Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadi suatu alasan menjadikan segala hal yang
terjadi atau bentuk kebijakan, tindakan dan keputusan haruslah berdasar pada pancasila. Adapun
beberapa keputusan politik yang berpengaruh terhadap lahirnya Pancasila.

a. Pembentukan BPUPKI (29 April 1946) Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bertujuan untuk membahas hal-hal yang berhubungan
dengan tata pemerintahan Indonesa, termasuk dasar negara. Sidang BPUPKI inilah yang
menjadi sejarah Pancasila sebagai dasar negara. Sidang BPUPKI ini diketuai oleh Dr.
Radjiman Widyodiningrat dengan 33 pembicara pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei-1
Juni 1945).

b. Panitia Sembilan (22 Juni 1945) Panitia yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil
merumuskan naskah Rancangan Pembukaan UUD yang dikenal sebagai Piagam Jakarta
(Jakarta Charter). Adapun rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksan dalam permusaywaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

c. Sidang BPUPKI II (10-16 Juli 1945) Untuk membahas hasil kerja panitia sembilan,
BPUPKI mengadakan sidang yang kedua dan menghasilkan beberapa keputusan, yang
meliputi: pertama, kesepakatan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila seperti yang tertuang
dalam Piagam Jakarta. Kedua, negara Indonesia berbentuk negara Republik, hsail ini
merupakan kesepakatan 55 suara dari 64 orang yang hadir. Ketiga, kesepakatan mengengai
wilayah Indonesia yang meliputi wilayah Hindia Belanda, Timor Timur, sampai Malaka
(Hasil kesepakatan 39 suara). Dan yang terakhir, pembentukan tiga panitia kecil
sebagai: Panitia Perancang UUD, Panitia Ekonomi dan Keuangan, Panitia Pembela Tanah
Air.
d. Sidang PPKI (18 Agustus 1945) Dalam sejarah Pancasila, sidang PPKI yang dilakukan
sehari setelah Indonesia merdeka masih saja terjadi perubahan pada sila pertama yang
diusulkan oleh Muhammad Hatta. Sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian diubah menjadi
lebih ringkas, yaitu”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sehingga Pancasila menjadi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara yang dijiwai dan
diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa
kekeluargaan.Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau perjanjian masyarakat ini
diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat memilih
siapa yang menjadi wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi yang selanjutnya menentukan
bagaimana nasib suatu negara. .

II Pembahasan

Asas Demokrasi Pancasila sebagai Pandangan Hidup


Pandangan hidup merupakan kristalisasi dan institusionalisasi daripada nilai-nilai yang dimiliki suatu
bangsa yang diyakini kebenarannya, sehingga menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Oleh
karena itu, membangun bangsa dan negara berdasarkan pancasila berarti membangun manusia-
manusia pancasila. Selain itu, pandangan hidup suatu bangsa dianggap penting karena dengan
pandangan hidup, suatu bangsa akan berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana
tujuan yang ingin dicapai.Pancasila sebagai pandangan hidup telah ada sejak dulu, ia tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bangsa itu sendiri atau digali dari
budaya bangsa Indonesia sendiri. Hal ini berarti bahwa pancasila dipergunakan sebagai pedoman
atau penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ia
menjadi sebuah ukuran/ kriteria umum yang diteriman dan berlaku untuk semua pihak.

Eksistensi Demokrasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat


Pancasila lahir sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. Artinya adalah bahwa
mendirikan sebuah Negara hanya semata-mata untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat
yang sejahtera, makmur dan sentosa. Bahwa tujuan tersebut adalah kontrak sosial antara Negara
dengan rakyat dan Negara sebagai organsasi yang mengatur berkewajiban untuk membawa
rakyatnya kepada tujuan yang dimaksud, tanpa menghilangkan hak-hak rakyatnya sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi, karena rakyatnyalah yang memiliki Negara, bukan Negara yang
memiliki rakyat. Negara yang mengamalkan Pancasila dengan baik dan benar adalah Negara yang
mengeluarkan kebijakan bukan bedasarkan kepentingan partai, bangsa asing, pemilik modal atau
kelompoknya. Negara Pancasilais adalah Negara yang tidak akan mendukung kolonialisme di
belahan dunia manapun dan dalam bentuk apapun, Negara yang Pancasilais pasti mengusir bangsa
asing yang memasuki wilayah Indonesia yang hanya untuk mengeksploitasi sumber daya alam
Indonesia dan menghisap rakyatnya, Negara yang Pancasilais pasti membangun perekonomian
rakyatnya, Negara yang pancasilais adalah Negara yang menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran,
Negara yang pancasilais pasti memberikan kesempatan kepada semua rakyatnya yang berpotensi
untuk menjadi pemimpin, Negara yang pancasilais mempersiapkan generasi penerus bangsa
menjadi generasi yang mandiri dan bermoral baik, Negara yang pancasilais pasti mempertahankan
budaya masyarakatnya, Negara yang pancasilais pasti mewujudkan masyarakat yang pancasilais.
Ketika Negara sudah dapat berjalan dengan berpijak di atas Pancasila secara baik dan benar, maka
efek dominonya adalah terwujudnya sebuah tatanan orang-orang yang pancasilais di negeri ini.
Bahwa seorang pancasilais adalah orang yang bisa menghargai antara pemeluk keyakinan, seorang
pancasilais adalah orang yang bersaing tanpa harus membuat duka orang lain, seorang pancasilais
adalah orang yang tidak menagung-agungkan kejahatan dan kebejatan, seorang pancasilais adalah
orang yang turut merasakan kepediha ketika saudara sebangsanya merasakan kepedihan, seorang
pancasilais adalah orang yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, seorang pancasilais
adalah orang yang bekerja dengan gigih mengembangkan seluruh potensinya, seorang pancasilais
adalh orang yang kritis terhadap kebijakan Negara yang tidak berpihak kepadanya. Kita tahu bahwa
Pancasila adalah sebuah identitas Negara Indonesia yang kini sedikit demi sedikit mulai lenyap
dimakann waktu. Pancasila adalah pedoman Negara Indonesia, dimana pedoman untuk
mengarahkan Negara ini menuju masyarakat yang sejahtera. Pada kenyataannya di negeri ini,
ternyata banyak sekali masyarakat yang tidak menghargai Pancasila.Jika eksistensi Pancasila
digugat artinya sama saja dengan mempertanyakan eksistensi NKRI. Begitu juga bila dikatkan pada
kondisi saat ini, sebagai falsafah Negara Pancasila merupakan rumusan nilai-nilai yang secara
konseptual memberikan tuntutan politik tentang bagaimana menyelesaikan persoalan Negara
secara mandiri dan bermartabat. Termasuk masalah keterpurukan ekonomi. Didalam rumusan
Pancasila yang dikorelasikan dengan proklamasi Kemerdekaan dan Pembukaan UUD 1945,
terpaparkan tuntutan politik hakekat nilai kemerdekaan bangsa. Yaitu kemerdekaan untuk bersatu,
kemerdekaan untuk berdaulat, kemerdekaan untuk adil dan makmur. Jika perjuangan kekinian saat
ini untuk melepaskan ketetpurukan ekonomi serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa, maka
penempatan Pancasila sebagai falsafah Negara tetap relevan.

Namun dalam berdemokrasi seringnya nilai pancasila itu diabaikan bahkan disalah artikan dalam
berkehidupan berbangsa.Seperti pada ilustrasi berikut ini dimana rasa persatuan Indonesia itu
hanya sebatas poin dalam pancasila.

Gambar mahasiswa melempari batu dalam demo yang bersifat anarkis.

Korupsi Merusak Nilai-Nilai Ideologi Pancasila Korupsi di indonesia sudah ‘membudaya’


sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era orde lama, orde baru, berlanjut hingga era
reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, tapi hasilnya pun belum bisa
kita rasakan, malahan yang dirasakan semakin kompleksnya tindak korupsi di pemerintahan
maupun birokrasi, bukan hanya dari kalangan elit pemerintah tetapi juga sudah merambah ke
semua kalangan penyelenggara negara. Sejarah sebelum indonesia merdeka sudah diwarnai oleh
“budaya-tradisi korupsi” yang tiada henti karena didorong oleh motif kekuasaan, kekayaan dan
wanita. Titik tekan dalam persoalan korupsi sebenarnya adalah masyarakat masih belum melihat
kesungguhan pemerintah dalam upaya memberantas korupsi. Ibarat penyakit, sebenarnya sudah
ditemukan penyebabnya, namun obat mujarab untuk penyembuhan belum bisa ditemukan. Korupsi
sudah merambah kemana-mana menggerogoti batang tubuh negara kesatuan Republik Indonesia
dan merusak sendi-sendi kebersamaan serta memperlambat tercapainya tujuan nasional seperti
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Menurut Gadrida Rosdiana Djukana (2007), tindak
korupsi di indonesia juga telah mengakibatkan tingginya angka kemiskinan, bombastisnya tingkat
kematian ibu hamil, parahnya angka kekerasan terhadap perempuan, melonjaknya angka putus
sekolah, meningkatnya pengidap gizi buruk dan merebaknya persoalan kriminalitas. sedangkan
dampak korupsi dari aspek sosial diantaranya: pertama, pada tingkat yang sudah sangat sistematis,
sebagian besar masyarakat tidak lagi menghiraukan aspek profesionalisme dan kejujuran (fairness).
Hal ini disebabkan karena semua persoalan diyakini bisa diselesaikan dengan uang sogokan.
Kedua, korupsi mendidik masyarakat untuk menggunakan cara-cara tidak bermoral dan melawan
hukum untuk mencapai segala keinginannya. dari aspek ekonomi, dampak dari suatu tindak korupsi
contohnya: pertama, pendanaan untuk petani, usaha kecil maupun koperasi tidak sampai ke tangan
masyarakat. kondisi seperti ini dapat menghambat pembangunan ekonomi rakyat. Pancasila
merupakan ideologi negara yang memiliki sumber nilai anti korupsi yang mampu mengikat setiap
masyarakat indonesia, tapi sekarang persoalannya adalah arah ideologi kita sekarang berada di
persimpangan jalan yang menyebabkan korupsi sekarang merebak di mana-mana. Dalam
masyarakat indonesia banyak yang melupakan nilai-nilai kearifan lokal, tapi yang ada hanya nilai-
nilai kapitalis sehingga terjadilah dorongan untuk melakukan perbuatan korupsi. Saatnya pancasila
kembali direvitalisasi sebagai dasar filsafat negara dan menjadi “prinsip prima” bersama-sama
norma agama. Sebagai prinsip prima, maka nilai-nilai pancasila dan norma-norma agama
merupakan dasar untuk seluruh masyarakat indonesia berbuat baik.

Gambar tindak pidana korupsi berdasarkan jenis perkara (2004-2007)

Namun disamping itu pancasila tak seutuhnya dilanggar dalam pelaksaan demokrasi ada nilai
pancasila memang hidup didalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memang secara utuh
dipertahankan.
Gambar pelantikan presiden jokowidodo yang sedang membacakan sumpah.

Pemilu adalah salah satu nilai nyata dalam perjalan kehidupan negara ini. Dan dimana
kerakyatan dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyaratan perwakilan.Dimana rakyat ikut
merasakan negara yang mendahulukan aspirasinya namun dalam permusyaratan dan perwakilan
oleh pilihan rakyat itu sendiri.

Kesimpulan

Dari data dan fakta-fakta diatas, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut

Pancasila sebagai asas negara adalah dimana pada pelaksaan demokrasi itu harus
menandakan bahwa pancasila sebagai dasar negara serta ideologi yang dipakai sebagai landasan
dalam berdirinya suatu bangsa indonesia. Nilai-nilai moral yang terkandung dalam demokrasi
Pancasila antara lain, yaitu :

1. Adanya rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


2. Menjunjung tinggi kepada nilai-nilai kemanusian yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia.
3. Menjamin dan dapat mempersatukan bangsa.
4. Berguna untuk mewujudkan keadilan sosial.

Tanpa didasari dari nilai moral pancasila maka dalam asas demokrasi itu tidak akan pernah
berjalan dengan harapan dalam negara demokrasi. Pancasila sebagai dasar negara membawa
konsekuensi bahwa segala yang ada dalam negara tersebut haruslah taat dengan dasar
tersebut. Demi mewujudkan masyarakat pancasila yang berdasarkan nilai-nilai luhur,
dibutuhkan suatu hubungan yang serosi antara pengambilan pancasila dengan kewajiban
mentaati UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai