Anda di halaman 1dari 2

POLITIK DIKTATOR NICOLO MACHIAVELLI

Politik merupakan sebuah seni atau ilmu yang berkaitan dengan rakyat,
pemerintahan dan kekuasaan. Berbicara tentang politik tidak lepas dari perumusan dan
pelaksaan kebijakan terhadap pubik, yang mengatur tersebut terarah kepada satu sudut
yaitu penguasa atau suatu pengusa pemegang sistem pemerintaan kebijakan diranah
publik yang ditujukan kepada rakyat. Politik biasanya bertujuan untuk mencapai
kekuasaan, itu karena setiap partai politik memeiliki kepentingan tersendiri. Untuk
meraih kekuasaan tersebut bisa melalui jalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku
di suatu negara (konstitusional) maupun secara pratis tidak melalui aturan hukum yang
berlaku (nonkonstitusional).

Dalam politik, ada yang namanya kekuasaan politik yang mana kekuasaan
politik tersebut memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa menunjang sektor
kekuasaannya dalam rangka tujuan tertentu. Jadi disini, penguasa untuk mencapai
tujuannya memanfaatkan sumber kekuatan seperti media massa, media umum,
mahasiswa, elit politik, tokoh masyarakat maupun militer. Berbanding dengan
pemikiran Nacolo Machiavelli dalam bukunya berkata, seorang penguasa harus
membangun kekuasaannya berdasarkan apa yang dikuasai, bukan berdasarkan orang
lain. Dari pernyataan yang di lontarkan oleh Machiavelli dapat diambil kesimpulan
bahwa seorang penimpin atau penguasa dalam membangun istana kekuasaannya itu tak
lain berdasarkan apa yang si penguasa kuasai bukan atas pemikiran dan berbuatan yang
orang lain bisa membantu kekuasaanya terus berkuasa.

Nicolo Machiavelli dalam bukunya yang berjudul II Principe berisi menenai


pedoman bagi penguasa untuk mengukuhkan kekuasaannya atau seseorang yang ingin
mendapat kekuasaan. Machiavelli mengajurkan sang penguasa untuk tidak boleh
dibenci. Namun dia harus melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankann
kekuasaannya. Machiavelli berpandangan bahwa seorang penguasa memerlukan suatu
hal untuk mempertahantan kekuasaannya bagaimanapun caranya. Mempertahanka
kekuasaanya disini dalam artian memepertahankan kekuasaan sebelum selesai periode
tidak harus tetap terhadap kekuasaannya sebagai penguasa atau bahkan
memepertahankan kekuasaan yang dipegang tidak boleh lepas dari genggamanya untuk
menciptakan penguasa yang dictator.

Dalam hai ini juga timbul sebuah pertanyaan apakah perlu seorang penguasa
dicintai taukah ditakuti? Machiavelli menjawab melalui bukunya, “yang terbaik ialah
mendapatkan keduanya, dicintai dan ditakuti. Namun jika tidak bisa, lebih baik ditakuti
daripada dicintai. Dari pernyataan Machiavelli tersebut seorang penguasa untuk
mamperthankan kekuasaannya perlu ditakuti oleh rakyatnya. Dengan itu rakyat akan
tunduk atas kebijakan yang ditetapkan penguasa, sehingga penguasa dapat
melanggengkan kekuasaannya.

Machciavelli mengembangkan filosofi bernama “perang terbatas”. Yakni jika


diplomasi gagal, maka perang kepanjangan dari politik. Hal ini karena Nicolo
Machiavelli berpandangan bahwa perlunya wajib militer bagi rakyat karena
Machiavelli percaya bahwa masyarakat agama, ilmu pengetahuan dan keamanan
semuanya disebabkan oleh militer.

Anda mungkin juga menyukai