Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

“Mitosis Akar Bawang”

Anggota:
Afifah Putri Kinanti (1187020002)

Dea Aulia (1187020013)

Diska Videlia (1187020016)

Fitri Latifah (1187020021)

Herlangga (1187020027)

Laila Nur Fadhillah (1187020038)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1.1.1 Mampu mengsquash ujung akar bawang untuk memperlihatkan proses mitosis.
1.1.2 Mengetahui secara visual setiap fase dalam proses mitosis

1.2 Dasar Teori

Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel anak
baru dari induknya disebut pembelahan sel. Pada sel-sel jaringan tubuh, suatu sel induk akan
membelah menjadi dua sel anak yang komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induk,
peristiwa pembelahan somatis semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel
dimana berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom
didalamnya (Suryo, 2004).

Mitosis adalah proses reproduksi yang di gunakan organisme eukariotik. Pada sistem
reproduksi ini sel membelah diri kromosom yang di miliki sel di buat duplikatnya, dan kromosom
yang sama akan memisah selama proses pembelahan sel dengan demikian pembelahan sel
menghasilkan dua sel identik. Proses reproduksi ini tergolong proses reproduksi aseksual yang
terjadi pada pertumbuhan, regenerasi, dan pengganti sel pada organisme multiseluler. Sel
memperbanyak diri dengan pembelahan equal kromatid nukleus. Sitolasma translucent dan viscus
berisi fibril-fibril submikroskopis. Didekat nukleus ada sentrosom globulair terdiri dari ½ titik
hitam centrol. Nukleus oval atau soerik, panjang atau berlobus terletak di pusat sitoplasma atau di
satu ujung, dikelilingi oleh membran nuklearis di dalam nukleus. Bagian penting dalam nukleus
yaitu kromatin, menyerupai granula terilisasi tetapi mempunyai filamen-filamen spiral
(Campbell,2002).

Bahan utama pembuatan preparat mitosis adalah sel yang melakukan pembelahan mitosis.
Sel-sel yanng sedang melakukan mitosis ditemukan pada bagian tanaman yang aktif mengalami
pertumbuhan (meristematik), paling mudah ditemukan pada bagian ujung akar. Akar mudah
tumbuh dan seragam, sel akar tidak berklorofil serta mudah dipulas oleh pewarna. Ujung akar dari
beberapa spesies dari genus Allium diantaranya adalah bawang putih (Allium sativum), bawang
bombay (Allium cepa), dan bawang prei (Allium fistolum) merupakan bahan yang baik untuk
diproses menjadi preparat mitosis, karena kromosom ketiga spesies tersebut termasuk bertipe besar
serta memiliki jumlah autosom sedikit yaitu 16 kromosom sehingga kromosom mudah diamati.
Selain itu, tanaman tersebut mudah didapat, dan murah (Fukui, 1996).

Tanaman bawang merah (Allium ascolonicum) merupakan sayuran umbi yang serba guna
dapat dapat digunakan sebagai penyedap makanan/masakan/sebagai obat tradisional. Tanaman ini
sering digunakan dalam pengamatan mitosis karena memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah
didapat, dan harganya terjangkau. Pada pengamatan mitosis yang menggunakan akar bawang
merah akan memudahkan pengamatan jarena memiliki jumlah kromosom yang sedikit dan
berukuran besar (Abdullah, 2017).
Tanaman bawang merah memiliki ukuran kromosom yang cukup besar sehingga sangat
cocok digunakan untuk studi eksperimental mitosis. Mitosis pada sel tumbuhan khusus terjadi pada
jaringan meristematik yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang (Setyawan dan Sutikno,
2000).

Metode yang umum digunakan dalam membuat preparat mitosis yaitu dengan metode
squash. Metode squash yaitu suatu metode untuk mendapatkan suatu preparat dengan cara
meremas suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan, sehingga di dapaatkan
suatu sediaan yang tipis yang dapat di amati di bawah mikroskop. Telah di uji coba oleh achmad
zainal abidin dan j.djoko budiono media preparat mitosis squash tentang indekx mitosis meristem
ujung akar bawang dengan pewarnaan hematoksilin. Layak digunakan sebgai media pembelajaran
untuk pengamatan pembelahan mitosis sel (Suntoro, S,H. 1990).

II. METODE

2.1 Alat dan Bahan

No. Alat Jumlah


1 Mikroskop 1
2 Kaca objek 2
3 Kaca penutup 2
4 Kaca arloji 1
5 Pisau 1
6 Spirtus 1
7 Kaki tiga 1
8 Pinset 1
9 Penjepit 1
10 Kawat 1

No. Bahan Jumlah


1 Akar bawang merah (Allium cepa) 1
2 Alkohol 70% Secukupnya
3 Asam asetat 1M Secukupnya
4 Larutan Acetocarmin Secukupnya
5 Larutan Giemsa Secukupnya
2.2 Cara Kerja

Akar Bawang Merah

 Diambil 3-4cm akar bawang merah


 Direndam dalam larutan asam asetat di kaca arloji selama 30 menit
 Dipindahkan pada larutan acetocarmin
 Salah satunya direndam pada larutan giemsa
 Dipanaskan pada suhu 60o C
 Akar diletakkan pada gelas objek dan ditutup
 Ditekan secara perlahan
 Diamati dan digambar penampakan yang terlihat

Hasil

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil pengamatan

No. Foto Literatur Keterangan


1. Larutan Acetocarmin

Fase Telopase
Fase ini merupakan
tahapan terakhir dalam
(Dok. Pribadi, 2019) pembelahan sel.pada fase
2 Larutan Giemsa ini terjadi dua tahap yaitu
telofase awal dan telofase
akhir.
Pengamatan ini dilakukan
(Ma’rifah, N, 2017)
dibawah mikroskop
dengan perbesaran 40x10.

(Dok. Pribadi, 2019)


3.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum mengenai mitosis akar bawang. Bahan
utama yang diapakai dalam praktikum kali ini akar bawang merah, karena akar akar bawang merah
selnya mudah melakukan pembelahan. Sel-sel yang melakukan pembelahan mitosis, ditemukan
pada bagian tanaman yang aktif mengalami pertumbuhan atau disebut meristematic. Akar bawang
merah merupakan jaringan meristem yang digunakan sebagai sarana untuk dapat mengamati
beberapa fase mitosis. Bawang merah yang akan digunakan direndam dalam air selama 3-4 hari
sebelum digunakan, dengan tujuan agar dapat tumbuh perakaran baru.

Akar bawang dipotong, kemudian direndam dalam larutan asam asetat 1M selama 30 menit.
Proses ini ini bertujuan untuk dapat menghentikan aktivitas seluler dan mengawetkan proses yang
terjadu ketika ujung akar bawang tersebut dipotong. Dengan demikian proses mitosis yang
mungkin terjadi pada waktu pemotongan dapat dijebak dalam keadaan terfiksatif, sehingga pada
saat pengamatan nanti preparat squash diamati dibawah mikroskop akan menunjukan aktivitas sel-
sel meristem ujung akar. Setelah direndam ujung akar bawang merah dipindahkan dan di rendam
kembali pada larutan acetocarmine, hal ini bertujuan untuk memisahkan sel yang satu dengan sel
yang lain, proses ini dinamakan proses maserasi, untuk mempercepat terjadinya proses maserasi,
maka setelah direndam dilanjutkan dengan proses pemanasan pada penangas air pada suhu 60oC,
karena jaringan yang sudah setengah lunak dengan asam asetat dan acetocarmine akan mudah
hancur jika dipanaskan pada suhu diatas 60oC. pemanasan ini berbanding lurus dengan peningkatan
kecepatan reaksi. Proses selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan menggunakan larutan
giemsa, kumpulan potongan ditempatkan kemudian ditetesi dengan larutan giemsa, kemudian
didiamkan beberapa menit agar pewarnaan lebih efisien dan akar bawang terwarnai dengan
sempurna. Tujuan dalam pemberian warna ini adalah untuk mempermudah saat proses pengamatan
dibawah mikroskop, mempermudah pemahaman dan penglihatan pada fase mitosis apa akar
bawang tersebut. Akar bawang kemudian ditaruh diatas gelas objek, kemudian ditutup dengan kaca
penutup setelah itu lalu di “squash” yaitu setelah ditutup dengan kaca penutup, preparat lalu
diketuk-ketuk agar tidak tertumpuk kemudian sedikit ditekan atau dengan kata lain memejet namun
tidak sampai akar bawang tersebut hancur (Budipratama, 1992).

Fase yang kami dapat yaitu telofase, dimana pada tahap ini kromosom-kromosom anakan
akan meggumpal didekat kutub masing-masing. Setelah membentuk membentu membran inti,
kromosom akan memanjang sehingga akan tampak seperti benang benang kromatin yang tidak
teratur. Pada saat bersamaan, akan terjadi pembelahan sitoplasma yang diikuti dengan
pembentukan membran sel (Dinding sel) pada bidang equitorial. Pada sel hewan membran sel
terbentuk dengan terjadinya lekukan pada daerah equitorial. Pada lekukan ini menjadi semakin
dalam sehingga ujung ujungnya akan bersatu sehingga terbentuk dua sel anakan (Sumadi dan
Aditia, 2007).

Pada praktikum, tidak dapat ditemukan fase profase, metafase, dan anafase dikarenakan
ketidaktelitian sehingga proses profase, metafase, anafase, telah terlewati.pada pengamatan mitosis
yang menggunaan akar bawang merah akan memudahkan pengamatan karena mempunyai
kromosom yang sedikit dan berukuran besar.
IV. KESIMPULAN

4.1 Metode squash mempermudah kita untuk mendapat hasil preparat yang diinginkan,
dengan ukuran yang sesuai sehingga mudah teramati di mikroskop.
4.2 Pada mitosis akar bawang umumnya terdapat 4 fase yaitu profase, metafase, anafase
dan telofase. Pada pengamatan kali ini kita dapat mengamati secara visual fase
telofase dimana pada fase ini sel membelah menjadi dua dan merupakan fase
terakhir pada mitosis.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, F.N. 2017. Penentuan Waktu Perendaman Sel (Fase Mitosis) Akar Bawang (Allium
ascolonicum) Menggunakan Safranin untuk Mendukung Praktikum Biologi. Jurnal
Boioleuseur. 1(3) : 86-91.

Budipratama.1992.Mikroteknik dan pembuatan Peraga Biologi. Surabaya:Unesa press.

Campbell, Nail. 2002. Biologi edisi kelima jilid 1. Jakarta : erlangga.

Fukui, K. 1996. Plant Chromosomes : Library Methods. Boca Katon Florida : CRC Press.

Ma’rifah, N.(2017). Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa). Malang : Universitas Negeri
Malang. Diakses pada : https://docplayer.info/72963297-Mitosis-pada-akar-bawang-
merah-allium-cepa.html

Setyawan, A.D. dan Sutikno. 2000. Karyotipe Kromosom pada Allium sativum dan Pisum sativum.
Jurnal Biosmart. 2(1) : 20-27.

Sumadi dan Aditia.2007.Biologi Sel.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Suntoro,S.H. 1990. Metode pewarnaan (histologi dan histokimia). Jakarta karya aksara.

Suryo. 2004. Genetika. Yogyakarta : UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai