi diantaranya sebagai berikut :
maupun bahan-bahan yang digunakannya. 1. Adanya keseimbangan gula, garam,
Menurut SNI 1995, definisi roti adalah terigu dan air.
produk yang diperoleh dari adonan 2. Pengaturan pH berkisar 2,0 – 4,5,
tepung terigu yang diragikan dengan ragi oksigen cukup tersedia karena mikroba
roti dan dipanggang, dengan atau tanpa yang hidup bersifat aerob dan suhu
penambahan bahan makanan lain dan pengolahan sekitar 30oC.
bahan tambahan makanan yang diizinkan. (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).
Adapun menurut Mudjajanto dan Yulianti Yeast bread yang kali ini dibuat
(2004), roti merupakan produk pangan berupa roti tawar sandwich, roti tawar
berbahan dasar tepung terigu yang di open top, roti komposit, roti burger dan
fermentasi dengan ragi roti atau bahan bagguete. Menurut Suburi (2010) roti
pengembang lainnya yang diolah dengan tawar adalah salah satu produk roti yang
cara dipanggang. Roti yang adonannya terbuat dari bahan tepung terigu protein
difermentasi dengan ragi roti disebut tinggi, air, yeast, lemak dan garam yang
yeast bread. melalui proses peragian dengan ragi roti
Ragi atau yeast sendiri sebetulnya dan kemudian adonan roti dipanggang.
adalah sebuah mikroorganisme, yaitu Selain itu, sekarang roti tawar sudah
suatu mahluk hidup berukuran kecil. Ragi menjadi makanan pokok kedua setelah
yang digunakan untuk pembuatan roti nasi dan menjadi makanan populer di
biasanya dari jenis khamir kalangan masyarakat. Roti tawar sering
Saccharomyces cerevisiae. Ragi berfungsi dijadikan menu sarapan keluarga dan
untuk mengembangkan adonan dengan dicampurkan dengan selai, coklat, keju
dan lain sebagainya. Roti tawar yang dan dilakukan kembali proofing selama
dibuat di praktikum kali ini terdiri atas 15 menit. Loyang disiapkan dan adonan
roti tawar sandwich dan open top. dibentuk sesuai bentuk loyang. Kemudian
Perbedaannya adalah roti open top dibuat adonan dipanggang di suhu 220oC selama
menggunakan loyang terbuka, dan roti 20 - 25 menit.
tawar sandwich menggunakan loyang
tertutup. Sedangkan untuk roti burger Roti tawar open top
menurut Mudjajanto (2004) adalah roti Tepung terigu sebanyak 500 gram
yang berbentuk bundar yang diiris dicampur dengan ragi 7,5 gram, gula 25
menjadi dua bagian dan yang biasanya gram, susu bubuk 10 gram, dan garam 7,5
ditengahnya diisi dengan patty yang gram. Lalu diaduk rata hingga tercampur
terbuat dari daging kemudian semua. Air hangat ditambahkan sedikit
sayur-sayuran berupa selada, tomat dan demi sedikit dan diberi shortening
bawang bombay serta ditambahkan pula sebanyak 20 gram. Air hangat kembali
saus seperti saus tomat, saus sambal, dan ditambahkan lalu adonan diuleni hingga
mayonaise. Roti burger biasanya kalis. Proofing kemudian dilakukan
mempunyai permukaan yang ditaburi selama 10 menit. Setelah itu, adonan
dengan wijjen dan biasanya tebal namun dikempeskan dan proofing kembali
tidak empuk atau lembut seperti roti tawar. selama 15 menit. Adonan dimasukkan ke
Sedangkan roti baguette menurut Brown dalam loyang dan dipanggang di oven
(2011) dikenal dengan sebutan roti dengan suhu 220oC selama 20 - 25 menit.
tongkat karena bentuknya panjang mirip
tongkat. Roti ini biasa dibuat garlic Bagguette
bread atau bruschetta atau dimakan 500 gram tepung terigu, 7,5 gram
begitu saja bersama sup. ragi dan 10 gram garam dicampurkan dan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah diaduk hingga rata. Kemudian, air hangat
untuk mengenal dan memahami cara ditambahkan sedikit demi sedikit dan
pembuatan berbagai macam yeast bread diuleni adonan hingga kalis. Adonan lalu
serta melihat karakteristik antar produk dibulatkan dan proofing selama 30 menit.
roti yang telah dibuat. Setelah itu, ditimbang kembali 350 gram
adonan dan bulatkan. Dibentuk adonan
METODOLOGI hingga menjadi panjang dan diletakkan di
Alat yang digunakan dalam dalam loyang. Sayatan dibuat di
praktikum kali ini adalah baskom, gelas, permukaan adonan sebelum adonan
oven, pisau dan piring. Bahan yang dipanggang dengan oven selam 20 =- 25
digunakan dalam praktikum kali ini menit.
adalah air, garam, gula, margarin, ragi,
shortening, susu bubuk, tepung kacang Burger
hijau, dan tepung terigu. 500 gram terigu, 20 gram susu bubuk,
7,5 gram ragi dan 10 gram garam
Roti tawar sandwich dicampurkan dan diaduk hingga merata.
1000 gram tepung terigu, 15 gram Air lalu ditambahkan sedikit demi sedikit
ragi, 50 gram gula. 20 gram susu bubuk dan ditambahkan shortening sebanyak 40
dan 15 gram garam dicampurkan di gram. Adonan lalu diuleni hingga kalis
baskom dan diaduk hingga merata. dan ditimbang masing-maisng 65 gram.
Ditambahkan air hangat sedikit demi Adonan dibulatkan dan dilakukan
sedikit. Kemudian, ditambahkan proofing selama 10 menit. Setelah itu,
shortening sebanyak 40 gram dan adonan dikempeskan dan dibulatkan
ditambahkan lagi air hangat. Adonan kembali, sebelum diproofing kembali
diuleni hingga kalis. Lalu, dilakukan selama 15 menit. Adonan lalu ditekan
proofing selama kurang lebih 10 menit. hingga pipih dan dilakukan proofing
Setelah proofing, adonan dikempeskan selama 40 menit. Permukaannya dioles
dengan air dan wijen sebelum adonan Selain itu, menurut Koswara (2009),
dipanggang di oven selama 20 - 25 menit seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
di suhu 220oC. roti tawar sandwich menggunakan loyang
tertutup selama prosesnya. Hal ini yang
Roti tepung komposit menyebabkan adanya perbedaan warna
Tepung terigu, tepung kacang hijau, antara roti tawar sandwich dan roti tawar
ragi, garam, gula dan susu bubuk open top. Penutupan loyang pada saat
dicampurkan dan diaduk hingga rata, pemanggangan bertujuan agar roti yang
Diberikan air hangat sedikit demi sedikit dihasilkan tidak mengembang pada saat
dan ditambahkan shortening. Adonan lalu pemanggangan karena ingin mendapatkan
diuleni hingga kalis dan dilakukan roti dengan bentuk yang persegi. Selain
proofing selama 10 menit. Adonan lalu itu penutupan ini juga bertujuan agar
dikempiskan dan dilakukan kembali menghasilkan roti dengan permukaan
proofing selama 15 menit. Kemudian yang berwarna coklat namun tidak terlalu
adonan dimasukkan ke loyang dan siap tua seperti permukaan roti tawar open top.
dipanggang dalam oven.
Aroma
HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna Aroma dari produk roti semuanya
Bagian roti terdiri dari kulit atau memiliki aroma khas roti. Aroma khas
crust dan bagian dalam atau crumb. roti ini terjadi karena ragi yang
Warna yang nampak pada masing - dimasukkan di dalam roti telah bereaksi
masing produk roti berbeda-beda, namun sehingga terjadi proses fermentasi yang
rata-rata produk roti memiliki hasil akhir berpengaruh pada karakteristik adonan
warna coklat, krem ataupun putih roti. Ragi, Saccharomyces cerevisiae,
kekuningan. Hal ini dikarenakan roti yang digunakan untuk menghasilkan karbon
dibuat menggunakan tepung terigu yang dioksida dalam pembuatan roti, produk
berwarna putih. Sama halnya yang terjadi fermentasi lainnya. Ragi bekerja pada
di roti komposit, dimana warna crumb gula sederhana untuk menghasilkan baik
roti komposit berwarna hijau karena karbon dioksida dan alcohol (Brown,
adanya penggunaan tepung kacang hijau 2011).
dalam proses pembuatannya. Koswara (2009) juga menyatakan
Penggelapan warna terjadi karena bahwa roti memiliki aroma khas roti yang
dihasilkan dari fermentasi alkohol, bahan
reaksi browning di pemanasan. Crust
penambah citarasa seperti garam, susu
bagian atas umumnya berwarna coklat bubuk, pengembang roti dan lemak dan
tua, sedangkan crust bagian bawah alkohol merupakan penghantar citarasa.
dan samping berwarna coklat muda. Aroma kacang hijau yang diperoleh di
Crumb atau bagian dalam roti roti komposit dipengaruhi karena adanya
berwarna putih, krem, kuning penggunaan tepung kacang hijau yang
kecoklatan atau putih kekuningan. cukup banyak, sehingga mempengaruhi
Menurut Herudiyanto (2009), lapisan aroma dari roti itu sendiri.
utama crust (kulit roti) yang biasanya
berwarna cokelat keemasan sebagai Tekstur
akibat dari reaksi karamelisasi dan Tekstur pada roti ditentukan oleh
adonan yang dibuat serta proses
hilangnya air pada permukaan roti
pengolahannya. Oleh karena itu, selama
pada saat pemanggangan. Warna crust proses pengulenan, adonan yang diuleni
biasanya dipengaruhi oleh suhu oven, harus kalis sebelum dilakukan proofing.
fermentasi adonan, aktivitas enzim, Hal ini disebabkan karena karena pada
dan lama pemanggangan. Warna kondisi tersebut gluten baru terbentuk
crumb tergantung pada kualitas secara maksimal yang berarti juga
pigmen pada tepung. kapasitas gluten untuk membentuk
volume roti dan menahan gas juga bertujuan untuk membuat tekstur roti
maksimal sehingga roti yang dihasilkan yang keras. Menurut Cauvain dan Young
mempunyai mutu yang sangat baik. (2006), tekstur bagian dalam Baguette
Menurut Widjaja (2014), perubahan keras dan memiliki rongga-rongga yang
tekstur pada adonan roti dipengaruhi oleh besar tidak padat atau rapat. Hal ini
gluten yakni protein yang terdapat pada dikarenakan proses fermentasi dan
tepung terigu. Gluten adalah senyawa pemanggangan dalam suhu yang tinggi.
protein kompleks yang terdiridari dua tipe Bagian dalam roti baguette ini masih
protein, yaitu gliadin dan glutenin. Ketika belum sesuai karena memiliki tekstur
tepung dibasahi saat persiapan adonan, lembut, seharusnya bagian dalam roti juga
gluten mengikat sebagian air dan keras seperti bagian luar. Hal ini terjadi
membentuk struktur seperti kisi-kisi. karena air yang digunakan pada
Struktur ini yang dimanfaatkan untuk pembuatan baguette jumlahnya lebih
memerangkap udara guna meningkatkan banyak dari yang seharusnya sehingga
volume adonan pada pembuatan roti. banyak air yang masih terperangkan
Gluten sangat penting dalam pembuatan dibagian dalam roti saat pemanggangan
produk bakery (roti, kue kering dan cake). dan menyebabkan teksturnya menjadi
Sebab, gluten inilah yang membuat lembut seperti roti tawar.
adonan jadi elastis (lentur) dan dapat
direntangkan, sehingga setelah Rasa
dipanggang, roti terasa kenyal saat Rasa dari kebanyakan produk roi
dimakan. Rata-rata yang diperlukan untuk yang dibuat memiliki rasa gurih. Rasa
roti adalah tepung terigu dengan protein gurih ini dapat disebabkan karena
sekitar 11% (Widjaja, 2014). penambahan bahan gula, susu bubuk dan
Roti open top hasil praktikum mentega putih. Mudjajanto dan Yulianti
memiliki tekstur crust yang renyah dan (2004) menjelaskan bahwa fungsi
ada yang keras, serta crumb yang lunak penambahan gula dalam suatu produk
atau lembek. Menurut Koswara (2009), pangan antara lain yaitu untuk
roti jenis ini memiliki bentuk permukaan memberikan aroma, rasa manis sebagai
yang tinggi melengkung dan memiliki pengawet, dan untuk memperoleh tekstur
sisi-sisi yang agak menekuk, tidak rata. tertentu. Gula ditambahkan pada jenis roti
Permukaan roti yang tidak merata tertentu untuk melengkapi karbohidrat
disebabkan ketika adonan dimasukkan yang ada untuk proses fermentasi dan
kedalam loyang permukaannya tidak licin untuk memberikan rasa manis pada roti.
dan rata, sehingga pada saat didiamkan di Gula sangat penting peranannya dalam
proofer dan dipanggang akan pembuatan roti, diantaranya sebagai
menghasilkan roti yang permukaannya makanan ragi, memberi rasa, mengatur
tidak merata juga. fermentasi, memperpanjang umur roti, 10
Tekstur crust dan crumb roti menambah kandungan gizi, membuat
biasanya keras pada crust dan lembut tekstur roti menjadi lebih empuk, dan
pada crumb. Tekstur crust bagian atas memberikan warna cokelat yang menarik
menjadi keras karena merupakan bagian pada roti.
yang paling banyak kehilangan air akibat Selain itu, shortening atau mentega
proses pemberian panas dengan putih juga berperan dalam pemberian cita
pemanggangan (Herudiyanto, 2009). rasa dalam roti, seperti di roti burger dan
Selain itu, tekstur roti Baguette roti tawar open top yang gurih. Fungsi
merupakan salah satu kunci mentega putih dalam bahan pangan
kesempurnaan dari produk roti yang satu khususnya dalam kue dan roti mempunyai
ini. Jumlah air yang digunakan untuk fungsi antara lain memperbesar volume
membuat roti Bagueete merupakan yang bahan pangan, menyerap udara, stabiliser,
paling sedikit dibandingkan air yang emulsifier, membentuk cream,
digunakan untuk proses lainnya. Hal ini memperbaiki keeping quality dan
memberikan cita rasa gurih dalam bahan penampakan proofing volume adonan
pangan berlemak dan mengempukan menjadi dua kali lipat.
tekstur kue karena mentega putih Menurut Koswara (2009) untuk
mengandung shortening. Roti tawar menghasilkan pengembangan adonan roti
sandwich meskipun memakai shortening yang seragam maka perlu diperhatikann
terasa tawar mungkin dikarenakan waktu, suhu dan kelembaban pada ruang
kandungan tepungnya yang lebih banyak proofing. Suhu proofing atau fermentasi
dibandingkan roti tawar open top. Roti akhir yang baik menurut Hidayat (2009)
komposit juga tidak terasa gurih karena adalah antara 32-38oC dengan
adanya cita rasa kacang hijau yang lebih kelembaban relatif (RH) 80-85 % selama
dominan. 15 - 45 menit.
Adapun penambahan susu yang Jika suhu ruang proofing terlalu
digunakan untuk memberi cita rasa. rendah maka diperlukan waktu yang lama
Menurut Koswara (2009), penggunaan untuk proses fermentasi dan jika suhu
susu untuk produk bakery berfungsi terlalu tinggi akan menyebabkan ragi
membentuk flavor, mengikat air, sebagai pada adonan mati. Kemudian pengaruh
bahan pengisi, membentuk struktur yang kelembaban pada proses proofing, jika
kuat karena adanya protein berupa kasein, kelembaban di bawah 75% maka, akan
membentuk warna karena terjadi reaksi menyebabkan terbentuknya permukaan
pencoklatan dan menambah keempukan adonan yang kering sehingga
karena adanya laktosa. mempengaruhi warna saat proses
pemanggangan. Sedangkan jika
Keremahan kelembaban pada ruangan proofing terlalu
Berdasarkan hasil pengamatan di tinggi akan terbentuk kondensasi air di
atas, remah roti hanya terdapat di roti atas permukaan adonan yang
open top 6 dan baguette 3. Keremahan menyebabkan terjadinya titik-titik putih di
dapat disebabkan karena beberapa faktor, atas permukaan setelah pemanggangan
yakni karena tepung, penggunaan lemak, (Auliya dan Fransiska, 2004).
dan saat proofing akhir.
Tepung terigu harus mampu Keseragaman Pori
menyerap air dalam jumlah banyak untuk Keseragaman pori menunjukkan
mencapai konsistensi adonan yang tepat, kualitas dari produk roti yang dihasilkan.
dan memiliki elastisitas yang baik untuk Porositas yang seragam menunjukkan
menghasilkan roti dengan remah yang bahwa proses fermentasi berjalan dengan
halus. Itu lah sebabnya digunakan tepung baik dan pengadukkan yang merata,
terigu protein tinggi. Kemudian, lemak sehingga udara yang masuk saat
sendiri bisa berfungsi sebagai pelumas pengadukan tertangkap dengan baik.
sehingga akan memperbaiki remah roti Pori-pori merupakan lubang kecil
serta mempermudah pemotongan roti dan yang terbentuk karena gas CO2 yang
membuat roti lebih lunak. (Koswara, dihasilkan oleh ragi pada proses
2009) fermentasi serta udara dan terperangkap
Proses proofing juga berpengaruh didalamnya. Gas ini ditahan oleh gluten
karena proofing bertujuan agar adonan yang bersifat elastis sehingga saat
mencapai volume dan struktur remah pemanggangan terbentuk adonan yang
yang optimum. Proofing sendiri adalah mengembang karena struktur kokoh oleh
Proses proofing adalah proses fermentasi adanya pati (pembentuk body). Adapun
akhir seteleh adonan dibentuk, ditimbang pori-pori roti yang baik adalah ukuran
dan dimasukkan ke dalam loyang, pori-pori yang kecil dan seragam di
sebelum akhirnya adonan dipanggang seluruh bagian crumb. Pori-pori roti
dalam oven. Pada tahap ini gluten merupakan lapisan tipis yang terbentuk
menjadi halus dan meluas serta pada gluten yang berfungsi untuk
memerangkap karbondioksida. Pori-pori
terbentuk pada proses fermentasi, pada KESIMPULAN
saat itu aktivitas ragi mulai meningkat, Warna crust roti yang dihasilkan
adonan mengembang, dan volume adonan umumnya coklat dan warna crumb roti
bertambah akibat produksi gas umumnya krem atau putih kekuningan.
karbondioksida oleh ragi. Selain itu, Perubahan warna disebabkan oleh faktor
gluten menjadi elastis dan lebih lembut bahan dan reaksi karamelisasi saat
akibat pengaruh alkohol, menurunnya pemanggangan.
kadar keasaman sehingga gluten Aroma roti yang dihasilkan
membentuk lapisan tipis yang dapat umumnya adalah aroma khas roti. Aroma
menahan gas. Suhardjito (2006) juga khas roti yang didapatkan di produk roti
menyatakan bahwa terbentuknya merupakan hasil dari fermentasi alkohol,
pori-pori pada roti tawar juga dipengaruhi bahan penambah citarasa seperti garam,
oleh knocking down atau penggilasan susu bubuk, pengembang roti dan lemak.
yang menyebabkan pembentukan adonan Aroma roti komposit memiliki aroma
menjadi relaks kembali sehingga timbul kacang hijau karena adanya penggunaan
gas yang baru. tepung kacang hijau dalam
Ketidakseragaman pori yang terjadi pembuatannya.
pada beberapa produk roti hasil Tekstur crust roti yang dihasilkan
pengamatan disebabkan karena kadar cenderung keras atau renyah, sedangkan
gluten dan pati dari adonan. Penurunan untuk crumb lebih lembut dan lunak.
kemampuan adonan menahan gas yang Perubahan tekstur pada adonan roti
terutama dipengaruhi kadar gluten dipengaruhi oleh gluten dan adonan roti
sehingga pengembangan yang makin yang kalis yang disertai dengan proofing
tidak baik, akibatnya pori-pori tidak yang optimal akan menghasilkan tekstur
merata atau homogenitas pori menurun. roti yang baik. Roti baguette yang
Selain itu, apabila kadar pati meningkat dihasilkan seharusnya memiliki tekstur
tanpa diimbangi dengan kadar gluten, crumb yang keras seperti crust-nya.
maka granula pati yang berada diantara Rasa roti yang didapatkan pada
film gluten yang menahan gas saling produk roti adalah manis gurih yang
berikatan dan makin tebal akibatnya disebabkan oleh gula, susu bubuk dan
elastisitas gluten terbebani oleh pati yang mentega putih. Kecuali pada roti
tergelatinisasi dan menyebabkan adonan komposit yang pahit karena rasa kacang
menjadi kukuh saat pemanggangan hijau yang dominan. Keremahan hanya
sehingga pengembangan tidak maksimal terdapat di roti open top 6 dan baguette 3,
dan pori-pori tidak merata. (Alvarenga, dimana keremahan disebabkan karena
2011) tepung, penggunaan lemak, dan saat
Dilihat dari penjelasan di atas, maka proofing akhir. Adapun keseragaman pori
kita pun dapat melihat bahwa banyak roti yang berhubungan dengan kualitas
faktor - faktor yang bisa menjadi roti.
penyebab kegagalan roti, yakni: Porositas yang seragam
- Penggunaan bahan yang kurang menunjukkan bahwa proses fermentasi
tepat (terlalu banyak, terlalu sedikit, ragi berjalan dengan baik dan pengadukkan
kurang aktif, dsb.) yang merata, sehingga udara yang masuk
- Proses proofing yang tidak optimal saat pengadukan tertangkap dengan baik.
- Adonan yang kurang kalis, terlalu
lembek, over proof, dan over mixing DAFTAR PUSTAKA
- Suhu pemanggangan terlalu rendah
atau terlalu tinggi Auliya Anisatul dan Enny Sri Dwi
- Waktu pemanggangan yang terlalu Fransiska. 2014. Pentingnya Ragi
sebentar atau terlalu lama Untuk Menghasilkan Roti
Berkualitas Tinggi di Sheraton
Media Hotel And Towers. Fakultas Pertanian Universitas
Akademi Pariwisata. Mataram. Mataram

Alvarenga, N.B., F.C. Lidon, E. Belga, P. Suhardjito, Y.B. 2006. Pastry and
Motrena, S. Guerreiro, M.J. Carvalho, Perhotelan. Yogyakarta: Andi.
and J. Canana. 2011.
Characterization of Glutenfree Widjaja, Hanny. 2014. Gluten. Pusat
Studi Biofarmaka, Lembaga
Bread Prepared From Maize,
Penelitian dan Pengabdian kepada
Rice, Tapioca Flour using the Masyarakat, Institut Pertanian
Hydrocolloid Seaweed Agar-agar. Bogor,
Recent Research in Science and
Technology 2011, 3(8): 64- 68.

Brown, A. 2011. Understanding Food :


Principles and Preparation Fourth
Edition. Wadsworth Cengage
Learning, USA.
Cauvain, S.P. and Young, L.S. 2006.
Baked Products : Science,
Technology, and Practice.
Blackwell Science, Oxford
Herudiyanto, Marleen dan Saripah
Hudaya. 2009. Teknologi
Pengolahan Roti dan Kue.
Universitas Padjadjaran .
Jatinangor.
Hidayat, N. (2009).
http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/200
9/09 /28/fermentasi-roti/. Diakses
pada tanggal 2 Desember 2019.

Koswara, S. 2009. Teknologi pengolahan


roti. Http://www.ebookpangan.com
[Diakses tanggal 2 Desember 2019].

Mudjajanto, S.E. dan L.N.Yulianti. 2004.


Membuat Aneka Roti. Penerbit
Swadaya, Jakarta.

SNI 01-384-1995. 1995. Syarat Mutu


Roti. Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta.

Suburi, R. 2010. Formulasi Tepung


Kentang Hitam (Solenostemon
rotundifolius) Dan Tepung
Terigu Terhadap beberapa
Komponen Mutu Roti Tawar. Skripsi.
LAMPIRAN
Roti
Open Open Sandwi Sandw Baguet Baguet Burge Burger
No Kriteria komp
Top 1 Top 6 ch 2 ich 7 te 3 te 8 r4 9
osit
Lonjon Lonjon
g g
1 Bentuk Balok Balok Balok Balok Bulat Bulat Balok
meman meman
jang jang
Crust: Crust:
Crumb
Crust: coklat coklat
Crust: ;
Crust: Crust: coklat kuning kuning Crust:
coklat coklat
coklat Crust: coklat muda keemas keemas coklat
muda kuning
2 Warna Crum Crumb: muda Crumb: an an Crum
Crum keema
b: krem Crumb kuning Crumb: Crumb: b:
b: san
krem : krem kecokl kuning putih hijau
krem Crumb
atan kecokl kekuni
: krem
atan ngan
Kaca
Khas Khas Khas Khas Khas Khas Khas Khas
3 Aroma ng
roti roti roti roti roti roti roti roti
hijau
Crust:
Crust:
renya Crust: Crust: Crust: Crust:
Crust: Crust: Crust: renya
h keras sedikit sedikit renyah
renyah keras renyah h
4 Tekstur Crum Crum keras keras Crumb
Crumb: Crumb: Crumb: Crum
b: b: Crumb: Crumb :
lunak lunak lembek b:
lembe lunak lembek : lunak empuk
padat
k
Hamba Pahit,
Manis
r kacan
5 Rasa Gurih Gurih Tawar Tawar Gurih & Gurih
sedikti g
gurih
gurih hijau
Keremah Tidak Sediki Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
6 Sedikit
an ada t ada ada ada ada ada ada
Jumlah
7 potonga 10 16 17 16 2,5 2 6 13 13
n
Tidak
Serag Serag
Keserag seraga Tidak Tidak
am, Tidak Seraga Seraga Seraga am,
8 aman m, seraga seraga
pori seragam m m +++ m +++ pori
pori pori m m
kecil kecil
kecil
LATIHAN

1. Apa bahan baku utama dalam pembuatan roti ?


Bahan baku utama dalam pembuatan roti adalah :
 Tepung terigu protein tinggi
 Gula pasir
 Ragi instan
 Air
 Mentega putih
 Susu bubuk
 Garam

2. Jenis tepung terigu apa yang digunakan dalam pembuatan roti ?


Jenis tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan roti adalah
tepung terigu protein tinggi. Tepung ini diperoleh dari gandum keras
(hard wheat). Kandungan proteinnya 11-13%. Tingginya protein
terkandung menjadikan sifatnya mudah dicampur, difermentasikan, daya
serap airnya tinggi, elastis dan mudah digiling. Karakteristik ini
menjadikan tepung terigu hard wheat sangat cocok untuk bahan baku roti,
mie dan pasta karena sifatnya elastis dan mudah difermentasikan.

3. Di Pulau Jawa, apa nama merek jenis tepung terigu tersebut?


Nama merek jenis tepung terigu protein tinggi di Pulau Jawa
adalah tepung terigu cakra kembar.

Anda mungkin juga menyukai