Anda di halaman 1dari 9

Pemanfaatan Lindi Sampah Sebagai Pupuk Cair (Erwin Riansyah dan Putu Wesen) 10

PEMANFAATAN LINDI SAMPAH


SEBAGAI PUPUK CAIR
Erwin Riansyah dan Putu Wesen
Progdi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
email : buu_upnjatim@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pupuk organik merupakan produk pupuk ramah lingkungan. Lindi banyak
mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, diantaranya organik Nitrogen (10-
600 mg/lt), Amonium Nitrogen (10-800 mg/lt), Nitrat (5-40 mg/lt), Fosfor Total (1-70
mg/lt), Total besi (50-600 mg/lt). Menyadari kandungan unsur-unsur dalam lindi maka
dilakukan penelitian pemanfaatan lindi untuk dijadikan pupuk cair. Untuk mengetahui
apakah lindi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair yang berkualitas bagi kesuburan
tanaman, termasuk ketersediaan unsur haranya. Metode didalam penelitian yang
dilaksanakan dengan menesonetes.
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan penambahan daun lamtoro pada
kisaran 3 s/d 7 kg, bunga dengan kisaran 2 s/d 6 kg dengan variabel tetap: lindi 20 lt,
aquades 35 lt dan abu batuk kelapa 2 kg. Perlakuan pemberian unsur haranya sangat
bervariasi sehingga di dapatkan kadar unsur hara yang lebih baik dengan bahan-bahan
yang lebih unggul, pada berbagai macam perlakuan dalam reaktor didapatkan pokok
permasalahan meliputi , Lindi dalam pembuatan pupuk cair yang paling baik terdapat
pada reaktor 5 dengan penambahan 7 kg daun lamtoro dan 6 kg bunga dengan waktu 21
hari didapatkan rasio C/N.

Kata kunci : pupuk organik cair, lindi, unsur hara.

ABSTRACT
Organic fertiliser constitutes manure product environmentally-friendly one of its
source indicator be alkaline, alkaline water there are many contain needed elements
plant, amongst those Nitrogenic organic (10 - 600 mg / lt), Amonium is Nitrogen (10 -
800 mg / lt), Nitrate (5 - 40 mg / lt), Totaled phosphorus (1 - 70 mg / lt), Full scale iron
(50 - 600 mg / lt).Realising elements content therefore do by lindi's exploit research to
molten manure in lindi to know if water alkaline can be utilized as manure moltens that
qualified for plant fecundity, including nutrient element accessibility it.
Method at deep observational one performed by menesonetes is observational
be do by variabel method fo lamtoro leaves leaf increase on gyration 3 s / d. 7 kg, fo
flower with gyration 2 s / d. 6 kg with variable constant: of alkaline 20 lt, aquadest 35 lt
and coconut shell ash 2 kg. Elemental application conduct its highly varied nutrient so
at gets nutrient element rate the better with more superior material, on conduct kind
sort in reactor was getted by subject about problem covers, alkaline in makings
manures to molten that nicest available on reactor 5 by added 7 kg fo lamtoro leaves
and 6 kg fo flowers with time 21 days getted by ratios c / n 9.

Key word: liquid organic fertilizer, alkaline, nutrient element.


11 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

PENDAHULUAN cair dari sampah organik pupuk cair


Seiring dengan bertambahnya merupakan bentuk akhir dari bahan-
jumlah pemukiman, perdagangan, bahan organik sampah domestik akibat
perindustian, mengakibatkan penguraian oleh mikroorganisme pada
bertambahnya jumlah buangan sampah suhu tertentu menjadi senyawa organik
yang dilakukan oleh manusia. yang lebih sederhana.
Tumpukan sampah yang dibuang oleh Penambahan daun lamtoro
manusia menghasilkan lindi yang memberikan nutrisi bagi
berdampak negatif bagi lingkungan, mikroorganisme berupa protein serta
sehingga diperlukan pengolahan atau memperkaya unsur N pada bahan yang
pemanfaatan lebih lanjut. Lindi yang akan dibuat pupuk cair. Penambahan
terbentuk dapat mengandung bibit bunga untuk memperkaya unsur Ppada
penyakit pathogen. Untuk itu lindi harus bahan yang akan dibuat pupuk cair.
dilakukan pengolahan sehingga tidak Penambahan Abu batok kelapa untuk
mencemari lingkungan dan dapat memberikan nutrisi bagi
dimanfaatkan. Limbah non organik mikroorganisme berupa protein serta
dapat didaur ulang menjadi berbagai memperkaya unsur K pada bahan yang
macam barang, sedangkan limbah akan dibuat pupuk cair.
organik dapat dimanfaatkan sebagai Pada penelitian ini dilakukan
pupuk cair. pemanfaatkan lindi sebagai pupuk cair
Menurut Tchobanoglous et al dengan proses aerobik dengan
(1970), air lindi banyak mengandung penembahan daun lamtoro, bunga dan
unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, abu batok kelapa.
diantaranya organik Nitrogen (10-600
mg/lt), Amonium Nitrogen (10-800 TINJAUAN PUSTAKA
mg/lt), Nitrat (5-40 mg/lt), Fosfor Total Lindi
(1-70 mg/lt), Total besi (50-600 mg/lt), Menurut Stegmann (1992), lindi
sementara kalau tidak dimanfaatkan, air yang dihasilkan landfill sebagaian besar
lindi mencemari air sekitar tempat terdiri atas sejumlah senyawa khusus
pembuangan sampah, sehingga yaitu senyawa organik yang mempunyai
menyebabkan penurunan kualitas relevansi satu sama lainnya. Sedangkan
lingkungan. menurut dinas kebersihan kota lindi
Dalam penelitian Kusmayadi merupakan cairan hasil dekomposisi
(1986), diketahui bahwa air lindi sampah maupun rembesan air yang
mengandung beberapa unsur hara yang melewati suatu timbunan sampah. Lindi
berkadar tinggi (lebih dari 10 mg/l) dalam ilmu kesehatan lingkungan
seperti Nitrogen (N), Kalsium (Ca), (refuse) adalah kombinasi dari
Magnesium (Mg), Besi (Fe), dan perembesan air hujan langsung, dan
Kalium (K). cairan apapun yang keluar sebagai hasil
Pupuk cair merupakan upaya dari konsolidasi dari material – material
pengolahan sampah secara biologis sampah landfill. Definisi secara umum
dengan manfaatkan aktivitas lindi adalah cairan sampah yang
mikroorganisme untuk merubah ditimbulkan oleh proses dekomposisi
timbulan sampah organik menjadi sampah padat dan perkolasi air ke
material dengan karekteristik seperti dalam timbunan sampah. Sampah padat
cair. Menurut Permentan nomor 28 / dengan kandungan air minimum 25%
permentan / SR. 130 / 5 / 2010 akan mengalami pembusukan secara
mengenai spesifikasi pupuk organik,
Pemanfaatan Lindi Sampah Sebagai Pupuk Cair (Erwin Riansyah dan Putu Wesen) 12

organik oleh pengurai menghasilkan hewan) dan atau bahan mineral yang
lindi sebagai salah satu hasilnya. tidak diproses (kapur, batuan fosfat, dan
lain – lain) yang mengalami perubahan
Karakteristik Lindi melalui proses dekomposisi yang
Sebagai hasil proses dekomposisi terkontrol menjadi bahan yang seragam
organik banyak mengandung zat dan homogen. Pada umumnya pupuk
organik dan anorganik dengan organik mengandung hara makro N, P,
konsentrasi yang tinggi. Hasil penelitian K rendah tetapi mengandung hara mikro
sebelumnya menunjukan bawah dalam jumlah cukup yang sangat
konsentrasi materi organik lindi diperlukan pertumbuhan tanaman.
memiliki konsentrasi 100 kali lebih Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk
tinggi dari pada air limbah. Konsentrasi organik mencegah terjadinya erosi,
materi organik yang berkaitan dengan pengerakan permukaan tanah (crusting)
pencemaran biasanya memakai dan retakan tanah.
parameter BOD, COD dan TOD.
Kualitas lindi dipengaruhi oleh Karakteristik Pupuk Organik
faktor-faktor sbb : Karekteristik umum yang dimiliki
1. Komposisi material sampah padat. pupuk organik adalah sebaga berikut :
2. Musim. 1. Kandungan hara rendah.
3. Temperatur dan kelembaban. 2. Ketersediaan unsur hara lambat.
4. Teknis operasional pengelolahan 3. Menyediakan hara dalam jumlah
lindi. terbatas.
5. Umur timbunan.
Pengaruh Pupuk Organik
Unsur Hara Secarah garis besar, keuntungan
Berdasarkan jumlah unsur hara yang diperoleh dengan memanfaatkan
yang diperlukan tanaman, unsur hara pupuk organik adalah sebagai berikut :
dibagi menjadi dua golongan, yakni 1. Mempegaruhi sifat fisik tanah.
unsur hara makro dan mikro. Jenis – 2. Mempengaruhi sifat kimia tanah.
jenis unsur hara makro ini yaitu 3. Mempengaruhi sifat biologi tanah.
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), 4. Mempengaruhi kondisi sosial.
Sulfur (S), Kalsium (Ca), dan
Magnesium (Mg). Menurut Yuwono Pupuk Cair
(2006), tiga unsur yang mutlak ada dan Pupuk cair adalah jenis pupuk yang
perlu bagi tanaman ialah Nitrogen (N), berbentuk cair yang mudah sekali larut
Fosffor (P), Kalium (K). Adapun jenis – pada tanah dan membawah unsur-unsur
jenis unsur hara yang dibutuhkan dalam penting guna kesuburan tanah.Pupuk
jumlah sedikit (Mikro) ini adalah Klor cair adalah pupuk yang dapat
(Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), Tembaga memberikan hara yang sesuai dengan
dilupakan, kalium juga sebagai sumber kebutuhan tanaman pada tanah, karena
kekuatan bagi tanaman menghadapi bentuknya yang cair, maka jika terjadi
kekeringan dan penyakit. kelebihan kapasitas pupuk pada tanah
maka dengan sendirinya tanaman akan
Pupuk Organik mudah mengatur penyerapan komposisi
Pupuk organik adalah senyawa pupuk yang dibutukan.
yang terbuat dari satu atau lebih bahan
yang diproses atau tak diproses berasal
dari bahan biologis (tanaman atau
13 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

Jenis Pupuk Cair METODE PENELITIAN


Menurut simamora (2006), ada Bahan Penelitian
dua mekanisme proses pembuatan 1. Lindi yang diambil dari TPA
pupuk cair, yakni pupuk cair secara Benowo Surabaya.
aerobik dan anaerobik. Kedua proses 2. Daun lamtoro.
pembuatan pupuk cair ini dibedakan 3. Bunga Akasia, Bunga Kamboja dan
berdasarkan ketersediaan oksigen bebas. Bunga Sepatu.
4. Abu batok kelapa.
Pembuatan pupuk cair secara aerobic 5. Aquades.
Pada proses pembuatan pupuk
cair secara aerobik, oksigen mutlak Peralatan Penelitian
dibutukan. Mikroorganisme yang 1. Drum plastik bekas ukuran 75 liter
terlibat dalam proses ini membutuhkan 2. Kantong kain.
oksigen dan air untuk merombak bahan 3. Pengaduk manual dilakukan pagi,
organik dan mengasimilasikan sejumlah siang, sore.
karbon, nitrogen, fosfor, belerang dan
unsur lainnya untuk sintesis Cara Kerja
protoplasma sel tubuhnya. Proses 1. Persiapan alat-alat yang digunakan
perombakan bahan organik secara dalam penelitian.
aerobik akan menghasilkan humus, 2. Persiapan lindi, daun lamtoro, bunga,
karbondioksida, air energi. Beberapa abu batok kelapa, aquades.
bagian energinya digunakan untuk 3. Daun lamtoro dan bunga yang telah
pertumbuhan mikroorganisme, dan dipilih kemudian dipotong-potong
sisanya dikeluarkan dalam bentuk atau dicacah hingga berukuran lebih
panas. kurang 1 cm.
4. Setelah dicampur maka dilakukan
Pembuatan pupuk cair secara penelitian pendahuluan, untuk
anaerobic menggetahui nilai N, P, K, C, C/N
Proses pembuatan pupuk cair Rasio dan pH awal. Hal ini guna
secara anaerobik berjalan tanpa adanya untuk menggetahui kondisi awal
oksigen, proses ini melibatkan apakah sudah sesuai dengan
mikroorganisme anaerobik untuk persyaratan.
membantu mendekomposisi bahan yang 5. Tambahkan Daun lamtora, Bunga
dibuat pupuk cair. Bahan baku yang dengan konsentrasi Daun lamtoro: 3
dipupuk cairkan secara anaerob kg, 4 kg, 5 kg, 6 kg, 7 kg :Bunga: 2
biasanya berupa bahan organik yang kg, 3 kg, 4 kg, 5 kg, 6 kg.
berkadar air tinggi. Pupuk cair 6. Kemudian ditambahkan 20 lt lindi, 2
anaerobik akan menghasilkan gas metan kg Abu batok kelapa, 35 lt aquades
(CH4), karbondioksida (CO2) dan asam untuk masing-masing penambahan.
organik yang memiliki bobot molekul Aduk campurkan bahan hingga
rendah seperti asam asetat, asam merata pada masing-masing reaktor.
propionate, asam butiran, asam laktat Pecampuran dilakukan perlahan dan
dan asam suksinat. Gas metan bisa diaduk hingga merata disemua
dimanfaatkan sebagai bahan bakar bagaian.
alternative (biogas). 7. Pada masing-masing reaktor
ditempelkan label sesuai dengan
variasi yang dilakukan, untuk
memudahkan saat pengambilan
Pemanfaatan Lindi Sampah Sebagai Pupuk Cair (Erwin Riansyah dan Putu Wesen) 14

sample. Dengan demikian proses Kondisi awal K pada air lindi


pembuatan pupuk cair aerobik telah berada dalam rentang ideal untuk proses
dimulai. pembuatan pupuk cair aerobik yaitu < 2
8. Pengadukan dilakukan tiap hari tiga merupakan kondisi yang baik untuk
kali untuk semua reaktor. proses pembuatan pupuk cair. Kondisi
awal C/N pada air lindi berada dalam
Variabel Peubah : rentang kondisi ideal untuk proses
1. Dosis penambahan : pembuatan pupuk cair aerobik yaitu
Daun lamtoro: 3 kg, 4 kg, 5 kg, 6 kg, antara 20:1 sampai dengan 40:1 dengan
7 kg. rasio terbaik 30:1 (CPIS,1992).
Bunga: 2 kg, 3 kg, 4 kg, 5 kg, 6 kg.
2. Waktu membuat pupuk cair : 0 hari, Kondisi pH selama proses pembuatan
7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari. pupuk cair

Variabel Tetap : Salah satu faktor kritis bagi


1. Lindi = 20 lt. pertumbuhan mikroorganisme dalam
2. Abu batok kelapa = 2 kg. proses pembuatan pupuk cair adalah
3. Aquades = 35 lt. tingkat keasaman (pH). Kondisi pH
selama proses pembuatan pupuk cair
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat dilihat pada gambar 1.
Kondisi Awal Air Lindi
Lindi dalam kondisi awal yang
akan digunakan dalam proses pupuk
cair mempunyai karakteristik dapat
dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 1 Kondisi Awal Air Lindi


Parameter Jumlah
pH 7.90
C Organik 0.42 %
N – Total 0.02 %
Rasio C/N 21
P 0.014 %
Gambar 1 Kondisi pH selama Proses Pembuatan
K 0.20 %
Pupuk Cair
Sumber : Data Primer

Mulai hari pertama sampai


Dari table 1 dapat diketahui b
dengan hari ke- 7 semua reaktor
ahwa N dan P air lindi yang akan
mengalami penurunan pH (asam), hal
dibuat pupuk cair masih rendah dan
ini sesuai juga dengan pendapat
belum memenuhi kondisi optimum
Sunaryono, 1989. Menyatakan bahan
untuk pupuk cair, sehingga perlu
organik yang dirombak oleh jasad renik
dilakukan penambahan masing-masing
jenis tertentu menghasilkan asam-asam
unsur N dan P hingga mencapai kondisi
organik sederhana sehingga terbentu
optimum yaitu 40-60 % dengan nilai
suasana asam.
terbaik 50 % (Tchobanoglous,1993).
Dalam proses selanjutnya jasad
Derajat keasaman (pH) awal air lindi
renik jenis lainnya akan memakan asam
(4-8) merupakan kondisi yang baik
organik tersebut sehingga menyebabkan
untuk proses pembuatan pupuk cair.
tingkat pH naik kembali. Dihari ke 7
15 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

sampai dihari ke 21 semua pH Kondisi N- Total selama Proses


mengalami kenaikan,di hari ke 28 Pembuatan Pupuk Cair
semua reaktor mengalami penurunan
tingkat pH tersebut masih berada pada
kondisi optimum untuk preses
pembuatan pupuk cair.

Kondisi C Organik selama Proses


Pembuatan Pupuk Cair

Gambar 3. Kondisi Kadar Nitrogen selama


Proses Pembuatan Pupuk Cair

Pada awal pembuatan pupuk cair


kondisi awal pembuatan pupuk cair
kadar nitrogen reaktor sama yaitu
Gambar 2. Kondisi C Organik selama Proses sebesar ( 0,002 % ). Kadar nitrogen
Pembuatan Pupuk Cair selama proses pembuatan pupuk cair
cenderung meningkat walaupun selama
Berdasarkan gambar 2 terlihat
proses tersebut terjadi beberapa
bahwa pada awal proses c organik naik
penurunan seperti pada reaktor 1 dan 2
dengan tajam yang kemudian berjalan
di hari ke 14, dan juga terjadi penurunan
lambat kandungan karbon pada masing-
pada reaktor 4 dan 5 di hari ke 21 yang
masing reaktor mengalami kenaikan.
dipengarui beberapa faktor, antara lain:
Kenaikan karbon menandakan adanya
1. Nitrogen dalam Oksigen bentuk
dekomposisi bahan organik oleh
amonia sebagai hasil dari
mikroorganisme, karena
dekomposisi bahan organik yang
mikroorganisme menggunakan karbon
lepas ke udara.
sebagai energi. Pada awal proses
2. Tidak masuk secara merata pada
pembuatan pupuk cair kandungan
tumpukan sehingga oksigen yang ada
karbon semua reaktor sama (0.06 %).
jumlahnya terbatas, sehingga
Di akhir proses pembuatan pupuk
mengakibatkan ammonia tidak dapat
cair kadar karbon paling rendah dicapai
dirubah ke dalam bentuk nitrat.
oleh reaktor 5 dengan penambahan daun
3. Nitrogen dapat hilang sebagai gas
lamtoro 7 kg dan bunga 6 kg, kadar
NH3, khususnya pada kondisi
yang dicapai oleh reaktor tersebut
temperatur dan pH tinggi serta akibat
sebesar (0.39%). Penurunan kadar
pengadukan.
karbon pada reaktor 5 yang lebih besar
Sedangkan kenaikan kadar
dari reaktor lainnya menunjukkan
nitrogen disebabkan adanya N sebagai
dengan semakin banyak dosis daun
produk penguraian protein dari proses
lamtoro dan bunga yang ditambahkan
dekomposisi. Peningkatan kadar
maka penurunan karbon yang dicapai
nitrogen di akhir proses juga disebabkan
juga semakin besar.
adanya proses amonifikasi, yaitu proses
pembentukan amonium dari bentuk
Pemanfaatan Lindi Sampah Sebagai Pupuk Cair (Erwin Riansyah dan Putu Wesen) 16

teroksidasinya yaitu nitrit. (Adiyana, Kondisi P selama Proses Pembuatan


2004). Pupuk Cair

Kondisi Rasio C/N selama Proses


Pembuatan Pupuk Cair

Gambar 5. Kondisi P selama proses pembuatan


pupuk cair

Gambar 4. Rasio C/N selama proses pembuatan Pada grafik terlihat bahwa
Pupuk Cair semakin lama waktu ekstrasi dan
fermentasi kadar ion P mengalami
Rasio C/N yang terlihat pada kenaikan. Namun pada hari ke- 7
penambahan daun lamtoro dan bunga sampai hari ke- 14 semua reaktor
relatife sama, yaitu mengalami mengalami kenaikan, dihari ke- 14
kenaikan. Kenaikan rasio ini disebabkan sampai hari ke- 21 semua reaktor
terjadi kenaikan kandungan C organik mengalami penurunan dan pada hari ke-
pada proses pembuatan pupuk cair dan 28 mengalami kenaikan relatif kecil.
juga disebabkan karena naiknya Hal ini disebabkan karena ion-ion yang
kandungan N – total dalam proses berada cairan akan teradsorpsi kembali.
pembuatan pupuk cair. Sebelumnya Jika dilihat dari grafik, kadar ion
adanya penambahan daun lamtoro dan terbesar pada hari ke- 14 yaitu reaktor 4
bunga rasio mengalami penurunan. dengan penambahan 6 kg daun lamtoro
Hal ini juga disebabkan karena dan 5 kg bunga ( 0.079 % ). Penelitian
jumlah mikroorganisme yang pada awal sebelumnya menurut Indriani (2004),
hanya sedikit dan belum berkembang,
sehingga memperlambat proses Kondisi K selama Proses Pembuatan
pembuatan pupuk cair, berbeda dengan Pupuk Cair
setelah adanya penambahandaun
lamtoro dan bunga, jumlah
mikroorganisme mengalami kenaikan,
sehingga dapat mempercepat proses
pembuatan pupuk cair. Jika
perbandingan C/N terlalu tinggi maka
proses pembuatan pupuk cair berjalan
lambat, demikian sebaliknya. C/N
merupakan indikator semua didalam
kegiatan pembuatan pupuk cair organik.
Gambar 6 Kondisi K selama proses pembuatan
pupuk cair
17 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

Pada grafik terlihat semakin lama 2. Perlunya adanya analisa bahan unsur
waktu ekstraksi dan fermentasi kadar ikutan yang ada pada air lindi.
ion K di hari ke- 7 cuma reaktor 2 yang 3. Perlu adanya uji aplikasi lapang dari
mengalami penurunan, dihari ke- 7 hasil pembuatan pupuk cair untuk
sampai hari ke- 14 semua reaktor tanaman semusim.
mengalami kenaikan, dihari ke-14
sampai hari ke- 21 semua reaktor DAFTAR PUSTAKA
mengalami penurunan dan di hari ke- 28
semua reaktor mengalami kenaikan Anonim, 2008, “Leucaena
relatif kecil. Hal ini disebabkan karena Leucocephala Wikipedia Berkas Wiki”,
ion-ion dalam cairan akan teradsorpsi http: // id.Wikipedia. Org / wiki /
kembali. Jika dilihat dari grafik, kadar Berkas: Leucaena Leucocephala.jpg.
ion K terbesar terletak pada hari ke- 14
yaitu reaktor 4 dengan penambahan 6 Anonim, 2010, ”Spesifikasi pupuk
kg daun lamtoro dan 5 kg bunga sebesar organik”,http://id.wikipedia.org/wiki/.co
(0.572%). Penelitian sebelumnya m. Oktober 2010 22 : 35 : 20 AM
Indriani (2004), menyatakan bahwa
pembuatan pupuk cair dari daun dan Bahar Y.H, 1980, “Teknologi
buah keres yang paling baik terletak Penanganan dan Pemanfaatan Sampah”,
minggu ke-6 dengan penambahan 300 Waca Pramesti Utama, Jakarta.
gr daun keres (23.93%).
Dwidjoseputro, D, 1964, “Dasar-dasar
KESIMPULAN Mikrobiologi hal 60 – 70”, Djambatan,
1. Dalam penelitian ini Pembuatan Malang.
pupuk cair yang paling baik terjadi
pada reaktor 5 dengan penambahan 7 Hidayat, N. , 2007, “Mikrobiologi
kg daun lamtoro dan 6 kg bunga Industri Edisi 1”, ANDI, Yogyakarta.
dengan waktu pembuatan 21 hari,
didapatkan rasio C/N 9. Sedangkan Kusmayadi, J.E., 1986, “Identifikasi
penambahan daun lamtoro untuk Unsur–unsur Pencemaran Kualitas Air
unsur N dan bunga untuk unsur P Tanah Dangkal di Daerah Dago dan
dalam pembuatan pupuk cair dari Sekitarnya, Kodya Bandung (Laporan
lindi yang paling baik pematangan Penelitian Sarjana Teknik Geologi)”,
pupuk cair di hari ke- 14 sudah bisa Uneversitas Pajajaran, Bandung.
dibuat pupuk cair.
2. Air lindi yang ideal untuk pembuatan Lingga, Pinus, 1986, “Petunjuk
pupuk cair dengan penambahan 20 lt Penggunaan Pupuk hal 8 – 11”,
lindi dengan 35 lt air dalam reaktor Penebar, Surabaya.
75 lt.
Lia, 2008, “Kamal Hijau Pupuk Cair
SARAN Organik”, http :// kamal hijau bloqspot.
1. Untuk penelitian selanjutnya perlu Com. 20 November 2010.
dicari sumber lainnya yang
mempengaruhi bahan yang dapat Musnawar, Ismawati, 2003, “Pupuk
menghasilkan unsur hara dalam Organik. hal 6 – 16”, Penebar
pembuatan pupuk cair dari lindi guna Swadaya, Bogor.
menghasilkan rasio C/N .
Pemanfaatan Lindi Sampah Sebagai Pupuk Cair (Erwin Riansyah dan Putu Wesen) 18

Rosmarkam, Yuwono, 2002, “Ilmu


Kesuburan Tanah” hal 126 – 128”,
Kanisius, Yogyakarta.

Sutedjo, 1992, “Penerapan Pertanian


Organik hal 6 – 57”, Kanisius,
Yogyakarta.

Tcobanoglous, George, Thesen, Hylary


and Eliassen, Rolf, 1977, “Solid Wastes
Engineering principles and
Management Issues”, Mecgreaw Hill
Kogakusha Ltd, Tokyo.

Tcobanoglous, G., Vigil, S., 1993,


“Integrated Solid Wastes Management
Issues”, International Edition Mc Grow
Hill, New York.

Yuwono, D., 2000, “Pupuk Organik


Cair”, Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai