Anda di halaman 1dari 1

Judul Literatur (Internet): Angka Putus Sekolah Tinggi Akibat Pemerintah Kurang Fokus.

Pada Juli 2019, personel kepolisian didampingi seorang guru membagikan buku-buku pelajaran
dan bacaan kepada sejumlah anak yang putus sekolah. Kegiatan atau aksi bagi-bagi buku
tersebut, berlangsung di Desa Kabulak, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa
Tenggara Timur (NTT) sebagai bentuk keprihatinan dan empati personel polisi terhadap anak-
anak yang mengalami putus sekolah disana.

Ubaid Matraji, selaku Koordinator Nasional Jaringan Pemerhati Pendidikan Indonesia (JPPI)
menilai masih tingginya angka putus sekolah di Indonesia, disebabkan karena pemerintah kurang
fokus pada kelompok masyarakat tertentu. Akibatnya, pemerintah masih berkutat dengan
persoalan yang sama mengenai putus sekolah dan kendala akses. Bagi Ubaid, kebijakan seperti
Kartu Indonesia Pintar (KIP) masih belum mampu dalam menjangkau seluruh kalangan dan
elemen masyarakat.

Oleh karena itu, diharapkan pemerintah daerah (pemda) untuk berkomitmen, karena selama ini
komitmen pemda masih dipertanyakan. Selama ini pemda masih belum fokus pada
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan. Akibatnya, alokasi APBD
(anggaran belanja daerah) untuk pendidikan juga masih rendah.

Untuk menuntaskan angka putus sekolah, JPPI mengharapkan pemda untuk fokus pada
kelompok anak yang selama ini tidak terjangkau oleh pemerintah, melakukan evaluasi pada
program Kartu Indonesia Pintar, berkomitmen dalam mengalokasikan APBD minimal 20%
untuk pendidikan, serta memperkuat pusat kegiatan belajar mengajar (pkbm) berbasis desa untuk
daerah-daerah yang tidak terjangkau sekolah.

Beberapa alasan seseorang putus sekolah yaitu, keterbatasan biaya, dan akses menuju sekolah
yang sulit dijangkau. Dari hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemerintah-lah yang
lalai dalam pemenuhan hak-hak rakyat. Pemerintah dianggap lalai, karena tidak dapat
memberikan sarana pendidikan yang memadai bagi masyarakat. Untuk itu, pemerintah dapat
berupaya menambah jumlah sekolah beserta tenaga pendidik di daerah-daerah yang sulit
dijangkau, serta mempermudah akses bagi masyarakat yang tinggal jauh dari sekolah.

(Sumber: www.beritasatu.com)

Anda mungkin juga menyukai