Anda di halaman 1dari 19

PENCEMARAN UDARA

1. Pengertian Pencemaran Udara


Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing
di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah
tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat
mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan seperti
tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar sehingga kenyamanan hidup
terganggu.
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya
tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan
sekitarnya. Udara adalah juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Dalam udara terdapat oksigen
(O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun
dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet. Susunan (komposisi) udara bersih
dan kering, kira-kira tersusun oleh:
Nitrogen (N2) = 78,09 % volume
Oksigen (O2) = 21,94 %
Argon (Ar) = 0,93 %
Karbon dioksida (CO2) = 0,032 %
Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen
oksida, hidrogen. methana. helerang dioksida, lengkap dapat dan lain-lain. Susunan
udara bersih dan kering secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Apabila
susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut
di atas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka
berarti udara telah tercemar.

1.1. Penyebab Pencemaran Udara


Pembangunan yang berkembang pesat khususnya dalam industri dan
teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup menjadi tercemar
oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

1
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu karena :
a. Faktor internal (secara alamiah), contoh:
 Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.
 Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkanik.
 Proses pembusukan sampah organik, dan lain sebagainya.

b. Faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:


 Hasil pembakaran bahan bakar fosil.
 Debu/serbuk dari kegiatan industri.
 Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran


dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang
masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Kecepatan penyebaran ini tentunya akan tergantung pada keadaan geografi dan
meteorologi disekitarnya.
Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak terlihat, tidak berbau,
tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara vang benar-benar bersih sudah
sulit diperoleh, terutama di kota-kota besar yang banyak industrinya dan padat lalu-
lintasnya. Udara yang tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia.
Terjadinya kerusakan lingkungan berarti berkurangnya (rusaknya) daya dukung
alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia
Di negara-negara industri banyak dijumpai kasus penyakit yang erat
kaitannya dengan pencemaran udara dan pencemaran-pencemaran lainnya.

1.2. Pemakaian Bahan Bakar Fosil


Dampak pencemaran lingkungan sebenarnya tidak semata-mata disebabkan
oleh karena kegiatan industri dan teknologi saja, namun juga disebabkan oleh faktor
lain yang menunjang kegiatan tersebut. Faktor penunjang kegiatan industri dan
teknologi yaitu Faktor Penyedia Daya Listrik dan Faktor Transportasi.
Dapat dipahami bahwa suatu kegiatan industri dan teknologi pasti akan
membutuhkan tersedianya daya listrik, baik daya listrik yang terpusatkan milik
pemerintah (PLN), maupun daya listrik yang dihasilkan oleh pihak industri (pabrik)
itu sendiri.

2
Demikian pula mengenai transportasi yang sangat diperlukan untuk
kelancaran kegiatan industri dan teknologi. Transportasi diperlukan untuk
mengangkut bahan baku dari daerah pertambangan ke tempat industri (pabrik)
untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan jadi produk). Selanjutnya dengan
transportasi pula produk yang dihasilkan dibawa ke pemakai.
Faktor penyedia daya listrik dan faktor transportasi, keduanya adalah
penyerap terbesar pemakaian bahan bakar fosil, baik berupa batubara maupun
minyak bumi. Sejalan dengan kemajuan dibidang industri dan teknologi, sangat
membutuhkan banyak energi, sehingga produksi bahan bakar fosil tahun ke tahun
terus meningkat. Meningkatnya produksi bahan bakar fosil dapat diartikan bahwa
berkurangnya daya dukung alam, karena kekayaan alamnya diambil manusia dan
meluasnya dampak pencemaran lingkungan, terutama Pencemaran udara.
Kenaikan pemakaian bahan bakar fosil menunjukkan bahwa pencemaran
udara juga naik. Dari bermacam-macam bentuk pencemaran udara, sebagian besar
(±75%) berasal dari pemakaian bahan bakar fosil sedangkan sisanya berasal dari
sumber pencemaran lainnya.

1.3. Komponen Pencemar Udara


Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan
teknologi serta lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara
di daerah industri lebih kotor karena terkena bermacam-macam pencemar.
Komponen bahan pencemaran udara adalah antar lain; Karbon Monoksida (CO),
Nitrogen Oksida (NO), Belerang Oksida (SO), Hidro Karbon (HC) dan Partikel
(Particulate). Komponen-komponen tersebut dapat mencemari udara secara sendiri-
sendiri, atau dapat pula mencemari udara secara bersama-sama. Jumlah komponen
pencemar udara tergantung pada sumbernya.

1.4. Termodinamika Pencemaran Udara


Pemanfaatan Ilmu Termodinamika digunakan untuk menghitung atau
menentukan tingkat pencemaran udara. Sebagian besar pencemar udara (sekitar
75%) berasal dari gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Prosentase
komponen pencemar udara yang keluar dari hasil pembakaran tersebut tergantung
dari sumber bahan bakarnya.

3
Bahan bakar minyak adalah campuran senyawa hidrokarbon yang
komposisinya bervariasi tergantung asal sumber (tambang) minyak tersebut akan
tetapi yang paling banyak terkandung di dalam bahan bakar minyak adalah
hidrokarbon jenuh. Belerang juga terdapat dalam bahan bakar minyak. Bahan bakar
minyak yang baik adalah yang mengandung sedikit belerang. Minyak yang
mengandung berkadar belerang rendah sering disebut sebagai sweet.

1.5. Pencemaran udara yang tidak ada komponen bahan pencemar


Pada bagian ini akan ditinjau beberapa pencemaran udara yang tidak termasuk
pada komponen pencemar udara CO, SO, NO, HC maupun partikel, namun dapat
berpengaruh terhadap lingkungan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
kenyamanan hidup manusia. Pencemaran udara yang dimaksudkan di sini adalah
Masalah kebisingan, Masalah pemakaian (penyemprotan) insektisIda dan Masalah
kerusakan ozon (O3).

1.5.1. Masalah Kebisingan


Kemajuan industri dan teknologi antara lain ditandai dengan pemakaian
mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi bahan maupun barang yang
dibutuhkan oleh manusia secara cepat. Untuk membantu mobilitas manusia dalam
melaksanakan tugasnya digunakanlah alat-alat transportasi bermesin, baik udara,
laut maupun darat. Selain daripada itu, untuk mencukupi segala sarana dan
prasarana, digunakan pula peralatan bermesin untuk keperluan membangun
konstruksi fisik.
Pemakaian mesin-mesin seperti tersebut di atas seringkali menimbulkan
kebisingan, baik kebisingan rendah, kebisingan sedang maupun kebisingan tinggi.
Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan dan merambatnya melalui
udara, maka kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran udara walaupun
susunan udara tidak mengalami perubahan. Menurut asal sumber, kebisingan dapat
dibagi 3 macam kebisingan, yaitu :
 Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara
terus-menerus, akan tetapi sepotong-sepotong. Contohnya: kebisingan
yang datang dari suara palu yang dipukulkan, kebisingan yang datang
dari mesin pemasang tiang pancang

4
 Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang datang secara terus-
menerus dalam waktu yang cukup lama. Contohnya: kebisingan yang
datang dari suara mesin yang dijalankan (dihidupkan).
 Kebisingan semi-kontinyu (intermittent), yaitu kebisingan kotinyu
yang hanya sekejap, kemudian hilang dan mungkin aka datang lagi.
Contohnya: suara mobil atau pesawat terbang yang sedang lewat.

Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran


manusia. Menurut teori Fisika, bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh syaraf
pendengaran yang berasal dari suatu sumber bunyi. Apabila syaraf pendengaran
tidak menghendaki rangsangan tersebut maka bunyi tersebut dinamakan sebagai
suatu kebisingan. Untuk menyatakan kualitas suatu bunyi digunakan pengertian
Frekuensi bunyi, dan Intensitas bunyi.
Pengukuran intensitas bunyi dapat dilakukan dengan mudah menggunakan
alat yang bernama Sound Pressure Level (SPL). Dengan meletakkan SPL di suatu
tempat atau ruangan yang akan diukur tingkat kebisingannya segera akan dapat
diketahui tingkat kebisingannya.

1.5.2. Masalah Pemakaian (Penyemprotan) Insektisida


Pada umumnya insektisida pembunuh serangga disemprotkan ke udara.
Penyemprotan insektisida pada lahan pertanian dapat mencakup daerah yang
sangat luas sehingga bila perlu penyemprotan tersebut dilakukan dengan
menggunakan pesawat terbang. Penyemprotan insektisida ke udara tanpa disadari,
sebenarnya merupakan penyebab pencemaran udara.
Berdasarkan cara kerjanya, insektisida dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
 Racun pencernaan, bila ikut termakan oleh serangga.
 Racun luar tubuh, bila kontak dengan tubuh serangga.
 Racun pernapasan, bila dihirup oleh serangga.

Contoh dari ketiga macam kelompok insektisida tersebut adalah :


 Kelompok racun pencernaan : DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane), BHC
(Benzene Hexa Chloride), Methoxychlor, dan lain-lain
 Kelompok racun luar tubuh: DDT, BHC, Toxaphene, Chlordan, Dieldrin, Aldrin,
Metoxychlor.

5
Walaupun pemakaian insektisida ditujukan untuk membunuh serangga,
namun apabila pemakaiannya berlebihan dan dalam waktu yang cukup lama maka
insektisida dapat berdampak pula terhadap manusia. Oleh karena itu pemakaian
insektisida harus dilakukan secara seksama. Dan juga industri insektisida hendaknya
memperhatikan juga masalah keselamatan kerja dan masalah keselamatan
lingkungan.

1.5.3. Masalah Kerusakan Ozon (O3)


Saat ini para ilmuwan resah karena terjadinya kerusakan lapisan ozon.
Lapisan ozon adalah lapisan pelindung atmosfir bumi yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap sinar ultra violet yang datang berlebihan dari sinar matahari.
Sinar ultra violet yang tidak difilter oleh lapisan ozon akan berbahaya bagi manusia.
Selain dari itu sinar ultra violet yang tidak difilter oleh lapisan ozon, sesampainya di
atmosfir permukaan bumi akan menjadi panas yang mengakibatkan kenaikan suhu
bumi dan berdampak pada berkurangnya kenyamanan hidup.
Ozon yang ada pada lapisan atmosfír bawah sekitar 0,02 ppm, sedangkan
ozon yang ada pada lapisan atmosfir atas (lapisan stratosfir) sekitar 0,1 ppm.
Kerusakan lapisan ozon disebabkan karena bereaksi dengan radikal Chlor. Radikal
Chlor berasal dari senyawa CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang banyak digunakan
sebagai bahan pendingin AC, lemari es dan juga digunakan pada bahan penyemprot
insektisida, penyemprot cat, penyemprot rambut, penyemprot parfum serta pada
pelarut bahan pencuci kering (dry cleaning). senyawa CFC lebih dikenal dengan
nama Freon.
Terbentuknya ozon :
O2 + sinar matahari (ultra violet) -----> O + O
O2 + O -------> O3 (ozon)
Kerusakan lapisan ozon :
Cl2,F2C + ultra violet --------> CIF2C + CI*
O3 + Cl* (radikal) --------> CIO + O2
ClO + O --------> Cl + O2

Kerusakan lapisan ozon pada saat ini sudah terlihat di atas kutub selatan,
berupa lubang ozon. Apabila kerusakan ozon ini tidak dicegah, lubang ozon akan
makin melebar, tidak tertutup, dan mungkin akan sampai ke daerah katulistiwa. Bila
hal ini terjadi maka Indonesia akan mengalami pemanasan bumi lebih dulu bila
dibandingkan dengan belahan bumi bagian utara.

6
2. Dampak Pencemaran Udara
Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi
oleh negara-negara industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara
ternyata sangat merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat
langsung terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak
lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, bangunan gedung dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun
1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang
lebih 51.000 orang dan menurut para ahli, sekitar tahun 2000-an kematian yang
disebabkan oleh pencemaran udara akan mencapai angka 57.000 orang per
tahunnya.
Selama 20 tahun terakhir angka kematian yang disebabkan oleh pencemaran
udara naik mendekati 14 % atau mendekati 0,7% per tahun. Selain itu, kerugian
materi yang disebabkan oleh pencemaran udara, apabila diukur dengan uang, dapat
mencapai sekitar 12 – 16 juta US dollar pertahun.
Komponen pencemar udara tersebut dapat mencemari udara secara sendiri-
sendiri ataupun secara bersama-sama. Dampak dari pencemar udara akan diuraikan
satu pe satu yang diakibatkan oleh masing-masıng komponen pencemara udara.

2.1. Dampak Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa dan juga
tidak berwarna. Oleh karena itu lingkungan yang telah tercemar oleh gas CO tidak
dapat dilihat oleh mata. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu -192°C. Di udara
gas CO terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di
daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar antara
10 15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak
(konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguaan kesehatan, bahkan juga dapat
menimbulkan kematian.
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut
peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh
tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi
secara metabolis dengan darah seperti halnya Oksigen, gas CO mudah bereaksi
dengan darah (hemoglobin).

7
2.2. Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx)
Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam, yaitu gas nitrogen monoksida
(NO) dan gas nitrogen dioksida (NO 2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sitat
yang sangat berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang
mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan
tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya
yang sangat menyengat serta warnanya coklat kemerahan.
Sifat racun (toksisitas) gas NO 2 empat kali lebih kuat daripada toksisitas gas
NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO 2 adalah paru-paru.
Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan membengkak sehingga penderita
sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematiannya.
Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak
berbahaya, kecuali bila gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO
yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan
kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan
kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh
oksigen sehingga menjadi gas NO2.
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya
bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman.
Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan
daun. Pada konsentraasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis
atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat
berfungsi sempurna sebagai tempat terbentuknya karbohidrat melalui proses
fotosintesis. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan
kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NO% juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxy
Acetil Nitrates yang disingkat PAN. Peroxi Acetyl Nitrates ini menyebabkan iritasi
pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN
bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya
kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat mengganggu lingkungan.

2.3. Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)


Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SO) berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara. Ada dua macam gas belerang
oksida (SOx), yaitu SO2 dan SO3. Dalam hal ini pembakaran akan menghasilkan gas

8
SO2 yang lebih banyak daripada gas SO3. Walaupun gas SO2 lebih dominan akan
tetapi pertemuannya dengan udara yang mengandung oksigen akan menghasilkan
gas SO3 karena terjadinya reaksi sebagai berikut :
2SO2 + O2 (dari udara) ---> 2S03
Adanya uap air (H2O) dalam udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi
pembentukan asam sulfit maupun asam sulfat. Reaksnya adalah sebagai berikut:
SO2 + H2O -----> H2SO3
SO3 + H2O -----> H2SO4

Apabila asam sulfit maupun asam sulfat tersebut ikut terkondensasi di udara
dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan
asam tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusakkan tanaman,
terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya
pengikisan lapisan tanah yang subur. Kejadian ini merupakan awal terjadinya
ketandusan lingkungan yang berarti pula menurunnya daya dukung alam bagi
kelangsungan hidup manusia.

2.4. Dampak Pencemaran Hidrokarbon (HC)


Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) dapat berasal dari HC yang berupa
gas apabila HC tersebut termasuk suku rendah, atau dari yang berupa cairan apabila
HC termasuk suku sedang, dan dapat pula dari yang berupa padatan apabila HC
tersebut termasuk suku tinggi. Apabila HC berupa gas maka akan tercampur
bersama bahan pencemar lainnya. Kalau HC berupa cairan maka HC tersebut akan
membentuk kabut minyak (droplet) yang keberadaannya di udara akan sangat
mengganggu lingkungan. Sedangkan kalau bahan pencemar HC berupa padatan
maka udara akan tampak seperti asap hitam. Seringkali pencemaran udara oleh HC
merupakan gabungan dari ketiga macam bentuk HC tersebut.
Pencemaran udara oleh HC juga disertai dengan bahan pencemar NO, maka
dengan oksigen bebas yang ada di udara akan membentuk Peroxy Acetyl Nitrates
(PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan CO dan Ozon akan membentuk
kabut foto kimia. Kabut foto kimia ini dapat merusak tanaman. Kerusakan pada
tanamaan ini antara lain dapat dilihat pada warna daun yang tampak pucat karena
sel-sel pada permukaannya mati.

9
2.5. Dampak Pencemaran Partikel di Udara
Partikel yang mencemari udara ada beberapa macam dan jenisnya,
tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Secara umum partikel yang mencemari
udara dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan dan manusia. Udara yang telah
tercemar partikel akan menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan atau
pneumokoniosis atau lebih dikenal dengan ISPA (infeksi saluran pernapasan).
Pada saat orang menarik napas, udara yang mengandung partikel akan
terhirup kedalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk kedalam paru-paru
akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Ukuran
partikel lebih dari 5 mikron akan tertahan di saluran pernapasan bagian atas
sedangkan yang ukuran 3 – 5 mikron akan tertahan pada saluran bagian tengah
dan ukuran yang kurang dari 3 mikron akan masuk kedalam paru-paru dan
menempel pada alveoli. Partikel yang berukuran kurang dari 1 mikron akan
dikeluarkan kembali pada saat nafas dihembuskan.
Beberapa jenis penyakit pneumokoniosis yang banyak ditemukan pada
daerah yang banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu :
1. Penyakit silikosis ; disebabkan oleh debu silika bebas (SiO 2) dari pabrik
besi, baja, keramik, pengecoran beton dan bengkel besi.
2. Penyakit Asbestosis ; disebabkan oleh debu serat asbes dari campuran
silikat atau magnesium silikat dari pabrik yang menggunakan asbes.
3. Penyakit Bisinosis ; disebabkan oleh debu kapas atau serat kapas dari
pabrik pemintalan kapas, penggudangan kapas dan pabrik tekstil.
4. Penyakit Antrakosis ; disebabkan oleh debu batubara dari perusahaan
tambang batubara dan pabrik atau mesin-mesin yang menggunakan bahan
bakar batubara.
5. Penyakit Beriliosis ; disebabkan oleh debu logam berilium dari pabrik yang
menggunakan logam campuran berillium seperti pabrik flouresen, pabrik
tabung radio, dan pabrik penunjang industri nuklir.

2.6. Dampak Pencemaran Udara Lainnya


Kemajuan industri dan teknologi apabila tidak disertai dengan program
pelestarian dan keseimbangan lingkungan dapat menimbulkan berbagai macam
dampak. Dampak pencemaran udara selain yang disebut di atas, masih ada dampak

10
pencemaran udara lainnya yang disebabkan oleh kebisingan, pemakaian insektisida
dan masalah kerusakan ozon dan efek rumah kaca.

2.6.1. Dampak Kebisingan


Saat ini kebisingan telah menjadi masalah yang banyak dihadapi penduduk
kota besar. Sumber kebisingan dapat berasal dari suara alat-alat transportasi,
seperti bus, kereta api, pesawat terbang dan lain sebagainya. Suasana akan lebih
parah lagi apabila di suatu lingkungan terdapat industri yang peralatannya
menimbulkan bunyi yang keras. Kebisingan di atas 50 dB sudah dapat dianggap
sebagai kebisingan yang perlu mendapat perhatian karena sudah mengganggu
kenyamanan pendengaran.
Kebisingan antara 65 – 80 dB sudah dapat menyebabkan kerusakan alat
pendengaran bila kontak terjadi pada waktu yang lama. Selain dapat menyebabkan
tuli, kebisingan juga dapat berdampak terhadap kesehatan jiwa seseorang, seperti
stress atau ketegangan jiwa. Apabila stress atau ketegangan jiwa ini tidak dapat
diatasi, maka dampak yang lebih lanjut adalah menurunnya kesehatan fisik.
Kebisingan di atas 80 dB sebaiknya dihindari, kalaupun terpaksa maka tidak
boleh kontak dalam waktu yang lama. Sebagai contoh kebisingan sampai 89 dB,
waktu kontak maksimum yang diizinkan hanya selama 300 menit. Kebisingan sampai
dengan 120 dB hanya boleh didengar maksimum selama 15 menit saja. Bila batas
waktu kontak yang diizinkan dilanggar, kerusakan saraf pendengaran pasti akan
terjadi.

2.6.2. Dampak Pemakaian Insektisida


Obat pembasmi hama (insektisida) yang banyak digunakan dalam rangka
meningkatkan produksi pertanian ternyata pada akhirnya berdampak pula terhadap
manusia sebagai konsumen hasil pertanian tersebut. Akhir-akhir ini manusia resah
dengan ditemukannya sisa-sisa obat pemberantas hama pada sayuran dan buah-bu-
ahan. Bahan pemberantas hama yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan
apabila termakan dapat merangsang timbulnya penyakit kanker. Hampir semua zat
kimia yang terdapat dalam obat pemberantas hama, selain beracun juga
merangsang timbulnya kanker atau cocarcinogenic.
Sebenarnya tidak hanya melalui sayuran dan buah-buahan saja zat kimia
yang terdapat pada bahan insektisida sampai ke dalam tubuh manusia, tetapi bisa
juga melalui pemakaian insektisida secara langsung untuk memberantas serangga di

11
rumah. Pemakaian insektisida yang disemprotkan ke udara di dalam ruangan
(rumah) memungkinkan untuk dihirup masuk ke dalam paru-paru. Penyemprotan
insektisida secara berlebihan dapat mencemari udara yang pada akhirnya akan
merugikan manusia.

2.6.3. Dampak Kerusakan Ozon dan Efek Rumah Kaca


Lapisan ozon adalah lapisan atmosfir bumi yang berfungsi sebagai pelindung
dari sinar ultraviolet yang datang berlebihan dari matahari. Apabila lapisan ozon
rusak maka sifat ozon sebagai penyaring sinar ultraviolet tidak akan berfungsi lagi.
Sinar ultraviolet yang tidak tersaring oleh lapisan ozon ini akan terus ke bumi dan
dapat merusak kulit manusia.
Selain dapat mengakibatkan kanker kulit, sinar ultraviolet juga dapat
mengakibatkan suhu bumi menjadi naik. Bila hal ini terjadi berarti bumi sudah tidak
akan nyaman lagi bagi kehidupan manusia. Kenaikan suhu bumi akan menyebabkan
mencairnya es yang ada di kutub. Hal itu akan mengakibatkan naiknya permukaan
laut. Garis pantai akan bergeser naik sehingga tempat-tempat yang terletak di tepi
pantai akan tenggelam.
Selain karena kerusakan lapisan ozon, kenaikan suhu bumi dapat juga
disebabkan oleh efek rumah kaca atau Greenhouse Effect. Efek rumah kaca dapat
terjadi karena meningkatnya jumlah karbon dioksida (cO,) di udara. Karbon dioksida
dari tahun ke tahun memang terus meningkat, sejalan dengan makin banyaknya
penggunaan bahan bakar fosil untuk mencukupi keperluan energi dunia. Karbon
dioksida hasil pembakaran bahan bakar fosil (terutama) akan mengumpul pada
lapisan tertentu di atmosfir bumi, membentuk semacam "perisai". Adanya perisai ini
menyebabkan panas yang keluar dari bumi tidak dapat dengan bebas keluar dari
lapisan atmosfir, namun akan dikembalikan lagi ke bumi. Lapisan karbon dioksida
tersebut seolah-oleh berfungsi sebagai reflektor terhadap panas dari bumi. Panas
dari bumi yang dikembalikan (dipantulkan) lagi ke bumi ini akan menaikkan suhu
bumi. Hal inilah yang menyebabkan pengaruh lapisan karbon dioksida terhadap
kenaikan suhu bumi disebut sebagai efek rumah kaca. Akibat ini sama dengan
akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ozon, yaitu kenaikan permukaan air laut
karena mencairnya es di kutub.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli pada tahun 1980, kadar karbon
dioksida pada lapisan atmosfir bumi tercatat sebesar 335 ppm Kadar karbon dioksida
ini sudah jauh lebih tinggi dari kadar karbon dioksida sekitar 100 tahun yang lalu,

12
yang hanya sebesar 290 ppm. Atas dasar ini para ahli memperkirakan bahwa setiap
40 tahun akan terjadi suatu perubahan iklim di muka bumi ini. Perubahan iklim
tersebut antara lain ditandai dengan naiknya suhu bumi sebesar 0,5°C setiap 40
tahunnya. Apabila kenaikan kadar karbon dioksida tidak dicegah maka bencana
karena kenaikan suhu bumi dapat terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Mengingat akan hal ini maka para ahli mulai memikirkan pemakaian energi yang
bersih tanpa menimbulkan gas karbon dioksida. Pemikiran tersebut antara lain
berupa usaha pemanfaatan lebih banyak panas bumi (geothermal) untuk
membangkitkan tenaga listrik. Usaha itu juga dicoba untuk tenaga air, angin,
konversi gradien panas laut, matahari dan nuklir.

3. Solusi Penanggulangan Pencemaran Udara


Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengurangi atau
menanggulangi dampak pencemaran lingkungan. Usaha-usaha penanggulangan ini
perlu dilakukan agar usaha peningkatan kesejahteraan melalui penerapan kemajuan
industri dan teknologi dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Jangan
sampai penerapan kemajuan industri dan teknologi justru menimbulkan masalah
baru yang berupa dampak pencemaran lingkungan yang merugikan manusia.
Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas
dan sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran
lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi
dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama, yaitu:
1. Penanggulangan secara Non-teknis,
2. Penanggulangan secara Teknis.
Melalui cara penanggulangan dengan cara non-teknis dan teknis ini
diharapkan bahwa pencemaran lingkungan akan jauh berkurang dan kualitas hidup
manusia dapat lebih ditingkatkan. Sejauh ada niat dan kemauan untuk
melaksanakannya kegiatan penaggulangan masalah pencemaran udara dapat
dilakukan. Oleh karena itu usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran
lingkungan sepenuhnya tergantung kepada kita semua. Kalau kita ingin
meningkatkan kualitas hidup kita, maka sudah menjadi kewajiban dan tanggung
jawab kita bersama untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan.

13
3.1. Penanggulangan Secara Non-teknis
Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan
dikenal istilah penanggulan secara non-teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi
dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mangawasi segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pencemaran lingkungan.
Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akan
dilaksanakan di suatu tempat yang antara lain meliputi :
1. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) ; Penyajian informasi lingkungan
merupakan gambaran awal tentang kegiatan yang akan diusulkan. PIL ini
diberikan sebelum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan.
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ; suatu studi tentang
beberapa masalah yang kemungkinan akan terjadi atau ada perubahan
setelah kegiatan dijalankan dari rencana kegiatan yang diusulkan.
3. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi ; dimaksudkan agar
jika terjadi pencemaran udara dari suatu kegiatan dapat dipantau dengan
mudah dan cepat, sehingga penanggulangannya dapat dilakukan secara
terpadu.
4. Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan ; dimaksudkan agar segala
persyaratan keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan dapat dipenuhi
dengan baik agar kemungkinan pencemaran udara dapat ditekan sekecil-
kecilnya.
5. Menanamkan perilaku disiplin ; dimaksudkan agar para petugas yang
menangani kegiatan industri dan teknologi lebih disiplin dalam pengolahan
limbah sebelum dibuang ke alam atau lingkungan.

3.2. Penanggulangan Secara Teknis


Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam penanggulangan
pencemaran udara secara teknis akan tetapi sebelumnya harus diperhatikan tiga
kriteria berikut agar penanggulangannya efisien dan tepat sasaran.
1. Mengutamakan keselamatan lingkungan.
2. Teknologi telah dikuasai dengan baik.
3. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawabkan.

14
Berdasarkan kriteria tersebut, barulah diperoleh penanggulangan pencemaran
secara teknis, yaitu mengubah proses, mengganti sumber energi, mengelolah
limbah, dan menambah alat bantu. Keempat cara penanggulangan tersebut dapat
dilakukan masing-masing atau dilakukan secara bersama-sama.

3.2.1. Mengubah Proses


Apabila dalam suatu proses industri dan teknologi terdapat bahan buangan
(limbah) yang berupa zat-zat kimia, maka akan terjadi pencemaran lingkungan oleh
zat-zat kimia. Keadaaan ini harus dihindari, yaitu dengan mengubah proses yang
ada dan memenuhi kriteria yang telah disebutkan di atas. Beberapa proses dalam
kegiatan industri dan teknologi sudah ada yang melakukaan cara ini dan ternyata
berhasil baik.
Sebagai contoh dapat dijumpai dalam industri penyamakan kulit. Dahulu
untuk menghilangkan lemak dan mengolah kulit digunakan senyawa chroom sebagai
bahan penyamak. Namun pemakaian chroom sebagai bahan penyamak
menghasilkan bahan buangan Cr yang membahayakan lingkungan. Sebagai gantinya
kemudian digunakan semacam enzim yang tidak membahayakan lingkunan sehingga
ion Cr yang biasanya ada pada limbah buangan industri penyamakan kulit dapat
ditiadakan. Contoh lain adalah pada industri pengolahan bahan nuklir.

3.2.2. Mengganti Sumber Energi


Sumber energi yang digunakan pada berbagai kegiatan Industri dan teknologi
sebagian besar masih mengandalkan pada pemakaian bahan bakar fosil, baik
minyak maupun batubara. Hal ini bisa dikurangi dengan memakai bahan bakar LNG
(Liquified Natural Gases) yang menghasilkan gas buangan yang lebih bersih.
Contoh lain adalah dengan memanfaatkan sumber panas bumi. Namun panas
bumi ini tidak di semua tempat ada sumber panas bumi (geothermal). Kalaupun ada
maka mungkin kapasitas daya listrik terpasang tidak memadai untuk keperluan
industri dan teknologi. Pemikiran lain adalah pemakaian energi nuklir pada Pusat
Listri Tenaga Nuklir (PLTN).

3.2.3. Mengelolah Limbah


Semua kegiatan industri dan teknologi selalu akan menghasilkan limbah yang
menimbulkan masalah bagi lingkungan. Pengolahan limbah dari bahan buangan
industri dan teknologi dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara

15
pengelolaan limbah ini disebut dengan waste treatment atau waste management.
Cara ini tergantung dari sifat dan kandungan gas buangan dari cerobong asap.

3.2.4. Menambah Alat Bantu


Untuk melengkapi cara penanggulangan pencemaran lingkungan secara
teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran. Alat bantu yang digunakan tergantung pada keadaan dan macam
kegiatan. Beberapa alat bantu yang digunakan untuk mengurangi atau
menanggulangi pencemaran udara antara lain adalah :
1. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap abu atau partikel yang ikut
keluar pada cerobong asap, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga
hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Filter udara ini harus
sering dikontrol agar diganti jika sudah penuh dengan abu. Jenisnya
tergantung dari sifat gas buangan dari cerobong asap ; berdebu banyak,
bersifat gas asam, alkalis dan lainnya.

2. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengendap debu
atau abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal
dari udara/gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding
tabung siklon sehingga partikel yang relatif "berat" akan jatuh ke bawah.

Gambar 1. Pengendap sinklon

16
3. Filter Basah
Filter basah disebut juga Serubbers atau Wet Collectors. Prinsip
kerjanya adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara yang kotor dari
bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka
debu akan ikut semprotan air turun ke bawah. Untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik dapat juga digabungkan prinsip kerja pengendap siklon dengan
filter basah sehingga menghasilkan suatu alat penangkap debu yang
dinamakan Pengendap siklon filter basah.

Gambar 2. Pengendap siklon filter basah

4. Pengendap Sistem Gravitasi


Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor
yang ukuran partikelnya relatif cukup besar (50u atau lebih). Cara kerjanya
yaitu dengan mengalirkan udara kotor kedalam alat sehingga pada waktu
terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), kotoran akan
jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan
pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.

Gambar 3. Alat pengendap sistem gravitasi

17
5. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk mmbersihkan udara
yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya
adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat
dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih. Alat pengendap
elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan
antara 25 – 100 KV. Alat pengendap yang berupa tabung silinder di mana
dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat
yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatit.
Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona
discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor
saolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatit sedangkan
udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke
elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh
dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah
silinder dan kemudian terhembus keluar.

Gambar 4. Alat pengendap elektrostatik

18
DAFTAR PUSTAKA

Wardhana, W. A. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Andi Offset.


Yogyakarta. 2004.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara (diunduh tanggal 17-10-2019)

https://www.mongabay.co.id/2019/03/09/laporan-ungkap-polusi-udara-jakarta-
terburuk-di-asia-tenggara/ (diunduh tanggal 17-10-2019)

https://m.liputan6.com/lifestyle/read/4025879/3-langkah-sederhana-mengurangi-
tingginya-polusi-udara-jakarta (diunduh tanggal 17-10-2019)

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/31/11042131/6-hal-yang-bisa-
dilakukan-warga-untuk-mengurangi-polusi-udara-jakarta (diunduh tanggal 18-10-
2019)

19

Anda mungkin juga menyukai