Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………….…………………………..1

DAFTAR ISI ………………………………………….……..……………………2

TUJUAN PEMBELAJARAN…………..…………………………………………3
URAIAN MATERI……...…………..…….………………………………………4
A. PENDAHULUAN…………………………………………………………4
B. TEORI KEPERAWATAN IMOGENE KING…..………………………...4
C. MODEL KONSEP IMOGENE KING…………..………………………...8
D. PENERAPAN TEORI IMOGENE KING……....…………………….....10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....22

1
TOPIK 1
Teori dan Model Konsep Keperawatan
Menurut Imogene King

TUJUAN PEMBELAJARAN DAN POKOK MATERI PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari materi dalam Topik 1, diharapkan mahasiswa
dapat memahami tentang Teori dan Model Konsep Keperawatan Menurut
Imogene King.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi dalam Topik 1, diharapkan mahasiswa
dapat :
a. Menjelaskan teori keperawatan Imogene King.
b. Menjelaskan model konsep menurut Imogene King.
c. Menjelaskan penerapan teori dan konsep model Imogene King dalam
pendidikan, pnelitian dan praktek keperawatan.

3. Pokok-pokok materi
a. Teori keperawatan Imogene King.
1) Perkembangan teori.
2) Paradigma teori Imogene King.
b. Model konsep Imogene King.
1) Hirarki konsep Imogene King.
2) Asumsi dan persepsi teori Imogene King.
c. Penerapan teori Imogene King.
1) Dalam pendidikan keperawatan.
2) Dalam penelitian keperawatan.
3) Dalam praktek keperawatan.

2
URAIAN MATERI

A. PENDAHULUAN.
Keperawatan sebagai ilmu, telah mengatur hubungan antara beberapa teori
keperawatan yang menjadi landasan dalam penerapannya. Karena
keperawatan terdiri dari prinsip, teori dan model konseptual serta hasil
penelitian, maka mahasiswa pada pendidikan tinggi keperawatan perlu
memahami teori dan model konsep dalam keperawatan. Sejak keperawatan
diterima sebagai ilmu, ada banyak teori keperawatan yang muncul bahkan
sudah diterapkan dalam lingkup keperawatan baik dalam pendidikan,
penelitian dan praktek keperawatan. Teori keperawatan adalah kolase induktif
yang diturunkan dari fenomena keperawatan yang kreatif dan berfokus untuk
menjelaskan aspek yang spesifik dan selektif dari penelitian dan praktek
keperawatan (Silva 1997 hal.55) dalam (Smith and Parker, 2015). Salah satu
ahli yang mengemukakan teori keperawatan adalah Imogene King.
Teori dan konsep model King adalah tentang system terbuka dalam
hubungan interaksi yang terjadi secara terus-menerus dengan lingkungan.
Adanya hubungan interpersonal antara perawat dan pasien menyebabkan
terciptanya sistem social dalam situasi yang nyata.
Individu atau manusia, dapat bereaksi terhadap situasi, orang dan objek.
Reaksi tersebut terjadi dalam hubungan interaksi yang berlangsung terus
menerus. Dalam hubungan interpersonal, manusia akan berpersepsi yang
berbeda-beda serta menghasilkan penilaian dan tindakan yang berbeda pula.

B. Teori Keperawatan Imogene King.


1. Perkembangan teori.
Imogene King adalah seorang yang sangat dikenal sebelum teorinya
dikenal banyak orang. Ia adalah seorang perempuan pertama yang
mempromosikan dasar teori untuk keperawatan(King 1964,1975,1976)dan
ia adalah salah satu perempuan yang menyelesaikan pendidikan sebagai

3
dosen pendidikan tinggi keperawatan. Tahun 1945 ia telah menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Keperawatan di Rumah sakit St. Johanes, dan
menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan pada tahun 1948.
Selanjutnya tahun 1957, ia menyelesaikan pendidikan Master
Keperawatan dari St. Louis University. Ia kemudian mengikuti
pendidikan doctoral untuk bidang penelitian, statistic, desain penelitian
dan computer. King mendedikasikan dirinya untuk pengembangan
pendidikan dan penelitian keperawatan dengan terus mengembangkan
teori yang telah dikemukakannya. Dalam kesibukannya, ia menjadikan
dirinya sebagai role model untuk teori yang telah ia kemukakan. Ia juga
pernah mendiskusikan teorinya dengan Dr. Peplau (pengemuka teori
lain).Teori keperawatan Imogene King disampaikan pertama kali pada
pertengahan tahun 1960. Hal ini muncul disaat ia berpikir tentang
bagaimana seorang perawat mengambil keputusan yang tepat dalam
praktek keperawatan setiap hari serta bagaimana menetapkan tindakan dan
mengarahkannya untuk focus pada perkembangan konsep. King selalu
berusaha menjelaskan tentang pentingnya pola dan tujuan dari interaksi
perawat-klien. King ingin menetapkan perbedaan dari ilmu keperawatan
dan ilmu lain. Menurut King, pendidikan keperawatan dilaksanakan untuk
membedakan ilmu keperawatan dan disiplin ilmu lainnya. Dalam bukunya
yang diterbitkan pada tahun 1970-1980-1990, ditemukan pendapat dasar
yang sama yaitu bahwa: “keperawatan adalah proses dimana terjadi
interaksi antar manusia dan hal tersebut akan mempengaruhi tindakan
manusia. Interaksi tersebut akan menghasilkan transaksi antar individu
menghasilkan pencapaian tujuan.”
Pada permulaan tahun 1990, King mendapatkan penghargaan untuk
hasil karyanya tersebut sehingga teori yang ia sampaikan menjadi
kerangka kerja umum. Kemudian ia memberikan label teori ini sebagai
“teori pencapaian tujuan.” Menurut King, manusia adalah system
personal yang selalu berinteraksi. Interaksi antar perawat dan pasien selalu
terjadi dalam tatanan pelayanan kesehatan, sebagaimana interaksi dalam

4
system social akan terjadi dalam institusi atau organisasi. Hubungan antar
system yang terjadi dalam setiap institusi atau organisasi akan
mengembangkan konsep teori yang sudah dikemukakan oleh King.
Teori King disetujui dalam proses pengambilan keputusan etis ketika
perawat melakukan tindakan keperawatan. Ia telah banyak mendapatkan
penghargaan dalam bidang kepemimpinan. Penghargaan khusus diberikan
oleh American Nurses Association dan mendapat Doctor HC tahun 1998.
Namanya telah melegenda di Akademi Keperawatan Amerika dan ia telah
menjadi professor pada pendidikan keperawatan. Ia telah menjadi
pembicara dalam berbagai konferensi keperawatan di dunia selain sebagai
penulis dari banyak buku keperawatan. Pada bulan Desember2007, King
meninggal dunia.(Meleis, 2011)
2. Paradigma teori
King mengemukakan teori keperawatan dengan pendekatan system
terbuka ketika manusia berada dalam hubungan interaksi yang konstan
dengan lingkungannya. Oleh karena hal tersebut maka teori dan model
konsep tersebut diperjelas sebagai model konsep interaksi.
a. Teori King menjelaskan bahwa system personal, system interpersonal
dan system social saling berhubungan satu dengan lainnya.

Sistem Sosial

Sistem Personal

Sistem Interpersonal

5
Gambar 1.1. Sistem social menurut King

Menurut King:
1) Sistem personal adalah system terbuka dimana didalamnya
terdapat persepsi, pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang
dan waktu dari individu dan lingkungan.
2) Hubungan interpersonal, adalah hubungan perawat-pasien.
3) Hubungan social adalah interaksi perawat-pasien dalam
menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada.

b. Teori King menjelaskan bahwa system social melibatkan system


interpersonal yang membatasi interaksi perawat-pasien seperti
seharusnya.
1) Keperawatan. Adalah proses interaksi antara perawat-klien.
Dimana dalam interaksi tersebut, kedua pihak telah menetapkan
tujuan, maksud serta adanya kesepakatan untuk pencapaian
tujuan.
2) Tujuan keperawatan adalah menolong individu untuk
menjaga kesehatannya, sehingga dapat melakukan fungsinya.
3) Kesehatan adalah pengalaman hidup yang dinamis dari
manusia. Bagaimana ia mengelola stress baik dari dalam maupun
dari luar, sehingga dapat terus melakukan fungsi secara optimal.
4) Lingkungan terdiri dari internal dan eksternal. Lingkungan
internal manusia, akan memberikan kemampuan untuk merubah
lingkungan eksternal. Sistem social akan memberikan
kemampuan buat klien untuk belajar tentang hal-hal yang harus
dilakukan. Perawat merupakan bagian dari lingkungan pasien.
5) Manusia. Sebagai makhluk social, yang dapat berpikir,
merasakan dan memilih alternative tindakan, menentukan tujuan
dan cara untuk mencapai tujuan. Mempunyai mekanisme
pertahanan diri ketika mengalami sesuatu.(Meleis, 2011)

6
C. Model Konsep Imogene King.
1. Hirarki konsep
Imogene King adalah seorang yang sangat dikenal sebelum teorinya
dikenal banyak orang. Ia adalah seorang perempuan pertama yang
mempromosikan dasar teori untuk keperawatan(King 1964,1975,1976).

FEEDBACK

PERAWAT

AKSI REAKSI INTERAKSI TRANSAKSI

REAKSI
KLIEN
FEEDBACK

Gambar 1. 2. Hirarki Konsep

AKSI. Dalam proses awal hubungan dua individu (perawat-klien), terjadi


aksi dimana perawat mulai melakukannya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Hal tersebut akan menjadi awal hubungan perawat-klien
dalam lingkup pelayanan kesehatan.
REAKSI. Adalah respon yang terjadi pada individu ketika ada aksi.
Respon tersebut diawali dengan persepsi terhadap apa yang disampaikan
oleh perawat, setelah itu timbul penilaian apakah hal tersebut baik atau
tidak dan apabila diterima akan menghasilkan tindakan dalam bentuk
reaksi. Tindakan tersebut akan berbeda-beda pada setiap individu/klien.

7
INTERAKSI. Adalah kerja sama yang timbul akibat reaksi yang
ditunjukkan oleh klien.
TRANSAKSI. Adalah suatu keadaan dimana perawat dan klien
melakukan persetujuan untuk langkah selanjutnya (dalam proses
keperawatan). Hal tersebut sangat menentukan kemajuan proses
selanjutnya karena kalua berhasil, proses keperawatan dapat berlangsung
dengan baik. Selanjutnya, akan ada evaluasi dari feedback yang dihasilkan
dari proses tersebut.

2. Asumsi dan proporsi teori Imogene King.


a) Asumsi explisit.
1) Fokus utama keperawatan adalah interaksi antara manusia dan
lingkungan, dengan tujuan agar manusia menjadi sehat.
2) Individu adalah makhluk social yang hidup, rasional, bereaksi,
mengontrol dan berorientasi pada tindakan dan berorientasi waktu.
3) Proses interaksi adalah hasil dari persepsi , tujuan dan nilai
yang timbul dari interaksi tersebut.
4) Manusia sebagai klien, berhak mendapatkan informasi serta
terlibat dalam pengambilan keputusan yang penting untuk
kesehatan. Selain itu ia berhak memutuskan apakah menerima atau
menolak tindakan yang akan diberikan.
5) Adalah suatu kewajiban tempat pelayanan kesehatan
memberikan pengertian kepada klien, sehingga mereka dapat
memutuskan untuk menerima atau tidak setiap tindakan yang
diberikan.

b) Asumsi implisit.
1) Klien mau berpartisipasi aktif dalam proses keperawatan.
2) Individu adalah makhluk social yang hidup, rasional, bereaksi,
mengontrol dan berorientasi pada tindakan dan berorientasi waktu.
3) Setiap individu mempunyai hak untuk membuat keputusan

8
c) Proporsi.
1) Jika persepsi akurat, dalam interaksi perawat-klien, akan terjadi
transaksi.
2) Jika terjadi transaksi perawat-klien, tujuan akan tercapai.
3) Jika tujuan yang ditetapkan tercapai, tindakan akan dilakukan
4) Jika tujuan yang ditetapkan tercapai, tindakan keperawatan
akan efektif.
5) Jika transaksi dibuat dalam hubungan interaksi perawat-klien,
pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi.
6) Jika peran yang diharapkan dan penampilan yang diharapkan
terjadi dalam interaksi perawat-pasien, maka transaksi akan
berlangsung.
7) Jika terjadi konflik peran pada perawat,klien atau keduanya
maka stress dalam interaksi perawat-klien akan terjadi.
8) Perawat dengan pengetahuan dan keterampilan khusus akan
melakukan komunikasi untuk memberikan informasi kepada
pasien, sehingga tujuan yang berkualitas dan yang diharapkan akan
terjadi.
9) Pengetahuan akan mengarahkan perawat untuk berhubungan
dengan pasien.
10) Persepsi yang akurat tentang rentang waktu dalam interaksi
perawat-klien, akan menghasilkan transaksi.(Meleis, 2011)

D. Penerapan teori Imogene King.


1. Dalam pendidikan keperawatan.
Teori Imogene King dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
kepada mahasiswa. Untuk pencapaian tujuan sesuai standart kompetensi,

9
mahasiswa perlu diarahkan bagaimana pencapaian tujuan yang dimaksud.
Sistem personal, interpersonal dan social baik untuk digunakan dalam
proses tersebut. Proses interaksi antara perawat-klien sangat baik
diterapkan dalam hubungan dosen dan mahasiswa pendidikan
keperawatan.(Mashudi and Yusuf, 2018)

Teori King ini juga telah diterapkan dalam proses pembimbingan


mahasiswa pendidikan keperawatan di Amerika Serikat(McQueen et al.,
2017). Cara ini dilakukan oleh pembimbing klinik kepada mahasiswa
generasi milenial untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek
keperawatan. Kemampuan pembimbing klinik atau perawat pendidik akan
mempengaruhi hasil belajar yang diharapkan dari kegiatan ini. Hasil yang
diharapkan adalah, generasi yang percaya diri ini akan melanjutkan upaya
untuk menjadikan profesi keperawatan lebih dihargai dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
Penerapan teori sesuai paradigma King.
a) AKSI. Dalam proses belajar mengajar, baik di kelas maupun praktek
klinik, dosen (Clinical Teacher) berkewajiban menjelaskan kepada
mahasiswa tentang capaian /target pembelajaran yang ingin dicapai
sehingga mahasiswa mempunyai persepsi yang benar tentang tujuan
belajar. Selanjutnya, mahasiswa akan memberikan penilaian tentang
rencana tersebut dan menetapkan tindakan yang akan dibuat. Kegiatan
tersebut dilakukan pada awal kegiatan belajar mengajar baik dikelas
maupun di klinik. Dalam fase tersebut, mahasiswa mulai memikirkan
kemungkinan yang akan dilewati serta menetapkan target pencapaian hasil
untuk diri sendiri.
b) REAKSI. Mahasiswa akan bertindak sesuai hasil penilaian tentang
maksud dan tujuan dari proses belajar-mengajar yang sudah disampaikan.
Kalau diterima dengan baik, maka proses belajar dikelas ataupun di klinik
akan diikuti oleh mahasiswa, tanpa merasa terpaksa, tapi karena adanya
keinginan untuk belajar dan mencapai tujuan yang ditetapkan.

10
c) INTERAKSI. Selanjutnya akan terjadi hubungan komunikasi antara
dosen dan mahasiswa karena akan ada kesepakatan bersama tentang
proses yang akan dijalani. Kesepakatan tersebut berhubungan dengan
jadwal kuliah/praktek. Mahasiswa harus diarahkan oleh dosen untuk
mengikuti jadwal yang sudah ada, sehingga proses belajar mengajar dapat
berlangsung dengan teratur dan sesuai waktu yang ditetapkan. Mahasiswa
juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang hal tersebut, sehingga
ia mengerti maksud dari pengaturan tersebut dibuat dan proses yang akan
dilewati.
d) TRANSAKSI. Adalah waktu yang digunakan untuk membuat
persetujuan antara dosen dan mahasiswa untuk proses yang akan
berlangsung. Jadwal praktek, tujuan sesuai kompetensi yang ditetapkan
harus dipenuhi oleh mahasiswa. Aturan-aturan berhubungan dengan hal
tersebut harus diketahui secara pasti. Mahasiswa dapat memberikan
pendapat berhubungan dengan jadwal kegiatan belajar mengajar, tapi pada
intinya tugas-tugas yang diberikan harus dipahami sebagai proses belajar.
Ada hal-hal tertentu yang dapat berubah sesuai situasi tapi tidak
mengurangi tercapainya kompetensi yang ditetapkan.
Pada akhirnya akan terjadi umpan balik dari proses tersebut. Hal ini
adalah bagian dari evaluasi proses yang akan terjadi terus-menerus. Peran
dosen dalam mengarahkan pencapaian tujuan yang diharapkan, sangat
menentukan keberhasilan dari proses tersebut. Mahasiswa yang mendapat
arahan dan bimbingan dari dosen (di kelas atau di klinik) diharapkan dapat
memiliki persepsi yang benar tentang maksud pembelajaran tersebut.
Kegiatan diskusi tentang masalah-masalah yang muncul dalam proses
belajar mengajar tersebut akan membuat mahasiswa lebih mengerti dan
dapat menerapkan teori. Proses evaluasi dapat menjadi umpan balik yang
dapat memberikan kesempatan kepada dosen/CT untuk menilai sejauh
mana pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Apakah mahasiswa dapat
melewati proses tersebut dan apakah hal- hal yang ditetapkan untuk
mahasiswa terlalu berat atau tidak mungkin dicapai.

11
2. Dalam penelitian keperawatan.
Teori Imogene King telah diterapkan dalam penelitian keperawatan.
King telah melakukan uji tentang middle range theory yang dikembangkan
dari system konseptual dalam teorinya. Teori King telah menjadi kerangka
dalam berbagai penelitian keperawatan di dunia. Pengembangan teori King
dalam penelitian sudah terorganisisr dalam KING founded 1998.
Penggunaan King teori dalam penelitian, sebagai kerangka berpikir atau
kerangka penelitian. Ada kelompok peneliti di dunia yang mengadopsi
teori King serta mengintegrasikannya karena mereka melihat ini sebagai
hal yang baik. Sistem interpersonal telah banyak dikembangkan dalam
penelitian tentang interaksi perawat-klien.

Artikel/jurnal Hasil Sitasi


Content and factor Proses belajar di (Friend et al., 2016)
validation of the Sieloff- klinik oleh
King-Friend Assessment pembimbing klinik,
of Group Empowerment menghasilkan
within Educational lulusan yang
Organizations berkualitas.
Improving Workplace Lingkungan kerja (Chevalier, 2014)
Performance dengan konsep
personal-
interpersonal
mempengaruhi hasil
kerja karyawannya
The Influence of Race Manajemen nyeri (Cavalier et al.,
and Gender on Nursing dengan 2018)
Care Decisions: A Pain menggunakan
Management framework

12
Intervention konseptual King,
memberikan hasil
yang baik
Imogene King's Theory Mentoring dalam (McQueen et al.,
of Goal Attainment and pendidikan 2017)
the Millennial Nurse: An keperawatan untuk
Important Mentoring pencapaian tujuan
Tool for Nurse Educators pada generasi
milenial

3. Dalam penelitian keperawatan.


Teori Imogene King sudah banyak dilihat hasilnya dalam penerapan di
praktek keperawatan (Meleis, 2011)
a) Perawatan pasien lansia dengan kecelakaan otak.(King,1983a)
b)Perawatan pasien dengan penyakit ginjal.(King,1984)
c) Perawatan keluarga. (King,1983b,Doornbos,1995,Pagliuca,2001)
d)Perawatan untuk sakit kritis. (Norris dan Frey,2002)
e) Perawatan untuk ibu dengan bayi premature di rumah sakit.(Viera dan
Rossi,2000)
f) Pengembangan lingkungan kerja yang memenuhi standart K3.(Norgan
et.al.1995)
g)Perawatan Kesehatan Masyarakat.(Asay dan Ossler,1984. Sowell dan
Lowenstein,1994)
h)Pengembangan perawatan pasien wanita dewasa yang kecanduan
alcohol.(Mc.Kinney dan Dean,2000)
i) Perawatan psikiatrik.(GoRot,1983)
j) Perawatan pasien koma.(King,1986a)
k)Perawatan pasien dewasa dengan diabetes.(Suami,1988)
l) Kerangka kerja untuk dikelola.(Hampton,1994)
m)Perawatan pasien di rumah sakit.(Messmer,1995)

13
DAFTAR PUSTAKA

Cavalier, J., Hampton, S.B., Langford, R., Symes, L., Young, A., 2018. The
Influence of Race and Gender on Nursing Care Decisions: A Pain
Management Intervention. Pain Manag. Nurs. 19, 238–245.
https://doi.org/10.1016/j.pmn.2017.10.015
Chevalier, R., 2014. Improving Workplace Performance. Perform. Improv. 53, 6–
19. https://doi.org/10.1002/pfi.21410
Friend, M.L., Sieloff, C.L., Murphy, S., Leeper, J., 2016. Content and factor
validation of the Sieloff-King-Friend Assessment of Group Empowerment
within Educational Organizations. Nurse Educ. Today 42, 78–85.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2016.04.002
Mashudi, S., Yusuf, A., 2018. PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA KEPERAWATAN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN JIGAT PLUS 5.
McQueen, L., Cockroft, M., Mullins, N., 2017. Imogene King’s Theory of Goal
Attainment and the Millennial Nurse: An Important Mentoring Tool for
Nurse Educators. Teach. Learn. Nurs. 12, 223–225.
https://doi.org/10.1016/j.teln.2017.03.003
Meleis, A.I., 2011. Theoretical nursing: development and progress, Fifth Edition.
ed. Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.
Smith, M.C., Parker, M.E. (Eds.), 2015. Nursing theories & nursing practice,
Fourth edition. ed. F.A. Davis Company, Philadelphia, PA.

14

Anda mungkin juga menyukai