Anda di halaman 1dari 31

SISTEM EKONOMI INDONESIA

RANGKUMAN & KESIMPULAN MATERI

DISUSUN OLEH :

NAMA : LEVINA RECLIN RUMAGIT

NIM : 17603186

KELAS : I D
PRODI : ADMINISTRASI NEGARA

BAB I

PERKEMBANGAN SISTEM EKONOMI

A. Masalah Dalam Perkembangan Sistem Ekonomi

Kondisi ekonomi pada awal berdirinya Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Hal ini disebabkan
karena Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum ada
pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.Sebagai negara baru Indonesia
belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi keuangan. Hal itu diperparah dengan Kondisi
keamanan dalam negeri yang tidak stabil serta Belanda yang masih tetap tidak mau mengakui
kemerdekaan Indonesia. Selain itu keadaan politik yang cepat berubah-ubah semakin memperburuk
keadaan. Banyak rapat serta kegiatan penting dilakukan mulai dari penunjukan presiden dan wakil
presiden, pembentukan partai poitik, pembentukan perdana mentri serta kabinet, bahkan pemindahan
ibukota dilakukan pada saat itu. Indonesia menunjukan bahwa pada masa pemerintahan orde lama ,
regim yang berkuasa menerapkan sistem ekonomi tertutup dan lebih mengutamakan militer dari pada
kekuatan ekonomi serta kesatuan dan stabilitas nasional ini semua menyebabkan ekonomi nasional pada
masa itu mengalami stagnasi dan sebagai akibat selanjutnya dari proses pembangunan ekonomi di tanah
air pada masa Orde Lama dan perkembangan pada masa Orde Baru.

B. PEREKONOMIAN INDONESIA MASA ORDE LAMA

Pada masa ini, sistem ekonomi Indonesia ditujukan pada pembangunan dalam segala bidang namun
dalam kenyataannya perekonomian Indonesia malah semakin parah karena KKN. Setelah Kemerdekaan
kondisi perekonomian Indonesia sangat buruk, terjadi inflasi yang sangat tinggi. Dan dalam
perkembangan pada masa

a. Sistem ekonomi orde lama terdiri dari 3 perkembangan masa yaitu :

1) Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)

Pada masa awal kemerdekaan keadaan ekonomi dan keuangan sangat buruk, yang disebabkan oleh
Inflasi yang sangat tinggi , terjadi inflasi yang sangat tinggi karena ada 3 mata uang yang berlaku di
Indonesia yaitu De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan
Jepang. Dan kemudian pada bulan oktober 1946 pemerintah RI mengeluarkan uang kertas baru yaitu ORI
( Oeang Republic Indonesia ) sebagai pengganti uang jepang.
2) Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)

Masa demokrasi liberal adalah masa dimana dalam politik maupun system ekonominya menggunakan
prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teorimazhab klasik yang
menyatakan laissez faire laissez passer. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka

3) Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)

Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin
dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah).
Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial,
politik,dan ekonomi (Mazhab Sosialisme).

b. Usaha – Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ekonomi :

Bangsa kita melakukan Program Pinjaman oleh menteri keuangan IR. Upaya melakukan blokade dengan
menawarkan bantuan padi sebanyak 500.000 ton ke india (karena india merupakan Negara yang
mempunyai nasib sama seperti Indonesia yang pernah di jajah) dan india menyerahkan obat-obatan ke
Indonesia. Konferensi Ekonomi pada bulan februari 1946, yang tujuannya untuk memperoleh
kesepakatan yang bulat ketika menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesar, seperti
masalah produksi, makanan, sandang. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi ) pada
tanggal 19 januari 1947. Upaya- upaya tersebut tahun ke tahun terus dilakukan untuk merubah
perekonomian Indonesia sedikit demi sedikit . Dan Pada saat Demokrasi Terpimpin sekitar tahun 1959-
1967 Sebagai akibat dari dekrit Presiden 5 Juli 1959 Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin
yang isinya segala sesuatu baik stuktur ekonomi indonesia diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Hal ini di
lakukan agar dapat membawa kemakmuran masyarakat indonesia . akan tetapi, kebijakan ini blum dapat
memperbaiki keadaan kondisi di negara ini. hal ini di lihat ketika pemerintah menjadikan uang Rp 1.000
menjadi Rp. 1 Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di
masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk
menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.

C. PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA ORDE BARU

a. Pemerintahan Presiden Soeharto

Di awal orde baru, ketika soeharto menjabat menjadi presiden RI ssat ini kondisi perekonomian di
indonesia sangat buruk, tingkat inflasi yang terjadi pada negara kita mencapai 650 % pertahun. Soeharto
saai itu menambahkan langkah yang telah di lakukan sebelumnya oleh Soekarno. dan ternyata Soeharto
berhasil menekan inflasi dari 650 % menjadi dibawah 15% dalam waktu kurang dari dua tahum. untuk
meneka inflasi yang begitu tinngi, soeharto melakukan hal yang jauh berbeda dengan presiden
sebelumnya , beliau embuat anggaran, menerbitkan sektor penbankan, mengembalikan sektor ekonomi
dan merangkul negara-neraga barat untuk menarik modal. Di samping itu soeharto pada tahun 1970-an
juga menggenjot penambangan minyak dan pertambangan. Sehingga pendapatan negara dari migas
meningkat . Dari 0,6 % miliar pada tahun 1973 dan sekarang mencapai 10,6% miliar pada tahun 1980.
Puncaknya kebijakan tersebut adalah ketiaka penghasilan dari migas sama dengan 80% hasil eksport
indonesia. Dengan kebijakan itu, indonesia bisa maju dalam pembangunan di bawah pemerintahan orde
baru. Menghadapi perekonomian yang sedemikian rupa, pemerintah peralihan menetapkan beberapa
langkah perioritas kebijakan ekonomi sebagai berikut :

• Memerangi inflasi

• Mencukupkan stok cadangan bahan pangan terutama beras

• Merehabilitasi prasarana perekonomian

• Meningkatkan ekspor

• Menyediakan/menciptakan lapangan kerja

• Mengundang kembali investor asing

b. PemerintahanTransisi (era Presiden B.J. Habibie)

Krisis ekonomi mempunyai dampak yang sangat memprihatinkan terhadap peningkatan pengangguran,
baik di perkotaan maupun di pedesaan, daya beli masyarakat menurun, pendidikan dan kesehatan
merosot serta jumlah penduduk miskin bertambah oleh karena itu muncul kebijakan Jaring Pengaman
Sosial (social safety net). Yang menyebabkan suatu prestasi yang mengagumkan yakni nilai tukar rupiah
dari 16.000 menjadi 6.000 rupiah.

c. Pemerintahan Reformasi (era Presiden K.H. Abdurrahman Wahid)

Terjadi banyak keanehan dan tidak terdapat kebijakan perekonomian.Pada masa Gus Dur, rating kredit
Indonesia mengalami fluktuasi, dari peringkat CCC turun menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC. Salah
satu penyebab utamanya adalah imbas dari krisis moneter pada 1998 yang masih terbawa hingga
pemerintahannya.

d. Masa Reformasi (1998-sekarang)

Pada masa reformasi ini perekonomian indoensia ditandai dengan krisis monoter yang berlanjut menjadi
krisis ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda kea rah pemulihan. Walaupun ada
pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah
duperhitungkan namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%. Pada tahun 1998 hampir
seluruh sector mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berebeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonom Indonesia, secara umum adalah :

• Faktor produksi
• Faktor investasi

• Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran

• Faktor kebijakan moneter dan inflasi

• Faktor keuangan negara

Kesimpulan

Sistem ekonomi masa orde lama terdiri dari 3 perkembangan masa yaitu :

1) Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)

2) Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)

3) Masa Demokrasi Terpimpin(1959-1967)

Perekonomian Indonesia pada masa orde baru:

a. Pemerintahan Presiden Soeharto

b. PemerintahanTransisi (era Presiden B.J. Habibie)

c. Pemerintahan Reformasi (era Presiden K.H. Abdurrahman Wahid)

d. Masa Reformasi (1998-sekarang)


BAB 2

TAHAP - TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI

A. Pertumbuham Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu keniscayaan yang akan terjadi sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Masing-masing negara di dunia tentunya mengalami perbedaan tahap
perkembangan atau pertumbuhan ekonomi, hal itu tidak lain disebabkan oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berbeda-beda. Misalya negara-negara eropa yang dapat dikatakan
sebagai negara modern dan negara dunia ketiga yang dikatakan sebagai negara yang sedang berkembang
menuju modren.

Dalam Economic Jurnal Rostow mengkonsepkan proses pembangunan menjadi lima tahap.utama dan
setiap negara-negara di dunia dapat digolongkan kedalam salah satu dari kelima pertumbuhan ekonomi
yang dijelaskan. Dalam membedakan kelima tahap tersebut rostow menggolongkannya berdasarkan
pada ciri-ciri perubahan keadaan ekonomi, politik, dan sosial yang terjadi. Menurut rostow
pembangunan ekonomi atau tranformasi suatu masyarakat tradisional menuju masayarakat modern
merupakan suatu proses yang multidimensional. Dimana perubahan ini bukan hanya bertumpu pada
perubahan ekonomi dari agraris ke industri saja, melainkan juga perubahan pada sosial, budaya, politik,
ekonomi bahkan agama.

B. Masyarakat Tradisonal (The Traditional Society)

Tahap tradisional adalah suatu masyarakat yang strukturnya berkembang didalam fungsi produksi yang
terbatas, dalam artian masyarakat masih menggunakan cara-cara produksi yang relatif masih primitif dan
cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dicetuskan oleh pemikir yang tidak
rasional, tetapi oleh kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus. Menurut rostow dalam masyarakat
tradisional ini produksi perkapita masih sangat terbatas dan sumber daya produksi utama adalah sektor
pertanian, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk mengadakan mobilitas vertikal dikarenakan
kedudukan masayarakat tidak akan jauh berbeda dengan kedudukan ayahnya dan sistem mobilitasnya
umumnya berdasarkan sistem warisan (pemeberian).

C. Prasyarat untuk Lepas Landas (The Procondition for Take Off)

Tahap prasyarat lepas landas ini adalah masa transisi dimana ketika suatu masyarakat telah
mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan dari luar untuk mencpai pertumbuhan yang mempunyai
kekuatan untu terus berkembang. Tahap prasyarat lepas landas ini dibagi menjadi dua tipe oleh Rostow.
Yang pertama adalah tahap yang dilakukan dengan mengubah masyarakat tradisional yang telah ada,
sedangkan yang kedua adalah brown free yaitu Amerika, Kanada, Australia, Selandia baru, dimana
mereka tidak perlu merubah sistem tradisional dikarenakan masyarakat itu terdiri dari imigran-imigran
yang diperlukan sebagai tahap masa prasyarat lepas landas.

D. Lepas Landas (The Take Off)

Dalam tahap lepas landas merupakan berlangsungnya perubahan yang besar dan drastis dalam
masayarakat misalnya, revolusi politik, revolusi ekonomi ataupun perkembangan inovasi-inovasi
teknologi dan autput produksi. Adapun ciri-ciri tahap lepas landas adalah sebagai berikut:

• Terwujudnya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari lebih kurang 5% menjadi 10%
dari produk nasional bruto

• Terjadi peningkatan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.

• Adanya platform politik, sosial, dan intitusional baru yang akan menjamin berlangsungnya, segala
tuntutan perluasan sektor modern dan potensi ekonomi ekstern.

E. Masa Konsumsi Tinggi (The Age of High Massconsumption).

Tahap terakhir dari teori pertumbahan ekonomi rostow ini adalah tahap konsumsi tinggi, yaitu dimana
perhatian masyarakat lebih menakankan kepada masalah-masalah konsumsi dan kesejahteraan, dan
bukan lagi pada produksi sehingga coraknya lebih konsumtif. Dalam tahap ini terdapat tiga tujuan utama
masyarakat yang diperebutkan dalam memperoleh sumberdaya yang tersedia dan dukungan politik,
yaitu:

• Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara keluar negari dan kecenderungan ini berwujud
penakhlukan negara lain.

• Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata bagi penduduk dengan cara
melakukan pemerataan pendapatan.

• Mempertinggi tingkat konsumsi masayarakat diatas konsumsi keperluan utama yang sederhana
seperti, makanan, pakaian, perumahan menjadi barang tahan lama dan mewah.

Kesimpulan

Jadi, Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu keniscayaan yang akan terjadi sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Economic Jurnal Rostow mengkonsepkan proses
pembangunan menjadi empat tahap utama yaitu, Masyarakat Tradisonal (The Traditional Society),
Prasyarat untuk Lepas Landas (The Procondition for Take Off), Lepas Landas (The Take Off), dan Masa
Konsumsi Tinggi (The Age of High Massconsumption).
BAB 3

PERUBAHAN STRUKTUK EKONOMI INDONESIA

A. Perubahan Struktur Ekonomi

Teori perubahan struktur ekonomi menitik beratkan pada mekanisme transformasi yang dialami oleh
negara-negara sedang berkembang yang semula bersifat subsistem dan menitikberatkan pada sektor
tradisional menuju ke struktur lebih modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya
industri jasa. Cheneri meminjam istilah Kuznets, menatakan bahwa perubahan sturktur ekonomi, secara
umum disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang
saling terkait satu sama lain dalam komposis agregat demand (AD), ekspor-impor (X - M), Agregat
supplay (AS) yang merupaka produksi dan peng unaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan
modal guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Perubahan struktur ekonomi berbarengan dengan petumbuhan PDB yang merupakan total
pertumbuhan nilai tambah dari semua sektor ekonomi. Secara umum dalam proses pembangunan
terjadi transformasi ekonomi, dimana pangasa PDB dari sektor industri meningkat dan sektor pertanian
mengalami penurunan.

B. Struktur Perekonomian Indonesia

Menurut Dumairy struktur perekonomian suatu negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan.
Setidak-tidaknya struktur perekonomian dapat dilihat dari empat sudut tinjauan, yaitu tinjauan makro-
sektoral, tinjauan keuangan, tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, dan tinjauan birokrasi pengambilan
keputusan. Tinjauan makro-sektoral dan keuangan merupakan tinjauan ekonomi murni sedangkan
tinjauan kenegaraan dan tinjauan birokrasi pengambilan keputusan adalah tinjauan di bidang politik.
Berikut penjelasannya:

• Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Makro-Sektoral

Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris, industri,
atau niaga. Hal ini tergantung pada sektor apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung
perekonomian negara yang bersangkutan. Dilihat secara makro sektoral dalam bentuk produk domestik
bruto maka struktur perekonomian Indonesia dam[ppai tahun 1990-an masih agraris, namun sekarang
sudah berstruktur industri.

• Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan

Struktur ekonomi dapat pula melihatnya dengan tinjauan penyelenggraan kenegaraan. Ditinjau dari
sini maka struktur perekonomian dapat dibedakan menjadi struktur etatis, egaliter, atau borjuis. Predikat
ini bergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeranm utama dalam perekonomian
yang berangkutan, yaitu bisa pemerintah/negara, bisa rakyat kebanyakan atau kalangan pemodal dan
usahawan.

• Struktur Ekonomi Dari Tinjauan Birokrasi Pengambilan Keputusan

Struktur ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambila keputusan. Dilihat
dari sudut tinjauan ini, struktur ekonomi dapat dibedakan menjadi struktur ekonomi yang terpusat
(sentralisasi) dan desentralisasi. Dalam struktur ekonomi yang sentralistis pembuatan keputusannya
lebih banyak ditetapkan oleh pemerintah pusat atau kalangan atas pemerintahan. Struktur birokrasi
pengambilan keputusan yang sentralistis ini terpelihara rapi selama pemerintahan orde baru, hal ini
disebabkan oleh budaya atau kultur masyarakat Indonesia yang paternalistik. Walaupun Indonesia sudah
merdeka stengah abad dan menuju era globalisasi namun budaya ini masih sulit untuk ditngalkan, dan
bahkan cenderung dipertahankan.

Kesimpulan

Jadi, Teori perubahan struktur ekonomi menitik beratkan pada mekanisme transformasi yang
dialami oleh negara-negara sedang berkembang yang semula bersifat subsistem dan menitik beratkan
pada sektor tradisional menuju ke struktur lebih modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer,
khususnya industri jasa.Menurut Dumairy struktur perekonomian suatu negara dapat dilihat dari
berbagai sudut tinjauan. Struktur ekonomi di tinjau dari Makro Sektoral, Penyelenggaraan Kenegaraan,
dan Birokrasi Pengambilan Keputusan.
BAB 4

PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

A. Pengertian Perencanaan Pembangunan Menurut Para Ahli

Menurut Chadwick, jika ditinjau dari segi sistem, perencanaan adalah proses yang bertingkat yang bisa
mengontrol suatu susunan kegiatan, agar suatu proses pekerjaan yang dilakukan bisa berurutan. Dalam
bukunya Planning and Ecology, Roberts et al (1984) mendefinisikan planning adalah aktivitas yang
berhubungan dengan alokasi dan eksploitasi yang rasional dari sumber-sumber daya untuk manusia baik
jangka pendek atau jangka panjang. Disisi lain, perencanaan pembangunan tidak bisa dilepaskan dari 2
konsep hubungan antara sistem sosial (social system) dan lingkungan alam atau sistem ekologi
(ecological systems). Menurut Eagles (1984), dilihat dari perspektif lingkungan, perencanaan
pembangunan memiliki dua komponen yaitu :

• Sekumpulan alasan yang melihat tujuan perencanaan dari segi ekologi dan pembangunan manusia.

• Seperangkat kriteria sebagai acuan dalam menilai pembangunan dari aspek etika sosial dan etika
ekologi.

B. Ciri-Ciri Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan ekonomi, diantaranya adalah :

• Usaha untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang mantap.

• Usaha perluasan kesempatan kerja.

• Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi.

• Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice

• Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita.

• Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan


pembangunan

• Unsur-Unsur Perencanaan Pembangunan Ekonomi

:
C. Kebijaksanaan Dasar atau Strategi Dasar Rencana Pembangunan.

Adanya kerangka rencana makro. Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya
kebijaksanaan fiskal, moneter, pembangunan, harga dan kebijaksanaan sektoral lainnya. Perkiraan
sumberdaya-sumberdaya bagi pembangunan khusunya sumber-sumber pembiayaan pembangunan.
Perencanaan pembangunan merupakan program investasi yang dilakukan secara sektoral. Penyusunan
program investasi sektoral ini dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana rencana sasaran.

D. Syarat-Syarat Keberhasilan Suatu Perencanaan Pembangunan

Menurut Jhingan (1983) ada syarat-syarat untuk mencapai keberhasilan perencanaan pembangunan
diantaranya dengan adanya hal-hal seperti berikut:

• Komisi Perencanaan

Pembentukan suatu komisi (badan atau lembaga) perencanaan yang harus diorganisir secara tepat dan
dibagi dalam bagian dan subbagian yang dikordinir oleh para pakar seperti pakar statistik, pakar
ekonomi, pakar teknik dan pakar lainnya yang berkaitan dengan masalah perekonomian.

• Data Statistik

Diperlukan Analisis tentang sumber daya yang dimiliki secara menyeluruh, yang meliputi potensi dan
segala kekurangannya. Aalisis seperti ini berfungsi sangat penting untuk mendapatkan informasi dan
data statistik tentang sumberdaya-sumberdaya potensial lain seperti sumber daya manusia, sumber daya
alam dan modal yang tersedia di negara tersebut.

• Tujuan

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai bisa ditetapkan dalam suatu perencanaan. Berbagai sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai tersebut harusnya menyesuaikan dengan kondisi perekonomian negara yang
bersangkutan dan hendaknya realistis.

• Penetapan Sasaran dan Prioritas

Penetapan sasaran dan prioritas perencanaan dibuat secara makro dan sektorat. Sasaran makro
hendaknya dirumuskan secara tegas dan mencapuk setiap aspek perekonomian dan bisa
dikuantifikasikan. Sedangkan untuk sasaran sektoral. hendaknya dsesuaikan dengan sasaran makronya,
supaya terdapat keserasian dalam pencapaian tujuan.

• Mobilisasi Sumberdaya
Dalam perencanaan, pemerintah menetapkan adanya pembiayaan, sebagai dasar mobilisasi
sumberdaya yang tersedia. Sumber pembiayaan ini dapat berasal dari sumber luar negeri dan dalam
negeri (domestik).

• Keseimbangan dalam Perencanaan

Demi menghindarkan kelangkaan maupun surplus pada periode perencanaan, hendaknya suatu
perencanaan mampu menjamin keseimbangan dalam perekonomian.

Kesimpulan

Perencanaan adalah proses yang bertingkat yang bisa mengontrol suatu susunan kegiatan, agar suatu
proses pekerjaan yang dilakukan bisa berurutan. Perencanaan pembangunan tidak bisa dilepaskan dari 2
konsep hubungan antara sistem sosial (social system) dan lingkungan alam atau sistem ekologi
(ecological systems).

Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan ekonomi, diantaranya adalah Usaha untuk mencapai
perkembangan sosial ekonomi yang mantap (steady social economic growth), usaha perluasan
kesempatan kerja, usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi, usaha pemerataan
pembangunan sering disebut sebagai distributive justice,dan usaha pembinaan lembaga-lembaga
ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan.
BAB 5

MASALAH PERTANIA, PANGAN, DAN INDUSTRIALISASI

A. Masalah Pertanian di Indonesia

• Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam masalah yang
dihadapi, masalah Pertama yaitu penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian. Dari
segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian kita sudah mengalami degradasi yang luar biasa, dari sisi
kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk an-organik.

• Masalah kedua yang dialami saat ini adalah terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur penunjang
pertanian yang juga penting namun minim ialah pembangunan dan pengembangan waduk. Selain itu
masih rendahnya kesadaran dari para pemangku kepentingan di daerah-daerah untuk mempertahankan
lahan pertanian produksi, menjadi salah satu penyebab infrastruktur pertanian menjadi buruk.

• Masalah ketiga adalah adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi. Ciri utama pertanian modern
adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus menerus harus selalu
meningkat dan terpelihara. Teknologi tersebut harus dipelajari, dimodifikasi, dikembangkan, dan
selanjutnya baru diterapkan ke dalam sistem pertanian kita. Dalam hal ini peran kelembagaan sangatlah
penting, baik dalam inovasi alat dan mesin pertanian yang memenuhi kebutuhan petani maupun dalam
pemberdayaan masyarakat.

• Masalah keempat, muncul dari terbatasnya akses layanan usaha terutama di permodalan.
Kemampuan petani untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas sehingga produktivitas yang dicapai
masih di bawah produktivitas potensial.

• Masalah kelima adalah masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian, sehingga menyebabkan
petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu
besar dari hasil penjualan.

B. Masalahan Pangan

Masalah pangan di Indonesia sebenarnya tidak akan terjadi jika tidak terjadi kelangkaan pangan.
Seperti yang diketahui masalah komoditi pangan utama masyarakat Indonesia adalah adalah karena
kelangkaan beras atau nasi. Tetapi seluruh hal tersebut berubah total setelah pemerintah orde baru
dengan Swasembada Berasnya secara tidak langsung memaksa orang yang bisa mengkomsumsi bahan
makanan non beras untuk mengkonsumsi beras. Yang terjadi selanjurnya adalah muncul lonjakan
konsumsi/kebutuhan beras nasional sampai sekarang sehingga memaksa pemerintah untuk impor beras.
Padahal jika tiap daerah tetap bertahan dengan makanan utama masing-masing maka tidak akan muncul
kelangkaan dan impor bahan makanan pokok beras. Efek lainpun muncul akibat perubahan pola makan
masyarakat Indonesia. Pembangunan pertanian itu pada dasarnya adalah pembangunan manusianya,
kondisi sekarang pembangunan pertanian khususnya pangan di Indonesia saat ini terkendala pada
kondisi sumber daya manusia yang mau bergerak dan mencintai pertanian lagi, dari kondisi yang ada
saat ini maka kegiatan-kegiatan pengembangan pertanian harus kita dukung dengan upaya-upaya yang
sangat signifikan bisa mengungkit produksi, salah satunya bahwa Pak Menteri menyatakan bahwa kita
harus swasembada pangan dalam 3 tahun ke depan (Padi, Jagung , Kedelai) kemudian ditambah lagi
beberapa komoditas cabai, bawang, dan holtikultura lainnya serta termasuk juga daging dan tepung.

Pemecahan Masalah Pangan di Indonesia :

1. Menanam tanaman dengan cara Hidroponik dan Vertical sehingga tidak memerlukan lahan yang luas

2. Menekan semaksimal mungkin pembangunan di Indonesia, sehingga lahan untuk pertanian tidak
semakin menyempit

3. Meningkatan ketahanan pangan baik dalam ketersediaan, stabilitas, aksesabilitas, konsumsi sehingga
dapat dilihat kemajuan pertumbuhan ekonomi dan suatu individu dapat memiliki daya saing individu dan
bangsa.

4. Kualitas para petani perlu juga perhatian untuk mengolah sumber daya alam yang ada. Para petani
tersebut perlu diberikan pengetahuan agar mampu memajukan jumlah komoditi pertanian. Seperti
contohnya diberikan pelatihan bagi para petani agar mereka dapat memberi perlindungan lebih aman
dan efektif tanaman mereka dari serangan hama, penyakit, dan lainnya.

5. Seharusnya masyarakat suatu daerah dibiarkan mengkomsumsi bahan makanan yang bisa dikonsumsi
secara turun temurun. Semua itu bisa terlaksana asalkan ada Goodwill dari masyarakat Indonesia ini
mulai dari presiden, menteri dan seluruh rakyat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki. Atau dengan
mengganti beras dengan bahan makanan berkomposisi sama atau lebih bergizi seperti sayur-sayuran dan
umbi-umbian. Dengan mengembangkan keunggulan komoditi pertanian yang dimiliki oleh daerah,
Indonesia tidak perlu ekspor apalagi impor.

C. Masalah Industrialisasi

Dari jumlah penduduk indonesia termasuk negara sedang berkembang terbesar ketiga setelah india
dan cina. Namun diluar dari segi industrialisasi indonesia dapat dikatakan baru mulai, salah satu
indikator dari industrialisasi adalah sumbangan sektor industri dalam GDP (gross domestic product). Dari
ukuran ini sektor industri di indonesia sangat tertinggal dibandingkan dengan negara-negara utama di
asia. Dua ukuran lain adalah besarnya nilai tambah yang dihasilkan sektor industri dan nilai tambah
perkapita. Dari segi ukuran mutlak sektor industri diindonesia masih sangat kecil, bahkan kalah dengan
negara-negara kecil di Asia seperti Singapura, Hongkong dan tawan. Secara perkapita nilai tambah sektor
industri termasuk yang paling rendah di Asia.

Indikator lain tingkat industrialisasi adalah produksi listrik perkapita dan prosentase produksi listrik
yang digunakan oleh sektor industri. Di indonesia produksi listrik perkapita sangat rendah, dan dari
tinggkat yang rendah ini hanya sebagian kecil digunakan oleh konsumen industri. Selain itu juga
disebabkan karna kelangkaan modal dan tenaga kerja ahli yang memadai . Perkembangan sektor industri
mengalami kemajuan yang cukup mengesankan pada masa PJP I, hal ini dapat dilihat dari jumlah unit
usaha, tenaga kerja yang diserap, nilai keluaran yang dihasilkan, sumbangan devisa dan kontribusi
pembentukan PDB, serta pertumbuhannya sampai terjadinya krisis ekonomi di Indonesia.

Faktor-Faktor yang dapat menghambat perkembangan perindustrian adalah :

1. Keterbatasan teknologi

Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi menghambat efektifitas dan kemampuan
produksi.

2. Kualitas sumber daya manusia

Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat untuk mendapatkan dan


mengoperasikan alat alat dengan teknologi terbaru.

3. Keterbatasan dana pemerintah

Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dalam
bidang riset dan teknologi

Kesimpulan

Dalam mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam masalah yang
dihadapi.Seperti penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian dan terbatasnya aspek
ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun minim ialah pembangunan dan
pengembangan waduk.

Masalah pangan di Indonesia adalah: kurangnya lahan untuk menanam bahan pangan; kurangnya
sumber daya manusia dalam mengolah lahan pertanian; tidak meratanya system distribusi bahan pangan
yang disebakan transportasi, pasokan dan logistic yang belum efisien. Alternative pemecahan masalah
yang dapat dilakukan adalah : teknologi penanaman bahan pangan, meningkatkan ketahan pangan,
meningkatkan kualitas petani, mengganti beras dengan bahan pangan yang lain.

Industrialisai di Indonesia mengalami kemunduran mulai dari semenjak krisis ekonomi terjadi di tahun
1998, hal ini terjadi karna suhu politik yang tidak stabil pada saat itu. Akan tetapi kemunduran ini
bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan investasi pada industri dalam negeri,
tetapi indonesia lebih memfokuskan kepada penyerapan barang hasil produksi industri dalam negeri.
Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena
saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk luar.

BAB 6

INVESTASI

A. Pengertian Investasi

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana yang ada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Investasi pada financial assets, dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito,
commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya
berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lainnya

2. Investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk pembelian assets produktif, pendirian
pabrik, pembukaan tambang, dan pembukaan perkebunan.

B. Proses Investasi

Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi
pada efek-efek yang bisa dipasarkan , dan kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut
:

• Menentukan tujuan investasi

Ada tiga hal yang perlu dikembangkan dalam tahap ini, yaitu: tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan
diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan penghasilan yang maksimal
dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risk dan return bersifat linier, artinya semakin besar
rate of risk , maka semakin besar pula expected rate of return.

• Melakukan analisis Investor

Melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah
untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu
rendah

• Melakukan pembentukan portofolio

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi
dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam pembentukan
portofolio adalah efek-efek yang mempunyai koefesien korelasi negatif (mempunyai hubungan
berlawanan). Hal ini dilakukan untuk memperkecil risiko.

• Melakukan evaluasi kinerja portofolio

Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat
keuntungan yang diharapkan maupun terhadap risiko yang ditanggung.

• Melakukan revisi kinerja portofolio

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi inilah
selanjutnya akan dilakukan revisi/perubahan terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut
jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi,
misalnya rate of return-nya lebih rendah dari yang diisyaratkan. Revisi tersebut bisa dilakukan secara
total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio yang ada, kemudian dibentuk portofolio yang baru. Atau
dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas proporsi/komposisi dana yang dialokasikan
dalam masing-masing efek yang membentuk portofolio tersebut.

C. Risiko dalam Investasi

Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara pengambilan
yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual
return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Apabila risiko
dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh bisa menyimpang dari hasil yang diharapkan,
maka digunakan ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebut
adalah varians atau deviasi standar. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpangannya
(risikonya semakin tinggi). Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko
dibedakan menjadi tiga, yaitu: :

1. Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker)

Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua
pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia
akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar.

2. Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality)

Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) merupakan investor yang akan meminta kenaikan
tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel
dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi.

3. Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter)

Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter) merupakan investor yang apabila dihadapkan
pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang
berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko lebih kecil. Biasanya investor jenis
ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasinya.

Kesimpulan

Jadi, Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana yang ada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi
dua yaitu, Investasi pada financial assets dan Investasi pada real assets. . Proses investasi menunjukkan
bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang bisa
dipasarkan , dan kapan dilakukan. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya
penyimpangan antara pengambilan yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian
yang dicapai secara nyata (actual return).
BAB 7

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

A. Pengertian Kebijakan Moneter & Kebijakan Fiskal

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan standar bunga pinjaman,"margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha
terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan
Moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (Bank Sentral) untuk
mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui pengawasan uang beredar atau suku bunga,
atau kombinasi keduanya, usaha tersebut dilakukan agar terjadi kesetabilan harga, dan
inflasi, serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Kebijakan moneter pada
dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan
internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk


mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan
dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi, kebijakan
fiskal mempunyai tujuan yang sama persis dengan kebijakan moneter. Perbedaannya
terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan moneter pemerintah
mengendalikan jumlah uang beredar, maka dalam kebijakan fiskal pemerintah
mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan
pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.

B. Tujuan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal.

1. Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada umumnya adalah
keseimbangan intern (Internal Balance) dan keseimbangan ekstern (External Balance).
Kebijakan intern biasanya diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja yang tinggi dan
dipertahankannya laju inflasi yang rendah. Sedangkan keseimbanganekstern
dipertahankan agar neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) seimbang
dalam arti bahwa neraca pembayaran internasional tidak deficit dan surplus.

2 . Tujuan Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal mempunyai beberapatujuan, antara lain meningkatkan investasi,


meningkatkan kesempatan kerja, memelihara stabilitas ekonomi internal(dalam negeri)
dan eksternal (luar negeri), serta mengendalikan tingkat inflasi. Untuk mewujudkan
tujuan kebijakan fiskal, pemerintah menggunakan alat-alat kebijakan fiskal antara lain
pajak, pinjaman publik, dan subsidi.

C. Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam
kegiatan perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal
dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah
(goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu
GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan
moneterberkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor –
sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah
dan sektor dunia internasional/luar negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan
interaksi masing – masing dalam menciptakan pendapatan danpengeluaran.Kebijakan
fiskal akan mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan negara danpengeluaran
negara. Disamping pengaruh dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran (defisit
atau surplus), perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber penerimaan negara dan
bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran negara.. Kebijakan fiskal akan mempunyai
pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan
dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. Kondisi
di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan
menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan
memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap
permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran
agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.

Kesimpulan

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau
lebih sejahtera. Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih
baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada
umumnya adalah keseimbangan intern (Internal Balance) dan keseimbangan ekstern
(External Balance). Kebijakan fiskal mempunyai beberapatujuan, antara lain
meningkatkan investasi, meningkatkan kesempatan kerja, memelihara stabilitas
ekonomi internal(dalam negeri) dan eksternal (luar negeri), serta mengendalikan
tingkat inflasi. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling
berpengaruh dalam kegiatan perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan
tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan
pengeluaran pemerintah (goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam
kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga.
BAB 8

NERACA PEMBAYARAN

A. Pengertian Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca
pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah
asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan
neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial

B. Tujuan Neraca Pembayaran

Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi negara di perdagangan internasional

2. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi pembayaran internasional

3. Membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan fiskal dan moneter

4. Merupakan alat untuk mengukur berapa besar utang dan piutang negara terhadap luar negeri

5. Merupakan alat untuk mengukur struktur dan komposisi transaksi ekonomi suatu negara dengan
dunia internasional

C. Macam-macam Transaksi

Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi, yaitu :

1. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri
ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya
posisi cadangan devisa.

2. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke
dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan
bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

D. Komponen Neraca Pembayaran

1. Pos Transaksi Dagang (Transaction of Trade)


Pos transaksi dagang mencatat seluruh transaksi, baik dalam kegiatan ekspor maupun impor barang
(berwujud) dan jasa (tidak berwujud). Transaksi ekspor dicatat di sisi kredit (+) dan transaksi impor
dicatat di sisi debet (-).

2. Pos Pendapatan Modal (Income on Invesment)

Dalam Pos ini dicatat seluruh penerimaan dan pendapatan seperti hasil penanaman modal di luar
negeri dan hasil penerimaan modal asing di dalam negeri dalam bentuk keuntungan.

3. Pos Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)

Transaksi unilateral adalah transaksi searah. artinya, transaksi yang terjadi tanpa ada kontrak transaksi
lainnya. Misalnya, pengiriman hadiah, pengiriman bantuan-bantuan bencana alam, pendidikan, dan
sosial.

4. Pos Penanaman Modal Langsung

Pos ini mencatat transaksi modal yang langsung dilaksanakan oleh penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain. contohnya penenman modal penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain. contohnya penanaman modal penduduk di Indonesia dengan membiuka usaha properti dan
transaksi jual beli saham antara penduduk Indonesia dengn penduduk Malaysia.

5. Pos Utang Piutang (Jangka Panjang/ Jangka Pendek)

Pada pos ini mencatat seluruh transaksi kredit (pinjaman) jangka panjang yaitu transaksi kredit yang
yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan transaksi utang-piutang jangka pendek (kurang dari satu
tahun).

6. Pos Sektor Moneter (Pos Lalu Lintas Moneter)

Pada pos ini mencaqtat semua transaksi pada saat terjadi pembayaran pada transaksi-transaksi di atas
dari mulai transaksi dagang, pendapatan modal sampai pada utang-piutang. Keadaan pos ini dapat
menunjukan posisi cadangan devisa suatu negara

E. Macam-Macam Neraca Pembayaran

Angka yang ada dalam neraca pembayaran akan menunjukan apakah Negara mengalami deficit atau
surplus. Terdapat 3 kemungkinan dari kinerja neraca pembayaran, yaitu sebagai berikut:

1. Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar daripada jumlah
penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet). Suatu Negara jika mengalami kelebihan impor dan
kelebihan tersebut ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan (stok)
nasional maka Negara tersebut sedang mengalami defisit total.

2. Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar daripada jumlah
pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet).
3. Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau utang sama dengan jumlah
penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).

Kesimpulan

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtiar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca
pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah
asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan
neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial. Penyusunan neraca pembayaran
mempunyai beberapa tujuan, yaitu, memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi negara
di perdagangan internasional, memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi pembayaran
internasional dan membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan fiskal dan moneter.
BAB 9

KEPENDUDUKAN

A. Pengertian Kependudukan

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama,
kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pengelolaan kependudukan dan pembangunan
keluarga adalah upaya terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada
seluruh dimensi penduduk. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan
perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan
pembangunan berkelanjutan. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik
yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan,
kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati
kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.

B. Masalah Kependudukan di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat.
Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk
membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak
hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah
kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna
kepentingan pembangunan manusia Indonesia.

Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:

1) Demografis

• Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)

Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat
terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari
tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah
penduduk Indonesia semakin bertambah.
• Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk

Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini
tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak
yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasaranan, fasilitas-fasilitas
umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di
Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani olah BKKBN.

• Persebaran Penduduk Tidak Merata

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya
yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran
penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.

2) Non Demografis Bersifat Kualitatif

a. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah

Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Namun, kembali
lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas
manusia Indonesia. Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat
kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi
lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.

b. Pendidikan Yang Rendah

Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang
dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara
negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia
sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di
Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human
Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5.8
tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.

c. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin

Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan
termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat Indonesia
hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya
akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan
ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya ini. Selain
kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat jelas di Indonesia. Kaum
konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja dengan kemiskinan yang ada. tidak
mengherankan apabila negara Indonesia memiliki jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.

Kesimpulan

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama,
kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pengelolaan kependudukan dan pembangunan
keluarga adalah upaya terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada
seluruh dimensi penduduk.
BAB 10

Pembangunan Ekonomi Daerah

A. Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Sebelum orde baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya Nampak adanya
kecenderungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik, dan kurang memperhatikan
pembangunan ekonomi. Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia labih
diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha
untuk menekankan laju yang sangat tinggi (hyper inflasi).

Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di
Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan
pembangunan, Indonesia-pun tidak mengesampingkan stratei pertumbuhan, dan strategi yang
berwawasan ruang ( terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah
pembangunan I,II, III dan seterusnya).

Strategi-strategi tersebut kemudian dipertegas dengan dtetapkannya sasaran-sasaran dan titik berat
setiap Repelita, yakni :

• Repelita I : meletakkan titik berat pada sector pertanian dan industry yang mendukung setor
pertanian meletakkan lendasan yang kuat bagi tehap selanjutnya.

• Repelita II : meletakkan titik berat pada sector pertanian dengan meningkatkan industry yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

• Repelita III : meletakkan titik berat pada sector pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industry yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat
bagi tahap selanjutnya.

• Repelita IV : meletakkan titik berat pada sector pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju
swasembada pangan dengan meningkatkan industry yang dapat manghasilkan mesin-mesin industry
sendiri, baik industry ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjtnya
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.

B. Pembangunan Ekonomi Daerah


Lincolin Arsyad (2000) memberikan pengertian pembangunan ekonomi daerah adalah “sebagai proses
dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan
membentuk suatu pola kementrian antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)
dalam wilayah tersebut”.

Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok permasalahannya adalah terletak pada
kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
(endogenous) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik
secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarah pada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah
tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang
peningkatan kegiatan ekonomi.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi
baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk
menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih pengetahuan dan
teknologi, serta pengembangan usaha-usaha baru.

Tujuan utama dari setiap pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah dan jenis
peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan
masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu,
pemerintah dengan partisipasi masyarakatnya, dengan dukungan sumberdaya yang ada harus mampu
menghitung potensi sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
ekonomi daerahnya.

C. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah

Secara umum strategi pembangunan ekonomi adalah mengembangkan kesempatan kerja bagi
penduduk yan ada sekarang dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta mengembangkan basis
ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Pembagunan ekonomi akan berhasil bila mampu
memenuhi kebutuhan dunia usaha. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya fluktuasi
ekonomi sektoral, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesempatan kerja.

Lincolin Arsyad (2000) secara garis besar menggambarkan strategi pembangunan ekonomi daerah dapat
dikelompokkan menjadi 4 yaitu :

a) Strategi pengembangan fisik ( locality or physical development strategy)

Melalui pengembangan program perbaikan kondisi fisik/lokalitas daerah yang ditunjukkan untuk
kepentingan pembangunan isdustri dan perdagangan, pemerintah daerah akan berpengaruh positif bagi
pembangunan dunia usaha daerah. Secara khusus, tujuan strategi pembagunan fisik ini adalah untuk
menciptakan identitas masyarakat , dan memperbaiki daya tarik pusat kota (civic center) dalam upaya
memperbaiki dunia usaha daerah.

Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diperlukan alat-alatpendukung, yaitu :


• Pembuatan bank tanah (land banking), dengan tujuan agar memiliki data tentang tanah yang kurang
optimal penggunaannya, tanah yang belum dikembangkan,atau salah ddalam penggunaannya dan lain
sebagainya.

• Pengendalian perencanaan dan pembangunan, dengan tujuan untuk memperbaiki iklim investasi di
daerah dan meperbaiki citra pemerintah daerah.

• Penataan kota (townscaping), dengan tujuan untuk memperbaiki sarana jalan, penataan pusat-pusat
pertokoan, dan penetapan standar fisik suatu bangunan.

• Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik untuk merangsang pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi daerah.

• Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan berpengaruh positif bagi dunia usaha,
disamping menciptakan lapangan kerja.

• Penyediaan infrastruktur seperti : sarana air bersih, taman, sarana parkir, tempat olahraga dan lain
sebagainya.

b) Strategi pengembangan dunia usaha ( business development strategy)

Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam pembangunan ekonomi daerah,
karena daya tarik, kerativitas atau daya tahan kegiatan ekonomi dunia usaha, adalah merupakan cara
terbaik untuk menciptakan perekonomian daerah yang sehat. Untuk mencapai tujuan pembangunan
fisik tersebut diperlukan alat-alat pendukung, antara lain :

• Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan kebijakan yang
memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang sama mencegah penurunan kualitas
lingkungan.

• Pembuatan informasi terpadu yanf dapat memudahkan masyarakat dan dunia usaha untuk
berhubungan dengan aparat pemerintah daerah yang berkaitan dengan perijinan dan informasi rencana
pembangunan ekonomi daerah.

• Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena usaha kecil perannya sangat
penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai sumber dorongan memajukan kewirausahaan.

• Pembuatan system pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak ekonomis dalam
produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk impor, seta sikap kooperatif sesama pelaku
bisnis.

• Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan litbang). Lembaga ini diperlukan untuk
melakukan kajian tentang pengembangan produk baru, teknologi baru,dan pencarian pasar baru.

c) Strategi pengembangan sumber daya manusia ( human resource development strategy)


Strategi pengembangan sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam proses
pembangunan ekonomi, oleh karena itu pembangunan ekonomi tanpa dibarengi dengan peningkatan
kualitas dan ketrampilan sumberdaya manusia adalah suatu keniscayaan. Pengembangan kualitas
seumberdaya manusia dapat dilakukan denganca cara :

• Pelatihan dengan system customized training, yaitu system pelatihan yang dirancang secara khusus
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan sipemberi kerja.

• Pembuatan bank keahlian (skill banks), sebagai bank informasi yang berisi data tentang keahlian dan
latar belakang orang yang menganggur di penciptaan iklim yang mendukung bagi perkembangan
lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan di daerah.

• Pengembangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.

d) Strategi pengembangan masyarakat (community based development strategy)

Strategi pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberdayakan
(empowerment)suatu kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah. Kegiatan-kegiatn ini
berkembang baik di Indonesia belakangan ini, karena ternyata kebijakan umum ekonomi yang tidak
mampu memberikan manfaat bagi kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk menciptakan manfaat social, seperti misalnya dengan menciptakan proyek-proyek padat karya
untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh keuntungan dari usahanya.

Kesimpulan

Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat
serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan
semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan
indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/Kota. Data dan
indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan
mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya para
pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat
kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana. Upaya pembangunan
yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi
berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak
dilakukannya usaha pembangunan. Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha
pencapaian tujuan pembangunan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai