Anda di halaman 1dari 19

16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Radiografi


Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang profesor fisika dari
Universitas Wurzburg, di Jerman. Hasil radiografi terbentuk karena perbedaan
intensitas radiasi sinar-x yang sampai ke permukaan film. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan ketebalan dan penyerapan radiasi yang berbeda pada objek. Bagian tubuh
akan menyerap banyak radiasi sehingga kuantitas sinar-x yang sampai ke film akan
berkurang. Gambaran tulang (jaringan keras) akan menghasilkan bayangan putih
(radiopak) pada film. Sedangkan gambaran hitam (radiolusen) dihasilkan dari sinar-x
yang langsung terpapar pada film atau objek yang sedikit menahan radiasi.10,11

A
E
B

C
F

Gambar 1. Anatomi normal gigi bercampur usia 8 tahun dilihat


dari radiografi periapikal (A) Enamel (B) Dentin (C)
Pulpa (D) Lamina dura (E) Crest Alveolar (F) Tulang
17

alveolar12
Secara radiografi gambaran anatomi normal pada gigi sampai yang terlihat pada
gambar satu:

A. Enamel merupakan bagian gigi yang terpadat, mahkota gigi terlihat radiopak
yang berakhir pada batas cemento-enamel junction
B. Dentin merupakan struktur gigi setelah enamel tetapi tidak mengalami kalsifikasi
sehingga tidak begitu radiopak. Jika hasil radiografi tidak begitu baik maka sulit
membedakan atas dari enamel, dentin, dan dentino-enamel junction
C. Pulpa berada di tengah mahkota dan akar gigi yaitu terlihat radiolusen. Seiring
pertambahan umur maka kamar pulpa akan semakin mengecil bahkan dalam
beberapa kasus hilang tertutup dentin sekunder
D. Lamina dura terlihat radiopak dan berjalan tanpa putus (lamina dura terlihat jelas
ketika setelah dilakukan pencabutan)
E. Crest alveolar adalah anatomi gigi antara margin gingiva dengan puncak tulang
alveolar yang terletak diantara gigi dan terlihat radiopak pada radiografi
F. Tulang alveolar adalah anatomi gigi yang berguna sebagai pendukung dan
penahan gigi yang terlihat radiopak.11

2.1.1 Radiografi Kedokteran Gigi


Dalam bidang kedokteran gigi, jenis radiografi yang digunakan adalah
radiografi intraoral dan ekstraoral. Radiografi ekstraoral adalah gambaran yang
dihasilkan dari gigi geligi, rahang, dan tengkorak. Radiografi ekstraoral digunakan
untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan rahang dan hubungannya dengan gigi,
serta mengidentifikasi masalah antara gigi, rahang, dan sendi temporomandibular atau
tulang wajah yang lain. Radiografi ekstraoral yang paling sering digunakan adalah
radiografi panoramik yang digunakan untuk melihat seluruh area rongga mulut yang
mencakup gigi geligi di rahang atas dan rahang bawah juga dapat melihat
temporomandibular joint dalam satu foto dan umumnya digunakan sebagai foto
18

diagnosa untuk melihat gigi impaksi, dan melihat analisa periode gigi bercampur.
Dosis radiografi panoramik adalah 0,004-0,03 mSv.1,10
2.2 Radiografi Intraoral
Radiografi intraoral dapat membantu dokter gigi dalam menegakkan diagnosa
dari kelainan dalam rongga mulut yang tidak terlihat secara klinis seperti perluasan
dari penyakit periodontal, karies, serta kelainan patologis lain yang ada dalam rongga
mulut. Tipe-tipe radiografi intraoral secara umum yaitu radiografi periapikal,
radiografi interproksimal (bitewing), dan radiografi oklusal.10,11

2.2.1 Radiografi Periapikal


Radiografi periapikal adalah jenis radiografi intra oral yang bertujuan untuk
melihat gigi dan jaringan pendukung di sekitar gigi. Setiap film biasanya
menunjukkan dua sampai empat gigi dan memberikan informasi secara rinci tentang
gigi mulai dari mahkota, dentin, pulpa, akar gigi, dantulang alveolar sekitar gigi
sampai ke apikal. Teknik yang digunakan adalah teknik paralleling dan teknik
bisekting.1,13-14 Pada teknik ini, sudut penyinaran radiografi periapikal pada molar
satu rahang bawah pengaturan sudut long cone adalah -10° untuk angulasi vertikal
dan 70° dan 80° pada angulasi horisontal. Dosis efektif pemeriksaan rutin gigi pada
radiografi periapikal adalah 0,001-0,008 mSv yaitu dosis yang relatif kecil dan tidak
berbahaya untuk tubuh. Ukuran film pada radiografi periapikal ada dua tipe, yaitu
untuk anak-anak dan dewasa. Ukuran film untuk anak-anak ada dua jenis yaitu size 0
(22 mmx35 mm) dan size 1 (24 mmx40 mm), dan untuk orang dewasa digunakan size
2 (30,5 mmx40,5 mm).13
Indikasi untuk radiografi periapikal yaitu untuk perawatan endodonti melihat
adanya infeksi atau inflamasi pada daerah apikal gigi,untuk melihat ada atau tidaknya
kelainan posisi pada gigi yang belum tumbuh, dan untuk evaluasi secara menyeluruh
pada kista apikal dan lesi lainnya pada tulang alveolar.1

2.2.1.1 Teknik Paralel


Teknik paralel juga dikenal sebagai extension cone paralleling, right angle
technique, long cone technique, dan true radiograph. Kelebihan teknik paralel
19

merupakan teknik yang ideal karena menggunakan film holder sehingga lebih stabil
di dalam mulut.10
Prinsip yang dilakukan pada teknik paralel dilakukan dengan menempatkan
film sejajar dengan aksis panjang gigi untuk menjaga agar film tetap sejajar dengan
aksis panjang gigi dengan menggunakan film holder. Setelah film dan aksis panjang
gigi sejajar, pusat sinar-x diarahkan tegak lurus dengan gigi dan film. Teknik yang
dilakukan dengan benar akan memiliki kelebihan seperti menghasilkan gambar yang
jelas sesuai dengan ukuran gigi sesungguhnya, distorsi kecil, mudah untuk dipelajari.
Tetapi, teknik paralel ini memiliki kekurangan seperti sulit meletakkan film holder,
terutama pada anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut kecil, dan dipengaruhi
keterampilan operator dalam pemakaian film holder karena kurang nyaman bagi
pasien yang sensitif jika menekan jaringan mukosa pada dasar mulut.1

A B

C D

Gambar 2.A. Posisi pasien (Molar mandibula) B. Sketsa posisi C.


Gambaran pengaturan posisi teknik pararel D.Posisi film
dan sudut penyinaran teknik paralel dengan menggunakan
film holder1
20

Pada pengambilan gambar molar mandibula, film ditempatkan pada film holder
dengan orientasi horisontal. Molar kedua terletak pada tengah film dengan sinar tegak
lurus pada pusat film. Arah titik datang sinar terletak pada bagian bawah sudut mata
bagian luar ke daerah tengah mandibula. Kontak antar molar harus terbuka dan
daerah distal molar ketiga harus terlihat meskipun gigi tidak ada. Hati-hati dalam
penempatan film karena tepi yang tajam dapat menyeabkan ketidaknyamanan pada
dasar mulut yang sensitif.11
Teknik paralleling memiliki kelebihan yaitu menghasilkan gambar yang akurat
secara geometris dengan sedikit pembesaran, menggambarkan jaringan periapikal
secara akurat dengan sedikit pemendekan atau elongasi, melihat keseluruhan mahkota
gigi dapat teramati dengan baik, sehingga karies proksimal dapat terdeteksi, posisi
relatif dari film, gigi, dan arah sinar tidak dipengaruhi oleh posisi kepala pasien.1
Teknik paralleling memiliki kekurangan, yaitu posisi film untuk pengambilan
ronsen foto untuk gigi posterior, dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien,
sering memicu refleks muntah (gagging), tidak dapat diterapkan pada pasien dengan
palatum yang datar atau dangkal, gambaran pada bagian apikal dari akar gigi
terkadang muncul sangat dekat dengan tepi film, dan film holder harus terbuat dari
bahan yang dapat disterilisasi dan hanya dapat digunakan sekali pakai.1

2.2.1.2 Teknik Bisekting


Teknik bisekting dikenal juga dengan bisecting angle technique, bisection of
the angle technique, dan short cone technique. Prinsip pada bisecting technique
menggunakan prinsip geometri, film harus diletakkan sepanjang permukaan
lingual/palatal dari gigi, bidang film dan aksis panjang gigi membentuk sudut, adanya
garis bisekting, central x-ray tegak lurus terhadap garis bisektris. Keuntungan dari
teknik bisekting adalah pemegang film tidak diperlukan karena pasien dapat
memegang film dengan menggunakan jari.10
Teknik bisekting memiliki kelebihan, yaitu: posisi film tidak mengganggu
kenyamanan pasien, dimanapun regio yang diamati, mudah dan cepat dalam posisi,
21

panjang gigi pada gambar sama dengan panjang gigi sebenarnya bila sudut yang
dibentuk benar, sehingga teknik ini cukup adekuat untuk tujuan diagnostik, meskipun
tidak ideal.1
Teknik bisekting memiliki kekurangan, yaitu: gambar yang dihasilkan dapat
mengalami distorsi karena angulasi vertikal yang kurang tepat dapat menghasilkan
gambar yang elongasi maupun memendek, level tulang periodontal hampir tidak
terlihat, angulasi horisontal yang kurang tepat dapat menghasilkan gambar yang
overlapping antara mahkota dan akar gigi, akar bukal gigi premolar dan molar
maksila terlihat lebih pendek pada gambar.1

2.2.2 Radiografi Bitewing


Teknik bitewing digunakan untuk memeriksa interproksimal gigi dan
permukaan gigi yang meliputi crown, daerah interproksimal dan crest alveolar
maksila dan mandibula dalam film yang sama. Selain itu, radiografi oklusal berguna
untuk mendeteksi karies interproksimal (terutama karies dini) dan crest alveolar
antara 2 gigi. Dosis radiografi bitewing adalah 0,001-0,008 mSv.10

2.2.3 Radiografi Oklusal


Teknik oklusal digunakan untuk pemeriksaan di daerah maksila atau
mandibula. Radiografi oklusal memiliki tujuan yang berguna untuk melihat lokasi
akar gigi, lokasi supernumerary, gigi yang tidak erupsi, gigi yang impaksi, untuk
melihat keadaan salivary stone di kelenjar submandibular, untuk mengevaluasi
perluasan lesi seperti kista, tumor atau keganasan dimandibula atau di maksilla, untuk
mengevaluasi basis sinus maksilaris untuk evaluasi fraktur di maksila dan madibula,
pemeriksan daerah cleft palate, dan untuk mengukur perubahan dalam bentuk dan
ukuran dari maksila dan mandibula. Prinsip radiografi oklusal yaitu film diletakkan di
dalam mulut antara permukaan oklusal maksila dan mandibula. Film tersebut
distabilkan dengan menggigit permukaan film tersebut. Dosis pada radiografi oklusal
adalah 0,008 mSv.10
22

2.3 Perkembangan Gigi Desidui dan Permanen


Perkembangan setiap gigi manusia dimulai dengan pembentukan suatu benih
gigi. Benih gigi berasal dari dua jaringan embrio yaitu bagian yang berkembang dari
lamina gigi berasal dari ektodermal dan bagian lain dari mesenkim yang terletak di
mandibula ektodermal. Benih gigi dibentuk dari tiga organ pembentuk, yaitu:14,15
1. Organ Enamel, berasal dari epitel dimana lapisan dalamnya akan membentuk
enamel.
2. Dental papilla (organ dentin), berasal dari mesenkim dan membentuk dentin dan
tinggal di sekitar ruang tengah dentin sebagai ruang pulpa.
3. Poket gigi (organ periodontal), berasal dari mesenkim dan akan membentuk
struktur penyangga gigi, sementum, tulang alveolar, dan membran periodontal.14
Tanda-tanda utama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah
anterior mandibula pada usia 5-6 minggu dalam kandungan/kehamilan.
Perkembangan gigi dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Lamina gigi adalah
suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut (ektodermal)
yang meluas sepanjang oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat dimana gigi-
gigi akan muncul. Setiap pertumbuhan dari lamina gigi ini menunjukkan awal
perkembangan organ enamel yang menghasilkan enamel. Seiring berlanjutnya
perkembangan sel, ukuran organ enamel meningkat dan membentuk suatu topi (cap).
Jaringan dalam bentuk topi ini mengalami perubahan dan menjadi dental papila yang
kemudian berdiferensiasi menjadi dentin dan ruang pulpa. Sebagaimana sel organ
enamel yang tumbuh dan berdiferensiasi ke dalam jaringan, perubahan juga kelihatan
pada dental papilla, peningkatan dental papilla terlihat jelas setelah kelahiran.14
23

Setiap gigi mengalami tahap yang berturut-turut dari perkembangan selama


siklus kehidupan yaitu:14,15

Gambar 3.Tahap perkembangan gigi16

1. Tahap inisiasi, pembentukan awal benih gigi yang dihasilkan dari


jaringan mulut, sering dikenal sebagai (bud stage).
2. Tahap proliferasi, pembiakan dari sel-sel dan perluasan organ enamel
akan membentuk enamel gigi, sering disebut (cap stage).
3. Tahap histodifferensiasi, spesialisasi sel-sel yang mengalami perubahan
histologis dimana jumlah sel meningkat, lapisan membentuk sebuah bel dan
berdifferensiasi ke dalam jaringan khusus ameloblast yang akan membentuk
enamel dan odontoblast yang akan membentuk dentin.
4. Tahap morfodifferensiasi, sel-sel pembentuk sepanjang penghubung
dentin enamel akan memberi bentuk dan ukuran crown dan radiks. (bell stage)
Sepanjang bulan ke-5 perkembangan janin, jaringan keras gigi mulai dibentuk.
5. Tahap aposisi, pengendapan dari matriks enamel dan dentin dalam lapisan
tambahan.
6. Tahap kalsifikasi, yaitu pergeseran dari matriks oleh pengendapan garam-
garam kalsium.
24

7. Tahap erupsi, yaitu pergerakan gigi ke dalam rongga mulut


8. Tahap atrisi, yaitu ausnya permukaan gigi karena lamanya pemakaian gigi
sewaktu berfungsi.14

2.3.1 Perkembangan Gigi Desidui


Proses gigi yang erupsi pada saat pertumbuhan disebut gigi desidui. Pada
maksila, gigi desidui insisivus sentralis erupsi pada usia 7 1/2 bulan, gigi desidui
insisivus lateralis erupsi umur 9 bulan, gigi desidui kaninus erupsi umur 18 bulan,
gigi desidui molar pertama erupsi umur 14 bulan, gigi desidui molar kedua erupsi
umur 24 bulan. Pada mandibula, gigi desidui insisivus sentralis erupsi pada usia 6
bulan, gigi desidui insisivus lateralis erupsi umur 7 bulan, gigi desidui kaninus erupsi
umur 16 bulan, gigi desidui molar pertama erupsi umur 12 bulan, gigi desidui molar
kedua erupsi umur 20 bulan. Setelah waktu tertentu gigi desidui akan tanggal dan
digantikan dengan gigi geligi permanen.14

Gambar 4. Resorbsi akar gigi molar desidui12


25

Pada perempuan, resorbsi 1/4 akar gigi terjadi di usia 4 bulan 9 hari pada bagian
akar distal terjadi di usia 5 bulan 1 hari, resorpsi 1/2 akar gigi pada bagian mesial
terjadi di usia 7 bulan 2 hari dan pada bagian akar distal terjadi di usia 7 bulan 7 hari,
resorbsi 3/4 akar gigi pada bagian mesial terjadi di usia 8 bulan 7 hari dan pada bagian
akar distal terjadi di usia 9 bulan 3 hari, dan selesai nya resorbsi akar gigi mesial gigi
desidui terjadi di usia 9 bulan 5 hari dan selesai nya resorbsi akar distal gigi terjadi di
usia 10 bulan 1 hari. Pada laki-laki resorbsi1/4 akar gigi pada bagian mesial terjadi di
usia 5 bulan 4 hari sedangkan pada bagian akar distal terjadi di usia 6 bulan 4 hari,
resorbsi 1/2 akar gigi pada bagian mesial terjadi di usia 7 bulan 6 hari sedangkan pada
bagian akar distal terjadi di usia 8 bulan 3 hari, resorbsi 3/4 akar gigi pada bagian
mesial terjadi di usia 9 bulan 4 hari sedangkan pada akar distal terjadi di usia 10
bulan, dan selesai nya resorbsi akar gigi mesial gigi desidui terjadi di usia 10 bulan 7
hari dan pada bagian distal terjadi di usia 10 bulan 7 hari.12

2.3.2 Perkembangan Erupsi Gigi Permanen


Waktu erupsi dari tiap gigi didapat dalam empat periode waktu, yaitu saat tidak
terdapat gigi, saat erupsi gigi sulung dan hanya terdapat gigi sulung dalam rongga
mulut, saat rongga mulut dalam periode gigi bercampur dimana gigi geligi terdiri atas
gigi sulung dan gigi permanen dan terjadi proses gigi permanen.12
Dari lahir sampai 6 bulan tidak terlihat adanya gigi dalam rongga mulut, pada
usia 6 bulan hingga 2 tahun seluruh gigi desidui mulai erupsi dalam rongga mulut
anak, ketika memasuki usia 2 tahun 6 bulan muncul ke-20 gigi desidui dan belum
terlihat adanya gigi permanen dalam rongga mulut, ketika memasuki usia 2 tahun gigi
permanen mulai muncul berawal dari gigi molar pertama disebelah distal gigi molar
kedua sulung kemudian hilangnya gigi insisivus sentralis rahang bawah yang akan
digantikan dengan gigi insisivus sentralis permanen. Ketika memasuki usia 6 tahun
sampai 9 tahun ke delapan gigi insisivus permanen menggantikan gigi insisivus
desidui yang telah terlepas, sedangkan gigi molar satu permanen erupsi di usia 6-7
tahun sehingga pada usia 9 sampai 12 tahun keempat gigi kaninus permanen dan
kedelapan premolar menggantikan gigi kaninus dan molar sulung, ketika memasuki
26

usia 12 tahun molar kedua muncul pada bagian distal dari gigi molar pertama
permanen. Dan setelah usia 12 tahun erupsi gigi molar kedua terlihat ke-28 gigi
permanen dalam rongga mulut dan seluruh gigi desidui telah hilang dan tergantikan
oleh gigi permanen, ketika memasuki usia 17 sampai 21 tahun erupsi molar ketiga.12

Tabel 1. Pertumbuhan dan perkembangan gigi permanen17,18

Gigi Klasifikasi awal Mahkota Erupsi Akar lengkap


lengkap

I1 atas 3-4 bulan 4-5 tahun 7-8 tahun 10 tahun

I1 bawah 3-4 bulan 4-5 tahun 6-7 tahun 9 tahun

12 atas 10-12 bulan 4-5 tahun 8-9 tahun 11 tahun

I2 bawah 3-4 bulan 4-5 tahun 7-8 tahun 10 tahun

C atas 4-5 bulan 6-7 tahun 11-12 tahun 13-15 tahun

C bawah 4-5 bulan 6-7 tahun 9-10 tahun 12-14 tahun

P1 atas 1,5-18 tahun 5-6 tahun 10-11 tahun 12-13 tahun

P1 bawah 1 ¾- 2 tahun 5-6 tahun 10-12 tahun 12-13 tahun

P2 atas 2-2 ½ tahun 6-7 tahun 10-12 tahun 12-14 tahun

P2 bawah 2 ¼- 2 ½ tahun 6-7 tahun 11-12 tahun 13-14 tahun

M1 atas Saat lahir/sesaat 2,5-3 tahun 6-7 tahun 9-10 tahun


sebelumnya

M1 bawah Saat lahir/sesaat 2,5-3 tahun 6-7 tahun 9-10 tahun


sebelumnya

M2 atas 2 ½ -3 tahun 7-8 tahun 12-13 tahun 14-16 tahun

M2 bawah 2 ½ -3 tahun 7-8 tahun 12-13 tahun 14-15 tahun

M3 atas 7-9 tahun 12-16 tahun 17-21 tahun 18-25 tahun

M3 bawah 8-10 tahun 12-16 tahun 17-21 tahun 18-25 Tahun


27

2.4 Perkembangan Mahkota dan Akar Gigi


Sebelum erupsi, mahkota gigi dibentuk dari lobus-lobus dan mengalami
kalsifikasi di dalam tulang rahang. Setelah kalsifikasi mahkota selesai, akar gigi
mulai terbentuk dan gigi bergerak melewati tulang ke arah permukaan (terjadi proses
erupsi) yang kemudian menembus mukosa oral ke dalam rongga mulut. Setelah
erupsi, akar terus mengalami pembentukan hingga terbentuk sempurna. Pada waktu
yang bersamaan, gigi sulung mengalami pembentukan dan mulai erupsi, sedangkan
gigi permanen sudah mulai terbentuk di dalam tulang rahang. Gigi permanen akan
bergerak ke arah oklusal seiring dengan perkembangan dan proses kalsifikasi yang
akhirnya akan menggantikan gigi desidui. Tahap perkembangan mahkota dan akar
dibagi atas 8 tahap, yaitu:12
1. Kalsifikasi mahkota gigi desidui
Mahkota dari ke-20 gigi desidui mengalami kalsifikasi antara usia 4 tahun 6 bulan
intrauterin. Pembentukan mahkota gigi desidui selesai dalam kurun waktu satu tahun
setelah kelahiran, dengan rata-rata 10 bulan dari awal proses kalsifikasi gigi.
2. Pembentukan Akar dan kemunculan gigi desidui
Pembentukan akar untuk gigi desidui dan permanen dimulai saat enamel mahkota
telah terbentuk, dan gigi memulai pergerakan oklusal melalui tulang ke arah rongga
mulut. Setelah erupsi mahkota gigi desidui ke dalam rongga mulut sekitar 6 bulan
sampai 2 tahun gigi terus mengalami erupsi hingga beroklusi dengan gigi dari
lengkung yang berlawanan.
3. Kemunculan gigi desidui (dari usia 6 bulan hingga sekitar 2 tahun)
Gigi desidui pertama yang erupsi adalah gigi insisivus sentralis bawah sekitar usia 6
bulan setelah itu gigi insisivus lateralis bawah diikuti gigi insisvus sentralis erupsi
sebelum insisivus lateralis. Selanjutnya gigi molar pertama desidui, kemudian
kaninus, diikuti molar kedua. Gigi desidui yang muncul terakhir dan
menyempurnakan gigi desidui adalah gigi molar kedua desidui pada usia 2 tahun.
4. Penyempurnaan akar gigi desidui
Akar gigi desidui sempurna antara usia 18 bulan sampai 3 tahun. Gigi geligi desidui
sempurna tumbuh sebanyak 20 gigi berada pada rongga mulut dari usia sekitar 2
28

tahun hingga 6 tahun, dan belum terlihat gigi permanen dalam mulut, tetapi gigi
permanen mengalami pembentukan di dalam rahang.
5. Pelepasan gigi desidui yang hampir bersamaan dengan erupsi gigi
permanen
Akar gigi desidui berada dalam keadaan sempurna hanya untuk waktu yang singkat
hanya 3 tahun setelah selesai, akar gigi desidui mulai mengalami resopsi pada apeks
atau satu sisi dekat dengan apeks. Resorbsi gigi desidui adalah hilangnya akar gigi
secara bertahap akibat erupsi gigi permanen. Resorbsi berlanjut dengan gigi
permanen yang bergerak mendekati permukaan hingga akhirnya gigi desidui menjadi
‘goyang/jatuh” yang disebut eksfoliasi. Saat gigi desidui terlepas, mahkota gigi
penggantinya sudah dekat dengan permukaan dan siap untuk muncul ke dalam rongga
mulut.
6. Periode gigi bercampur
Periode gigi bercampur terjadi sekitar usia 6 tahun ketika molar pertama erupsi.
Periode gigi bercampur berakhir sekitar usia 12 tahun ketika gigi desidui telah
tergantikan. Pada periode gigi bercampur terdapat 20 gigi desidui dan ke-empat gigi
molar permanen.
7. Pembentukan mahkota gigi permanen
Mahkota gigi molar pertama terbentuk saat lahir. Pada gigi permanen, pembentukan
mahkota dan kalsifikasi sempurna rata-rata di usia 3 sampai 4 tahun sebelum erupsi
ke rongga mulut.
8. Urutan kemunculan gigi permanen
Waktu erupsi gigi molar satu permanen usia 6 tahun, kaninus antara usia 6 sampai 9
tahun, gigi premolar antara usia 9 sampai 12 tahun.12

2.4.1 Perkembangan Akar Molar Satu Permanen Mandibula


Gigi molar mandibula pada umumnya memiliki dua akar yaitu di mesial terlihat
lebih lebar dan panjang daripada bagian distal. Kedua akar lebar ke arah bukolingual.
Molar pertama memiliki tiga saluran akar, dua pada akar mesial, dan satu pada akar
distal. Akar mesial gigi molar memiliki lekukan akar yang dalam pada permukaan
29

mesial dan distal, serta memiliki dua saluran akar hampir sebanyak 100%. Akar dapat
terbagi menjadi bagian bukal dan lingual. Kontur permukaan akar distal lebih
bervariasi tetapi lebih konveks, sedangkan akar distal memiliki satu saluran. Akses ke
bifurkasi akar di dalam mulut terletak dekat dengan permukaan akar midbukal dan
midlingual. Batang akar lebih pendek dibanding molar kedua, furkasi mendekati garis
servikal pada sisi bukal molar pertama. Garis servikal lebih ke oklusal pada sisi
lingual molar pertama. Lekukan bukal dan lingual terlihat pada batang akar yang
pendek, meluas dari garis servikal hingga furkasi bukal dan lingual, dan akar gigi
molar pertama lebih lebar dan lebih terbuka dibanding akar molar kedua, yang dapat
memperlihatkan inklinasi distal.12

Gambar 5. Molar satu permanen mandibula12

Gambaran anatomi normal gigi molar satu permanen mandibula secara


radiografi terlihat mahkota, dentin, dan sementum akar radiopak, kamar pulpa
sampai saluran pulpa terlihat radiolusen, membran periodontal terlihat radiolusen, dan
lamina dura serta tulang alveolar terlihat radiopak (seperti terlihat pada gambar 1).8
Ada 2 teori tahap penelitian kalsifikasi gigi menurut metode Moorrees, dan
metode Demirjian ditinjau dari gambaran radiografi, yaitu:

2.4.1.1 Metode Moorrees


Klasifikasi Moorrees menilai perkembangan molar satu permanen rahang
bawah pada anak laki-laki ¼ akar gigi terjadi pada usia 5 tahun 3 bulan, ½ akar gigi
terjadi pada usia 6 tahun 2 bulan, ¾ akar gigi terjadi pada usia 7 tahun 4 bulan,
30

pembentukan akar sempurna terjadi pada usia 8 tahun, foramen apikal terbuka di usia
8 tahun 5 bulan, dan foramen apikal tertutup usia 9 tahun 3 bulan, sedangkan pada
anak perempuan ¼ akar gigi terjadi di usia 4 tahun 7 bulan, ½ akar gigi terjadi di usia
5 tahun 9 bulan, ¾ akar gigi terjadi di usia 6 tahun 7 bulan, pembentukan akar
sempurna terjadi di usia 7 tahun 6 bulan, foramen apikal terbuka usia 8 tahun 1 bulan,
sedangkan foramen apikal tertutup usia 8 tahun 5 bulan.8

Gambar 6. Metode Moorrees8

Tabel 2. Tahap perkembangan gigi molar mandibula8


Tahap Keterangan
1 Pembentukan awal mahkota, proses pembentukan enamel telah dimulai
2 Terjadi kalsifikasi tetapi seluruh perbatasan tidak terlihat radiopak
3 Pembentukan mahkota telah sempurna: batas koronal dari gigi mengalami
mineralisasi
4 Pembentukan 1/2 mahkota, dan proses amelogenesis telah mencapai sebagian akar
dan terlihat radiopak
5 Mahkota 3/4 telah selesai
6 Pembentukan mahkota telah selesai. Mahkota mengalami mineralisasi tetapi belum
terjadi pembentukan akar
7 Awal pembentukan akar terjadi: terlihat radiopak di bawah garis mahkota gigi
8 1/4 akar mulai mengalami pembentukan yang terlihat pada radiografi
9 1/2 akar terbentuk sempurna
10 1/4 akar terbentuk sempurna
11 Pembentukan akar terbentuk sempurna
12 Bagian apeks belum tertutup
31

13 Bagian apeks telah terbentuk sempurna.

2.4.1.2 Metode Demirjian


Menurut Metode Demirjian, tahap mineralisasi adalah proses kalsifikasi benih
gigi sampai selesainya pembentukan akar gigi dibagi atas 8 fase (skala A sampai H),
pada anak laki-laki fase D dan fase E yaitu dimulainya pembentukan akar dan
terbentuknya bifurkasi panjang benih gigi lebih kecil dari mahkota terlihatdi usia 3,5
tahun sampai 4 tahun 7 bulan. Pada Fase Fterlihat panjang akar gigi sama atau lebih
panjang dengan dengan tinggi mahkota gigi terjadi di usia 5 tahun 8 bulan, pada Fase
G foramen apikal masih terbuka, terlihat pada usia 6 tahun 9 bulan, sedangkan pada
Fase H foramen apikal sudah tertutup sempurna di usia 8 tahun 5 bulan, sedangkan
pada anak perempuan dimulainya pembentukan akar gigi terjadi di usia 3 tahun 5
bulan, pada usia 5 tahun 9 bulan terlihat gigi sudah lebih tinggi dari mahkota gigi,
dan usia 8 tahun foramen apikal sudah tertutup sempurna dapat dilihat pada Fase
H.6,13

A B C D

E F G H

Gambar 7. Tahap perkembangan akar gigi molar mandibula6,13


32

Tabel 3. Tahap perkembangan akar gigi molar mandibula6,13

Tahap Keterangan
A Baik gigi dengan akar tunggal maupun akar ganda, tahap kalsifikasi gigi dimulai
dari bagian tertinggi dari crypt (benih gigi) bentuk konus (inverted) dan belum
menyatu
B Ujung cusp yang mengalami kalsifikasi mengalami penyatuan, yang menunjukkan
pola permukaan oklusal gigi.
C A)Pembentukan enamel gigi selesai pada permukaan oklusal tampak perluasan dan
pertemuan tepi servikal gigi
B) Dimulainya deposit dentinal gigi
C) Pola kamar pulpa tampak berbentuk garis lengkung pada batas oklusal gigi
(curved shape)
D A) Pembentukan mahkota gigi selesai, dan terjadi perluasan menuju cemento
enamel junction
B) Tepi atas kamar pulpa pada gigi yang berakar tunggal menunjukkan bentuk garis
lengkung yang jelas dan berbentuk konkav pada area servikal dan proyeksi tanduk
pulpa memperlihatkan gambaran seperti payung, serta kamar pulpa terbentuk
trapesium pada gigi molar.
C) Dimulainya pembentukan akar gigi yang berbentuk spikula
E Gigi berakar tunggal
A) Dinding kamar pulpa tampak berupa garis lurus yang kontinyuitasnya terputus
akibat adanya tanduk pulpa yang pada sebelumnya lebih besar kontinuitasnya
B) Panjang akar gigi kurang dari tinggi mahkota gigi

Gigi Molar
A) Inisiasi pembentukan bifurkasi akar dengan ujung yang berbentuk semi-lunar
(bulan sabit)
B) Panjang akar gigi masih kurang dari tinggi mahkota gigi
F Gigi berakar tunggal
A) Dinding kamar pulpa tampak menyerupai segitiga sama kaki, dan ujung akar
seperti corong (funnel shape)
B) Panjang akar gigi sama atau lebih panjang dari tinggi mahkota gigi

Gigi Molar
A) Kalsifikasi pada bifurkasi mengalami perluasan sehingga bentuk akar lebih
nyata dimana ujung akar tampak seperti corong
B) Panjang akar gigi sama atau lebih panjang dari tinggi mahkota gigi
G Dinding saluran akar gigi tampak sejajar tetapi ujung apikal gigi masih terbuka
(akar distal molar)
H A) Ujung apikal gigi sudah tertutup.
B) Membran periodontal memiliki ketebalan yang sama disekeliling akar dan
apikal gigi
33

2.5 Kerangka Teori

Radiografi Kedokteran Gigi

Ekstra Oral Intra Oral

Radiografi Radiografi Radiografi


Periapikal Bitewing Oklusal

Teknik Paralel Teknik Bisekting

Tahap perkembangan Teori Moorrees


Gigi Molar Satu
Permanen Mandibula Teori Demirjian
34

2.6 Kerangka Konsep

Siswa di salah satu SD Negeri yang berusia


6-10 tahun yang sudah erupsi gigi molar satu
permanen mandibula

Radiografi
Periapikal

Teknik Paralel

Melihat bentuk akar dan mengukur panjang


akar gigi molar satu permanen mandibula

Interpretasi hasil radiografi periapikal gigi


molar satu permanen mandibula

Anda mungkin juga menyukai