Anda di halaman 1dari 9

SRIWIJAYA JOURNAL OF MEDICINE

Stabilisasi dan Transportasi Neonatus

Minerva Riani Kadir

Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya Palembang, Indonesia


Email : minervarianikadir@gmail.com

Abstrak

Sekitar 10% bayi baru lahir memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan saat lahir dan kurang lebih 1%
memerlukan resusitasi yang intensif dan lengkap untuk kelangsungan hidupnya. Pasca resusitasi banyak diantara
neonatus ini harus dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Stabilisasi saat transpor neonatal merupakan prinsip penting
berkaitan dengan jarak yang ditempuh. Pencegahan hipotermi dan hipoglikemi sangat penting karena akan
mempengaruhi prognosis. Artikel ini membahas mengenai ringkasan program STABLE sebagai acuan informasi dalam
mempersiapkan perawatan pasca resusitasi dan stabilisasi sebelum dan saat transpor.

Kata kunci: neonatus, transport, hipotermi, hipoglikemi

Abstract

Approximately 10 percent of newborns will require some level assistance with breathing, and a few (<1 percent) will
require resuscitation in the birthing room. After resuscitation, many of these newborns require acute transport to a
different facility. Stabilisation prior to transport is essential and the principles of neonatal transportation are
independent of distance. Hypothermia and hypoglycaemia should be prevented in neonates during transport as they
adversely affect the outcome. This article provides an overview of principles from the STABLE Program, which guides
clinicians in providing postresuscitation care and pretransport and during transport stabilization for compromised
newborns.

Keywords: Neonatal, transport, hypothermia, hypoglicemia

1. Pendahuluan resusitasi di daerah dengan sumber daya


Sekitar 90% bayi baru lahir mengalami terbatas dikenal sebagai gerakan ‘Helping
transisi dari kehidupan intrauterin ke Babies Breathe’(HBB) dan berdasarkan
ekstrauterin tanpa masalah.1 Diperkirakan penelitian retrospektif terbukti meningkatkan
sekitar 5-10% kelahiran memerlukan luaran perinatal. Penundaan bantuan napas
intervensi saat lahir berupa stimulasi taktil meningkatkan morbiditas dan mortalitas
atau pembersihan jalan nafas, bantuan neonatus sebesar 16% setiap 30 detik dan
ventilasi, dan sekitar 1% membutuhkan terjadinya efek sekunder yaitu bradikardia.3-7
resusitasi lanjut berupa intubasi, kompresi Pada negara dengan pendapatan rendah
dada, dan obat-obatan.2-4 dimana hampir mayoritas kelahiran dilakukan
Tindakan resusitasi dimaknai sebagai di rumah perlu diperhatikan beberapa kunci
bantuan memberikan usaha napas dan penting antara lain : (1) kehadiran kader pada
sirkulasi yang adekuat. Rekomendasi saat proses persalinan untuk penilaian awal

200
SJM, Volume 1 No. 3, Oktober 2018, Hal 201-208. SJM.v1i3.36

dan membantu bayi yang tidak langsung warna kulit dan perbaikan perfusi organ. Bayi
bernapas (2) pelatihan berfokus pada dengan kondisi respons kesadaran membaik
resusitasi awal (3) sistem yang menjamin menandai stabilisasi neurologis. Organisasi
ketersediaan alat, pemeliharaan dan World Health Organization-United Nations
pengadaan suplai berulang (4) sistem yang Children's Fund (WHO-UNIICEF) mencanangkan
ketat diperlukan untuk supervisi, pelatihan beberapa program penilaian stabilisasi
ulang dan memonitor kemampuan (5) sistem neonatus antara lain Integrated Management
rujukan yang baik setelah resusitasi harus of Neonatal and Childhood Illness (IMNCI),
diikuti dengan pemantauan keadaan bayi Pregnancy, childbirth, postpartum, and
pasca dirujuk.3 newborn care ( A guide for essential Practice),
Stabilisasi merupakan suatu kondisi pasca Perinatal Continuing Education Program,
resusitasi yang merefleksikan perbaikan fungsi Acute Care of at-Risk Newborns (ACoRN) dan
organ vital. Stabilisasi respirasi dimaknai S.T.A.B.L.E (Sugar and Safe Care,
berkurangnya distress dan perbaikan pola Temperature, Airway, Blood Pressure,
napas, stabilisasi kardiovasklar dapat Laboratory Work, Emotional Support).8
dikonfirmasi dengan denyut jantung normal,

Onset Kelahiran

Intermittent
DJJ monitoring

Abnormal DJJ
- Percepatan
pengiriman Antepartum
Absent DJJ
True FSB
Persiapan
Kelahiran

Berhenti Nafas

Interfensi Tanpa
Tertunda Interfensi

Apnea Primer Apnea Sekunder Kesalahan


Klasifikasi FSB

Pengeringan Segera
Pengeringan Segera
+ Stimulasi
+ Stimulasi
± Hisap Lendir
± Hisap Lendir
+ BMV pada periode
"golden minute"

Bernafas Spontan Birth Asphyxia Kematian


Berat

Hypoxic-Ischemic
Encephalopathy

Gambar 1. Intervensi untuk mengurangi jejas perinatal dan mortalitas


Keterangan : DJJ= denyut jantung janin, FSB fresh stillbirth , BMV bag mask ventillation
Sumber: Ersdal, Singhal3

SJM (2018) 201


SJM, Volume 1 No. 3, Oktober 2018, Hal 201-208. SJM.v1i3.36

2. Pembahasan muntah, menangis lemah atau high pitched,


2.1 Langkah-Langkah Stabilisasi Pasca kejang bahkan henti jantung. Kegagalan
Resusitasi respons peningkatan glukosa setelah
pemberian bolus dekstrosa 10% merupakan
Penanganan pasca resusitasi pada indikasi untuk segera dirujuk. Langkah
neonatus yang mengalami asfiksia perinatal stabilisasi kadar gula darah antara lain: 8-13
sangat kompleks dan membutuhkan • Tidak toleran terhadap oral feedings
monitoring yang ketat dan tindakan antisipasi Bayi sering mengalami kesulitan
yang cepat, karena bayi berisiko mengalami napas, menjadikannya mudah
disfungsi multi organ dan perubahan dalam tersedak karena gangguan koordinasi
kemampuan mempertahankan homeostasis mengisap, menelan, dan bernapas,
fisiologis. Deteksi dan intervensi dini terhadap adanya infeksi maupun kelainan
gangguan fungsi organ sangat mempengaruhi kongenital.
luaran dan harus dilakukan di ruang • Pemberian cairan glukosa intravena
perawatan intensif untuk mendapatkan Bayi yang belum stabil dan belum
perawatan dukungan, monitoring, dan mendapat dukungan enteral dapat
evaluasi diagnostik yang lebih lanjut.5,9,10 diberikan cairan glukosa intravena
Prinsip umum dari penanganan pasca untuk stabilisasi kadar gula.
resusitasi neonatus diantaranya melanjutkan • Beberapa bayi berisiko tinggi
dukungan kardiorespiratorik, koreksi mengalami hipoglikemia
hipoglikemia, asidosis metabolik, Bayi prematur (kehamilan <37
abnormalitas elektrolit, serta penanganan minggu), kecil untuk masa kehamilan
hipotensi.10-12 Dalam melaksanakan stabilisasi (KMK), besar untuk masa kehamilan
pasca resusitasi neonatus terdapat acuan (BMK), bayi dari ibu dengan diabetes
dalam melakukan pemeriksaan dan stabilisasi, melitus dan stres berisiko mengalami
yaitu S.T.A.B.L.E, yang terdiri dari: hipoglikemia. Beberapa obat yang
diberikan pada ibu hamil
Stabilisasi gula darah (S-SUGAR and SAFE meningkatkan risiko hipoglikemia,
CARE) yaitu: beta-sympathomimetics, beta
Beberapa kondisi antepartum, blockers, misalnya propanolol,
intrapartum, dan kondisi neonatus yang diuretik.
mencetuskan homeostasis glukosa. Kondisi
gangguan produksi glukosa paling sering Stabilisasi suhu (T- TEMPERATURE)
ditemukan setelah resusitasi. Gangguan Proteksi yang memadai terhadap
homesotasis glukosa dapat berdampak pada neonatus akan mencegah kasus morbiditas
kerusakan otak dan instabilitas neurologis. dan mortalitas terkait hipotermia. Setiap bayi
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan memiliki mekanisme tertentu dalam
kondisi hipoglikemia setelah lahir antara lain: meregulasi temperatur suhu tubuh melalui
kondisi hiperinsulinemia, berat lahir besar jalur endokrin pada hipotalamus. Pada daerah
dengan riwayat ibu diabetes melitus, dengan perlengkapan terbatas beberapa
prematuritas, stress perinatal seperti sepsis mekanisme seperti pemberian ASI, pemakaian
asfiksia, dan syok. Beberapa kondisi yang baju dan kain serta metode skin to skin
perlu diwaspadai pada neonatus yang contact sangat efektif dalam proteksi suhu
dicurigai hipoglikemi diantaranya jitteriness, tubuh. Manifestasi hipotermi antara lain kulit
tremor, hipotermia, letargis, lemas, hipotonia, yang dingin, pucat (acrocyanosis), takipnea
apnea atau takipnea, sianosis, malas menetek,
SJM (2018) 203
SJM, Volume 1 No. 3, Oktober 2018, Hal 201-208. SJM.v1i3.36

(respiratory distress), hipotonia, letargi, to skin contact), menggunakan topi dan


irritabilitas, muntah, kesulitan makan.12 pakaian. Pada bayi sakit biasanya tindakan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pasca resusitasi dilakukan di atas radiant
dalam pencegahan hipotermia setelah warmer, pencegahan hipotermi pada bayi
resusitasi adalah stabilisasi bayi sehat dapat prematur dan berat lahir rendah, waktu
menggunakan selimut hangat, menjauhkan resusitasi yang terlalu lama meningkatkan
kain basah, meletakkan anak di dada ibu (skin risiko bayi mengalami hipotermi (Tabel 1).13

Tabel 1. Metode pencegahan hipotermi

Metode Penggunaan Keuntungan Kerugian Ketersediaan


Skin to skin -Manajemen pada Dapat terpantau oleh Tidak dapat Rumah maupun
contact/ Kangaroo bayi dengan ibu, dapat dilakukan digunakan pada institusi
mother care pada hipotermia sedang oranglain selain ibu kondisi bayi sakit
bayi dengan berat dan untuk Dapat terpantau oleh kritis
badan ahir rendah mencegah ibu Tidak dapat
hipotermi digunakan pada
-Stabilisasi bayi bayi berat lahir
dengan berat sangat rendah
1,5–2,5 kg

Radiant warmer Pada bayi 2.5 kg ke Dapat digunakan Hipertermi, Institusi


atas, untuk sebagai tempat dehidrasi, mahal,
penilaian resusitasi observasi dan tindakan memerlukan listrik
awal dan
pencegahan
hipotermi

Inkubator Tatalaksana bayi Mempertahankan suhu Hipertermi, Institusi


sakit dan kondisi konstan dan dehidrasi, mahal,
kritis kelembaban, memerlukan listrik,
mempermudah bayi terpisah dari
observasi bayi ibu

Ruangan hangat Bayi dalam masa Hipotermil Rumah maupun


pemulihan institusi

Metode lainnya Hanya pada Tidak Hipotermi, Rumah maupun


seperti air hangat keadaan darurat direkomendasikan hipertermi institusi
Sumber: Lunze dan Hamer13

Pada neonatus proses kehilangan panas • Evaporasi yaitu proses kehilangan


dapat melalui beberapa mekanisme, antara panas melalui penguapan.
lain:8 • Radiasi à proses kehilangan panas
• Konduksi yaitu proses kehilangan antara dua benda padat yang tidak
panas melalui kontak benda padat. bersentuhan.
• Konveksi yaitu proses kehilangan Pada daerah dengan fasilitas terbatas
panas melalui kontak dengan aliran dengan perlengkapan minimal, menjaga
udara. stabilisasi suhu selama transportasi
merupakan tantangan tersendiri. Solusi yang

SJM (2018) 204


SJM, Volume 1 No. 3, Oktober 2018, Hal 201-208. SJM.v1i3.36

sering dipilih antara lain Kangaroo Mother Syok pada neonatus dapat diakibatkan
Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru oleh keadaan hipovolemik, distributif syok
(PMK) dengan komponen Posisi (Kangaroo dan syok kardiogenik akibat disfungsi
position), nutrisi (Kangaroo nutrition), miokardium. Pada presentasi awal syok,
pemulangan (Kangaroo discharge), dukungan tubuh akan mengkompensasi dengan
(Kangaroo support).13 takikardi, vasokonstriksi perifer untuk
mempertahankan tekanan darah normal.
Stabilisasi jalan napas (A-AIRWAY) Apabila mekanisme ini gagal terlampaui maka
Permasalahan yang sangat diperhatikan akan terjadi kegagalan organ dan hipoperfusi.
antara lain apakah bayi baru lahir bernapas Beberapa tanda syok yang dapat dikenali
atau tidak, distres napas terjadi 1% pada bayi antara lain meningkatnya usaha napas
cukup bulan dan 3–5 kali lebih sering pada (takipnea, retraksi, pernafasan cuping hidung,
bayi prematur. Instabilitas respirasi perlu grunting, apnea, gasping), perubahan nadi,
dikonfirmasi dengan beberapa pemeriksaan memanjangnya waktu pengisian kapiler (>3
klinis untuk mengenali bayi bugar yang detik), mottling dan kulit teraba dingin,
memiliki warna kulit normal, laju napas, perlu perubahan laju jantung baik bradikardia dan
atau tidaknya penggunaan oksigen, tidak takikardia, serta pemantauan tekanan darah.
didapatkan usaha napas.14 Hipotensi adalah suatu keadaan bila tekanan
Evaluasi kondisi bayi sesering mungkin darah atau nilai mean arterial blood pressure
dan catat hasil observasi. Pada beberapa (MABP) berada di bawah nilai rentang normal
keadaan membutuhkan penilaian ulang tiap normogram. Tekanan nadi normal adalah 25 -
beberapa menit, sedangkan pada keadaan 30 mmHg pada bayi cukup bulan dan 15 -25
yang lebih ringan dapat dinilai ulang tiap 1–3 mmHg pada bayi kurang bulan serta penilaian
jam. Evaluasi dan pencatatan meliputi: hipotensi berdasarkan nilai mean arterial
1. Tanda vital meliputi suhu, laju blood pressure sesuai berat badan.14
jantung, laju napas dan usaha napas.
2. Tanda bayi bugar meliputi perfusi kulit, Pemeriksaan Laboratorium (L-Laboratory
kesadaran bayi. studies)
3. Pemeriksaan penunjang (periode Pada pemeriksaan menyeluruh bayi
pasca resusitasi atau pre transpor) dalam keadaan kritis, hal yang dilakukan
meliputi Rontgen toraks, rontgen antara lain pemeriksaan laboratorium, risiko
abdomen, gula darah, analisis gas infeksi pada periode perinatal dan post natal.
darah (AGD) arterial atau kapiler, Gejala dan tanda infeksi neonatus sangat
kultur darah. beragam mulai dari asimptomatik sampai
pada gejala nyata. Jika neonatus tampak sakit
Stabilisasi kardiovaskular (B- Blood pressure) atau dalam kondisi pre transfer, pada
Status kardiovaskular sangat penting umumnya diberikan antibiotik sampai tidak
dievaluasi secara klinis. Perbaikan perfusi terbukti infeksi. Beberapa penanda
dapat diamati melalui denyut jantung normal, laboratorium yang seringkali dilakukan
pulsasi perifer, warna kulit, temperatur kulit. sebelum transportasi antara lain blood count
Definisi normal “tekanan darah” masih (darah rutin dengan hitung jenis), blood
diperdebatkan dan terdapat beberapa nilai culture (kultur darah), blood glucose (gula
berbeda pada bayi prematur dan cukup darah), blood gas (analisis gas darah).
bulan.6 Beberapa pemeriksaan tambahan dapat
dilakukan setelah bayi sampai ke tempat

SJM (2018) 205


SJM, Volume 1 No. 3, Oktober 2018, Hal 201-208. SJM.v1i3.36

rujukan. Pemeriksan yang penting untuk empati dan sederhana dengan


15-16
menunjang diagnostik antara lain memperhatikan perasaan orangtua.
pemeriksaan penanda infeksi, elektrolit, Berdasarkan penelitian di ruang NICU
pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati dan oleh Wigert, dkk16 dukungan yang diberikan
pemeriksaan radiologis seperti rontgen oleh para staf medis sangat penting bagi
maupun USG atau bila diperlukan CT Scan. orangtua untuk mendapatkan rasa lega dan
merasakan dukungan moril. Sebaliknya
Dukungan Emosional (E- Emotional support) keterangan yang sulit dimengerti, pengabaian
Langkah yang penting diperhatikan dari staf medis akan membuat orangtua
sebelum merujuk adalah pemberian merasa bingung apa yang terjadi pada bayi
keterangan kondisi pasien dan bagaimana mereka, menimbulkan perasaan terabaikan,
memberikan dukungan emosi kepada kesendirian, merasa bersalah dan hal ini
keluarga terutam ibu pasca melahirkan. mempersulit pengambilan keputusan
Apabila kondisi ibu memungkinkan, sebaiknya mengenai bayi mereka
ibu mengunjungi bayinya dan bersama sang
ayah mendapatkan penjelasan utuh dari Transportasi dan Rujukan
dokter. Apabila kondisi ibu tidak Transpor neonatus ke rujukan yang lebih
memungkinkan, maka proses pengambilan tinggi seringkali menimbulkan permasalahan
keputusan sepenuhnya berada di tangan sang dan tidaklah mudah dikarenakan neonatus
ayah. merupakan subjek yang rentan, beban
Dalam proses ini penting untuk stabilisasi yang besar dan bergantung
melibatkan keluarga lainnya agar proses sepenuhnya pada tim transpor.17-19 Kunci
penerimaan informasi dan pengambilan kesuksesan perawatan perinatal regional
keputusan dapat berjalan lebih baik. adalah mengidentifikasi sejak dini wanita
Beberapa anamnesis tambahan perlu hamil dengan risiko tinggi sehingga kelahiran
disertakan sebelum merujuk seperti data pre dapat dilaksanakan di tempat dengan fasilitas
natal, data persalinan dan kelahiran bayi lengkap. Transpor in-utero merupakan model
disamping keterangan medis terakhir transpor yang paling aman dan dapat
mengenai kondisi bayi seperti pemeriksaan meningkatkan hasil yang lebih baik.
fisik, laboratorium dan radiologis. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
Setelah tim transfer tiba, hendaknya penurunan angka mortalitas secara bermakna
diberikan penjelasan ulang kepada orangtua dari 23% menjadi 9% ketika dilakukan oleh
mengenai pentingnya bayi mereka dirujuk, tim yang terlatih. Beberapa hal yang
risiko yang mungkin dihadapi selama proses dipertimbangkan sebagai kondisi yang
rujukan, persetujuan tertulis dari orangtua. memerlukan rujukan antara lain:
Setelah bayi sampai ke tempat rujukan, — Kehamilan berisiko meliputi ibu
sebaiknya dilakukan penilaian ulang mengenai dengan komplikasi kehamilan,
kondisi bayi beserta emosi dari prematuritas, perdarahan,
orangtua.Tidak jarang orangtua masih primigravida muda dan tua, kelainan
mengalami kebingungan mengenai kondisi letak bayi seperti sungsang dan
bayi, hal ini dapat dijembatani dengan kehamilan kembar.
memberikan penjelasan ulang. Apabila bayi — Gangguan napas, asfiksia yang tidak
perlu mendapat tempat perawatan intensif di memberi respons pada tindakan
NICU hendaknya menggunakan bahasa yang resusitasi.

SJM (2018) 206


SJM, Volume 1 No. 3, Oktober 2018, Hal 201-208. SJM.v1i3.36

— Kasus yang memerlukan pembedahan Perlengkapan transpor neonatal yang


neonatus. diperlukan meliputi ventilator portable,
— BBLR < 1,750 g, BBLR 1,750–2,000 g oksigen, monitor tanda vital, pulse oximetry
dengan kejang, gangguan napas, dan apabila tersedia capnography (monitor
gangguan pemberian minum. end tidal/ transcutaneous carbon dioxide),
— Bayi hipotermi berat. perlengkapan resusitasi seperti endotracheal
— Ikterus yang tidak memberikan tracheal tube, selang oksigen, laringoskop,
respons dengan fototerapi. stestoskop, obat-obatan seperti atropin,
— Kemungkinan penyakit jantung kalsium, epinefrin, dopamin, dobutamin,
bawaan. midazolam, morfin, fenobarbital, kalsium
— Kejang yang tidak teratasi. glukonas. Pemantauan lingkungan saat
— Tersangka infeksi (sepsis, meningitis) transpor sangat menantang, dikarenakan
berat / dengan komplikasi. sering menjadi penyebab hipotermia selama
— Tersangka renjatan yang tidak trasnpor. Selain itu ambang kebisingan saat
memberi responss baik. transpor juga penting untuk dipertimbangkan.
— Hipoglikemia yang tidak dapat teratasi Di negara dengan perlengkapan terbatas,
metode untuk pecegahan hipotermi seringkali
Pada penelitian secara prospektif di dengan menggunakan skin to skin contact.7
Norwegia4 kondisi terbanyak yang Selain perlengkapan dan kemampuan tenaga
memerlukan rujukan adalah bayi dengan medis, kondisi bayi juga perlu
kelainan kongenital, respiratory distress dipertimbangkan. Bayi yang siap dirujuk harus
syndrome dan prematuritas. Kondisi berbeda dalam keadaan stabil dan memenuhi minimal
ditemukan pada negara berkembang seperti beberapa kriteria antara lain jalan napas
India, dominasi rujukan merupakan kelahiran bebas dan ventilasi adekuat, kulit dan bibir
prematur dan infeksi.5 Beberapa metode kemerahan, frekuensi jantung dan suhu stabil,
dikembangkan untuk menilai stabilitas bayi masalah metabolik terkoreksi. Dalam transpor
sebelum ditranspor ke tempat rujukan antara neonatal, beberapa faktor penyebab
lain TRIPS score (Transport Risk Index of kegagalan antara lain oleh kesalahan manusia,
Physiology Stability), berdasarkan empat akibat kerusakan perlengkapan, akibat
tanda fisiologis yaitu suhu (0 –8), tekanan gangguan ambulans. Kegagalan komunikasi
darah (0–26), responss terhadap rangsangan merupakan bentuk kesalahan yang paling
(0–17) dan status respirasi (0–14) dan dinilai sering terjadi terutama antar tim.20
menjadi 4 kategori keparahan berdasarkan
jumlah skor mulai dari skor rendah (0–10), Daftar Pustaka
sedang (11–20), tinggi (21–30) dan sangat 1. Kattwinkle J, Perlman JM, Azis K, Colby G,
tinggi (>30).19 Tim yang diperlukan untuk Fairchild K, Gallagher J, dkk. Special
melakukan rujukan biasaya minimal terdiri report-neonatal resuscitation: 2010
dari perawat yang terlatih dan paramedis American Heart Association Guidelines
yang memiliki kemampuan terapi respirasi. for Cardiopulmonary Resuscitation and
Tim yang terdiri dari perawat yang terlatih Emergency Cardiovascular Care.
mempengaruhi respons time yang lebih baik. Circulation. 2010; 122:909–19.
Beberapa kasus transpor memerlukan 2. Perlman JM. Wyllie J, Kattwinkle J, Atkins
keberadaan dokter untuk membantu DL, Chameides L, Goldsmith JP, dkk.
stabilisasi utamanya pada keadaan gagal Neonatal resuscitation: 2010
napas. International Consensus on

SJM (2018) 207


SJM, Volume 1 No. 3, Oktober 2018, Hal 201-208. SJM.v1i3.36

Cardiopulmonary Resuscitation and temperature. NeoReviews. 2013;14:221–


Emergency Cardiovascular Care Science 9.
with Treatment Recommendations. 12. Sweet CB, Grayson S, Polak M.
Pediatrics. 2010;126:1320–43. Management strategies for neonatal
3. Ersdal HL, Singhal N. Resuscitation in hypoglycemia. J Pediatr Pharmacol Ther.
resource-limited settings Seminars in 2013;18(3):199–208.
Fetal & Neonatal Medicine. 2013;30:1–6. 13. Lunze K, Hamer D. Thermal protection of
4. Meberg A, Hansen TWR. Neonatal the newborn in resource-limited
transports—risks and opportunities. environments. Journal of Perinatology
OJPed. 2011;1:45–50. 2012;32:317–24.
5. M BP, M MA, K CR, K DS. Status of 14. Richmond S, Wyllie J. European
newborn transport in periphery and risk resuscitation council guideline for
factors of neonatal mortality among resuscitation. Resuscitation.
referred newborns JPBMS. 2012;16(9):1– 2010;81:1389–99.
6. 15. Ray J. Neonatal transport is a challenge in
6. Alasiry E. Profil bayi rujukan saat masuk our country. JKIMSU. 2012;2(1):1–2.
rawat ditinjau dari the stable program. 16. Wigert H, Blom MD, Bry K. Parents?
Sari Pediatri. 2011;13(4):235–8. Experiences of communication with
7. Wall SN, Lee AC, Niermeyer S, English M, neonatal intensive-care unit staff: An
Keenan WJ, Carlo W, dkk. Neonatal interview study. BMC Pediatrics
resuscitation in low-resource settings: 2014;14(304):1–8.
What, who, and how to overcome 17. Ibrahim TMW, Broster S, Kelsall W. The
challenges to scale up? Int J Gynecol and neonatal transport services and
Obstetrics. 2009;107:47–64. complexity of transferring critically ill
8. Ringer SA, Aziz K. Neonatal stabilization infants. J Neonatal Biol. 2015;4(1):1–3.
and postresuscitation care. Clin Perinatol 18. Whyte HE, Jefferies AL. The interfacility
2012;39. transport of critically ill newborns.
9. Cerio FGd, Lara-Celador I, Alvarez A, Canadian Paediatric Society.
Hilario E. Neuroprotective therapies after 2015;20(5):265-69.
perinatal hypoxic-ischemic brain injury. 19. Goldsmita G, Rabasaa C, Rodrígueza S,
Brain Sci. 2013;3:191–214. Aguirrea Y, Valdésa M, Pretza D, dkk. Risk
10. Lai M-C, Yang S-N. Perinatal hypoxic- factors associated to clinical deterioration
ischemic encephalopathy. Hindawi during the transport of sick newborn
publishing coorporation. 2010:1–6. infants. Arch Argent Pediatr.
11. Ringer SA. Core concepts: 2012;110(4):304–9.
Thermoregulation in the newborn, part ii: 20. Kementerian Kesehatan RI. Buku saku
Prevention of aberrant body pelayanan kesehatan neonatal esensial.
2010.

SJM (2018) 208

Anda mungkin juga menyukai