TINJAUAN PUSTAKA
A. ANTIBIOTIK
1. Sejarah Antibiotik
Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali
menemukan apa yang disebut magic bullet, yang dirancang untuk
menangani infeksi mikroba. Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan
antibiotik pertama, Salvarsan yang digunakan untuk melawan syphilis.
Ehrlich kemudian diikuti oleh Alexander Fleming yang secara tidak sengaja
menemukan penisilin pada tahun 1928. Tujuh tahun kemudian, Gerhard
Domagk menemukan sulfa, yang membuka jalan penemuan obat anti
Tuberculosis, isoniazid. Pada 1943, antituberculosis pertama, Streptomycin
ditemukan oleh Selkman Wakzman dan Albert Schatz. Wakzman juga
orang pertama yang memperkenalkan terminologi antibiotik. Sejak saat itu
antibiotik ramai digunakan klinisi untuk menangani berbagai penyakit
infeksi (3).
Antibiotik penisilin ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun
1928, seorang ahli mikrobiologi dari Inggris. Penisilin mulai diresepkan
untuk mengobati penyakit-penyakit infeksi pada tahun 1930. Sebelum
antibiotik ditemukan banyak kasus infeksi yang tidak bisa disembuhkan
dan mengakibatkan kematian. Tetapi sejak penisilin ditemukan, jutaan
penderita infeksi di seluruh dunia bisa diselamatkan nyawanya.
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme
khususnya dihasilkan oleh fungi atau dihasilkan secara sintetik yang dapat
membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain
(11).
Antara tahun 1950-1960, jenis bakteri yang resisten masih belum
mengkhawatirkan, karena penemuan antibiotik baru yang bisa diandalkan.
Pada tahun 1999, ilmuwan berhasil mengembangkan antibiotik baru.
5
6
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini yang
dibuat secara semi-sintetis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula
senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri (3).
Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme,
yang dalam jumlah kecil dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh
pertumbuhan mikroorganisme lain (15).
3. Penggolongan Antibiotik
Penggolongan antibiotik secara umum dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1) Berdasarkan struktur kimia antibiotik (3)
a) Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin
(sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan
monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin). Penisilin
adalah suatu agen antibakterial alami yang dihasilkan dari jamur jenis
Penicillium chrysognum.
b) Antibiotik golongan aminoglikosida, aminoglikosida dihasilkan oleh
jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa dan
turunan semi-sintetisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di
dalam molekulnya, yang saling terikat secara glukosidis. Spektrum
kerjanya luas dan meliputi terutama banyak bacilli gram-negatif.
Obat ini juga aktif terhadap gonococci dan sejumlah kuman gram-
positif. Aktifitasnya adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam
sel. Contohnya streptomisin, gentamisin, amikasin, neomisin, dan
paranomisin.
c) Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis,
hanya melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang
bakterisid lemah. Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya
sintesa protein kuman. Spektrum antibakterinya luas dan meliputi
banyak cocci gram positif dan gram negatif serta kebanyakan bacilli.
Tidak efektif Pseudomonas dan Proteus, tetapi aktif terhadap
9
B. SISTEM ATC/DDD
1. Sejarah sistem ATC/DDD
Sistem Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dimodifikasi dan
diperluas para peneliti Norwegia oleh The European Pharmaceutical
Market Research Association (EpHMRA). Sedangkan Defined Daily Dose
(DDD) digunakan untuk memperbaiki unit pengukuran tradisional yang
digunakan dalam studi penggunaan obat (2).
ATC/DDD untuk studi penggunaan obat direkomendasikan oleh
kantor regional WHO Eropa pada tahun 1981 sebagai sistem pengukuran
obat internasional.
The WHO Collaborating for Drug Statistics Methodology didirikan di
Oslo pada tahun 1982 bertugas sebagai badan pusat yang bertanggung
jawab untuk mengkoordinasi penggunaan metodologi ini (2).
Pada tahun 1996, WHO menyatakan perlu untuk mengembangkan
penggunaan sistem ATC/DDD sebagai suatu standar Internasional untuk
17
c. Suatu zat dapat mempunyai kode ATC lebih dari satu bila mempunyai
kekuatan dan bentuk sediaan lebih dari satu untuk terapi yang berbeda
(2).
4. Metode DDD (Defined Daily Dose)
Metode Defined Daily Dose adalah suatu metode yang dikembangkan
WHO untuk menghitung kuantitas penggunaan antibiotik dalam suatu
institusi pelayanan kesehatan. Perhitungan dilakukan untuk setiap
pemakaian dalam 100 hari rawat atau 100 pasien bila diterapkan
dilingkungan rumah sakit.
Hasil perhitungan dibandingkan dengan standar DDD yang telah
ditetapkan WHO. DDD diasumsikan sebagai dosis pemeliharaan rata-rata
perhari yang digunakan untuk indikasi utamanya orang dewasa. DDD
hanya dimiliki oleh obat yang mempunyai kode ATC (2).
Unit ini memiliki keunggulan yaitu dapat merefleksikan dosis obat
secara global tanpa dipengaruhi oleh variasi generik setiap etnik. Analisis
penggunaan obat dalam unit kuantitas dapat membantu dalam
mengidentifikasi penggunaan yang overuse dan underuse dalam
pengobatan (22).
Jumlah unit DDD yang direkomendasikan pada pengobatan mungkin
dinyatakan dalam satuan miligram untuk sediaan padat oral seperti tablet
dan kapsul, atau mililiter untuk sediaan cair oral dan sediaan injeksi.
Perubahan data penggunaan dapat diperoleh dari data catatan inventaris
farmasi atau data statistik penjualan yang akan menunjukkan nilai DDD
kasar untuk mengidentifikasi seberapa potensial terapi harian dari
pengobatan yang diperoleh, terdistribusi atau yang dikonsumsi.
Penggunaan obat dapat dibandingkan dengan menggunakan unit sebagai :
a. Jumlah DDD per 1000 populasi perhari, untuk total penggunaan.
b. Jumlah DDD per 100 hari rawat, untuk total penggunaan di rumah sakit.
Unit DDD dapat digunakan untuk membandingkan penggunaan obat
yang berbeda dalam satu kelompok terapi yang sama, dimana mempunyai
kesamaan efikasi tapi berbeda dalam dosis kebutuhan, atau pengobatan
20
Pensilin secara aktif diekskresikan, dan sekitar 80% dari dosis penisilin
dibersihkan dari tubuh dalam tiga hingga empat jam pemberian. Memang,
selama era penisilin awal, obat itu sangat langka dan sangat dihargai
sehingga menjadi umum untuk mengumpulkan urine dari pasien yang
dirawat, sehingga penisilin dalam urine bisa diisolasi dan digunakan
kembali (3). Ini bukan solusi yang memuaskan, sehingga peneliti mencari
cara untuk memperlambat ekskresi penisilin. Mereka berharap menemukan
sebuah molekul yang dapat bersaing dengan penisilin untuk transporter
asam organik yang bertanggungjawab untuk ekskresi, sehingga transporter
akan mengekskresikan molekul yang bersaing dan penisilin akan
dipertahankan. Probenecid agent uricosuric terbukti cocok. Ketika
probenesid dan penisilin diberikan bersamaan, probenesid secara
kompetitif menghambat konsentrasi penisilin dan memperpanjang
aktivitasnya. Akhirnya munculnya Teknik produksi massal dan penisilin
semi sintetis menyelesaikan masalah pasokan, sehingga penggunaan
probenesid ini menurun. Probenesid masih berguna, namun untuk infeksi
tertentu yang membutuhkan konsentrasi penisilin sangat tinggi (7). Setelah
perang Dunia II, Australia adalah negara pertama yang membuat obat itu,
tersedia untuk digunakan warga sipil. Di AS, penisilin tersedia untuk
masyarakat umum pada 15 Maret 1945.
3. Perkembangan penisilin
Berbagai penyakit yang dapat diobati atau spektrum aktivitas penisilin,
Bersama dengan aktivitas buruk dari Phenoxymethylpenisilin aktif secara
oral, menyebabkan pencarian derivat penisilin yang dapat mengobati
berbagai infeksi yang lebih luas. Isolasi 6-APA, inti penisilin,
memungkinkan untuk persiapan penisilin semisintetik, dengan berbagai
perbaikan atas benzilpenisilin (bioavailabilitas, spektrum, stabilitas,
toleransi).
Perkembangan besar pertama adalah ampisilin pada tahun 1961. Ia
menawarkan spektrum aktivitas yang lebih luas daripada penisilin asli.
Perkembangan lebih lanjut menghasilkan penisilin beta-laktamase-tahan,
25
b. Beta-laktamase-resistant
1) Metisilin
2) Nafcillin
3) Oxacillin
4) Cloxacillin
5) Dicloxacilillin
6) Flukloksasilin
c. Aminopenicillins
1) Ampisilin
2) Amoksisilin
3) Pivampisin
4) Hetasilin
5) Bacampisilin
6) Metampisilin
7) Talampisilin
8) Episilin
d. Carboxypenicillins
1) Karbenisilin
2) Tisarsilin
3) Temosilin
e. Ureidopenicillins
1) Mezlosilin
2) Piperasilin
3) Azlosilin
f. Beta-laktamase inhibitor
1) Asam klavulanat
2) Sulbactam
3) Tazobactam
27
E. RUMAH SAKIT
1. Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam
maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik
(31).
2. Tugas Rumah Sakit
Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk
pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas
rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (31)
3. Fungsi Rumah Sakit
Guna menjalanakan tugas-tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai
fungsi yaitu :
a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
33
4. Dermatology Clinic
5. Premier Executive Clinic
6. Lactation Clinic
7. Respiratory Clinic
8. Substance Disorder Clinic
Layanan Unggulan :
1. Penyakit jantung dan bedah jantung
2. Penyakit saraf dan bedah saraf
3. Penyakit saluran kemih dan bedah saluran kemih
4. Penyakit saluran cerna dan bedah saluran cerna
b. Visi, Misi dan Falsafah
1. VISI
Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan terkemuka di Asia
dengan memberikan layanan yang berkualitas dan berkesinambungan
kepada seluruh stakeholder.
2. Misi
Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan memuaskan
pelanggan serta mencapai kinerja yang diinginkan.
3. Falsafah
People Caring for People
F. REKAM MEDIS
1. Definisi rekam medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang diberikan kepada seorang penderita selama dirawat di
rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat tinggal (31).
2. Kegunaan rekam medis
a. Digunakan sebagai dasar perencanaan dan keberlanjutan perawatan
penderita.
40
selama dirawat, mengingat arti pentingnya rekam medis ini maka rekam medis ini
harus dibubuhi tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan kesehatan.
Selain itu, PerMenKes ini juga melarang atau tidak memperbolehkan adanya
penghapusan tulisan dengan cara apapun juga, baik dengan mengunakan karet
penghapus, tipe-ex serta alat penghapus lainnya. Cukup dengan pencoretan, yaitu
dengan sebuah garis, baru kemudian diparaf (32).
42