Anda di halaman 1dari 1

Syakwa sangka

"Apa yang kamu tatap?" tanyanya, menelisik


arah pandanganku.
"Tidak ada." jawabku, tersenyum.
"Pria itukah yang berhasil melengkungkan
senyummu itu?" tanyanya lagi, mencurigai pemuda di
seberang jalan.
Aku menggeleng.
"Jangan bermain api di belakangku!” bentaknya.
Lalu kutatap kedua matanya dalam-dalam.
“kamu tidak berubah..”
“maksudmu?”
“..masih sama seperti hari kematianku.”
Badannya terhentak, wajahnya memucat, dan
matanya melebar. Sama seperti saat ia melihatku setelah
sebilah pisau menghunus dadaku hari itu.

Anda mungkin juga menyukai