Paulina Marsolina POKOK-POKOK HUKUM KEUANGAN NEGARA
Paulina Marsolina POKOK-POKOK HUKUM KEUANGAN NEGARA
BAB 2
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
A. Asas-Asas Pengelolaan Keuangan Negara
Pada dasarnya asas-asas pengelolaan keuangan negara bukan merupakan kaidah
hukum atau norma hukum, sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, kecuali
hanya mempunyai kekuatan moral yang boleh dijadikan pedoman dalam pengelolaan
keuangan negara. Sekalipun demikian, pengelolaan keuangan negara tidak boleh terlepas dari
asas-asas pengelolaan keuangan negara agar dapat menghasilkan pekerjaan terbaik sehingga
tidak menimbulkan kerugian keuangan negara.
Terdapat beberapa asas yang digunakan dalam pengelolaan keuangan negara dan
diakui keberlakuannya dalam pengelolaan keuangan negara ke depan sebagai berikut:
a. Asas kesatuan, menghendaki agar semua pendapatan dan belanja negara disajikan
dalam satu dokumen anggaran;
b. Asas universalitas, mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan secara
utuh dalam dokumen anggaran;
c. Asas tahunan, membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun tertentu;
d. Asas spesialitas, mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas
peruntukannya;
Kemudian berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara terdapat lagi asas-asas yang bersifat baru dalam pengelolaan keuangan negara sebagai
berikut:
a. Asas akuntabilitas berorentasi pada hasil adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pengelolaan keuangan negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. b. Asas proporsional adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban pengelola keuangan negara;
c. Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian berdasarkan kode etik
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Asas keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara adalah asas yang membuka
diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang pengelolaan keuangan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara;
e. Asas pemeriksaan keuangan negara oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri
adalah asas yang memberikan kebebasan bagi Badan Pemeriksa Keuangan Negara
untuk melakukan pemeriksaan keuangan negara dengan tidak boleh dipengaruhi oleh
siapapun;
B. Pejabat Pengelola
Keuangan Negara Menurut ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan
pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan
tersebut meliputi kewenangan yang bersifat umum (administratif) dan kewenangan yang
bersifat khusus (kebendaharaan). Kewenangan tersebut selanjutnya dikuasakan secara yuridis
kepada:
a. Menteri Keuangan selaku Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik
Indonesia dan pengelola fiskal serta wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan
negara yang dipisahkan;
b. Menteri atau pimpinan lembaga pada hakikatnya adalah Chief Operational Officer
(COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan, dan selaku pengguna anggaran atau
penggunaan barang kementerian negara atau lembaga yang dipimpinnya. Selanjutnya
menteri-menteri tersebut dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pejabat-pejabat
di bawahnya.
c. Berkaitan dengan otonomi daerah, Presiden mendelegasikan kewenangan
pengelolaan keuangan negara kepada gubernur, bupati/walikota selaku kepala
pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah
daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan;
Hal tersebut dapat digambarkan skema pada gambar di bawah ini;
4) Peraturan Presiden, yaitu peraturan yang secara khusus materi pokoknya mengatur
substantif administrasi keuangan daerah, antara lain seperti Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaaan Barang dan Jasa.
5) Peraturan Daerah, antara lain seperti Peraturan Daerah tentang APBD, Peraturan
Daerah tentang Perubahan APBD, dan lain sebagainya.