Politik merupakan sebuah seni atau ilmu yang berkaitan dengan rakyat,
pemerintahan dan kekuasaan. Berbicara tentang politik tidak lepas dari perumusan dan
pelaksaan kebijakan terhadap pubik, yang mengatur tersebut terarah kepada satu sudut
yaitu penguasa atau suatu pengusa pemegang sistem pemerintaan kebijakan diranah
publik yang ditujukan kepada rakyat. Politik biasanya bertujuan untuk mencapai
kekuasaan, itu karena setiap partai politik memeiliki kepentingan tersendiri. Untuk
meraih kekuasaan tersebut bisa melalui jalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku
di suatu negara (konstitusional) maupun secara pratis tidak melalui aturan hukum yang
berlaku (nonkonstitusional).
Dalam politik, ada yang namanya kekuasaan politik yang mana kekuasaan
politik tersebut memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa menunjang sektor
kekuasaannya dalam rangka tujuan tertentu. Jadi disini, penguasa untuk mencapai
tujuannya memanfaatkan sumber kekuatan seperti media massa, media umum,
mahasiswa, elit politik, tokoh masyarakat maupun militer. Berbanding dengan
pemikiran Nacolo Machiavelli dalam bukunya berkata, seorang penguasa harus
membangun kekuasaannya berdasarkan apa yang dikuasai, bukan berdasarkan orang
lain. Dari pernyataan yang di lontarkan oleh Machiavelli dapat diambil kesimpulan
bahwa seorang penimpin atau penguasa dalam membangun istana kekuasaannya itu tak
lain berdasarkan apa yang si penguasa kuasai bukan atas pemikiran dan berbuatan yang
orang lain bisa membantu kekuasaanya terus berkuasa.
Dalam hai ini juga timbul sebuah pertanyaan apakah perlu seorang penguasa
dicintai taukah ditakuti? Machiavelli menjawab melalui bukunya, “yang terbaik ialah
mendapatkan keduanya, dicintai dan ditakuti. Namun jika tidak bisa, lebih baik ditakuti
daripada dicintai. Dari pernyataan Machiavelli tersebut seorang penguasa untuk
mamperthankan kekuasaannya perlu ditakuti oleh rakyatnya. Dengan itu rakyat akan
tunduk atas kebijakan yang ditetapkan penguasa, sehingga penguasa dapat
melanggengkan kekuasaannya.