Aborsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aborsi adalah terpencarnya embrio yang tidak mungkin
lagi hidup (seblum habis bulan ke-4 dari kehamilan); keguguran:keluron; keadaan terhentinya
pertumbuhan yang normal (tentang makhluk hidup) dan guguran (janin).
Menurut Ali & Sutomo dalam Asmarawati (2013), aborsi adalah gugurnya kandungam.
Keguguran itu sendiri berarti berakhirnya kehamilan sebelum fetus (janin) dapat hidup sendiri di
liuar kandungan. Dengan batas umur kehamilan 28 minggu dan berat badan fetus yang keluar
kurang dari 1000 gram.
Menurut Kusmaryanto dalam Juliana (2017), dalam ilmu kedokteran, ada dua istilah
untuk membedakan jenis aborsi:
Menurut Brian Clowes dalam Juliana (2017), ada beberapa resiko yang akan dihadapi
seorang wanita saat melakukan dan setelah melakukan aborsi, yaitu:
Euthanasia
Euthanasia didefinisikan sebagai tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara tidak
menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan untuk meringankan
penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya, Euthanasia menunjukan tenaga medis
untuk membantu para pasien supaya dapat meninggal dengan baik, tanpa penderitaan yang besar
(Ferdiana, 2017).
Menurut Cecep dalam Ferdiana (2017). Istilah Euthanasia secara etimologis, berasal dari kata
Yunani yaitu eudan thanatos yang berarti “mati yang baik” atau “mati dalam keadaan
tenang atau senang”. Dalam bahasa inggris sering disebut Marc Killing, sedangkan menurut
“Encyclopedia American mencantumkan Euthanasia ISSN the practice of ending life in
other to give release from incurable sufferering”. Di Belanda disebutkan bahwa Euthanasia
adalah dengan sengaja tidak melakukan suatu usaha (nalaten) untuk memperpanjang hidup
seorang pasien atausengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpendek atau
mengakhiri hidup seorang pasien, dan semua ini dilakukan khusus untuk kepentingan pasien
itu sendiri.
1. Euthanasia Aktif; suatu peristiwa dimana seorang dokter atau tenaga kesehatan lainnya,
secara sengaja melakukan tindakan untuk memperpendek atau mengakhiri hidup seorang
pasien.
Menurut Dr.Kartono Muhammad dalam Ferdiana (2017), Euthanasia pernah dilakukan di
Indonesia, yaitu ketika seorang dokter harus memilih antara
menyelamatkan seorang ibu atau bayinya yang akan lahir, pada saat diketahui
bahwa proses kelahiran bayi itu bisa mengakibatkan hilangnya nyawa si ibu.
Biasanya dalam hal ini yang dipilih adalah menyelamatkan nyawa si ibu
dengan mengorbankan nyawa bayinya. Sedangkan Euthanasia aktif terhadap
orang dewasa belum pernah terjadi di Indonesia.
2. Euthanasia Pasif; suatu keadaan dimana seorang dokter atau tenaga medis lainnya secara
sengaja tidak memberikan bantuan medis terhadap pasien yang dapat memperpanjang
hidupnya. Dalam hal ini bukan berarti tindakan perawatan dihentikan sama sekali,
melainkan tetap diberikan dengan maksud untuk membantu pasien dalam fase
hidupnya yang terakhir.
Euthanasia pasif banyak dilakukan di Indonesia atas permintaan keluarga
setelah mendengar penjelasan dan pertimbangan dari dokter, bahwa pasien yang
bersangkutan sudah sangat tidak mungkin disembuhkan. Biasanya keluarga
pasien memilih untuk membawa pulang pasien tersebut, dengan harapan ia meninggal
dengan tenang dilingkungan keluarganya.
Menurut Nursalam (2011), peran perawat di masa depan harus berkembang seiring
dengan perkembangan iptek dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Sehingga perawat dituntut
mampu menjawab dan mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan. Sebagai perawat
profesional, maka peran yang diemban adalah CARE yang meliputi:
C = Communication; ciri khas perawat profesional di masa depan dalam memberikan
pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, cepat. Artinya setiap
melakukan komunikasi (lisan maupun tulis) dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
harus memenuhi ketiga unsur di atas dengan didukung suatu fakta yang memadai. Profil perawat
masa depan yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahasa
Inggris. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya persaingan/pasar bebas pada abad
ke-21 ini.
A = Activity; prinsip melakukan aktivitas/pemberian asuhan keperawatan harus dapat
bekerja sama dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya tim medis sebagai
mitra kerja dalam memberikan asuhan kepada pasien. Aktivitas tersebut harus ditunjang dengan
menunjukkan kesungguhan dan sikap empati dan bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang
diemban. Hal ini diperlukan pada saat ini dan masa yang akan datang dalam upaya mewujudkan
jati diri perawat dan menghilangkan masa lalu keperawatan yang hanya bekerja seperti robot dan
berada pada posisi inferior dari tim kesehatan lainnya. Yang penting diantisipasi di masa depan
adalah ketika memberikan asuhan harus berdasarkan ilmu yang dapat/tepat diaplikasikan di
institusi tempatnya bekerja. Artinya, ilmu keperawatan yang ada, harus diidentifikasi yang
notabena dibuat di luar negeri dengan kondisi budaya, agama yang berbeda, untuk dapat
diterapkan bekerja. Artinya, ilmu keperawatan yang ada, harus diidentifikasi yang notabena
dibuat di luar negeri dengan kondisi budaya, agama yang berbeda, untuk dapat diterapkan di
Indonesia.
R = Review; prinsip utama dalam melaksanakan peran tersebut adalah moral dan etik
keperawatan. Dalam setiap memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat harus selalu
berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan dan standar keperawatan yang ada serta ilmu
keperawatan. Hal ini penting guna menghindarkan kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat
fatal terhadap konsumen dan eksistensi profesi keperawatan yang sedang mencari identitas diri.
Dalam melaksanakan peran profesionalnya, perawat harus menerapkan prinsip-prinsip etik yang
meliputi: (1) Justice: keadilan, 2) Autonomy: asas menghormati autonomi, 3) beneficience (asas
manfaat) dan non-maleficiency, 4) Veracity: asas kejujuran, 5) confidentiality; asas kerahasiaan.
E = Education; dalam upaya meningkatkan kualitas layanan keperawatan di masa depan,
perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan secara kontinu
menambah ilmu melalui pendidikan formal/nonformal, sampai pada suatu keahlian tertentu.
Daftar pustaka
Asmarawati, T. 2013. Hukum dan Abortus. Yogyakarta: Deepublish.
KBBI. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ferdiana, H.R. 2017. Pokok Profesi Dokter dan Tindak Pidana Dalam Pelayanan Medis,
Kualifikasi Delik Perbuatan Euthanasia. http://repository.unpas.ac.id/28620/4/F.BAB%20I
I%20TINJAUAN%20EUTHANASIA.pdf. Diakses pada 17 November 2019 8:54 WIB.
Juliana, F. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Aborsi Pada Perempuan
Pekerja Hiburan Malam. http://digilib.unila.ac.id/28105/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20
EMBAHASAN.pdf. diakses pada 15 November 2019 19:39 WIB.
Nursalam. 2011. Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Retrieved from
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/BUKU-MANAJEMEN-2011.pdf. diakses pada 15
November 2019 8:54 WIB.