Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOTERAPI

HIPERTENSI

NAMA : MINCE BUABANGGA

NIM : 14071027

KELAS : AI

SEMESTER : III

STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

2015
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang

memberikan rahmat dan karunianaya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “TATALAKSANA TERAPI RASIONAL PADA KASUS HIPERTENSI”

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan,

sehingga penulis mengharapkan sumbang saran yang membangun. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................................................

Bab I Pendahuluan ..............................................................................................................

a. Latar Belakang ........................................................................................................

b. Tujuan .....................................................................................................................

Bab II Pembahasan .............................................................................................................

1. Pengertian Hipertensi ..............................................................................................

2. Anatomi Fisiologi ...................................................................................................

3. Etiologi ....................................................................................................................

4. Penyebab .................................................................................................................

5. Pemeriksaan Penunjang ..........................................................................................

6. Komplikasi ..............................................................................................................

7. Pengobatan ..............................................................................................................

Bab III Penutup ...................................................................................................................

a. Kesimpulan .............................................................................................................

b. Saran ........................................................................................................................

Daftar Pustaka ....................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

seseorang berada di atas angka normal yaitu 120/80 mmHg. Hipertensi merupakan

masalah kesehatan global yang memerlukan penanggulangan yang baik (Susilo Y,

2011). Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami

kenaikan yang melebihi batas normal tekanan systole diatas 140 mmHg dan diastole

diatas 90 mmHg (Murwani A, 2011).

Pada tahun 2006, hipertensi menempati urutan kedua penyakit yang paling

sering diderita pasien oleh pasien rawat jalan Indonesia(4, 67%) setelah ISPA (9, 32%).

Berdasarkan penelitian tahun 1975 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia

adalah (7, 1%) dengan (6, 6%) pada wanitadan (7, 6%) pada pria. (Lubis Devi, 2008).

Sedangkan pada survei faktor risiko penyakit kardiovaskuler, prevalensi hipertensi di

Indonesia meningkat menjadi (13,6%) pada pria dan (16%) pada wanita (Nigrum A,

2012).

Pada saat ini, nilai atau batasan hipertensi sudah berubah, seseorang dikatakan

memiliki tekanan darah normal bila tekanan darahnya kurang dari 120/80 mmHg. Orang

yang sudah menjelang hipertensi atau prehipertensi adalah mereka yang memiliki

tekanan darah 120 –139/80-99 mmHg. Sedangkan orang yang mengalami hipertensi

juga dapat dibedakan berdasarkan derajat ketinggiannya. Hipertensi derajat 1 adalah


mereka yang memiliki tekanan darah 140-159/90-99 mmHg. Hipertensi derajat 2 adalah

orang-orang yang memiliki tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg (Dewi R, 2013).

Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah penting karena dapatmencegah

timbulnya kompikasi pada beberapa organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Untuk

pengobatan hipertensi tidak hanya mengunkan obat obatan, karena menimbulkan efek

samping yang sangat berat, selain itu menimbulkan ketergantungan apabila penggunaan

obat dihentikan dapat menyebabkan peningkatan resiko terkena serangan jantung atau

stroke(Surendra F, 2007).

Hipertensi dapat diobati secara farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan

secara farmakologis biasanya menggunakan obat-obatan yang mempunyai efek

samping. Pengobatan non farmakologis adalah pengobatan yang berasal dari bahan-

bahan alami, biasanya bahan-bahan ini mudah didapatkan dan biayanya relatif murah.

Pengobatan dengan buah mengkudu,daun salam, rumput laut, mentimun, temu hitam,

bawang putih, jantung pisang, terapi dengan aroma mawar atau lavender, dan dapat juga

menggunakan terapi rendam kaki dengan air hangat (Susilo Y, 2011).

sendi tubuh (Hambing A, 2000). Menurut Peni (2008) penderita hipertensi

dalam pengobatannya tidak hanya menggunakan obat-obatan, tetapi bisa menggunakan

alternatif non-farmakologis dengan menggunakan metode yang lebih murah dan mudah

yaitu dengan menggunakan terapi rendam kaki air hangat dapat digunakan sebagai salah

satu terapi yang dapat memulihkan otot sendi yang kaku serta dapat menurunkan

tekanan darah apabila dilakukan secara memalui kesadaran dan kedisiplinan

(Madyastuti L, 2011).
B. Tujuan

1. mengetahui apa definisi dari hipertensi?

2. pengobatan hipertensi nonfarmokologi dan pengobatan hipertensi

farmokologi?
BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Hipertensi

Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan di

mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang

ditunjukkan oleh angka systolic(bagian atas) mencapai 140 mmHg, dan angka

bawah (diastolic) mencapai diatas 90mmHg pada pemriksaan tekanan darah

(Ratna D, 2013).

Definisi hipertensi atau darah tinggi secara umum adalah dimana tekanan darah

berada di atas batas normal. Hipertensi disebut pembunuh gelap atau silent

killer, karena hipertensi bias terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya gejala terlebih

dahulu (Yekti S dan Ari W, 2011).

Hipertensi (HTN) didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah arterial

abnormal yang langsung terus menerus (Valentia L:edisi 2).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami

kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140 mmHg, diatas

90 mmHg).Berdasarkan tinggi rendahnya diastolik maka dapat.

2. Anatomi Fisiologi

Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran

limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara

peredaran melalui saluran tubuh.


Arteri membawa darah dari jantung

Vena membawa dara ke jantung

Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan

jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas

dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan

menyalurkan kembali ke dalam limfenya yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus

untuk membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian

sistem peredaran.

Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah

dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas

tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut

jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan,

makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah

denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per menit.

Kecepatan normal denyut nadi per menit :

Pada bayi yang baru lahir 140

Selama tahun pertama 120

Selama tahun kedua 110

Pada umur 5 tahun 96-100

Pada umur 10 tahun 80-90

Pada orang dewasa 60-80

(Pearce. 2009 : h 151


a) Tekanan Darah

Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu

diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri,

arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga darah didalam arteri, arteriola,

kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap.

Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari

pembuluh vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas

pompa jantug berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan

relaksasi sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dan sirkulasi

darah. Pada tekanan darah didalam arteri kenaikan arteri pada puncaknya

sekitar 120 mmHg tekanan ini disebut tekanan stroke. Kenaikan ini

menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga tekanan didalamnya

turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta cenderung

menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam pemeriksaan

disebut dengan tekanan diastole.

b) Kecepatan Tekanan

Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh

darah. Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan

berkurang dan sangat lambat pada kapiler, dalam arteri kecepatan

berkurang dan sangat lambat pada kapiler. Faktor lain yang membantu

aliran darah kejantung maupun gerakan otot kerangka mengeluarkan


tekanan diatas vena, gerakkan yang dihasilkan pernafasan dengan naik

turunnya diafragma yang bekerja sebagai pemopa, isapan yang

dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu diastole menarik darah

dari vena dan tekanan darah arterial mendorong darah maju. Perubahan

tekanan nadi pengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi tekanan darah,

misalnya pengaruh usia dan penyakit arteriosklerosis. Pada keadaan

arteriosklorosis, olasitias pembuluh darah kurang bahkan menghilang

sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.

Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (ferifer) yang dekat

dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran bersifat

sejajar yang konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu aliran darah

dalam arteri yang mengarah kesegala jurusan sehingga memberikan gambaran

aliran yang yang tidak lancer. Keadaan dapat terjadi pada darah yang mengatur

melalui bagian pembuluh darah yang mengalami sumbatan atau vasokonstriksi.

(Drs_H.Syaifuddin. 2006 : h 130)

3. Etiologi

Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada

kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau hipertensi

primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol.

Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang

khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder;

endogen maupun eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi,

hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial.


Penyakit darah tinggi atau hipertensi di kelomokkan dalam 2 tipe klasifikasi,

yaitu :

a.Hipertensi Primary

Adalah suatu kondisi diman terjadi tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak

dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.

b.Hipertensi Secondary

Adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah tinggi sebagai

akibat seseorang mengaami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung,

gagal ginjal, atau kerusakan system hormone tubuh (Ratna D, 2013).

Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa di atas 18 tahun

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik

(mmHg)

Normal Sistol<120 dan diastol <80

Perhipertensi Sistol 120-139 dan sistol 80-90

Hipertensi stadium I Sistol 140-159 dan diastol 90-99

Hipertensi stadium II Sistol > 160 dan diastol >100

Sumber : JNC 7 (The Seventh Report of the Joint National Committeeon Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Nlood Pressure)Tekanan darah tinggi

yang bersifat abnormal setidaknya diukurpada tiga kesempatan dengan perbedaan

waktu.

4.Penyebab Hipertensi

Menurut Menurut Murwani. A (2011) penyebabnya ada 2 jenis yaitu:

a. Hipertensi primer (esensial) yaitu:


Keturunan, umur, psikis

b. Hipertensi sekunder :
Penyakit gagal ginjal, Tumor dalam rongga kepala, Penyakit saraf,Toxemia

gravidarum.

c. Faktor yang menunjang


Adalah riwayat penyakit system kardiovaskuler aatu ginjal sebelumnya, obesitas,

aktivitas yang terlalu melelahkan (gerak badan), emosional / ketegangan mental,

umur semakin tua semakin bertambah desakan (50–60).

Menurut Ruhyanudin (2007), penyebab hipertensi adalah:

a. a.Hipertensi esensial atau primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak

diketahui, hipertensi esensial kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan

pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan

meningkatkan tekanan darah.

b. b.Hipertensi sekunder adalah penyebabnya adalah penyakit ginjal.

c. c.Stress

d. Obesitas

e. e.Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga)

f. f.Alkohol

g. g.Garam berlebih dalam makanan

Sedangkan menurut Smeltzer (2002), dan Soeparman (1998) etiologi hipertensi adalah

a. .Diit
Diit yang dapat meningkatkan prevelensi hipertensi, diantaranyaasupan garam yang

berlebihan dan asupan asam lemak jenuh tinggi yangbanyak mengandung

kolesterol.

b. .Faktor stress

Hubungan antara stress dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatik yang

meningkatkan secara intermiten. Apabila stress berkepanjangan akan berakibat

tekanan darah tetap tinggi.

c. Obesitas atau kegemukan

Ciri khas penderita hipertensi adalah kegemukan, curah jantung dan sirkulasi

volume darah meningkat. Penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi

dibanding dengan penderita yang berat badannya normal.

d. Merokok

Secara pasti belum diketahui hubungan antara rokok dengan hipertensi. Seorang

yang merokok lebih dari satu bungkus sehari menjadi dua kali lebih rentan dari pada

mereka yang tidak merokok.

e. .Alkohol

Peminum alkohol berat cenderung terkena hipertensi walaupun mekanisme

timbulnya belum diketahui secara pasti.

f. Konsumsi kopi yang berlebihan


Kopi mengandung cafein, apabila tubuh banyak mengkonsumsi cafeinmaka dapat

merangsang kerja jantung semakin cepat sehingga meningkatkan sirkulasi darah dan

menyebabkan tekanan darah meningka


g. Genetik atau keturunan

Peran faktor genetik terhadap hipertensi dibuktikan bahwa kejadian hipertensi

lebih banyak dijumpai pada penderita kembar monozygot daripada heterozygot,

apabila salah satu diantaranya menderita hipertensi maka yang satunya akan

menderita hipertensi juga.

h. Asupan natrium meningkat

Asupan garam meningkatkan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.

Asupan garam 5-15 gram per hari dapat meningkatkan prevalensihipertensi hingga

mencapai 5-20%.

5. Manifestasi Klinis

Menurut Yekti. S (2011) tanda dan gejala yang muncul pada hipertensi antara lain :

a. Nyeri kepala/ sakit kepala

b. Kelelahan, lemah, lesu

c. Mual muntah

d. Mata berkunang-kunang/ gangguan penglihatan

e. Kepucatan

f. Berkeringat

g. Tachicardi

h. Sesak nafas

i. Gemetar

j. Pusing dan kesemutan

Menurut Dewi. R (2013) tanda dan gejala yang akan muncul pada

pasien hipertensi adalah

a. Penglihatan kabur karena kerusakan retina


b. Nyeri kepala

c. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intra cranial

d. Edema dependent

e. Adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada klien dengan hipertensi adalah sebagaiberikut :

a. Hematokrit pada penderita hipertensi kadar hematokrit dalam darah meningkat

seiring dengan meningkatnya kadar natrium dalamdarah. Pemeriksaan

hematokrit diperlukan juga untuk mengikuti perkembangan pengobatan

hipertensi.

b. Kalium serum Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

c. Kreatinin serum Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar

kreatinin dalam darah meningkat sehingga berdampak pada fungsi ginjal.

d. Urinalisa Darah, protein, glukosa mengisyarat kan disfungsi ginjal dan / adanya

diabetes.

e. Elektrokardiogram Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat

dideteksi dengan pemeriksaan ini.Dapat juga menggambarkan apakah hipertensi

telah lama berlangsung (Dewi. R , 2013).

Menurut Murwani. A (2011) pemeriksaan yang harus dilakukan adalah :

a. Mengukur tekanan darah pada kedua tangan kaetika pasien terlentang dan tegak

setiap 1 –2 jam sekali.


b. Mengukur berat badan, tinggi badan (menentukan BB ideal, gemuk, obesitas).

c. Pemeriksaan khusus

1. Jantung (pada gagal jantung kanan terjadi odema perifer, sesak nafas)

2. ECG

3. Foto Torax

4. EKG

d. Pemeriksaan darah : kolesterol, gula darah, cratinin ureum, lemak, elektrolit

7.Komplikasi

a.MenurutMurwani. A (2011) komplikasi yang akan terjadi adalah sebagai berikut :

1. Pada ginjal akan terjadi hematuri, kencing sedikit

2. Pada otak akan menyebabkan stroke

3. Pada mata akan menyebabkan retinapati hipertensi

4. Pada jantung akan menyebabkan terjadi pembesaran ventrikel kiri dengan atau

tanpa payah jantung, dan infak

b.Menurut Dewi. R (2011) orang yang mengidap penyakit tekanan darah tinggi

berpotensi penyakit penyakitstoke, serangan jantung, gagalginjal, kebutaan, payah

jantung

8. Pengobatan

Menurut Susilo. Y (2011) pengobatan pada hipertensi bertujuan mengurangi

morbiditas dan mortalitas dan mengotrol tekanan darah. Dalam pengobatan

hipertensi ada 2 cara yaitu pengobtan nonfarmakologik (perubahan gaya hidup) dan

pengobatan farmakologik
A. Pengobatan nonfarmakologik

1. Perubahan gaya hidup

Gaya hidup yang baik dan sehat merupakan upaya untuk menghindari

terjangkitnya hipertensi atau pun timbulya komplikasi. Pada hipertensi ringan

dan sedang, seperti menghentikan merokok, olah raga secara teratur dandinamik

(yang tidak memerlukan tenaga terlalubanyak), misalnya berenang, jogging,

jalan kaki cepat, naik sepeda. Hipertensi berat seperti berhenti merokok, minum

alkohol, menurunkan asupan garam perhari.

2. Diet hipertensi ringan (diit rendah garam 1)

a. Mengkonsumsi garam½sendok makan perhari, konsumsi kecap, MSG

½sendok makan perhari Hipertensi sedang (diit rendah garam II)

b. Mengkosumsi garam ¼ sendok makan perhari, Konsumsi kecap, MSG

¼sendok makan perhari Hipertensibarat (diit rendah garam III) 14 tidak

boleh menkonsumsi garam, kecap MSG.

3. Upaya menghilangkan atau menghindari stress dapat dalakukan seperti :

meditasi, yoga, hipnotis yang dapat mengontrol sistem saraf otonomdan

menurunkan hipertensi.

4. Berat badan yang berlebihan atau obesitas merupakan faktor resiko terjadinya

hipertensi, sehingga upaya peurunan BB pada obesitassangat penting.

Disamping itu upaya menurunkan BB juga dapat meningkatkan efektivitas

pengobatan farmakologis
B. Pengobatan farmakologik

Menurut Susilo. Y dan Ari W (2011) pengobatan farmakologik pada setiap

penderita hipertensi memerlukan pertimbangan berbagai faktor seperti beratnya

hipertensi, kelainan organ dan faktor lain. Jenis obat anti-hipertensi yang sering

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Diuretik

Adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi pengeluaran garam

(NaCl). Dengan turunnya kadar Na+, maka tekanan darah akan turun, dan efek

hipotensifnya kurang kuat. Obat yang banyak beredar adalah spironolactone,

HCT, chlortalidone, dan indopanide.

2. Alfa-blocker

Adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan vasodilatasi

perifer serta turunnya tekanan darah.Karena efek hipotensinya ringan sedangkan

efek sampingnya agak kuat.Obat yang termasuk dalam jenis alfa-blocker adalah

prazosin dan terazosin.

3. Beta-blocker

Mekanisme kerja obat Beta-blocker belum diketahui dengan pasti.Diduga kerjanya

berdasarkan beta blokase pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi

jantung.Obat yang terkenal dari jenis beta-blocker adalah propanolol, atenolol,

pindolol dan sebagainya.

4. Obat yang Bekerja Sentral

Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan noradrenalin sehingga

menurunkan aktivitas saraf adrenergic perifer dan turunnya tekanan


darah.Penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ortostatik.Obat yang

termasuk dalam jenis ini adalah clonidine, gauanfacine, dan metildopa

5. Vasodilator

Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriole sehingga daya

tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun.Obat yang termasuk

dalam jenis ini adalah Hidralazinedan Ecarazine.

6. Antagonis Kalsium

Mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat pemasukan ion kalsium ke

dalam sel otot polospembuluh dengan efek vasodilatasi dan turunnya tekanan

darah.Obat jenis antagonis kalsium adalah nifedipin dan verapamil.

7. Penghambat ACE

Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanna darah dengan cara menghambat

Angiotension converting enzymeyang berdaya vasoikonstriksi kuat.Obat jenis ini

yang popular adalah captopril (Ccpoten) dan enalapril.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang

abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi

oleh banyak faktor risiko.

2. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer

(essensial) dan hipertensi sekunder.

3. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi

lebih lanjut.

B. Saran

Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi

hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu,

melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai

dengan kebutuhan dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah Muhamad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa, Diva Press :

Yogyakarta

Dermawan, Deden. 2013. Proses Keperwatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.

Gosyen Publising, Yogyakarta.

Dewi, Ratna. 2013. Penyakit-penyakit Mematikan, Nuha Medika, edisi 1 : Yogjakarta

Gunawan L. 2004. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Kanisius : Yogyakarta

Hall, Guyton. 2001.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Hayens. 2003. Patofisilogi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Herdman,Heather, 2010. NANDA Diagnose Keperawatan dan Klasifikasi 2009-2011.

Buku Kedokteran. Jakarta : EGC Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar

Keperawatan, Salemba Medika, hal 119

ISO Indonesia. 2010.Informasi Spesialite Obat. PT ISFI. Jakarta

Junaidi, Mohammad, Sudarti, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri. Nuha Medika, hal

119

Koiroh Umah, Lina Madyastuti R, dkk. 2011. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air

Hangat Terhadap Perubahan Tekanan Darah. Pada Hipertensi, diakses 26 Maret 2014

Kusuma Wijaya, Hambing. 2000. Hipertensi (http:// Rendam Kaki Menggunakan Air

Hangat). diakses pada tanggal 26 Maret 2014

Madyastuti, Lina. 2011. Cara Baru Jinakkan Hipertensi. Diakses 8 April 2014

Muwarni, Arinta. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam, Gosyen Publishing, edisi 1:

Yogyakarta

Ningrum, Agnesia, 2012. Seluk Beluk Hipertensi, Airlangga Publishing : Yogyakarta


Peni. 2008. Panduan Gaya Hidup. Tabloid gaya hidup sehat (http:// Gaya Hidup Sehat

online.com)diakses pada 17 April 2014

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik. Volume 1. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Volume 2.

Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Rohman, Nikmatur dan Saiful Wallid. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi,

Ar-Ruzz Media, Jakarta : hal 17-105

Safrudin ANS, Asrin, Eti Purwaningsih. 2009. Hubungan Tidur Dengan Lama Hari

Dirawat Pada Pasien Hipertensi. diakses 5 April 2014

Smeltzer, S.C & Bare, B. G, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth, Edisi 8 vol 1. Ter. Agung Waluyo dkk. Jakarta : EGC

Surendra Fadilah. 2008. Kurangi Asupan Garam Cegah Hipertensi.diakses 2 April 2014

Susilo, Yekti dan Ari Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Darah Tinggi, CV Andi :

Yogyakart

Wikinson, J. M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Kriteria Hasil NOC Edisi 7.Buku Kedokteran. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai