Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN

PELAYANAN PEMERIKSAAN GIGI

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl :

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS
KEDUNGTUBAN
JL. Raya Cepu- Randublatung Km. 12 Telp. 4270202
BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayahkerja. Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah
satu kecamatan. Di Kecamatan Kedungtuban terdapat dua Puskesmas,
sehingga tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah, yang meliputi 10 desa yaitu Desa
Galuk, Kedungtuban, Sogo, Ngraho, Kalen, Nglandeyan, Bajo, Tanjung, Pulo
dan Wado.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama,
yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Misi pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi
pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
mandiri dalam hidup sehat. Untuk mencapai visi tersebut, Puskesmas
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang bermutu.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi
dan berkesinambungan ( Pasal 93 ayat 1). Kesehatan gigi dan mulut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pelayanan
kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat,
usaha kesehatan gigi sekolah (Pasal 93 ayat 2). Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas
pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu,
dan terjangkau oleh masyarakat (Pasal 94)

C. SASARAN PEDOMAN

Sasaran pedoman ini adalah tenaga Kesehatan Gigi dan Mulut

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN

Ruang lingkup pedoman ini meliputi standar ketenagaan, standar fasilittas, tata
laksana pelayanan, logistik, keselamatan sasaran kegiatan/ program,
keselamatan kerja, pengendalian mutu pada pelayanan kesehatan gigi dan
mulut

E. BATASAN OPERASIONAL

- Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah


fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
yang masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
- Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
- Pelayanan kesehatan gigi adalah segala upaya pencegahan dan pengobatan
penyakit, serta pemulihan dan peningkatan kesehatan gigi yang dilaksanakan
atas dasar hubungan antara dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi
lainnya dengan individu/ masyarakat yang membutuhkannya
- Anamnesa adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien/keluarga pasien
dan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk
memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang
diderita pasien
- Diagnosa adalah penetapan jenis penyakit tertentu berdasarkan analisis hasil
anamnesa dan pemeriksaan yang teliti.
- Terapi adalah pengobatan yang diberikan kepada pasien atas dasar indikasi
medis atau diagnosis yang ditemukan dokter.
- Tindakan medis, yaitu suatu intervensi medis yang dilakukan pada
seseorang berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat mengakibatkan
integritas jaringan atau organ terganggu.

F. LANDASAN HUKUM

- Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

- Undang- Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga Kesehatan dan tenaga
non kesehatan
Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer
b. dokter gigi
c. perawat
d. bidan
e. tenaga kesehatan masyarakat
f. tenaga kesehatan lingkungan
g. ahli teknologi laboratorium medic
h. tenaga gizi
i. tenaga kefarmasian
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,
administrasi, keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di
Puskesmas.
Adapun tenaga kesehatan pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Puskesmas Kedungtuban adalah sebagai berikut:

NO JENIS TENAGA JUMLAH


1 Dokter gigi 1
2 Perawat gigi 1

Kompetensi Dokter Gigi:


- Mempunyai STR dan SIP
- Mampu mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah,
mengevaluasi program kesehatan gigi
- Mampu mengkoordinir dan memonitor program gilut di wilayah kerja
- Mampu melaksanakan pelayanan darurat gigi
- Mampu melaksanakan pelayanan pencegahan penyakit gigi
- Mampu melaksanakan pelayanan medik dasar sesuai kompetensi dan
kewenangan
- Mampu melaksanakan pelayanan medik khusussesuai kompetensi dan
kewenangan

Kompetensi Perawat Gigi:


- Mempunyai STR dan SIPG
- Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan asuhan keperawatan
gigi dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan keahlian dan
kewenangan
- Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi sesuai dengan standar
operasional prosedur, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetepkan oleh
pimpinan puskesmas
- Membuatkan catatan-catatan yang perlu dalam rekam medik gigi secara
baik dan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan
- Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi sesuai dengan standar profesi
dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
- Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi
- Melaksanakan dan menjaga keselamatan poli pelayanan kesehatan gigi
meliputi keamanan dan kebersihan alat dan ruangan serta pencegahan
pencemaran lingkungan

B. Jadwal Kegiatan
Pelayanan di Poli Gigi:
Hari Senin- Kamis dan Sabtu: Jam 08.15 – 12.00 WIB
Hari Jum’at : Jam 08.15 – 11.00 WIB
BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

WAS LEMARI STERILI


TAFEL SATOR

T
DENTAL
S U
UNIT
B

KURSI KURSI

MEJA KERJA KURSI


PX PINTU MASUK

B. Standar Fasilitas

JUMLAH MINIMAL PERALATAN


NO JENIS PERALATAN STANDAR PUSKESMAS
PERMENKES KEDUNGTUBAN
I Set Kesehatan Gigi dan Mulut
1 Atraumatic Restorative 1 buah -
Treatment (ART)
Enamel Access Cutter 1 buah Ada
Eksavator berbentuk sendok 1 buah Ada
ukuran kecil (spoon excavator
small)
Eksavator berbentuk sendok 1 buah Ada
ukuran sedang (spoon
excavator medium)
Eksavator berbentuk sendok 1 buah Ada
ukuran besar (spoon
excavator large)
Double ended applier and 1 buah Ada
carver
Spatula plastic 1 buah -
Hatchet 1 buah -
Batu asah 1 buah -
2 Bein lurus besar 1 buah Ada
3 Bein lurus kecil 1 buah Ada
4 Bor intan (diamond bur 1 set Ada
assorted) untuk air jet hand
piece (kecepatan tinggi)
(round, inverted dan fissure)
5 Bor intan kontra angle hand 1 set -
piece conventional (kecepatan
rendah)(round, inverted dan
fissure)
6 Ekskavator berujung dua 5 buah Ada
(besar)
7 Ekskavator berujung dua 5 buah Ada
(kecil)
8 Gunting operasi gusi (wagner) 1 buah -
(12 cm)
9 Handpiece contra angle 1 buah Ada
10 Handpiece straight 1 buah -
11 Kaca mulut datar no.4 tanpa 5 buah Ada
tangkai
12 Klem/ pemegang jarum jahit 1 buah Ada
(Mathieu standar)
13 Set kursi gigi elektrik yang
terdiri dari:
Kursi gigi 1 buah Ada
Cuspidor unit 1 buah Ada
Meja instrument 1 buah Ada
Foot controller untuk 1 buah Ada
handpiece
Compressor oilles 1 PK 1 buah Rusak
14 Jarum exterpasi 1 set Ada
15 Jarum K-File (15-40) 1 set Ada
16 Jarum K-File (45-80) 1 set Ada
17 Light Curing 1 buah Ada
18 Mikromotor dengan straight 1 buah -
dan contra angle hand piece
(low speed micro motor
portable)
19 Pelindung jari 1 buah Ada
20 Pemegang matriks (matrix 1 buah -
holder)
21 Penahan lidah 1 buah Ada
22 Pengungkit akar gigi kanan 1 buah Ada
mesial (cryer 9rier9)
23 Pengungkit akar gigi kanan 1 buah Ada
distal (cryer distal)
24 Penumpat plastis 1 buah Rusak
25 Periodontal probe 1 buah -
26 Penumpat semen berujung Ada
dua
27 Pinset gigi 5 buah Ada
28 Polishing bur 1 set -
29 Skeler standar, bentuk 1 buah Ada
cangkul kiri (type chisel/
mesial)
30 Skeler standar, bentuk 1 buah Ada
cangkul kanan (type chisel/
mesial)
31 Skeler standar, bentuk 1 buah Ada
tombak (type hook)
32 Skeler standar, black kiri dan 1 buah Ada
kanan (type chisel/ mesial)
33 Skeler standar, black kiri dan 1 buah Ada
kiri (type chisel/ mesial)
34 Skeler ultrasonic 1 buah Ada
35 Sonde lengkung 5 buah Ada
36 Sonde lurus 5 buah Ada
37 Spatula pengaduk semen 1 buah Ada
38 Spatula pengaduk semen 1 buah -
ionomer
39 Set tang pencabutan dewasa Ada
(set)
Tang gigi anterior rahang atas 1 buah Ada
dewasa
Tang gigi premolar rahang 1 buah Ada
atas
Tang gigi molar kanan rahang 1 buah Ada
atas
Tang gigi molar kiri rahang 1 buah Ada
atas
Tang gigi molar 3 rahang atas 1 buah Ada
Tang sisa akar gigi anterior 1 buah Ada
rahang atas
Tang sisa akar gigi posterior 1 buah Ada
rahang atas
Tang gigi anterior dan 1 buah Ada
premolar rahang bawah
Tang gigi molar rahang bawah 1 buah Ada
kanan/ kiri
Tang gigi molar 3 rahang 1 buah Ada
bawah
Tang sisa akar rahang bawah 1 buah Ada
40 Set tang pencabutan gigi anak Ada
Tang gigi anterior rahang atas 1 buah Ada
Tang molar rahang atas 1 buah Ada
Tang sisa akar gigi anterior 1 buah Ada
rahang atas
Tang gigi anterior rahang 1 buah Ada
bawah
Tang molar rahang bawah 1 buah Ada
Tang sisa akar rahang bawah 1 buah Ada
41 Skalpel, mata pisau bedah 1 buah -
(besar)
42 Skalpel, mata pisau bedah 1 buah -
(kecil)
43 Skalpel, tangkai pisau 1 buah -
44 Tangkai kaca mulut 5 buah Ada

II. Perlengkapan
1 Baki logam tempat alat steril 1 buah Ada
tertutup
2 Korentang, penjepit sponge 1 buah -
(foerster)
3 Lampu spiritus isi 120 cc 1 buah -
4 Lemari peralatan 1 buah -
5 Lempeng kaca pengaduk 1 buah Ada
semen
6 Needle destroyer 1 buah -
7 Silinder korentang steril 1 buah Ada
8 Sterilisator kering 1 buah Ada
9 Tempat alcohol 1 buah Ada
10 Toples kapas logam dengan 1 buah Ada
pegas dan tutup (50 x 70 mm)
11 Toples pembuangan kapas 1 buah -
(50 x 70 mm)
12 Waskom bengkok (neirbeken) 1 buah Ada

III. Bahan Habis Pakai


1 Betadine solution atau Sesuai Ada
desinfektan lainnya kebutuhan
2 Sabun cuci tangan atau Sesuai Ada
antiseptic kebutuhan
3 Kasa Sesuai Ada
kebutuhan
4 Benang silk Sesuai Ada
kebutuhan
5 Chromik catgut Sesuai Ada
kebutuhan
6 Alkohol Sesuai Ada
kebutuhan
7 Kapas Sesuai Ada
kebutuhan
8 Masker Sesuai Ada
kebutuhan
9 Sarung tangan Sesuai Ada
kebutuhan

IV. Meubelir
1 Kursi kerja 3 buah Ada
2 Lemari arsip 1 buah Ada
3 Meja tulis ½ biro 1 buah Ada

V. Pencatatan dan pelaporan


1 Buku register pelayanan Sesuai Ada
kebutuhan
2 Kartu rekam medis Sesuai Ada
kebutuhan
3 Formulir informed consent Sesuai Ada
kebutuhan
4 Formulir rujukan Sesuai Ada
kebutuhan
5 Surat keterangan sakit Sesuai Ada
kebutuhan
6 Formulir dan surat Sesuai Ada
keterangan lain sesuai kebutuhan
kebutuhan pelayanan yang
diberikan

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan di dalam gedung:
- Pencabutan Gigi
- Penambalan Gigi
- Pembersihan Karang Gigi
- Pengobatan Penyakit Gigi

Kegiatan di luar gedung:


- UKGS
- UKGM

B. Langkah Kegiatan
a. Pencabutan Gigi
1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien

2. Petugas memeriksa pasien

3. Petugas menentukan diagnosa

4. Petugas melakukan anasthesi pada sekitar gigi yang akan dicabut

5. Petugas melakukan pencabutan gigi tetap setelah ± 5-10 menit dari


anesthesi

6. Petugas memberikan intruksi post ekstraksi

7. Petugas memberikan resep obat pada pasien

8. Petugas mencuci tangan dan membersihkan alat- alat yang telah terpakai

b. Penambalan Gigi
1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien

2. Petugas memeriksa pasien

3. Petugas melakukan diagnosa

4. Petugas melakukan preparasi kavitas sampai bersih

5. Petugas melakukan penambalan sementara

6. Petugas memberikan instruksi post penambalan pada pasien dan


menyarankan untuk kontrol 1 minggu kemudian
c. Pembersihan Karang Gigi
1. Petugas memberikan instruksi sebelum pembersihan karang gigi

- Waktu pembersihan terasa ngilu


- Butuh waktu agak lama untuk buka mulut
- Sering kumur
2. Petugas mempersiapkan alat untuk membersihkan karang gigi antara
lain: kaca mulut, pinset, kapas, sonde, scaller

3. Petugas menggunakan perlengkapan proteksi diri (masker dan sarung


tangan)

4. Petugas melakukan pembersihan karang gigi dengan tahap- tahap:

- Daerah (regio) yang akan dibersihkan diolesi dengan povidone iodine

- Dilakukan pembersihan karang gigi dengan alat- alat manual yang


tersedia/ skaller elektrik

- Dicek dengan sonde bila sudah tidak ada karang gigi ditandai dengan
bila disonde tidak menyangkut maka dianggap sudah bersih

- Dilakukan polishing (yaitu pasien diinstruksikan untuk sikat gigi setelah


dibersihkan)

- Diolesi kembali dengan povidone iodine pada daerah yang telah


dibersihkan

5. Petugas memberikan instruksi setelah pembersihan karang gigi dan


kontrol 6 bulan sekali
d. Pengobatan Penyakit Gigi
- Penanganan Gangren Pulpa

1. Petugas melakukan perawatan restorasi pada Gangren pulpa yang


masih memungkinkan untuk dilakukan restorasi
2. Petugas memberi resep apabila ada gejala peradangan dan rasa sakit
3. Petugas melakukan preparasi kavitas, kemudian aplikasi 3 All dan
langsung ditambal dengan Glass Ionomer apabila tidak ada keluhan
4. Petugas merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila pasien menghendaki
untuk dilakukan restorasi yang lebih kuat, untuk dilakukan perawatan
extirpasi pulpa
5. Petugas melakukan ekstraksi apabila sudah tidak memungkinkan
direstorasi (karena karies besar/ luas), dengan memberikan Informed
consent terlebih dahulu kepada pasien/ wali pasien, kemudian petugas
memberi resep obat
- Penanganan Gingivitis dan Penyakit Periodontal
1. Petugas memberikan DHE (Dental health education) mengenai teknik
dan cara membersihkan gigi yang benar dengan sikat gigi dan dental
floss, waktu membersihkan gigi, pola makan (jenis, frekuensi,
komposisi dan konsistensi makanan), menghilangkan kebiasaan buruk,
anjuran kunjungan berkala dan anjuran perawatan gigi rutin
2. Petugas menentukan tindakan yang perlu dilakukan pada kunjungan
pertama
3. Petugas melakukan skalling pada pasien gingivitis
4. Petugas memberikan resep obat kepada pasien abses dan
periodontitis terlebih dahulu kemudian pasien diminta kembali 3 hari
kemudian (setelah obat habis)
5. Petugas melakukan skalling pada kunjungan berikutnya (3 hari
kemudian) terhadap pasien yang pada kunjungan pertama belum
dilakukan scaling
6. Petugas memberikan resep obat jika diperlukan
7. Petugas memeriksa kedalaman karies dengan instrumen dasar,
8. Petugas membersihkan permukaan kavitas apabila karies email,
kemudian diobservasi terlebih dahulu,
9. Petugas membuang jaringan keras gigi dengan excavator,
10. Petugas membersihkan kavitas dengan dentin kondisioner atau liquid
Glass Ionomer yang diencerkan dengan aquadest,
11. Petugas mengaplikasikan bahan tambal Glass Ionomer ,
12. Petugas mengoreksi oklusi pasien,
13. Petugas melakukan penambalan apabila karies dentin
14. Petugas melakukan preparasi kavitas dengan bor diamond,
15. Petugas membersihkan kavitas dengan dentin kondisioner atau liquid
Glass Ionomer yang diencerkan dengan aquadest,
16. Petugas mengaplikasikan bahan tambal Glass Ionomer
17. Petugas mengoreksi oklusi pasien,
18. Apabila kerusakan jaringan sangat besar dan luas, petugas merujuk
ke Rumah sakit
19. Petugas melakukan DHE (Dental Health Education)
20. Petugas memberi resep apabila ada gejala rasa sakit atau ngilu,
- Penanganan Impaksi
1. Petugas memeriksa pasien
2. Petugas memberi resep obat
3. Petugas merujuk kasus impaksi ke Rumah Sakit, untuk penanganan
selanjutnya
- Penyakit Jaringan Keras gigi adalah atrisi, abrasi, resesi dan erosi
1. Petugas memberikan DHE (Dental Health Education) kepada pasien
mengenai cara menggosok gigi yang tepat, menghilangkan kebiasaan
buruk mengerot dan menghindari makanan yang terlalu asam
2. Petugas menentukan penanganan selanjutnya, apakah perlu ditambal
atau tidak
3. Petugas cukup melakukan observasi terlebih dahulu apabila atrisi,
abrasi, resesi atau erosinya masih superficial
4. Petugas merujuk ke Rumah Sakit apabila atrisi, abrasi, resesi atau
erosinya sudah media atau profunda, untuk dilakukan penambalan
dengan Komposit resin
5. Petugas memberi resep apabila ada gejala rasa sakit atau ngilu
e. UKGS
1. Petugas menyiapkan materi penyuluhan untuk siswa SD kelas I, III dan V
tentang kesehatan gigi dan mulut

2. Petugas menyiapkan blangko pemberitahuan untuk wali murid bila murid


yang bersangkutan harus dilakukan tindakan di Puskesmas Kedungtuban

3. Petugas melakukan penyuluhan di SD kelas I, III dan V tentang


kesehatan gigi dan mulut

4. Petugas melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa kelas I, III
dan V dengan peralatan kaca mulut, pinset dan sonde

5. Petugas merujuk siswa ke Puskesmas Kedungtuban bila ada kasus yang


membutuhkan tindakan dengan memberikan blangko pemberitahuan
kepada wali murid bahwa murid yang bersangkutan membutuhkan
tindakan lebih lanjut/ perawatan lebih lanjut
6. Petugas melakukan perawatan/ tindakan di Puskesmas
Kedungtuban:Tumpatan, Skalling, Pencabutan

f. UKGM

1. Petugas menyiapkan materi penyuluhan UKGM

2. Petugas melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut

3. Petugas melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada ibu- ibu yang
datang di posyandu

4. Petugas merujuk ke Puskesmas Kedungtuban bila ada kasus yang


membutuhkan tindakan

5. Petugas melakukan perawatan/ tindakan di Puskesmas Kedungtuban

C. Tarif Tindakan

NO JENIS TINDAKAN TARIF

1 Pencabutan gigi sulung dengan topikal Rp 10.000,-


anestesi

2 Pencabutan gigi sulung dengan anestesi lokal Rp 15.000,-

3 Pencabutan gigi tetap dengan anestesi lokal Rp 20.000,-

4 Penambalan sementara Rp 15.000,-

5 Penambalan tetap ( 1 permukaan) Rp 40.000,-

6 Penambalan tetap ( lebih dari 1 permukaan) Rp 60.000,-

7 Pembersihan Karang Gigi ( per gigi) Rp 5.000,-


BAB V LOGISTIK

Bahan habis pakai yang digunakan pada pelayanan Gigi dan Mulut UPTD
Puskesmas Kedungtuban adalah sebagai berikut:

NO NAMA BAHAN JUMLAH


1 Spuit 1 cc 1 Box (100 spuit)
2 Spuit 3 cc 1 Box (100 spuit)
3 Pehacain 1 Box (20 ampul)
4 Kapas Gulung 1 Roll
5 Chlor Ethyil 1 kaleng
6 Caviton 1
7 GIC 1
8 Composit 1
9 Zinc Phosfat 1
10 Eugenol 1 botol
11 Alkohol 1 liter
12 Handscoon 1 box (50 pasang)
13 Masker 1 box (100)
14 Betadin 1 botol kecil
15 Sabun Cuci Tangan 1
16 Plastik Klip 50

Permintaan bahan habis pakai tersebut dilakukan setiap stok logistik yang tersisa
sejumlah 10% dari stok awal.

Bahan Habis Pakai Lainnya untuk menunjang administrasi pada pelayanan Gigi dan
Mulut UPTD Puskesmas Kedungtuban adalah sebagai berikut:

NO NAMA BAHAN JUMLAH


1 Ballpoint 1
2 Spidol 1
3 Corection Pen 1
4 Kertas HVS 1 Rim
5 Buku tulis 1

Permintaan bahan penunjang tersebut dilakukan setiap kali habis


BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Indikator pengukuran keselamatan pasien meliputi:

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien,


Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, misalnya KTP/ KK
dan Kartu Jaminan Kesehatan yang dimiliki
2. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat,
Pasien diidentifikasi terlebih dahulu sebelum pemberian obat, apakah ada
reaksi alergi terhadap jenis obat tertentu atau tidak
3. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan,
pengurangan terjadinya resiko infeksi di puskesmas
Pasien diberikan pelayanan sesuai standar operasional prosedur, petugas
harus mengikuti SOP yang telah ditentukan
4. Tidak terjadinya pasien jatuh
Lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, mudah
dibersihkan, dan dengan sambungan seminimal mungkin
BAB VII KESELAMATAN KERJA

Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat


(petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas
merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat
kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut mempunyai resiko
tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan
cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan
sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga
potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.

Motivasi dalam melaksanakan keselamatan kerja adalah untuk mencegah


kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan.

Pengendalian resiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1. Eliminasi (menghilangkan bahaya).
Memastikan sumber aliran listrik aman, sistem penempatannya mudah
dioperasikan
2. Rekayasa (engineering).
Yaitu dilakukan penggantian peralatan kerja atau memodifikasi alat agar
tingkat risiko lebih rendah.
3. Pengendalian administrasi.
Dengan memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai SOP
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Sebelum memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap pasien,
petugas memakai masker, handscoon dan atau pelindung jari

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu pelayanan kesehatan gigi di puskesmas Kedungtuban dilakukan


dengan cara:

1. Pengukuran dan Analisa Pelayanan


Dilakukan secara internal yaitu oleh sarana kesehatan itu sendiri maupun
secara eksternal yaitu oleh institusi terkait sesuai dengan kewenangannya
Cara Pengukuran dan Analisa:
- Penilaian sendiri oleh Tim Mutu Puskesmas Kedungtuban
- Instrumen yang digunakan adalah daftar tilik
- Hasil pengukuran
jumlah kriteria yang terpenuhi dibagi jumlah kriteria yang diamati
(standar yang ditetapkan) x 100%
- Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian maka dilakukan
pengamatan secara cermat apa penyebabnya
- Penilaian dilakukan secara berkala
2. Perbaikan Berkelanjutan
a. Intervensi internal
- Perbaikan perencanaan dan pengorganisasian
- Pembangunan sarana dan pengadaan peralatan
- Penyediaan ketenagaan
- Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pelaksana pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
b. Intervensi eksternal
Dilakukan dalam bentuk Pembinaan, yaitu suatu proses pemantauan
dan penilaian terhadap program yang dilaksanakan oleh SDM serta
memberikan bantuan berupa pengarahan dan bimbingan untuk menuju
perbaikan guna pencapaian tujuan seperti yang diharapkan.
Pembinaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
BAB IX PENUTUP

Untuk mencapai keberhasilan dari tujuan program kerja pelayanan kesehatan gigi
dan mulut perlu adanya komunikasi yang efektif dan berkesinambungan dengan
seluruh sektor terkait. Selain itu perlu juga dilakukan monitoring yang berfungsi
untuk mengurangi risiko kesalahan pengambilan kesimpulan dari hasil akhir
evaluasi. Misalnya, kesimpulan bahwa program tersebut tidak efektif apabila
program tidak berjalan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai keberhasilan dari tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, antara lain:
1. Terpenuhinya Ketenagaan pada Puskesmas Kedungtuban yang sesuai
dengan standar Permenkes No. 75 tahun 2014
2. Terpenuhinya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Terpenuhinya jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap pasien
4. Tersedianya logistik setiap kali habis
5. Terjaminnya keselamatan sasaran/ pasien
6. Terjaminnya keselamatan petugas/ tenaga kesehatan
7. Terkendalinya mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Anda mungkin juga menyukai