PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkin setiap orang produktif secara ekonomis. Hak atas kesehatan meliputi
hak untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang sehat, hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, dan perhatian khusus terhadap kesehatan ibu
dan anak.(1)
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.(3)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan malpraktik
a. Pengertian Malpraktik
b. Unsur-Unsur Malpraktek
Dikemukakan adanya "Three elements of liability" antara lain:(6)
1) Adanya kelalaian yang dapat dipermasalahkan ("culpability");
2) Adanya kerugian ("damages"); dan
3) Adanya hubungan kausal ("causal relationship").
2
2. Tinjauan hukum
Salah satu unsur dari perbuatan melawan hukum adalah
dokter yang melakukan malpraktek medis haruslah benar-benar
melanggar hukum, artinya dokter melanggar hukum dengan
kesengajaan atau kurang hati-hati, misal; salah memberikan obat atau
tidak memberikan informed consent.
a. Dasar Hukum Perdata Malpraktek Medis(8)
Tabel 1. Dasar Hukum Perdata Malpraktek Medis
No. Pasal Penjelasan
1. Pasal 1329 Setiap gugatan yang berdasarkan wanprestasi adalah
adanya perjanjian terapeutik yang dilanggar.
Perjanjiannya meliputi perjanjian tertulis maupun
tidak tertulis antara dokter dengan pasien. Menurut
hukum yang berlaku asal syarat-syarat sahnya
perjanjian dipenuhi maka perjanjian tersebut sudah
berlaku dan mempunyai konsekuensi yuridis
2. Pasal 1365 Salah satu unsur dari perbuatan melawan hukum
adalah dokter yang melakukan malpraktik medis
haruslah benarbenar melanggar hukum, artinya dokter
melanggar hukum dengan kesengajaan atau kurang
hati-hati, misal; salah memberikan obat atau tidak
memberikan informed consent.
3. Pasal 1366 Apabila secara dokter tidak menjalankan sesuai
dengan SOP atau lalai dalam tugasnya sebagai dokter
yang mengakibatkan kerugian pada pasien
4. Pasal 1367 Melalaikan pekerjaan sebagai penanggung jawab, hal
ini terjadi apabila dokter memberikan pelimpahan
wewenang kepada tenaga kesehatan lainnya seperti
bidan atau perawat, yang mungkin dalam hal ini
perawat tersebut belum menguasai apa yang disuruh
sehingga menimbulkan kerugian pada pasien atas
tindakan perawat atau bidan tersebut.
3
3. Dasar Hukum Pidana Malpraktek Medis(9)
Tabel 2. Dasar Hukum Pidana Malpraktek Medis
No. Pasal Penjelasan
1. Pasal 267
Pasal ini dikenakan kepada dokter apabila terbukti
telah melakukan kejahatan terhadap pemalsuan
surat keterangan sehat yang dilakukan dokter
2. Pasal 299 Pasal ini akan dikenakan jika dokter secara sengaja
dan terbukti melakukan aborsi bukan karena faktor
penyelamatan nyawa pasien atau karena indikasi
medis lainnya, tetapi kondisi ini masih di daerah abu-
abu bukan karena faktor diatas tetapi aborsi tersebut
merupakan permintaan dari si pasien beserta keluarga
pasien sehingga hal ini sebuah dilema bagi dokter
3. Pasal 304 Pasal ini dapat diberlakukan kepada dokter yang
tidak memberikan pertolongan kepada pasien yang
pada waktu itu harus segera mendapat pertolongan
karena luka atau sakit dan jika tidak segera
dilakukan pertolongan akan membahayakan nyawa
atau jiwa pasien tersebut.
4. Pasal 322 Merupakan pengaturan atas terbuktinya dokter
membuka rahasia kedokteran tanpa alasan yang
dibenarkan undangundang.
5. Pasal 338 Pasal – Pasal ini pada bidang medis dikaitkan
Pasal 340 dengan Euthanasia, menegaskan bahwa euthanasia
Pasal 344 baik aktif maupun pasif tanpa permintaan adalah
Pasal 345 dilarang.
Pasal 359
4
6. Pasal 347 Pasal ini berkaitan dengan upaya abortus criminalist
Pasal 348 karena di dalamnya terdapat unsur adanya upaya
Pasal 349 untuk menggugurkan kandungan tanpa adanya suatu
indikasi medis
7. Pasal 359 Pasal ini dikaitkan pada adanya dugaan malpraktik
Pasal 360 itu dilakukan dengan sangat tidak berhati-hati (culpa
lata), kesalahan serius. Di dalam KUHP, perbuatan
yang menyebabkan orang lain luka berat atau mati
yang dilakukan secara tidak sengaja.
8. Pasal 531 Pasal ini dikaitkan apabila seorang dokter tidak
memberikan pertolongan darurat kepada orang
dalam keadaan bahaya.
5
Dokter Indonesia (IDI) atau Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI).
Pengaduan terhadap dokter atau dokter gigi yang diduga
telah melakukan pelanggaran etik di rumah sakit dapat diproses
oleh komite etik (disiplin) dan hukum, dan jika terbukti dokter atau
dokter gigi tersebut telah melakukan pelanggaran etik, maka
direktur rumah sakit dapat berfungsi sebagai eksekutor dengan
cara memberi peringatan secara lisan maupun tertulis terhadap
dokter atau dokter gigi tersebut.
Jika aduan dugaan pelanggaran etik di rumah sakit tidak
dapat diselesaikan secara internal maka pihak rumah sakit dapat
mengadukan permasalahannya ke Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran (MKEK), IDI, Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit
Indonesia (MAKERSI) dan Perhimpunan Seluruh Rumah Sakit
Indonesia (PERSI) tergantung kasusnya.
6
bahkan jika sudah melebihi batas toleransi dapat dilakukan
pencabutan surat izin praktik.
Pelanggaran disiplin kedokteran yang disertai dengan
tuntutan pasien sebelum kasusnya keluar, sebaiknya diselesaikan
secara cepat oleh pihak rumah sakit atau mediator professional.
Jika perlu, komite etik (disiplin) dan hukum dapat memfasilitasi
penyelesaiannya sebelum dilaporkan ke MKDKI. Apabila kasus
tersebut sudah terlanjur diadukan ke MKDKI, tidak dapat dicabut
pengaduannya jika sudah sampai disidangkan di Majelis
Pemeriksaan Disiplin (MPD). Tetapi jika baru disidangkan di
Majelis Pemeriksa Awal (MPA) maka pengadu dapat mencabut
aduannya.
7
4. Alur pengaduan pelanggaran hukum
a. Alur pengaduan pelanggaran hukum perdata(11)
8
b. Alur pengaduan pelanggaran hukum pidana(12)
9
meyakinkan hakim di muka sidang pengadilan. Sedangkan dilihat dari
segi pengadilan yang memeriksa perkara, alat bukti adalah alat atau
upaya yang bisa digunakan hakim untuk memutus perkara.(13)
Alat bukti dalam perkara perdata yang diatur dalam Pasal 1866
KUHPerdata, adalah sebagai berikut:(14)
Adapun alat bukti yang sah sebagaimana diatur didalam pasal 184
ayat (1) dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana, yakni sebagai berikut: (14)
1. Keterangan sakasi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
10
BAB III
A. Metode Penelitian
1. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.
2. Teknik pengambilan data
Pengumpulan data dengan cara mengunduh putusan Pengadilan dalam 10
tahun terakhir pada situs Mahkamah Agung.
B. Hasil penelitian
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, didapatkan 21 putusan Mahkamah
Agung dalam 10 tahun terakhir tentang Malpraktik.
Jenis gugatan
8
7
6
5
4
3
2
1
0
pelanggaran hukum pelanggaran hukum menjalankan praktik
yang mengakibatkan yang mengakibatkan kedokteran tanpa
cacat seumur hidup matinya orang lain surat ijin yang sah
Jenis gugatan
11
Pengaduan dugaan pelanggaran praktik kesehatan
20
15
10
0
Dokter umum Dokter spesialis Dokter gigi Tenaga medis lain
(Perawat)
17%
22%
12
Tabel 3. Hasil penelitian
Jumlah kasus %
Jenis pelanggaran hukum:
Perdata 16 kasus 77,00
Lama proses
Paling lama 356 hari
Paling singkat 129 hari
Rata-rata 247 hari
Denda tertinggi 2 milyar rupiah
Denda terendah 100 juta rupiah
Pidana 4 kasus 18,00
Lama proses
Paling lama 155 hari
Paling singkat 24 hari
Rata-rata 88 hari
Pidana penjara paling lama 1 tahun 6 bulan
Pidana penjara paling singkat 5 bulan 15 hari
Perdata & Pidana 1 kasus 5,00
Lama proses 244 hari
Denda Rp 329.571.839,-
Pidana penjara 1 tahun 6 bulan
Hasil putusan akhir:
Menang 7 kasus 33,33
Kalah 14 kasus 66,67
Tidak banding 4 kasus 19,05
Banding 17 kasus 80,95
Banding diterima 1 0,00
Banding ditolak 16 kasus 100,00
13
dokter ahli bedah (6 kasus), lalu diikuti oleh dokter ahli kebidanan dan ginekologi
(4 kasus) dan dokter penyakit dalam (3 kasus).
C. Pembahasan
Dilihat dari segi hukum, bahwa malpraktik sebagaimana sudah
didefinisikan di atas bukanlah suatu rumusan hukum yang diatur dalam undang-
undang, melainkan suatu kumpulan dari berbagai perilaku menyimpang yang dapat
terjadi karena suatu tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct
tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-
mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan. Dari berbagai perilaku
menyimpang di atas, yang paling banyak menyebabkan terjadinya malpraktik atau
dugaan malpraktik adalah tindakan kelalaian.(15)
14
Kelalaian merupakan bagian dari malpraktik, tetapi di dalam malpraktik
tidak selalu harus terdapat unsur kelalaian. Istilah kelalaian adalah terjemahan dari
negligence secara umum bukanlah satu pelanggaran hukum atau kejahatan.
Seseorang dikatakan lalai manakala dia bertindak acuh atau tidak memperdulikan
apa yang menjadi kewajibannya. (15)
Hukum medis berkaitan erat dengan bidang hukum lain, yaitu hukum
perdata, hukum administrasi dan hukum pidana. Oleh karena itu, semua kelalaian
dalam bidang medis juga berkaitan dengan ketiga bidang hukum tersebut di atas.
Di Indonesia, beberapa sarjana membedakan kelalaian ke dalam dua bentuk, yaitu
kelalaian medis etik, kelalaian medis yuridis (hukum perdata, hukum pidana, dan
hukum administrasi). (15)
15
dan dokter spesialis penyakit dalam sebanyak 3 kasus lalu untuk dokter umum,
didapatkan jumlah gugatan sebanyak 2 kasus, dokter gigi sebanyak 2 kasus, serta
perawat sebanyak 1 kasus. Hal ini selaras dengan data yang didapatkan dari
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, bahwa hingga Maret 2011 MKDI telah
menangani 127 pengaduan kasus pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi. Yang diadukan paling banyak adalah dokter umum (48 kasus),
dokter bedah (33 kasus), dokter ahli kandungan dan kebidanan (20 kasus), dokter
anak (11 kasus), dan dokter penyakit dalam (10 kasus). Namun, pada penelitian ini,
dokter spesialis memiliki gugatan yang lebih banyak daripada dokter umum,
dimana kurang sesuai dengan data yang dilaporkan oleh MKDI seperti yang
disebutkan di atas.
16
Banyaknya kasus malpraktik, terjadi karena komunikasi yang tidak
dibangun dengan baik antara dokter dan juga pasien, dimana komunikasi dimulai
dari informed consent sebelum dilakukannya tindakan medis. Beberapa kesalahan
yang dilakukan oleh tim medis adalah kurangnya penjelasan secara lengkap berupa
prosedur ataupun beberapa risiko yang kemungkinan terjadi pada pasien, pada
keterbatasan masyarakat mengenai ilmu kedokteran menyebabkan timbul dugaan
bahwa hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada pasien dianggap sebagai
kasalahan tindakan oleh dokter. (16)
17
Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). IDI berharap
kepada pasien atau keluarga pasien apabila ada kasus dugaan malpraktik, tidak
langsung melalui jalur hukum. Sesuai Pasal 67 MKDKI akan melakukan
pemeriksaan dan memberikan keputusan terhadap pengaduan yang berkaitan
dengan disiplin dokter. Selanjutnya ditegaskan pada Pasal 68, apabila dalam hasil
pemeriksaan dokter yang diadukan ditemukan suatu pelanggaran etika, MKDKI
akan meneruskan pengaduan pada organisasi profesi. (16)
18
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1) Dalam praktik pelayanan kesehatan sangat mungkin terjadi suatu kelalaian
atau yang dalam masyarakat dikenal sebagai malpraktik.
2) Bila terjadi aduan karena kelalaian medik, dapat diselesaikan melalui jalur
litigasi maupun non litigasi (mediasi).
3) Dalam penelitian ini, aduan perdata yang diselesaikan melalui jalur litigasi
lebih banyak yang tidak terbukti adanya pelanggaran praktik.
B. SARAN
1) Untuk tenaga medis: komunikasi yang baik dengan pasien.
2) Untuk organisasi profesi: dapat memfasilitasi dan membantu penyelesaian
sengketa yang berlangsung (memberi pemahaman kesehatan kepada
masyarakat).
3) Untuk peneliti: penelitian dilakukan dengan semaksimal mungkin dan
dengan bahan yang memadai.
19
Daftar Pustaka
20
12. Alur hukum pidana. Available from: http://pn-depok.go.id/index.php/layanan-
hukum/kepaniteraan-pidana/alur-persidangan-pidana-menu
13. Anshoruddin, 2004. Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara Islam dan Hukum
Positif (Surabaya: Pustaka Pelajar), hlm. 25.
14. Martiman Prodjohamidjojo, Sistem Pembuktian dan Alat-Alat Bukti. Jakarta:
Ghalia, 1983.
15. Sukohar A, Carolia N. Peran Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia
(MKEK) dalam Pencegahan dan Penyelesaian Malpraktek Kedokteran. JK Unila.
2016: 1(2); 363-8.
16. Kurniawan RA. Risiko Medis Dan Kelalaian terhadap Dugaan Malpraktik Medis
di Indonesia. Perspektif. 2013: 18(3): 148-156.
21
, LAMPIRAN
No. Tahun Tergugat Jenis kasus Alat bukti Lama Dakwaan Alat bukti Hasil putusan Banding Hasil
saat proses akhir banding
dakwaan
1. 1 2018 Institusi Perbuatan Bukti saksi, 224 Ganti rugi material Bukti saksi, Gugatan ditolak Ada Banding
(23/PDT) (rumah melawan Surat (RM) hari sebesar Rp Surat (RM) seluruhnya ditolak
sakit), hukum 121.787.327,26
dokter (keracunan Ganti rugi imateril
spesialis obat dan sebesar 3 milyar
(Sp.PD pemberhentian rupiah.
dan pengobatan)
Sp.JP)
2. 2 2017 Dokter Adminitrasi Tertulis 260 Ganti rugi material Tertulis Diterima sebagian, Ada Banding
(872/PDT) umum pengobatan (rekam hari sebesar Rp. (rekam yaitu membayar ditolak
selama di rawat medik) 342.000.000,- medik) ganti rugi
di rumah sakit -saksi saksi Ganti rugi imateril -saksi saksi sebanyak Rp
(IDI) sebesar 5 milyar (IDI) 338.439.200,-
rupiah
22
3. 3 2016 Dokter Kelalaian Surat, 244 Dipidana 2 (dua) Surat, Menolak gugatan Tidak -
(38/PDT) spesialis menyebabkan Bukti saksi hari tahun Bukti saksi penggugat ada
(Sp.OG) ibu dan bayi
meninggal membayar Membayar biaya
setelah SC kerugian perkara Rp
karena dokter penggugat Rp. 4.709.000-
telat jaga piket) Rp.5.125.000.000,-
4. 4 2016 Dokter Perbuatan Surat (RM, 167 Ganti rugi biaya Surat (RM, Menolak Ada Banding
(3566/PDT) umum, melawan hasil hari pengobatan dan hasil permohonan ditolak
dokter hokum akibat Rontgen), operasional Rontgen), kasasi dari
spesialis kelalaian yang Bukti saksi sebesar Rp Bukti saksi pemohon kasasi.
(Sp.An menimbulkan 656.000.000,- Menghukum
dan kerugian dan penggugat untuk
Sp.BTKV) kesalahan yang membayar biaya
menyebabkan perkara sebesar
cacat seumur Rp 500.000,-
hidup
5. 5 2016 Dokter Pelanggaran Bukti saksi, 129 Ganti rugi sebesar Bukti saksi, Menghukum Ada Banding
(3203/PDT) Gigi hukum yang Surat (RM) hari 1 milyar rupiah. Surat (RM) tergugat untuk ditolak
menyebabkan membayar ganti
penggugat rugi kepada
cacat seumur penggugat sebesar
hidup dan Rp 100.000.000,-
mengalami
gangguan saraf.
6. 6 2016 Direktur Melanggar Bukti saksi, 266 Bukti saksi, Menghukum Ada Banding
(1880/PDT) Rumah hukum yang surat (RM, hari surat (RM, penggugat untuk ditolak
Sakit, menimbulkan hasil hasil membayar biaya
dokter keaadan cacat pemeriksaan pemeriksaan perkara sebesar
spesialis seumur hidup. penunjang) penunjang) Rp 500.000,-
(Sp.B)
7. 7 2015 Dokter Melakukan Keterangan 85 Pidana penjara Keterangan Menghukum Tidak -
(3/PID) umum tindak pidana saksi, surat, hari selama 10 bulan saksi, surat, tergugat dengan ada
23
praktik keterangan dan denda 20 juta keterangan pidana penjara
kedokteran dan terdakwa. rupiah. terdakwa. selama 5 bulan
kefarmasian dan 15 hari dan
secara denda sebesar Rp.
bersamaan. 5.000.000,-
8. 8 2015 Dokter Pelanggaran Bukti surat 195 Ganti rugi sebesar Bukti surat Menghukum Ada. Banding
(8/PDT) spesialis 24hukum yang (surat hari 1 milyar rupiah (surat Penggugat untuk ditolak
(Sp.OG) menyebabkan rujukan, rujukan, membayar biaya
penggugat rekam rekam yang timbul
cacat seumur medis, medis, sehubungan
hidup dan kwitansi, kwitansi, adanya perkara ini
menimbulkan hasil lab), hasil lab), sejumlah Rp.
kerugian. Bukti saksi. Bukti saksi. 586.000,00.
9. 9 2015 Dokter Pelanggaran Keterangan 213 1 tahun 6 bulan Keterangan Menolak Ada Banding
(5/PDT) spesialis kode etik dan saksi, hari saksi, gugatan ditolak
(Sp.B) pedoman Surat Surat penggugat
perilaku hakim Menghukum
penggugat untuk
membayar Rp
1.456.000,-.
10. 10 2015 Dokter Dengan sengaja Keterangan 8 1 tahun 6 bulan Keterangan Menghukum Tidak -
(5/PDT&PID) spesialis melakukan saksi, surat bulan saksi, surat tergugat dengan ada
(Sp.B) praktek Membayar denda
kedokteran sebesar Rp
tanpa izin 329.571.839,-
praktek. Dan
menyebabkan
matinya orang
lain
11. 11 2015 Perawat Dengan sengaja Keterangan 85 1 tahun 6 bulan Keterangan Pidana penjara Ada. Banding
(233/PID) melakukan ahli, hari ahli, selama 1 (satu) ditolak
praktek Keterangan Keterangan tahun dan 6
kedokteran saksi, saksi, (enam) bulan
24
tanpa Surat (VeR) Surat (VeR) Membayar
kompetensi kerugian atau
dan surat izin restitusi kepada
praktek terdakwa yakni
sebesar
Rp22.577. 974,00
12. 12 2015 Institusi, Perbuatan Surat 174 Mebayar ganti rugi Surat Menolak Ada Banding
(389/PDT) dokter melanggar hari moril dan materil permohonan ditolak
spesialis hukum dan sebanyak 1 milyar penggugat.
(Sp.OT), ingkar janji rupiah Menghukum
dokter penggugat dalam
gigi konpensi atau
tergugat dalam
rekonpensi untuk
membyar biaya
perkara yang
timbul sebesar Rp.
731.000,-
13. 13 2014 Insitusi Perbuatan Surat (RM, 290 Ganti Rugi Surat (RM, Menolak gugatan Ada. Banding
(225/PDT) (direktur Melawan kuitansi, hari seluruhnya : kuitansi, penggugat untuk ditolak
rumah Hukum yang hasil Rp. hasil seluruhnya.
sakit), menyebabkan rontgen, 7.276.199.541,- rontgen,
dokter penggugat lembar lembar Membebankan
spesialis cacat seumur persetujuan), persetujuan), biaya perkara
(Sp.OT) hidup bukti saksi bukti saksi dalam konvensi
kepada Penggugat
Konvensi/Tergugat
Rekonvensi,
seluruhnya
sebesar
Rp.971.000,00
14. 14 2013 Institusi, Perbuatan Bukti surat, 301 menuntut kepada Bukti surat, Menolak gugatan Ada Banding
(514/PDT) dokter melawan bukti saksi, hari para tergugat bukti saksi Penggugat untuk ditolak
umum, hukum dalam persangkaan secara tanggung seluruhnya.
25
dokter melakukan renteng untuk Membebankan
spesialis perawatan dan membayar ganti biaya perkara ini
(Sp.PA, pengobatan, kerugian sebesar 1 kepada Penggugat
Sp.B, yang berakibat milyar rupiah. sebesar Rp.
Sp.PD) terlambatnya 691.000,-
mengantisipasi/
mencegah
penyakit.
15. 15 2013 Dokter Perbuatan Persangkaan, 296 Ganti rugi material Persangkaan, Menolak gugatan Ada Banding
(130/PDT) gigi melawan bukti surat, hari sebesar Rp bukti surat, penggugat untuk ditolak
hukum yang bukti saksi 82.530.000,- bukti saksi seluruhnya.
menimbulkan Dan ganti rugi
kerugian imateril sebesar
Rp 100.000.000,-
16. 16 2012 Dokter Pelanggaran Bukti surat 24 Denda sebesar Bukti surat Menghukum Ada Banding
(1110/PID.SUS) Spesialis praktik (surat hari Rp.100.000.000, (Surat terdakwa dengan ditolak
(Sp.B) kedokteran, rujukan, biaya perkara rujukan, pidana penjara
pelanggaran rekam sebesar Rp.2.000 rekam selama 1 tahun 6
hukum yang medis, medis, bulan, membayar
menyebabkan kwitansi, kwitansi, biaya perkara
pasien hasil lab) hasil lab) sebesar Rp.2.500
meninggal
dunia
17. 17 2012 dokter Perbuatan Keterangan 265 Ganti rugi biaya Keterangan Mengabulkan Ada
(281/Pdt) spesialis melawan saksi, hari materil 1 milyar saksi, gugatan
(Sp.M), hukum yang Surat (rekam dan immaterial Surat (rekam penggugat
dokter menimbulkan medis) sebesar 1 triliun. medis) untuk sebagian.
umum, buta seumur
Institusi hidup Menghukum
I, tergugat I dan
Institusi tergugat II
II, IDI
untuk
Jawa
membayar
Barat,
kerugian
26
MKEK material
Jawa sebesar Rp 250
Barat, juta
KKI,
MKDKT, Menghukum
PERDAM untuk membayar
1 seluruh biaya
perkara sebesar
Rp 1.216.000,-
18. 18 2012 Institusi, Melanggar hak Surat, 262 Membayar Surat, Menolak gugatan Ada Banding
(71/PDT) Dokter subjektif Bukti saksi hari kerugian RP. Bukti saksi Penggugat untuk ditolak
spesialis penggugat 10.004.315.870,- seluruhnya.
(Sp.OG), Menghukum
Dokter Penggugat untuk
gigi membayar biaya
perkara sebesar
Rp. 396.000,-
19. 19 2011 Dokter Pelanggaran Bukti surat 306 Ganti rugi sebesar Bukti surat Menghukum Ada Banding
(515/PDT) Spesialis praktik (surat hari Rp.20.172.734.717 (Surat terdakwa dengan ditolak
(Sp.PA, kedokteran, rujukan, rujukan, membayar ganti
Sp.PD, pelanggaran rekam rekam rugi
Sp,PK, hukum yang medis, medis, Rp.2.000.000.000,
Sp.B) menyebabkan kwitansi, kwitansi, membayar biaya
pasien hasil lab) hasil lab) perkara sebesar
meninggal Rp.2.500.000
dunia
20. 20 2011 Badan Pelanggaran Bukti surat 356 Ganti rugi sebesar Bukti surat Membebaskan Ada Banding
(287/PDT) Layanan praktik (surat hari Rp.1.776.010.000 (surat terdakwa dari ditolak
Umum kedokteran, rujukan, rujukan, semua dakwaan,
RSCM pelanggaran rekam rekam Menghukum
hukum yang medis, medis, terdakwa dengan
menyebabkan kwitansi, kwitansi, membayar biaya
pasien cacat hasil lab) hasil lab), perkara sebesar
seumur hidup Rp.2.036.000
27
Saksi, Saksi
ahli
21. 21 2011 Dokter Melakukan Keterangan 155 Pidana penjara 3 Keterangan Membebaskan Tidak -
(90/PID) spesialis perbuatan yang saksi, hari tahun dan denda saksi, Tergugat I, II dan ada
(Sp.OG) karena Surat (RM, sebesar surat (RM, III dari semua
kealpaannya kwitansi) Rp.100.000 kwitansi) gugatan.
menyebabkan
matinya orang
lain.
Klasifikasi
Klasifikasi kasus Jumlah kasus %
Jenis pelanggaran hukum:
Perdata 16 kasus 77,00
Lama proses
Paling lama 356 hari
Paling singkat 129 hari
Rata-rata 247 hari
Denda tertinggi 2 milyar rupiah
Denda terendah 100 juta rupiah
Pidana 4 kasus 18,00
Lama proses
Paling lama 155 hari
Paling singkat 24 hari
Rata-rata 88 hari
Pidana penjara paling lama 1 tahun 6 bulan
Pidana penjara paling singkat 5 bulan 15 hari
Perdata & Pidana 1 kasus 5,00
Lama proses 244 hari
Denda Rp 329.571.839,-
Pidana penjara 1 tahun 6 bulan
28
Jenis kasus:
Pelanggaran hukum yang mengakibatkan cacat seumur hidup 7 kasus 33,33
Pelanggaran hukum yang mengakibatkan matinya orang lain 4 kasus 19,05
Pelanggaran hukum yang berakibat terlambatnya mengantisipasi/ mencegah penyakit 1 kasus 4,76
Pelanggaran hukum yang berakibat kerugian 1 kasus 4,76
Menjalankan praktik kedokteran tanpa surat ijin atau bersamaan dengan praktik kefarmasian 3 kasus 14,29
Pelanggaran kode etik 4 kasus 19,05
Pelanggaran disiplin kedokteran 1 kasus 4,76
Tergugat
Dokter umum 2 kasus
Dokter spesialis 18 kasus
Spesialis bedah 6 kasus
Spesialis obgyn 4 kasus
Spesialis penyakit dalam 3 kasus
Spesialis orthopedic 2 kasus
Spesialis anestesi 1 kasus
Spesialis patologi anatomi 2 kasus
Dokter gigi 2 kasus
Perawat 1 kasus
Hasil putusan akhir:
Menang 7 kasus 33,33
Kalah 14 kasus 66,67
Tidak banding 4 kasus 19,05
Banding 17 kasus 80,95
Banding diterima 1 6,00
Banding ditolak 16 kasus 94,00
29