Kelas : 3 KIA
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
.BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian alkena dan alkuna
2. Untuk mengetahui tata nama dan isomer alkena dan alkuna
3. Untuk mengetahui reaksi-reaksi pada alkena dan alkuna
4. Untuk mengetahui cara pembuatan alkena dan alkuna
5. Untuk mengetahui kegunaan alkena dan alkuna
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alkena
2.1.1 Pengertian dan sifat-sifat alkena
Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung satu ikatan
rangkap. Kadang-kadang alkena disebut olefin, dari kata olefiant gas (yang
membentuk minyak), suatu nama lama untuk etilena (CH2 = CH2).
Golongan senyawa ini mempunyai sifat-sifat fisika yang hampir sama
dengan alkana, tetapi sifat-sifat kimianya sangat berbeda. Alkena
mempunyai 2 atom H lebih sedikit daripada alkana dan merupakan
senyawa tidak jenuh
Rumus umum alkena = CnH2n
NAMA RUMUS MOLEKUL
ETENA C2H4
PROPENA C3H6
BUTENA C4H8
PENTENA C5H10
HEKSENA C6H12
HEPTENA C7H14
OKTENA C8H16
NONENA C9H18
DEKENA C10H20
3
memiliki massa jenis lebih kecil dari air. Alkena dapat larut dalam alkena
lain, pelarut-pelarut nonpolar dan etanol. Pada temperatur kamar alkena
yang memiliki dua, tiga dan empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan
Alkena dengan dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan
padatan pada suhu kamar.
Sifat-sifat Umum Alkena
Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas,
eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
4
b. Sifat kimia
Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang
disebut gugus fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan
rangkap dapat pula terjadi diluar ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada
ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang ditandai dengan putusnya ikatan
rangkap (ikatan M) membentuk ikatan tunggal (ikatan D) dengan atom atau
gugus tertentu.
Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena
juga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk korbondioksida dan uap air
apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah oksigen tidak mencukupi
maka terbentuk karbonmonooksida dan uap air.
5
b. Rantai bercabang
1. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan
dari rantai atom C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua.
6
2,5-dimetil-2-heptena
6. Jika sebuah atom C pada rantai utama mengikat beberapa gugus
berbeda maka penulisan nomor harus diulangi.
3-etil-3-metil-1-pentena
7. Jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap maka letak ikatan rangkap tersebut
ditulis dan diberi awalan di = 2 tri = 3 tetra = 4 dan seterusnya di depan
akhiran ena. Salah satu contohnya sebagai berikut:
3-etil-5-metil-1,3-heksadiena
Contoh :
a.
7
2-etil-3-propil-1,4-heksadiena
b.
4,7-dietil-3,9-dimetil-3-dekena
B Isomer alkena
1. Isomer rantai atau kerangka
Isomer rantai pada alkena teradi karena rantai karbon berubah
misalnya dari lurus menjadi bercabang tetapi posisi ikatan rangkap
tetap, contoh:
2. Isomer Posisi
Isomer yang terbentuk karna perbedaan posisi ikatan rangkap
yang dimilikinya, contohnya:
8
3. Isomer Geometri
Isomer yang terjadi karena perbedaan letak bidang yang
terdapat pada gugus yang sama. Cis jika gugus yang sama terletak
pada posisi yang sama (lurus) dan trans jika posisi gugus yang
sama berseberangan. Contoh:
9
(oksidasi dengan oksigen) Pembakaran sempurna alkena
menghasilkan CO2 dan H2O.
C2H4 + 3 O2 ⎯⎯→ 2 CO2 + 2 H2O
Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.
C2H4+2O2⎯⎯→2CO+2H2O
2 Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul
sederhana
(monomer) menjadi molekul besar (polimer).
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
3 Reaksi Subtitusi
Jenis reaksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan umum.
R-H+A–B R–A +H–B
Dengan R – H berarti alkena dan A – B berarti molekul halogen.
Contoh pada reaksi ini adalah halogenasi.
4 Reaksi Adisi
Pada alkena reaksi yang paling sering dijumpai ialah adisi. Dalam
suatu reaksi adisi, gugus A dari reagen A – B akan melekat pada
satu atom karbon pembawa ikatan rangkap, sementara gugus B
melekat pada atom karbon lainnya dan produknya hanya memiliki
satu ikatan tunggal diantara kedua atom karbon tadi. Beberapa
reaksi adisi alkena adalah sebagai berikut :
a. Adisi Hidrogen (Hidrogenasi Katalitik)
Hidrogenasi melibatkan pemutusan ikatan 𝜋 (40 k kal) dan
ikatan H – H (104 kkal) dan pembentukan 2 ikatan C – H (87
kkal). Jumlah panas yang dikeluarkan bila 1 mol senyawa tidak
10
jenuh di hidrogenasi disebut panas hidrogenasi. Ini merupakan
panas reaksi dengan menghilangkan tanda minusnya, harganya
sangat mendekati 30 kkal/mol. Perbedaan yang kecil disebabkan
karena perbedaan stabilitas dari masing-masing alkena.
etena etana
11
peroksida dan hanya terjadi pada HBr. Adanya peroksida tidak
berpengaruh pada arah addisi dari HCI, HI, H2SO4 dan lain-lain.
Contoh:
𝐶𝑙
12
c. Adisi Halogen
Alkena mudah mengadisi klrin atau bromin. Biasanya halogen
dilarutkan dalam pelarut lembam (inert) seperti tri- atau tetrakloro
metana, lalu larutan ini ditambahkan tetes demi tetes pada alkena.
Reaksi ini sangat cepat, meskipun pada suhu kamar atau dibawahnya.
Tidak diperlukan cahaya atau kalor seperti halnya reaksi substitusi.
Adisi bromin dapat dijadikan uji kimia untuk melihat
ketidakjenuhan pada senyawa organik. Larutan bromin pada
tetraklorometana berwarna coklat kemerahan dan senyawa tak jenuh
serta produk adisinya, biasanya tidak berwarna. Jika larutan bromin
ditambahkan pada senyawa tak jenuh, warna bromin menghilang. Jika
senyawa yang diuji merupakan senyawa jenuh, senyawa tersebut tidak
akan bereaksi dengan bromin pada konndisi ini, dan warnanya akan
tetap.
e. Addisi H2SO4
Alkena bereaksi dengan H2SO4 pekat, dingin, untuk membentuk
senyawa dengan rumus ROSO3H, yang disebut alkil hidrogen sulfat.
Senyawa akan terurai kembali bila dipanaskan pada temperatur 170° C
atau dapat mengalami hidrolisa dan terbentuk alkohol.
Pada addisi terhadap alkena yang tidak simetris berlaku pula.
Hukum Markovnikov. Cara ini sering pula dipergunakan untuk
pembuatan alkohol secara besar-besaran.
13
5 Reaksi oksidasi
Alkena dapat mengalami reaksi oksidasi yang akan
membentuk senyawa glikol (diol), epoksida, pemaksapisahan
(cleavage), dan oksidasi sempurna membentuk CO2 dan H2O
14
2.1.5 Kegunaan Alkena
Dalam bidang industri alkena berguna sebagai bahan plastik yang
fleksibel, tahan terhadap beberapa senyawa organik.
Sebagai bahan dasar pembuatan polimer berupa plastik (kursi plastik),
paralon dan lain-lain.
15
2.2 Alkuna
2.2.1 Pengertian dan sifat-sifat alkuna
Alkuna yaitu golongan senyawa hidrokarbon alifatik yang mempunyai
gugus fungsi ikatan ganda tiga karbon-karbon (—C ÷ C—). Seperti halnya
ikatan rangkap dua pada alkena, ikatan ganda tiga pada alkunapun disebut
ikatan tidak jenuh, tetapi kejenuhan ikatan ganda tiga pada alkuna lebih
tinggi dibanding ikatan rangkap. Asetilena (CH≡CH) adalah alkuna
tersederhana. Senyawa ini mempunyai rumus umum CnH2n-2 dan
mempunyai satu ikatan rangkap tiga.
NAMA RUMUS MOLEKUL
ETUNA C2H2
PROPUNA C3H4
BUTUNA C4H6
PENTUNA C5H8
HEKSUNA C6H10
HEPTUNA C7H12
OKTUNA C8H14
NONUNA C9H16
DEKUNA C10H18
16
Titik didih alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah
atom karbon, tetapi makin rendah apabila terdapat rantai
samping atau makin banyak percabangan. Titik didih alkuna
sedikit lebih tinggi dari alkana dan alkuna yang berat
molekulnya hampir sama.
Besarnya titik didih beberapa senyawa alkena diberikan pada
table berikut.
17
b. Rantai bercabang
1. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan
dari rantai atom C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
2. Karena punya ikatan rangkap tiga, maka penomoran tidak dimulai dari
yang dekat dengan cabang melainkan yang dekat dengan ikatan atom
C rangkap tiga.
3. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna
rantai lurus.
4. Alkil-alkil yang tidak sejenis ditulis dengan diurutkan berdasarkan
susunan abjad. Misalnya antar metil dan etil akan duluan etil, antara
propil dan metil akan duluan metil. Alkil-alkil yang sejenis
digabungkan dengan awalan di jika jumlahnya 2, tri jika jumlahnya 3,
tetra jika jumlahnya 4 dan seterusnya.
5. Jika sebuah atom C pada rantai utama mengikat beberapa gugus
berbeda maka penulisan nomor harus diulangi.
6. Jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap maka letak ikatan rangkap tersebut
ditulis dan diberi awalan di = 2 tri = 3 tetra = 4 dan seterusnya di depan
akhiran una.
Contoh :
a.
18
3-metil-1-butuna
b.
4-etil-2-heptuna
c.
2,2-dimetil-3-heptuna
d.
3,6-dietil-2,7-dimetil-4-oktuna
19
B Isomer Alkuna
Seperti alkena, senyawa isomer tidak dijumpai setelah
sekurangnya terdapat 4 atom karbon. Isomer alkuna terletak pada
butuna (C4H6).
a. isomer rantai (kerangka)
b. isomer posisi
20
X2= Cl2 atau Br2
Jika dua mol halogen mengadisi pada alkuna dihasilkan
senyawa tetrahalida.
X X
| |
| |
X X
2. Addisi H2O
Hidrasi alkuna biasanya dilakukan dengan menggunakan
katalis merkuri sulfat dalam larutan asam sulfat. Reaksi ini
mengikuti kaidah Markovnikov, tetapi yang diperoleh bukan
alcohol melainkan suatu keton.
3. Adisi hydrogen
Pada umumnya, reaksi adisi hydrogen sama halnya dengan
Alkena yang bereaksi dengan hidrogen membentuk alkana
dengan bantuan katalis logam, dimana alkuna yang bereaksi
dengan hydrogen dapat membentuk alkena maupun alkana.
21
Reaksi adisi hidrogen halida (HX) pada senyawa alkuna berlangsung
sama dengan yang terjadi pada senyawa alkena. Adisi hydrogen
halide dengan aturan markovnikov pada senyawa alkena juga
berlaku pada senyawa alkuna
5. Polimerisasi
Polimerisasi alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya mula-
mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua
elektron tak berpasangan. Elektron-elektron tak berpasangan tersebut
kemudian membentuk ikatan antara gugus,sehingga membentuk
rantai.
6. Subtitusi
Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan
dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung
rantai dengan atom lain.
7. Pembakaran
Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan
oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH≡CH + 5 O2 → 4CO2 + 2H2O
22
2.2.4 Cara pembuatan alkuna
a. Dehidrohalogenasi Alkil Halida
Dehidrogenasi senyawa dihalida yang berstruktur visinal maupun
geminal oleh pengaruh basa kuat menghasilkan alkuna. Reaksi ini
melalui pembentukan zat antara vinil halida.
Contoh:
23
2.2.5 Kegunaan alkuna
Sebagai penerang
etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja
Jika alkuna dibakar, ia akan menghasilkan suhu yang sangat tinggi.
Dengan tingginya suhu ini, maka alkuna dapat digunakan untuk
menyambung & mengelas maupun memotong logam (Gas Etuna).
Sebagai bahan baku pembuatan senyawa organik lain seperti etanal,
asam etanoat, dan vinil klorida.
Sebagai pelangsung reaksi adisi, polimerisasi, substitusi, dan
pembakaran.
Bahan baku pembuatan gas karbit yang berguna dalam mempercepat
proses pematangan buah.
Etuna digunakan sebagai bahan baku pembuatan vinil klorida yang
dipakai dalam pembuatan pipa.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alkena ialah suatu hidrokarbon yang mengandung satu ikatan
rangkap senyawa ini mempunyai rumus umum CnH2n, sedangkan Alkuna
ialah suatu hidrokarbon dengan satu ikatan ganda tiga, senyawa ini
mempunyai rumus umum CnH2n-2 dan mempunyai satu ikatan rangkap
tiga.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
dan mengerti tentang alkena dan alkuna dan untuk memahami lebih
banyak lagi tentang alkena dan alkuna dapat membaca dibuku lain karena
belajar itu tidak dari satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa, karena
buku adalah ilmu pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan
keyakinan, keraguan adalah sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak
harus takut pada kegagalan. tetapi pada keberhasilan melakukan sesuatu
yang tidak berarti.
25
DAFTAR PUSTAKA
Fesenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S.1991. Kimia Organik Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
https://rumushitung.com/2014/03/10/tata-nama-dan-sifat-senyawa-alkena/
http://www.nafiun.com/2013/03/tata-nama-senyawa-alkuna-aturan-penamaan-
rumus-struktur-contoh-soal-kunci-jawaban-kimia.html
26