Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang Yunani kuno terkenal dengan kebudayaannya yang tinggi. Dalam keemasan
mereka yang lebih 1000 tahun itu, orang Yunani telah banyak memberi sumbangan yang
besar bagi kemajuan Dunia. Bahkan hampir 2000 tahun setelah kemudurannya, pengaruh
pemikiran dan kebudayaan orang Yunai masih sangat kental mempengaruhi jaln hidup kita.
Gaya bangunannya, selera mereka akan keindahan, kemampuan berpikir meraka yang hebat
sangat mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Keramik, pahatan mereka tersebar di mesum
seluruh dunia.
Bangsa Yunani kuno adalah salah satu dari bangsa yang paling inovatif dalam sejarah.
Yunani adalah gudang ilmu pengetahuan. Banyak sekali ilmuan dari berbagai bidang yang
berasal dari Yunani kuno. Antaranya adalah Sokrates, Plato, dan Aristhoteles adalah ilmuan
tersohor dibidang filsafat. Ada juga Archimedes, Pythagoras, dan Anxymenes yang tersohor
dibidang sains dan ilmu pengetahuan. Kenudian adalagi Hipokrates yang tersohor dibidang
kedokteran hingga dijuluki bapak kedokteran. Jadi bisa dibilang Yunani kuno, cikal bakal
cara hidup mederen di Eropa.
Yunani kuno terletak di Eropa bagian selatan di sekitar Laut Tengah. Wilayahnya
terdiri atas dua bagian, yaitu Yunani Kuno yang terletak di Semenanjung Balkan dan Yunani
Kuno yang terletak di kepulauan di Laut Aegeia. Di sebelah utara, Yunani Kuno berbatasan
dengan Macedonia. Tanahnya bergunung-gunung tidak subur, pantainya berupa teluk-teluk
yang menjorok jauh ke daratan sehingga cocok untuk pelabuhan. Laut bagian timur terdiri
atas ratusan pulau kecil (Kepulauan Aegeia) yang berhubungan dengan Pantai Asia Barat
(Turki). Kepulauan ini berfungsi sebagai jembatan alam. Iklimnya subtropics dengan musim
panas yang lama dan kering, sedangkan musim dinginnya sejuk, singkat dan banyak hujan.
Daerah Lereng pegunungan menghasilkan anggur, sedang kan di lembah-lembah yang
rendah menghasilkan gandum. karena tanahnya yang kurang subur, penduduknya lebih
mengandalkan hidupnya dari kegiatan di laut dan berdagang. apalagi wilayah Yunani Kuno
yang merupakan kepulauan sehingga kehidupan penduduknya banyak bertumpu pada sumber
daya laut. mereka menguasai pelayaran di Laut Tengah dan membentuk koloni-koloni di

1
berbagai pulau sambil mengembangkan kebudayaan Yunani. dengan cara tersebut
kebudayaan Yunani tersebar kemana-mana.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal berdirinya bangsa Yunani Athena ?
2. Bagaiman keadaan alam dan penduduk bangsa Yunani Athena saat itu ?
3. Bagaimana sistem politik dan pemerintahan bangsa Yunani Athena saat itu ?
4. Apa saja hasil dari peninggalan kebudayaan Yunani Athena ?
5. Bagaimanakah sistem kepercayaan kebudayaan Yunani Athena ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana awal berdirinya Peradaban Yunani Athena.
2. Untuk mengetahui politik pemerintahan bangsa Yunani Athena.
3. Untuk mengetahui hasil peninggalan bersejarah kebudayaan Yunani Athena
saat itu.
4. Untuk mengetahui keadaan alam, penduduk bangsa Yunani Athena.
5. Untuk mengetahui sistem kepercayaan Bangsa Yunani Athena.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Peradaban Yunani Athena


`
Athena merupakan polis yang menerapkan sistem Demokrasi. Sistem itu
diperkenalkan oleh Solon (638 SM – 559 SM). Dengan sistem itu, kekuasaan berada ditangan
dewan rakyat. Pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh sembilan orang Archon yang setiap
tahun diganti. Para Archon diawasi oleh Acropagus (Mahkamah Agung) yang para
anggotanya berasal dari mantan anggota Archon. Athena banyak menghasilkan para filosof
yang pemikirannya sangat berpengaruh pada kehidupan manusia hingga dewasa ini.

Athena dikenal sebagai negara demokrasi yang tidak memiliki program militerisasi
yang ketat seperti dinegara Sparta. Dengan demikian, rakyat Athena memang tidak atau
kurang dipersiapkan untuk menghadapi peperangan yang datang setiap saat. Karena itulah,
tak heran jika pada akhirnya, Athena ditaklukkan oleh Sparta.

Kekalahan Athena menimbulkan trauma sejarah dan psikologis serta merupakan even
yang paling monumental dilihat dari sudut sejarah pemikiran barat. Kekalahan itu, Robert
Nisbet mencatat, “lebih dari sekedar kekalahan militer, kekelahan tersebut menandakan akhir
suatu demokrasi yang pernah ada didunia kuno, dengan degradasi etos moral yang
menyertainya dan permulaan suatu perubahan radikal dalam bentuk pemikiran budaya.”

Orang-orang Athena, termasuk plato, meratapi kehancuran negara Athena. Ratapan


plato itu tampak dalam karya-karya pemikir politik ini. Namun, kekalahan Athena disisi lain
justru berdampak positif. Sebab, setelah kekalahan tersebut, Athena menjadi pusat
perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat kenegaraan justru setelah kekalahan dalam
perang Peloponnesos.

Sabine menulis bahwa kekalahan itu tidaklah otomatis mengikis pengaruh Athena di
Yunani dan seluruh peradaban kuno dan sekitarnya. Sebab, ternyata lambat lalu Athena
menjadi pusat pendidikan negara-negara sekitar Laut Tengah sejak kekalahannya itu sampai
abad-abad sesudah Nabi Isa. Athena pun menjelma sebagai kota pelajar dengan lambang
burung hantu yang menandakan kecerdasan.
3
Athena banyak menghasilkan filsuf. Pemikiran mereka sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia hingga dewasa ini, para filsuf itu antara lain Thales, Anaximenes,
Phytagoras, Heraclitus, Parmenides, Hippocartus, Socrates, Plato, Aristoteles, dan lain-lain.

Lahirnya tradisi intelektual dari bangsa Yunani disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
a. Faktor geografis dari Yunani bergunung-gunung dantidak subur. Hal ini memacu para
penduduknya untuk berpikir dan berkreasi agar mampu bertahan hidup.
b. Orang Yunani membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain, seperti Mesir,
Babilonia, dan yang lainnya, sehingga terjadi tukar-menukar pengetahuan.
c. Penduduk Yunani memiliki hak otonomi kemerdekaan dan kemakmuran dibidang
ekonomi. Sehingga, mereka lebih berkonsentrasi untuk menumbuh kembangkan
pengetahuan.
d. Bangsa Yunani menghargai logika dan cara berpikir yang rasional.
e. Bangsa Yunani selalu terlibat aktif dalam urusan politik, ekonomi, dan sosial. Hal itu
membuat mereka selalu berusaha untuk mencari pemecahan dalam setiap masalah
yang muncul.

Selama periode Klasik (Abad ke 5 SM.), Yunani terdiri dari daerah-daerah bagian
kecil dan besar dalam bermacam-macam bentuk internasional (sederhana, federasi, federal,
konfederasi) dan bentuk-bentuk internal (kekerajaan, tirani, oligarkhi, demokrasi
konstitusional, dan lain-lain) yang paling terkenal ialah Athena, diikuti oleh Sparta dan
Thebes. Sebuah semangat kebebasan dan kasih yang membara membuat bangsa Yunani dapat
mengalahkan bangsa Persia, adikuasa pada saat itu, didalam peperangan yang terkenal dalam
sejarah kemanusiaan- Marathon, Termopylae, Salamis dan Plataea.

Pada paruh kedua abad ke 4 S.M., banyak daerah-daerah bagian di Yunani


membentuk sebuah Aliansi (Cœnon of Corinth) yang dipimpin oleh Alexander Agung
sebagai Presiden dan Panglima (Kaisar) dari Aliansi, Raja dari Macedonia (“Yunani
takabara” dalam bahasa persia kuno) menyatakan perang dengan Persia, membebaskan
saudara-saudara mereka yang terjajah, Ionian, dan menguasai daerah-daerah yang diketahui
selanjutnya. Menghasilkan sebuah masyarakat yang berkebudayaan Yunani mulai dari India
Utara sampai Laut Tengah Barat dan dari Rusia Selatan sampai Sudan. Pada tahun 146 S.M.
Aliansi diatas jatuh ke bangsa Romawi. Pada tahun 330, ibukota negara bagian Romawi
4
berdiri didaerah baru, Roma Baru atau Konstantinopel, sebuah bentuk popular, sebuah nama
untuk memperingati Kaisar Romawi, pada saat itu, Konstantin Khloros (Konstantin Agung).
Para ahli sejarah sejak abad ke 19 lebih memilih, untuk alasan referensi, menamakan periode
terakhir sebagai Bizantium dengan tujuan untuk membedakan 2203 tahun wilayah Romawi
menjadi dua periode. Selama periode kedua dunia budaya Yunani klasik dari Yunani Kuno
berubah menjadi dunia modern masyarakat barat dan kristen. Kata Bizantium di ambil dari
wilayah yang sudah ada sebelumnya (Bizantium, dengan Negara sebagai Metropolis) dimana
ibukota baru berada, konstantinopel.
Setelah ibukota dan wilayah jatuh ketangan Turki pada tahun 1453, bangsa Yunani
berada dibawah kekuasaan Ottoman hampir selama 400 tahun. Selama masa ini bahasa
mereka, agama mereka, dan rasa identitas diri tetap kuat, yang menghasilkan banyak
Revolusi untuk kemerdekaan meskipun gagal.
Pada tanggal 25 Maret 1821, bangsa Yunani memberontak kembali, kali ini berhasil,
dan pada tahun 1828, mereka mendapatkan kemerdekaannya. Sebagai sebuah negara baru
yang hanya terdiri dari sebagian kecil dari negara modern mereka, perjuangan untuk
membebaskan seluruh daerah yang dihuni oleh bangsa Yunani berlanjut. Pada tahun 1864,
kepulauan Ionian disatukan dengan Yunani; tahun 1881 sebagian dari Epirus dan Thessaly.
Crete, Kepulauan Aegean Timur dan Macedonian ditambahkan pada tahun 1913 dan Thrace
Barat tahun 1919. Setelah Perang Dunia II kepulauan Dodecanese juga dikembalikan ke
Yunani. Saat ini, Yunani merupakan negara anggota Uni Eropa (1981) dan sistem moneter-
keuangan-ekonomi Euro.

B. Kehidupan Orang Athena

Attica, orang-orang Athena membanggakan diri karena selalu hidup dinegara yang
sama nenek moyang mereka, menurut cerita mereka berasal dari negeri itu sendiri. Para
pendaki gunung yang menaklukkan tanah selatan melewati negara itu tanpa menyerangnya,
Attica tidak menggoda mereka.
Attica terdiri dari masa batuan yang dalam formasi segitiga menorok ke laut. Batuan
ini, yang terkenal karena balok-balok marmernya dan madu dari lebah mereka, yaitu gundus
dan tandus. Antara batuan ini dan laut terbentang tiga daratan kecil dengan tanah sedikit,
yang kurang terairi (sungai kering dimusim panas) dan tidak mampu menopang penduduk
yang banyak.
5
Athena, didaratan yang terbesar, yang merupakan kepanjangan dari laut, menjulang
sebuah batu besar yang tersolir Athena dibangun kakinya. Kota tua yang disebut Akropolis,
berada dipuncak batu itu.
Penduduk Attica tidak memulai dengan membentuk satu negara tetapi dengan
mendirikan desa-desa yang tersebar, yang masing-masing memiliki raja dan pemerintahan
sendiri. Nantinya semua desa tersebut bersatu dibawah seorang raja, yaitu raja Athena , dan
mendirikan satu kota. Ini tidak berarti bahwa semua orang datang untuk disatu kota. Mereka
tetap memiliki desa mereka sendiri dan mengolah tanah mereka, tapi semua memuja satu
dewi pelindung yang sama, yaitu Athena, tuhannya bangsa Athena, dan semua mematuhi raja
yang sama.
Revolusi Athena, Namun dikemudian hari raja-raja ditindas. Sebagai ganti mereka
orang Athena memiliki sembilan kepala (para Archons) yang berganti setiap tahun. Seluruh
sejarah ini tidak banyak yang kita ketahui karena tidak ada tulisan tentang masa tersebut yang
terabadikan. Mereka dulu mengatakan bahwa selama beraabad-abad orang Athena hidup
dalam perselisihan, para bangsawan (Eupatrids) yang merupakan pemilik tanah menindas
para petani diperkebunan mereka, kreditur menganggap debitur mereka sebagai budak. Untuk
memulihkan ketertiban, orang Athena menugaskan Solon, seorang guru, untuk menyusun
kode hukum bagi mereka (594) orang.

Solon membuat tiga reformasi:


1. Ia mengurangi nilai uang, yang memungkinkan debitur untuk kemerdekaan diri
mereka lebih mudah.
2. Dia menjadikan para petani sebagai pemilik tanah yang mereka budidayakan. Sejak
waktu ini di Attica jumlah luas tanah lebih kecil daripada dibagian lain dari yunani.
3. Ia mengelompokkan semua warga menjadi empat kelas sesuai dengan pendapat
mereka. Masing-masing harus membayar pajak dan mengikuti dinas militer sesuai
dengan kekayaannya. Dimana orang miskin dibebaskan dari pajak dan dinas militer.

Setelah Solon, orang Athena tunduk pada Pis Status, salah satu warga mereka yang
kuat dan lebih pintar, terapi 510 perselisihan bangkit kembali.

Reformasi Cleisthenes. Cleisthenes, pemimpin salah satu pihak, menggunakan


kesempatan itu untuk melakukan revolusi secara menyeleruh.

6
Ada banyak orang asaing di Athena, terutama para pelaut dan pedagang yang tinggal
di Piraeus dekat pelabuhan. Cleisthenes memberi mereka hak-hak kewarganegaraan dan
memperlakukan mereka sama dengan penduduk yang lebih lama. Sejak ini ada dua populasi
yang hidup berdampingan dengan orang-orang Attica dan orang-orang Piraeus. Perbedaan
ciri fisik masih terlihat jelas selama tiga abad sesudahnya, orang Attica menyerupai orang-
orang Yunani lainnya. Orang-orang Piraeus mirip Asiatik. Dengan demikian orang-orang
Athena merupakan masyarakat baru, yang paling aktif di Yunani.

C. Sejarah Masyarakat Athena

Pada abad kelima, masyarakat Athena terbentuk tiga kelas menghuni distrik Attica-
budak, orang asing, dan warga negara.
Budak. Budak merupakan sebagian besar penduduk, tidak ada orang yang sangat
miskin sehingga ia tidak memiliki minimal satu budak, orang kaya memiliki banyak budak,
beberapa memiliki sampai lima ratus. Sebagian besar budak tinggal dirumah dengan
kesibukan menggiling biji-bijian, membuat adonan roti, memintal dan menenun kain,
melakukan pekerjaan dapur, dan melayani tuannya yang lain bekerja ditoko-toko sebagai
pandai besi, sebagai pencelup, ditambang batu atau tambang perak.

Majikan mereka memberi makan mereka tetapi menjual dengan segala keuntungan
apa yang mereka hasilkan, memberi mereka imbalan berupa hidup itu sendiri. semua
pembantu rumah tangga, semua penambang, dan sebagian besar pengrajin adalah budak.
Orang-orang ini hidup dalam masyarakat tetapi tanpa peran didalamnya, mereka bahkan tidak
memiliki tubuh mereka sendiri, karena seluruhnya milik orang lain. Mereka hanya dianggap
sebagai obyek properti, mereka sering disebut sebagai “tubuh”. Tidak ada hukum lain bagi
mereka selain kehendak tuannya, dan dia memiliki semua kekuasaan atas mereka dengan
untuk menyuruh mereka bekerja, memenjarakan mereka, menjauhkan mereka dari rezeki
mereka, memukul mereka. Ketika warga negara mengajukan gugatan hukum, lawannya
memiliki hak untuk menuntut agar budak milik penggugat harus disiksa agar memberitahu
apa yang mereka ketahui. Banyak orator Athena memuji penggunaan cara ini sebagai sarana
cerdik untuk memperoleh kesaksian yang benar. “Penyiksaan” kata orator Iseus, “Adalah
cara paling bagus untuk memperoleh bukti, maka ketika anda ingin menjerenihkan suatu
masalah, anda tidak bertanya kepada orang bebas, tapi dengan menyiksa budak, anda dapat
menemukan kebenaran”.
7
Orang Asing. Nama metics diterapkan kepada orang-orang asal luar negeri yang
menetap di Athena. Untuk menjadi warga negara Athena, lahir dinegeri itu saja tidak cukupo,
seseorang harus menjadi putra seorang warga negara. Mungkin beberapa orang asing tinggal
di Attica selama beberapa generasi namun keluarga mereka tidak menjadi orang Athena.
Metics tidak bisa mengambil bagian dalam pemerintahan, tidak bisa menikahi warga negara,
atau memperoleh tanah. Tapi mereka secara pribadi bebas, mereka memiliki hak untuk
melakukan perdagangan melalui laut, membuka perbankan dan perdagangan dengan syarat
bahwa mereka menggunakan pelindung untuk mewakili mereka dipengadilan. Di Athena
terdapat lebih dari sepuluh ribu keluarga metics, mayoritas dari mereka bankir atau pedagang.
Warga Negara. Untuk menjadi warga negara Athena, syaratnya kedua orangtua
harus warga negara. Orang muda Athena, yang memasuki masa dewasa sekitar usia delapan
belas tahun, menghadap majelis rakyat, menerima senjata yang harus ia bawa dan mengambil
sumpah sebagai berikut: “saya bersumpah tidak akan pernah mencemarkan senjata suci ini,
tidak akan meninggalkan pekerjaan saya, akan mematuhi hakim dan hukum, menghormati
agama negara saya. “ Ia menjadi warga negara sekaligus tentara. Setelah itu ia harus
mengikuti dinas militer sampai berusia enam puluh tahun. Dengan ini ia memiliki hak untuk
diparlemen dan untuk memenuhi fungsi-fungsi negara.
Sesekali negara Athena setuju untuk menerima kewarganegaraan seseorang yang
bukan putra seorang warga negara, tapi ini angka dan merupakan tanda kehormatan besar.
Parlemen harus menyetujui keanggotaan orang asing itu, damn kemudian sembilan hari
setelah itu enam ribu warga harus memilih dia pada pemungutan suara secara rahasia. Orang-
orang Athena itu seperti lingkaran tertutup, tidak ada anggota baru diterima kecuali yang
memenangkan bagi anggota lama, dan mereka hanya menerima sedikit sekali disamping
putra-putri mereka.

D. Masa Pemerintahan Athena


Parlemen. Orang Athena menyebut pemerintahan mereka demokrasi (pemerintahan
oleh rakyat). Tetapi orang-orang ini, sebagaimana dengan kita. Bukan masa penduduk,
namun sekumpulan warga negara, sebuah aristokrasi sejati 15.000 sampai 20.000 orang yang
memerintah seluruh bangsa sebagai penguasa. Badan ini memiliki kekuasaan absolut, dan
penguasa sejati Athena. Lembaga ini bersidang setidaknya tiga kali sebulan untuk
bermusyawarah dan memberikan suara. Pertemuan tersebut diadakan di udara terbuka dan
pada Pnyx, warga duduk dibangku-bangku batu yang diatur dalam sebuah amfiteater, para
8
hakim didepan mereka diatas podum membuka sidang dengan upacara keagamaan dan doa,
kemudian seorang pemberita mengumumkan dengan suara keras urusan yang akan dibahas
dalam pertemuan, dan berkata, ” siapa yang ingin berbicara?” setiap warga negara memiliki
hak atas hak istimewa ini, para orator naik tribun sesuai dengan usia. Ketika semua telah
berbicara, ketua mengajukan pertanyaan, majelis memberikan suara dengan mengacungkan
tangan, dan kemudian bubar.
Pengadilan. Rakyat sendiri , yang berdaulat, membuat keputusan di pengadilan.
Setiap warga negara yangb berusia tiga puluh tahun bisa berpartisipasi dalam lembaga
peradilan (Heliaea). Anggota heliaea duduk diaula-aula besar dalam seksi-seksi sebanyak
lima ratus, maka, pengadilan itu terdiri dari 1000 sampai 1500 hakim. Orang-orang Athena
tidak memiliki petugas penuntutan seperti yang kita miliki, seorang warga negara maju
sendiri untuk mengajukan tuduhan. Terdakwa dari penggugat tampil dipengadilan, masing-
masing menyampaikan permohonan yang tidak melebihi waktu yang ditandai dengan jam air.
Kemudian para hakim memberikan suara dengan menaruh batu hitam atau putih. Jika
penggugat tidak memperoleh sejumlah suara tertentu, dia sendiri dihukum.

Hakim. Rakyat yang berdaulat memerlukan dewan untuk mempersiapkan urusan


yang akan dibahas dan hakim untuk melaksanakan keputusan mereka. Dewan ini terdiri dari
lima ratus warga yang diambil menurut undian selama satu tahun. Para hakim berjumlah
sangat banyak, sepuluh jenderal untuk memimpin tentara, tiga puluh pejabat administrasi
keuangan, enam puluh petugas polisi untuk mengawasi jalan-jalan, pasar, bobot, ukuran dan
lain-lain.

Karakter Pemerintahan ini, kekuasaan di Athena tidak berhubungan dengan orang


kaya mulia, seperti Sparta. Di majelis semuanya diputuskan dengan suara mayoritas dan
semua suara sama. Semua juri, semua anggota dewan, semua hakim kecuali jenderal dipilih
dengan lotre. Warga negara sama tidak hanya dalam teori, tetapi juga dalam praktek Socrates
mengatakan kepada seorang warga Athena yang kaya informasi yang tidak berani berbicara
didepan orang-orang, “Apa yang kau takutkan? Apakah kepada fuller, pembuat sepatu,
tukang batu, para seniman, atau para pedagang? Majelis terdiri dari semua orang-orang ini.”
Banyak dari orang-orang ini harus melakukan perdagangan mereka dalam rangka untuk
mencari nafkah, dan tidak bisa melayan negara dengan serampangan, sehingga gaji
ditetapkan, setiap warga negara yang duduk diparlemen atau dipengadilan menerima untuk
setiap hari sidang tiga obols (sekitar delapan sen), jumlah yang hanya cukup untuk
9
mempertahankan hidup pada waktu itu. Mulai hari ini masyarakat miskin mengatur
pemerintahan.

Dernagog. Karena semua urusan penting apakah diparlemen atau dipengadilan


diputuskan melalui diskusi dan wacana, orang-orang yang berpengaruh adalah mereka yang
pandai berbicara. Orang-orang terbiasa mendengarkan orator, mengikuti nasihat mereka,
mengutus mereka sebagai duta, dan bahkan mengangkat mereka sebagai jenderal. Orang-
orang ini disebut dernagog (pemimpin rakyat). Partainya orang kaya mengejek mereka,
dalam sebuah komedi Aristophanes mewakili rakyat (Demos) dalam bawah bentuk seorang
pria tua yang telah kehilangan akalnya, “ Kau bodoh mudah percaya, kau membiarkan
penjilat dan tukang intrik mempermainkanmu dan kau terpesona ketika mereka berpidato
kepadamu.” Dan paduan suara, yang berbicara kepada penipu, berkata kepadanya, “ Kamu
kasar, kejam, kamu memiliki suara yang kuat, kefasihan yang kurang ajar, dan bahasa tubuh
yang kasar percayalah, kamu memiliki semua yang diperlukan untuk memerintah Athena.

E. Kehidupan Pribadi Athena


Orang-orang Athena menciptakan begitu banyak fungsi politik, sehingga suatu bagian
dari warga negara terlibat dalam memenuhinya. Warga Athena, seperti pejabat atau tentara di
era kita larut dalam urusan publik. Berperang dan mengatur pemerintahan adalah seluruh
hidupnya. Dia menghabiskan hari-harinya diparlemen, di pengadilan, ditentara di
Gymnasium, atau dipasar, hampir selalu ia punya istri dan anak-anak, karena agamanya
memerintahkan ini, tapi dia tidak tinggal dirumah.

Anak-anak. Ketika seorang anak lahir ke dunia, ayah memiliki hak untuk
menolaknya. Dalam hal ini bayi tersebut diletakkan di luar rumah dimana ia meninggal
karena dibiarkan, kecuali jika ada orang lewat mengambilnya dan membesarkannya sebagai
budak. Dalam kebiasaan ini orang Athena mengikutis semua orang Yunani. Terutama bayi
perempuan dibiarkan mati. “ Anak laki-laki,” kata seorang penulis komedi, “selalu dipelihara
bahkan jika orang tua berada dalam tahap terakhir dari penderitaan. Anak perempuan
dibiarkan mati meskipun orang tuanya kaya.”

Jika ayah menerima anak, anak ity menjadi anggota keluarga. Dia pertama-tama
dibiarkan di bilik perempuan bersama ibu. Gadis-gadis tetap disana sampai hari pernikahan
mereka, anak laki-laki keluar saat mereka berusia tujuh tahun.
10
Anak itu kemudian dipercayakan kepada guru (pendidik), yang urusannya adalah
mengajar dia mengatur dirinya dengan baik dan patuh. Pendidik sering seorang budak, tapi
ayah memberinya hak untuk memukul anaknya, ini merupakan praktik umum dizaman kuno.

Kemudian anak laki-laki itu masuk sekolah, dimana ia belajar membaca, menulis,
membaca, sandi rahasia, membaca puisi, dan bernyanyi dalam paduan suara atau mengikuti
suara seruling. Akhirnya mulailah senam. Inilah inti pengajaran itu, ini membuat pria kuat
tubuhnya dan tenaga jiwanya dengan apa yang oleh orang Yunani disebut “ baik dan indah.”
Bagi gadis muda, yang terkucil bersama ibunya, seni liberal tidak diajarkan, dianggap sudah
cukup jika dia belajar untuk taat. Xenophon menggambarkan seorang Athena kaya dan
terdidik yang berbicara tentang istrinya dengan Socrates, “ Dia berusia hampir dua puluh
tahun ketika aku menikahinya, dan sampai saat itu dia telah mengalami suatu pengawasan
yang sangat ketat, mereka tidak punya keinginan agar dia hidup, dan dia nyaris tidak belajar
apa-apa. Apakah tidak cukup bahwa seseorang akan menemukan dalam dirinya seorang
wanita yang bisa memintai rami untuk membuat pakaian, dan yang telah belajar bagaimana
membagi-bagikan tugas kepada para budak? “ Ketika suaminya mengusulkan agar dia
menjadi asaistennya, sang istri menjawab dengan sangat terkejut, “Dalam hal apa saya bisa
membantu anda? Apa yang saya bisa? Ibuku selalu mengajarkan bahwa tugas saya adalah
untuk berhati-hati.” Kehati-hatian atau ketaatan adalah kebajikan yang dibutuhkan dari
wanita Yunani.

Perkawinan. Pada usia lima belas seorang gadis menikah. Orangtua telah
memilihkan suami, mungkin seorang pria dari keluarga tetangga, atau pria yang telah menjadi
teman lama ayah, tapi selalu warga Athena. Jarang terjadi bahwa gadis muda itu telah
mengenalnya, ia tidak pernah bertanyadalam kasus ini. Herodotus, yang berbicara tentang
seorang Yunani, menambahkan, “ Callias ini layak untuk disebutkan perilakunya terhadaop
putri-putrinya, karena ketika mereka mencapai usia perkawinan ia memberi mereka mahar
yang banyak, mengizinkan mereka untuk memilih suami dari semua orang, dan ia kemudian
menikahkan mereka dengan laki-laki pilihan mereka.”

Wanita Athena. Dibagian dalan ruamh athena ada sebuah bilik istirahat untuk
perempuan dengan Gynasium. Suami dan kerabat adalah satu-satunya pengunjung, nyonya
rumah tetap disini sepanjang hari dengan budak-budaknya, dia mengarahkan mereka,
mengawasi penataan rumah, dan membagi-bagikan kepada mereka rami dipintal.
11
Dia sendiri ikut menekuni pakaian. Dia jarang meninggalkan kecuali untuk acara
perayaan keagamaan. Dia tidak pernah muncul dalam kerumunan laki-laki, “Tidak seorang
pun berani,” kata orator Iseus, “Untuk makan dengan wanita yang sudah menikah,
perempuan yang telah menikah tidak pergi keluar untuk makan malam dengan laki-laki atau
mengizinkan dirinya untuk makan dengan orang asing.” Seorang wanita Athena yang sering
mengunjungi masyarakat tidak bisa mempertahankan reputasi yang baik.

Istri, yang sangat terkucil dan bodoh, bukan pendamping yang menyenangkan. Sang
suami membawanya bukan untuk menjadi pendamping seumur hidupnya, tapi untuk menjaga
rumahnya teratur, untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya dan karena adat Yunani dan agama
mengharuskan ia menikah. Plato mengatakan bahwa seseorang tidak menikah karena dia
ingin, tapi “karena hukum melarangnya.” Dan penyair komik Menander telah menemukan
ungkapan ini, sebenarnya pernikahan itu adalah suatu kejahatan, tapi kejahatan yang
diperlukan.” Dan perempuan di Athena, seperti disebagian besar negara-negara lain di
Yunani, selalu mempunyai tempat yang sempit dalam masyarakat.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Yunani merupakan sebuah negara dengan peninggalan sejarah yang sangat


mengagumkan. Banyak wisatawan yang datang untuk mengunjungi obyek wisata yang ada di
Yunani. Kota dengan nuansa alam dan bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Yunani.
Negara dengan peradaban yang paling tua, dan memiliki nilai historis yang sangat kental.
Yunani memasuki abad ke-4 SM. Secara geografis, Yunani terletak di ujung Tenggara Di
Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan diLaut Aegea dan Laut Lonia. Yunani kuno
merupakan peradaban dalam sejarah yunani yang dimulai sejak priode yunani Arkais pada
abad ke-8 sampai ke 6 SM. Hingga berakhirnya zaman kuno, dan mulainya abad pertengahan
awal. Yunani terbagi oleh polis-polis (kota-kota). Dari beberapa polis itu, dua yang paling
terkenal adalah Athena dan Sparta. Bangsa yunani kuno percaya kepada dewa-dewa yang
digambarkan wujudnya seperti manusia. Dewa utama yang paling dipuja adalah Dewa Zeus.
Dewa ini dianggap sebagai bapak dari semua dewa dan manusia. Dewa Zeus menguasai
dunia yang bertahta dibukit Helicon. Banyak sekali perkembangan dibidang Arsitektur dan
kebudayaan, bidang ekonomi, bidang kesastraan, bidang bahasa. Banyak tokoh-tokoh yang
lahir pada masa itu seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Thales, Phytagoras dan lain-lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aizid, Rizem. 2014. Kisah Sejarah Terlengkap Peradaban-peradaban Besar Dunia. Jakarta
Selatan : Suku Buku.
Erwin Adi Putranto. Peradaban Besar Dunia Yunani Kuno (Semarang: Sindur Pres, 2007)
EnsiklopediPelajar jilid 7 2005 )
Abdullah Hasan 80 Tokoh Pengguncang Dunia dii Mta Iqbal Prof.
Mas’ud Al-Hasa (Bandung: Pustaka Hidayah 2004)
John Fardon Sejarah Dunia untuk Anak Pintar (Jogjakarta: platinum, 2005)
Chisanne Banker, Eddy Soetrisno, Morton Grosser, 100 Kota Besar Bersejarah di
Dunia (Jakarta: Ladang Pustaka dan Intimedia, 2001)

14

Anda mungkin juga menyukai