Anda di halaman 1dari 19

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medis


1.Pengertian
Bronchitis merupakan suatu peradangan bronchioli ,bronchus, dan trachea oleh
berbagai sebab. Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti
rhinovirus,respiratory syncytial virus (RSV), virus influenza,virus para influenza, dan
coxsackie virus (muttaqin,2008).
Bronchitis merupakan inflamasi brokus pada saluran napas bawah. Penyakit ini dapat
disebakan oleh bakteri, virus,atau pejanan iritan yang terhirup (chang 2010).
Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus.bronchitis dapat
bersifat akut maupun kronis. Bronchitis akut adalah peradangan bronki dan kadang-
kadang mengenai trakea yang timbul secara mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh
perluasan infeksi saluran nafas seperti : common cold atau dapat juga disebabkan oleh
agen fisik atau kimia seperti : asap,debu, atau kabut yang menguap. Sedangkan bronchitis
kronis adalah gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan sputum selama
sedikitnya 3 bulan dalam setahum,sekurang-kurangnya dalam dua tahun berturut-turut
(Manurung,2013).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan ,bronchitis adalah suatu
penyakit yang terjadi karena adanya peradangan pada bronkus,gejala yang terjadi karena
adanya peradangan pada bronkus,gejala yang biasanya timbul batuk yang utama dan
dominan,dan biasanya penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus maupun menghirup zat
iritan, bronchitis dapat bersiafat akut dan kronis.

2.Etiologi ( Manurung ,2013).

Ada tiga factor utama yang mempengaruhi timbulnya bronhitis yaitu rokok ,infeksi,dan
polusi .Selain itu ada pula hubungan ketururan dan status sosial .

a. Rokok
Rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis .Terdapat hubungan yang erat antara
merokok dan penurunan VEP( Volume Eksipirasi paksa ) 1 detik . Secara patologis rokok
berhubungan dengan hyperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel
saluran pernafasan menyebabkan bronchitis akut.
b. Infeksi
Infeksi menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejalanya pun lebih hebat .
Eksaserbasi bronchitis kronik di sangka paling sering di awali dengan infeksi virus yang
kemudian menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri-bakteri yang diisolasi paling
banyak adalah hemophilus influenza dan steptococus pneumonia .
c. Polusi udara
Polusi tidak besar pengarunya sebagai faktor penyebab ,tetapi bila di tambah merokok
resiko akan menjadi tinggi .Zat kimia yang dapat menyebabkan bronchitis adalah zat-zat
pereduksi seperti O2 ,zat-zat pengoksida seperti N2O , hidrokarbon dan ozon .

d. Pekerjaan
Bronchitis lebih sering di temukan pada pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
yang sering terpapar pada debu anorganik atau organic atau terhadap gas beracun .
e. Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah
,mungkin di sebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih buruk .
f. Faktor keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak ,kecuali pada
penderita defesiensi alfa-1- antitrypsin yang merupakan suatu problem , dimana kelainan
ini diturunkan secara autosom resesif . Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik
yang sering di keluarkan pada peradangan dan merusak jaringan ,termasuk jaringan paru
.

3. Menifestasi klinik

Tanda-tanda dan Gejala dari bronkhitis yaitu :

a. Batuk
Mulai dengan batuk pada pagi hari yang sering diperkirakan karena merokok ,makan
lama batuk makin berat ,timbul siang maupun malam sehingga penderita terganggu
tidur batuk dan produksi spatum adalah gejala yang paling umum biasanya terjadi
setiap hari .Intensitas batuk , jumlah dan frekuensi produksi spatum bervariasi dari
pasien ke pasien . Dahak berwarna yang bening ,putih atau hijau-kekuningan.
b. Sesak nafas
Keluhan sesak nafas akan timbul dini,jika disertai infeksi sesak napas akan
bertambah.
c. Hemoptoe
Terjadi karena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri pilmonalis) cabang
arteri (arteri bronchus) atau anatomi pembuluh darah.
d. Sakit pada tenggorokan
e. Demam
f. Hipoksemia/Hiperkapnea
g. Nyeri dada
h. Kelelahan

4. pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan rongent
Pemeriksaan foto thoraks sangat membantu dalam penegakkan suatu diagnosis .Pada
penderita bronchitis akan terlihat corak bayangan garis-garis yang pararel dan corak
paru yang bertambah.
b. Pemeriksaan laboratorium
1). Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi ,mengidentifikasi patogen .
2). Analisa Gas Darah
GDA: PaO2rendah (normal 25-100 mmHg ),
PaCO2 tinggi(36-44mmHg)
3). Bronchogram : menunjukan dilatasi selinder bronchus saat inspirasi
4). Terapi oksigen :pemberian oksigen sesuai kebutuhan EKG
c. Drainase sekret dengan bronkhoskop : Cara ini penting dilakukan terutama saat
permulaan perawatan pasien

5. Patofisiologi (Naga S. Soleh ,2013).

Bronkhitis dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul kembli sebagai
eksaserbasi akut dari bronkhitis kronis . Pada infeksi saluran napas atas ,infeksi virus seringkali
menjadi awal dari serangan bronkhitis akut .

Bronkhitis timbul sebagai akibat dari adanya paparan terhadap agen infeksi maupun non
infeksi . Iritan akan memicu timbulnya respon inflamasi yang akan menyebabkan
vasodilatasi,kongesti ,edema mukosa dan brongkospasme. Tidak seperti empisema ,bronkhitis
mempengaruhi jalan nafas kecil dan besar dibandingkan dengan alveoli .

Klien dengan bronkhitis akan mengalami hal-hal berikut :

a. Peningkatan ukuran dan jumlah mukus pada bronchus


b. Mukus kental
c. Kerusakan fungsi silia ,sehingga menurunkan mekanisme pembersian mukus .

Oleh karena itu ,mucosiliari defence dari paru mengalami kerusakan ,maka meningkatkan
kecanderungan untuk terserang infeksi .Ketika infeksi timbul,kelenjar mukus akan menjadi
hipertropi dan hyperplasia, sehingga produksi mukus akan meningkat .Dinding bronkhus
akan meradang dan menebal (sering kali sampai dua kali ketebalan normal ) dan
mengganggu aliran udara . Mukus kental ini bersama-sama dengan produksi mukus yang
banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan memperkecil saluran udara yang
besar .Bronkhitis mula-mula mempengaruhi hanya pada bronkhus besar, dan pada akhirnya
seluruh saluran nafas akan terkena.

Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus menyebabkan obstruksi jalan nafas
,terutama saat ekspirasi. Jalan nafas menjadi kolaps ,dan udara terperangkap pada bagian distal
paru-paru .Obstruksi ini menyebabkan penurunan ventilasi alveolar,hipoksia dan osidosis.Klien
akan mengalami kekurangan oksigen jaringan dan timbul rasio ventilas –perfusi abnormal,
dimana terjadi penurunan PaO2.Kerusakan ventilasi dapat juga meningkatkan nilai PaC2 ,klien
akan terlihat sianosis ketika mengalami kondisi ini . Sebagai kompensasi dari hipoksemia
,terjadilah polisitemia (over produksi eritrosit).Selanjutnya,leukosit akan mengeluarkan enzim
yang akan merusak jaringan elastis paru .

6. Komplikasi (Somantri ,2012).

a. Pneumonia
Dengan atau tanpa ektoletasis ,bronchitis sering mengalami infeksi saluran napas bagian
atas .Hal ini sering terjadi pada mereka yang drainase sputumnya yang kurang baik .
b. Haemaptoe
Terjadi karena pecahnya pembulah darah cabang vena (arteri pulmonalis), cabang arteri
(arteri bronkhitis )atau anatomi pembuluh darah .
c. Efusi pleura
d. Cor pulmonal kronik pada kasus ini terjadi anastomisis cabang-cabang arteri dan vena
pulponalis pada dinding bronkus ,akan terjadi hipoksemia .Pada keadaan lanjut akan
terjadi gagal jatung kanan .
e. Kegagalan pernapasan merupakan komplikasi paling akhir bronchitis yang paling berat
dan luas .

7. Pengobatan
Penanganan bronkitis pada tiap pasien dapat berbeda, tergantung keparahan dan kondisi pasien secara
menyeluruh. Pada bronkitis akut atau yang tergolong ringan, gejala yang muncul akan mereda dengan
sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, jika bronkitis berlangsung berlarut-larut atau terasa sangat
mengganggu, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan atau terapi yang bertujuan untuk meredakan
gejala.
Untuk meredakan gejala batuk, obat yang diberikan dapat berupa antitusif atau ekspektoran. Beberapa
obat pereda batuk yang dapat digunakan meliputi:

 Dextromethorpan
 Guaifenesin
 Codeine
 Noscapine

Lalu, untuk meredakan gejala sesak napas, metode penanganannya dapat berupa:
 Penggunaan bronkodilator.
 Pemberian kortikosteroid. Obat ini digunakan ketika bronkodilator tidak efektif. Dokter dapat
memberikan kortikosteroid dalam bentuk tablet atau dihirup.
 Rehabilitasi paru. Metode ini mengandalkan komitmen pasien dalam berolahraga, menjaga pola
makan, dan melatih pernapasan.

Selain pemberian obat dan terapi khusus, pasien juga dapat melakukan perawatan mandiri di rumah untuk
meredakan gejala. Beberapa upaya yang dapat dilakukan meliputi:

 Minum air putih sebanyak 8-12 gelas perhari.


 Istirahat yang cukup.
 Menghirup uap air hangat. Hal ini dapat meredakan batuk dan mengencerkan lendir di saluran
pernapasan sehingga mudah dibuang.
 Menghindari asap rokok.
 Menggunakan masker ketika melakukan aktivitas di luar rumah, untuk menghindari paparan zat
berbahaya.
 Menggunakan masker khusus, jika batuk dan sesak napas semakin meningkat ketika terpapar
udara dingin.

8. Pencegahan Bronkitis

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena bronkitis. Di antaranya
adalah:

 Hindari merokok atau menghirup asap rokok.


 Menerima vaksin flu dan pneumonia.
 Menjaga kebersihan dan usahakan untuk selalu mencuci tangan setiap usai beraktivitas.
 Istirahat yang cukup.
 Hindari berbagi pakai barang pribadi, terutama peralatan makan dan minum, dengan orang lain.
 Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
 Menghindari paparan zat berbahaya yang terdapat dalam udara dengan selalu menggunakan
masker.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

7. Pengkajian

A .identifikasi

 Pasien
Nama : Ny.lisa
Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Jumalah anak : 3 anak
Agama : Kristen
Warga Negara :Indonesia
Bahasa yang digunakan :Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat rumah : jl .toddopuli 6 no.5 makassar
 Penanggung jawab
Nama : Rico
Umur : 37 tahun
Alamat : jl. Bau mangga no.23 makassar
Hubungan dengan pasien : cucu pasien
B. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharan kesehatan
1 ) keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit dulu dia selalu berusaha merawat kesehatannya .dia
mengatakan kadang mengalami flu dan meminum obat-obat yang telah dibelinya di
warung tetapi jika tak kunjung sembuh pasien berobat ke dokter/rumah sakit.pasien juga
mengatakan bahwa ia tidak pernah berolahraga dan tidak mengkonsumsi vitamin sebagi
suplemen tambahan . pasien hidup lingkungan yang memiliki banyak polusi udara dan
asap rokok karena ayah dan sebagain besar teman kampus pasien merokok.

Riwayat penyakit saat ini :


a) Keluhan utama :
Demam
b) Riwayat keluhan utama :
Pasien mengatakan merasakn demam naik turun dan badan teraba hangat kurang ± 1
bulan yang lalu. Awalnya pasien pasien mengira itu hanya demam biasa sehinga ia
hanya mengkonsumsi obat yang dibelinya di warung tetapi semakin lama demam
yang berlendir berwarna putih dan terkadang merasa sesak serta mengalami
penurunan berat badan dari 40kg ke 35kg dalam waktu ± 1bulan sehingga keluarga
memutuskan untuk membawa pasien ke RS.

2) Riwayat penyakit yang pernah dialami :

Pasien mengatakan pernah mengalami demam beberapa bulan yang lalu dan berlangsung selama
± 3 hari tetapi ia hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter sampai sembuh.

3) Riwayat kesehatan keluarga :

Pasien mengatakan di dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
seperti yang dialami pesien saat ini. Hanya saja terdapat penyakit keturunan dalam keluarganya
yaitu hipertensi yang diderita oleh nenek dan ayah pasien dan DM di derita oleh kakek pasien.

4) Pemeriksaan fisik :
 Kebersihan rambut : tampak bersih
 Kulit kepala : tampak bersih
 Kebersihan kulit : tampak bersih dan tampak kemerahan
 Hygiene rongga mulut : tampak bersih
 Kebersihan genitalia : tidak dikaji karena pasien menolak
 Kebersihan anus : tidak dikaji karena pasien menolak

5. 11 Pola Gordon

a) Keadaan sebelum sakit :


Pasien mengatakan makan teratur 3 kali sehari dengan frekuensi makanan yang
dihabiskan 1 porsi/hari ,pasien mengatakan makan seadanya dengan menu
nasi,sayur,ikan,tempe tahu , dan tidak memiliki makanan pantang,pasien minum air putih
± 8 gelas per hari (1600 cc).
b) Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan hanya menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakn,nafsu makan
menurun.pasien mengatakan minum air putih ± 4-5 gelas per hari.
c) Observasi
Tampak makanan pasien tidak dihabiskan ,pasien hanya menghabiskan ½ porsi makanan
dan minum air putih 1 gelas
(200 cc) setelah makan.
d) Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan rambut : tampak bersih dan beruban
2) Hidrasi kulit : turgor kulit tidak elastic
3) Palpebra/conjungtuva : palpebra tidak oedem, kongjungtiva
Tampak anemik.
4) Sclera : tidak ikterik.
5) Hidung : tampak septum berada ditengah tidak ada peradangan ,tidak ada sekret.
6) Mukosa bibir : mukosa bibir tampak kering.
7) Rongga mulut : bau mulut,tidak ada peradangan
Gusi : tidak ada peradangan
8) Gigi : tampak berwarna kuning
Gigi palsu : tidak ada
9) Kemampuan menguyah keras : pasien mampu menguyah keras.
10) Lidah :bersih,tidak ada peradangan
11) Pharing :tidak ada pembesaran
12) Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
13) Kelenjar parotis : tidak ada pembesaran
14) Abdomen :
 Inspeksi : bentuk simstris,perut tampak datar,bayangan vena
tidak dampak
 Auskultasi : peristaltik usus 7×/ menit
 Palpasi : nyeri tekan tidak ada
 Perkusi : asites : negatif
15) Kulit
 Edema : negatif
 Ikterik : negatif
 Tidak ada tanda-tanda radang.
16) Lesi : tidak ada lesi pada kulit.
d. Pola eliminasi
1) Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB lancer dengan konsistensi lunak berwarna coklat. Pasien
mengatakan BAK lancer 5-6 ×/ hari
(1200 cc) berwarna kuning,bau amoniak.pasien mengatakan tidak ada keluhan saat
BAB dan BAK.
2) Observasi :
Tampak pasien di antar oleh anak ke kamar mandi untuk BAK.
3) Pemeriksaan fisik :
A) Peristalik usus : 7×/menit
B) Palpasi kandung kemih : kosong
C) Nyeri ketuk ginjal : negative
D) Mulut uretra : tidak dikaji karena pasien menolak.
E) Anus :
- Peradangan : tidak dikaji
- Hemoroid : tidak dikaji
- Fistula : tidak dikaji
e) Pola aktivitas dan latihan
1) Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan dulu ia bekerja sebagai pedagang di pasar dan sebagai ibu rumah
tangga.
2) Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan badan terasa lemas,tidak dapat melakukan aktifitasnya dan tidak
berjualan lagi dipasar seperti biasa karena batuk yang disertai sesak menggangu
aktifitasnya,pasien hanya tinggal dirumah dan tidak berdagang lagi,semua aktivitas
dibantu oleh keluarga dan perawat.
3) Observasi :
a) Aktivitas harian :
- Makan :0 0.mandiri
- Mandi :2
- Pakaian :2 1.bantuan dengan alat
- Kerapihan :2 2.bantuan orang

3.bantuan alat dan orang

4.bantuan penuh.
- Bunga air besar : 0
- Bunga air kecil :2
b) Postur tubuh : pasien tampak memungkuk
c) Gaya jalan : sedikit lambat.
d) Anggota gerak yang cacat : tidak ada
e) Fiksasi : tidak ada
f) Tracheostomi :tidak ada
4) Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
Berbaring :130/60mmHg
Duduk : 140/70 mmHg
Berdiri : - mmHg
Kesimpulan :Hipotensi ortostatik –(positif) – (negatif)
b) HR : 80 ×/menit
c) Kulit
Keringat dingin : pasien tampak keringat
Basah : kulit lembab
d) JVP : 5-2 cmH20
Kesimpulan :pemompaan ventrikel jantung memadai
e) Perfusi perifer pembuluh kuku : kembali dalam 3 detik.
f) Thorax dan pernapasan :

-inspeksi :

Bentuk thorax :tampak simetris kiri dan kanan

Retraksi interkostal :tidak ada

Sianosis : tidak ada

Stridor : tidak terdengar

-palpasi : redup

f) palpasi :

vocal fremitus : geteran paru kiri dan kanan sama

g) perkusi : redup
h) auskultasi :
suara napas :bronkovesikuler
suara ucapan :getaran paru kiri sama dengan
paru kanan
suara tambahan :ronchi
5) jantung
- Inspeksi :

Ictus cordis : tidak Nampak

- palpasi :

Ictus cordis : teraba lemah pada ICS V midklavikularis sinistra.

- perkusi:

Batas atas jantung : ICS II linea stemalis sinistra

Batas bawah jantung: ICS V linea medicolavicularis sinestra

Batas kanan jantung: ICS II linea sternalis dextra

Batas kiri jantung: ICS V linea medio clavicularis sinistra

- auskultasi :

bunyi jantung II A: tunggal (ICS II linea sternalis dextra)

buyi jantung II P: tunggal ( ICS II dan III linea sternalis sinistra)

bunyi jantung I T: tunggal ( ICS IV linea sternalis sinistra)

bunyi jantung I M: ( ICS V mid clavikularis sinistra)

bunyi jantung II irama terdengar

mumur : tidak terdengar

bruit: aorta:

-A.atrofi :Negatif

-Rentang Gerak : terbatas pada lengan kanan karena terpasang infuse.

Kaku sendi : ada

Nyeri sendi : ada

Frakur : tidak ada

Parese : tidak ada

Paralisis : tidak ada


-uji kekuatan otot :

Tangan : kanan 4

kiri 4

kaki : kanan 4

kiri 4

keterangan :

nilai 5 :kekuatan penuh

nilai 4 ;kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain

nilai 3 : mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan.

K sentuhanakan jtuh

Nilai 1: tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan

Nilai 0: tidk ada kontraksi otot,tidak mampu bergerak

- reflex fisiologi: tricep (+/+) dan bicep (+/+), pada kedua tungkai
- reflex patologi
babinski kiri:

kanan

- clubbing jari-jari: tidak ada


- varises tungkai: tidak ada
e. pola tidur dan istrahat
 keadaan sebelum sakit :
pasien mengatakan tidur malam 7 jam mulai pukul 21.00-05.00 dan biasnya
nonton tv sebagai pengantar tidur dan tidur siang kurang lebih 1 jam.
 Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan sejak sakit pasien susah tidur ,pasien tidur ± 5 jam dalam
sehari terutama di malam hari karena batuk berlendir disertai sesak nafas.
 Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk :positif
Banyak menguap : negatif
Palpebra inferior berwarna gelap : negatif

F ) pola persepsi kognitif


1) Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantuan pendengaran namun menggunakan
alat bantu penglihatan.
Pasien mengatakan ia masih mampu mengingat semua kejadian yang dialaminya dengan
baik,pasien tidak mengalami disorientasi dengan waktu,tempat,dan orang.

2) Keadaan sejak sakit :


Pasien mengatakan tenggorokannya terasa sakit , pasien mengatakan masih mampu
mendengar dengan baik.namun penglihatannya sedikit kabur.

3) Obervasi :
Pasien mengatakan tidak mambu membaca dengan jarak ± 30cm
4) Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan :
- Cornea : tampak jernih.
- Pupil : tampak isokor kiri dan kanan
- Lensa mata : tampak jernih.
- Tekanan intra okuler (TIO) sama antara kita dan kanan.
b) Pendengaran :
- Pina : simestris antara kiri dan kanan
- Kanalis : bersih ,tidak tampak adanya serumen .
- Membran timpani : tampak utuh.
c) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai :mampu merasakan rangsangan
yang diberikan.

g) Pola persepsi dan konsep diri


1) Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada hal yang menonjol pada dirinya pasien
mengatakan dia sebagai ibu rumah tangga.
2) Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan terjadi perubahan pada dirinya yakni mengenai kondisi
kesehatannya dan merasa tidak enak pada kelaurga yang menjaganya
termaksud anak-anaknya karena merasa merepotkan mereka dan tidak dapat
berbuat apa-apa.
3) Observasi
a) Kontak mata : mata pasien tertuju pada perawat
b) Rentang perhatian : penuh
c) Suara dan cara bicara : suara jelas dan pelan saat bicara.
d) Postur tubuh :pasien tampak membungkuk.
4) Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata : tidak ada
b) Bentuk/postur tubuh : tampak bungkuk
c) Kulit : tampak kulit keriput dan turgor kulit tidak elastic.

h) Pola peran dan hubungan dengan sesama


1) Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan ia tinggal bersama anaknya.pasien mengatakan ia sebagai
ibu rumah tangga yang bertanggung jawab penuh dengan keluarganya .pasien
juga mengatakan berhubungan baik dengan tetangga dan teman-temannya.
2) Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh karena tidak ingin menyusahkan
keluarga ,ia mengatakn ingin cepat pulang dan berkumpul bersama keluargnya
.pasien mengatakan ia sangat senang karena setiap hari selalu ada orang yg
menemaninya cerita.pasien mengatakan hubungan dengan perawat dan teman
sekamar sangat baik.
3) Observasi :
Tampak pasien selalu ditemani oleh anak dan cucu-cucunya dan tampak
banyak tetangga yang membesuk.

i) Pola reprodukssakit :
1) Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan dirinya terbuka,bila ada masalah yang timbul dalam keluarga pasien
mendiskusikannya dengan anak-anaknnya.

2) Keadaan sejak sakit :


Pasien mengatakan sedikit merasa gelisah saat masuk rumah sakit kerena belom
beradaptasi lingkungan rumah sakit, tepi sejak ± 1 hari dirawat dirumah skait pasien
sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit.pasien dan keluarga berharap
agar penyakitnya bisa sembuh.

3) Observasi :
Tampak pasien bertanya mengenai kondisi kesehatannya.

k. pola sistem nilai kepercayaan

1) keadaan sebelum sakit :


pasien mengatakan ia seorang yang menganut agama islam dan pasien rutin
beribadah dengan sholat 5 waktu.

2) Keadaan sejak sakit :


Pasien mengatakan tidak bisa sholat karena keadaanya yang lemah ,pasien
mengatakan walapun dirinya tidak sholat ,tetapi ia tetap berdoa untuk
kesembuhannya .

3) Observasi :
Tampak tasbi berada disamping bantai pasien.

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan

Nama/ umur : Ny D

Ruang/ kamar : Bernadeth II

No Diagnosa Keperawatan
1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubunga dengan mucus dalam jumlah
berlebihan
2 Hipetermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
3 Hambatan mobilitas fisik berhubungan engan penurunan kekuatan otot

9. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Tanggal Diagnosa keperawatan Hasi yang Rencana


diharapkan tindakan
1 19 april 2015 1. ketidakefektifan bersihan Setelah diberikan Kaji keadaan
jalan napas berhubungan perawatan umum pasien
dengan mucus dalam selama 2-3 hari Observasi TTV
jumlah berlebihan di tandai bersiha jalan
dengan napas dapat
DS: pasien mengatakan kembali efektif
batuk berlendir disertai
sesak dirasakan sejak sejak
1 buln yang lalu
DO: pasien tampak lemah
2. hipertermi berhubungan Setelah dilakuan Pantau hidrasi
dengan peningkatan laju perawatan pasien
metablisme ditandai dengan selama 2-3 hari
DS: pasien mengatakan diharapkan suhu
emam naik turun dirasakan tubuh kembali
sejak 1 bulan yang lalu normal
DO: pasien tampak menggil
3. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakuan Kaji kekuatan
berhubungan dengan perawatan otot dan
penurunan kekuatan otot selama 2-3 hari mobilitas sendi
DS: pasien mengatakan diharapkan
semua kebutuhan di bantu pasien mampu
oleh keluarga dan perawat melakukan
DO: pasien tampak lemah aktifitas

10. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal Waktu Pelaksanaan keperawatan


19 april 13:00 Mengkaji keadaan umum pasien
2015 13:10 Mengkaji frekuensi pernapasan
15:55 Obserasi TTV
17:30 Observasi TTV
20:00 Melaksanakan advis dokter dalam hal pemberian obat
20:05 Melakukan belance cairan
22: 00 Observasi TTV
00:00 Melaksanakan advis dokter dalam pemberian obat nebulizer

20 april 00:05 Mengganti cairan infuse


2015 05:00 Mengkaji keadaan umum pasien
08:00 Pemberian obat nebulizer
10:30 Mengkaji kemampuan pasien untuk menggerakkan dan membalik
posisi pasien
13:15 Menganjurkan pasien untuk istirahat cukup
16:00 Melaksanakan advis dokter dalam pemberian obat nebulizer
20:30 Melakukan belance cairan
22:00 Observasi TTV
11. EVALUASI KEPERAWATAN

Nama/umur : Ny D / 65 tahun
Ruang/kamar: Bernadedh ll / 501
Tanngal Evaluasi SOAP
19 April 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubunga dengan mukus dalam jumlah
2015 berlebihan
S: pasien mengatakan masih sesak
O: pasien tampak lemas
A: ketidakefektifan bersihaan jalan nafas belum teratasi
P: lanjut intervensi 1,2,3,4,5,6,7
2. Hipertemi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
S: pasien mengatakan massih demam
O: pasien tampak lemas
A: Masaalah hipertemi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
3. Hambatan mobilitasi fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
S: pasien mengatakan badan masih lemas
O: pasien tampak lemas
A: masalah hambatan mobilitas fisik belum terkhir
P: lanjutkan lanjutkan 1,2,3,4,5,

20 april 1. ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungn mukus dalam jaumlah


2015 berlebihan
S: Pasien mengatakan masih batuk berlendir
O: pasien nampak batuk berlendir
A: masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
2. hipertemi berhubungsn dengsn peningkstksn laju metabolisme
S: Pasien mengatakan masih demam
O: Pasien tampak lemas
A: masalah hipertemi belum teratasi
masalah hipertemi belum teratasi
P: lanjutan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan ototot
S: pasien mengatakan badan masih terasa lemas
O: pasien tampak lemas
A: masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P: lanjutan intervensi 1,2,3,4,5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang bronkus.
Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang lingkungannya banyak polutan, misalnya orang
tua yang merokok dirumah, asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak
yang menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga yang setiap hari
menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka kejadian penyakit bronkhitis sangat
tinggi.
Negara berkembang seperti Indonesia infeksi saluran pernafasan bawah masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting. Resiko penularan setiap tahun di Indonesia di
anggap cukup tinggi. Di Indonesia yang terinfeksi bronkhitis sekitar 1.6 juta orang. Bronkhitis
adalah suatu peradangan pada bronkus, bronkhiali, dan trakhea (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru)
dan usia lanjut, bronkhitis bisa menjadi masalah serius.

B. Rumusan Masalah
C. Apa pengertian dari Bronchitis?
D. Apa-apa saja faktor yang mempengaruhi Bronchitis dan jelaskan?
E. Tanda-tanda da gejala apa saja yang dapat biasa terjadi pada penderita penyakit Bronchitis ?
F. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Bronchitis?
G. Jelaskan apa saja komplikasi dari penyakit Bronchitis?
H. Jelaskan bagaimana cara mengobati penyakit Bronchitis ?
I. Jelaskan bagaimana cara mencegah penyakit BronchitiS?
J. Buatkanlah patoflow (perjalanan penyakit) dari BronchitiS?
K. Jelaskan bagaimana proses asuhan keperawatan dari penyakit Bronchitis?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan wawasan dalam memperoleh ilmu pengetahuan serta menjadi salah satu
bentuk dalam memenuhi syarat Mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah I Respirasi”
2. Tujuan khusus
Memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai penyakit bronchitis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada saat proses pengkajian tanda dan gejala yang paling sering muncul adalah klien mengeluh
batuk, klien mengeluh sesak nafas, dan klien mengeluh nyeri pada bagian dadanya. Dokter mendiagnosa
klien dengan diagnosa medis bronchitis akut.
Pada perumusan diagnosa keperawatan terdapat beberapa diagnosa yang muncul sesuai dengan
teori pada Tn. P yaitu gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan napas oleh sekresi,
spasme bronkus, pola napas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus, perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah, kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan dirumah.
Rencana keperawatan disusun berdasarkan perencanaa yang telah disusun pada setiap diagnosa
dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, namun semua tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan
dilakukan tidak sesuai dengan tindakan seperti di rumah sakit dan kepada pasien sesungguhnya.
Gangguan pertukaran gas berhubunga dengan obstruksi jalan napas oleh sekresi, spasme bronkus, pola
napas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus, perubahan nutris kurang dari kebutuhan
berhubungan denga dispnoe anoreksia, mual muntah, kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan di rumah.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kami penulis dapat memberikan saran yang diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya dibidang keperawatan guna meningkatka
kualitas asuhan keperawatan. Untuk itu penulis memberikan saran sebagai berikut :
1) Pada perawat

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan bronchitis akut dan bisa kerjasama dengan tim kesehatan lainnya agar dapat melakukan asuhan
keperawatan secara komprehensif sehingga hasil asuhan keperawatan tercapai dengan maksimal dan
melakukan mendokumentasikan dengan benar sehingga dapat menidaklanjuti masalah yang belum
tercapai.

2) Pada mahasiswa atau mahasiswi


Diharapkan sebelum melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan bronchitis akut, terlebih
dahulu harus memahami konsep asuhan keperawatan tentang bronchitis akut dan setiap melakukan
asuhan keperawatan didasarkan pada konsep dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik
sehingga terjalin erat antara klien dengan perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3.Jakarta: EGC.

Doenges , Marilyn E, 2003. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Mutaqqin, Arif, 2009. Asuahan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta:
Salemba Medika.

Smeltzer dan Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Surapto, Imam, 2013. Asuahn Keperawatan Pada gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai