Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAT

Abima Setya Ramadhana, Aisyah Rizkyning, Basica Milleniasari, Devida Thalia


Salsabella, Ihda Amalia Rosyida, Umi Chanifatus Sholikha

Program Studi S1 Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Airlangga
Surabaya
2019

ABSTRAK
Pada praktikum ini bertujuan agar dapat melakukan sampling dan analisis
vegetasi, dapat menggunakan variabel kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi dengan
metode kuadrat, dan dapat memberi nama komunitas berdasarkan nilai penting.
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 28 November 2019, pukul 08.50-10.30 di
lapangan depan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Pengamatan
dilakukan dengan meneyebarkan 10 kuadrat plot berukuran 1 meter persegi dengan
luas minimum 0.25m x 0.50m secara acak di vegetasi rumput, kemuian melakukan
analisi vegetasi berdasarkan variable kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Dari
pengolahan data yang telah dilakukan menunjukan harga K beradasarkan cara empiris
sebesar 9.925 individu/100cc, berdasarkan persamaan linier sebesar 50000 individu,
dan berdasarkan eliminasi dua persamaan sebesar 13671 individu/cc. Dengan
demikian dapat disimpulkan makin banyak jumlah individu makin berkurang
kemungkinan setiap individu untuk mendapatkan makanan dan sumber daya lainnya.

Kata kunci : Analisis vegetasi, Frekuensi, Kerapatan, Kerimbunan, Nilai penting.


PENGANTAR

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri


dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi, tanah dan
iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang
spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain
karena berbeda pula faktor lingkungannya (Marsono, 1977).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi
hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan
(Marsono, 1977).
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini
berukuran sekitar 50-350 μm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot).
Pada Paramecium, terdapat silia di seluruh permukaan sel atau hanya bagian tertentu.
Selain untuk bergerak, silia merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu
pergerakan makanan ke sitosoma. Makanan yang terkumpul pada sitosoma akan
dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan
akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan, sedangkan vakuola
berdenyut berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.

Daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat


dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu
yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan
memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang
mendiami suatu kawasan. Setiap populasi makhluk hidup mengalami proses yang
sama. Bila jumlah individu lebih banyak dari pada daya dukung lingkungan (K) maka
populasi akan kekurangan sumberdaya sehingga tingkat reproduksinya menurun atau
beremigrasi, akibatnya ukuran populasi mengecil (Soemarwoto, 1997).
Besar daya dukung lingkungan berpengaruh pada jumlah individu. Makin banyak
jumlah individu makin berkurang kemungkinan setiap individu untuk mendapatkan
makanan dan sumber daya lain. Untuk mempertahankan hidupnya maka individu
dalam populasi tersebut mau tidak mau harus berkompetisi dengan sesama, selain
dengan jenis lain. Tingkat kompetisi antar individu dalam populasi dinyatakan dalam
koefisien kompetisi internal dan dilambangkan dengan huruf γ (gamma). Model
pertumbuhan populasi dengan menggunakan tingkat kompetisi internal dapat
dirumuskan sebagai berikut :
dN/dt = N(r- γN) = rN-γN2
Hubungan antara K dengan γ dinyatakan dalam persamaan berikut :
K= γ / r
Pada praktikum kali ini, organisme yang akan diukur laju pertumbuhannya
adalah Paramaecium sp. yang merupakan mikroorganisme uniseluler dan
bereproduksi dalam waktu singkat. Tujuan dari praktikum ini yaitu mencari tingkat
pertumbuhan populasi Paramaecium sp. yang dibiakkan pada medium jerami dengan
volume tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil rumusan masalah, yaitu apakah daya
dukung lingkungan mempengaruhi jumlah populasi Paramaecium sp.? dan
bagaimana nilai daya dukung lingkungan dalam mempengaruhi jumlah populais
Paramaecium sp.?
Dari rumusan masalah yang ada, terdapat hipotesis yang ada, yaitu sebagai
berikut:
Hipotesis Kerja
Bila jumlah populasi Paramaecium sp. lebih besar daripada nilai daya dukung
lingkungan maka sumberdaya untuk populasi akan berkurang

Hipotesis Statistika
H0 : Tidak ada pengaruh antara jumlah populasi Paramaecium sp dengan daya
dukung lingkungan.
H1 : Ada pengaruh antara jumlah populasi Paramaecium sp dengan daya dukung
lingkungan.

Krebs, J.C., 1994 dalam Siti Nur Laila dan Gandis Febrianas. 2010. Pertumbuhan
Populasi dan Daya Dukung Lingkungan. Surabaya : Airlangga Press
Tarumingkeng, R.C., 1994 dalam Kangiras. 2009. Pendugaan Daya Dukung dan
Model Pertumbuhan Populasi Rusa Timor di Cagar Alam/Taman Wisata
Alam Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat. Bogor : Repository IPB
Soemarwoto. 1997 dalam Ratih Kuspriadani, dkk. 2010. Pertumbuhan Populasi
Paramecium sp. dan Daya Dukung Lingkungan. Surabaya : Airlangga
Press
Rusyan, adun.2011.Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung

Anda mungkin juga menyukai