Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN

Di Susun Oleh :
1. Fajrus Shodiq (201903142)
2. Tommie Septika (201903096)
3. Pamela Nanda (201903145)
4. Yuliarintasari (201903146)
5. Yuli Alpiyah Nengseh (201903147)
6. Rosita Heni (201903001)
7. Erna Nur (201903032)
8. Aspiatun (201903105)
9. Yeni Nur Azizah (201903106)
10. Rajib Ali M (201903016)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes) BINA SEHAT PPNI
KAB. MOJOKERTO
PENDAHULUAN
TERAPI BERMAIN “ MEWARNAI GAMBAR ”

A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan,
perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan
pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk
perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta
intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh
kembang anak (Hidayat, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk
membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan
dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain
pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting
dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir
sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Ardiana, 2011).
Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan
kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit membangkitkan ketakutan yang
tidak dapat dihindarkan (Amini 2007)).
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi
anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi,
sehingga timbul hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin
lama anak mengalami hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi salah
satunya adalah peningkatan kecemasan yanng berhubungan erat dengan
perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat pemindahan dari
lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley and Wong, 2009).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum
hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak
dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya,
lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan
berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan.
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya
kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru
yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah
sakit. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal (Chris, Maggie Smith 2010).
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini
tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat
dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Tujuanbermain di rumah sakit pada
prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fasepertumbuhan dan perkembangan
secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih
efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain
tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Menurut penelitian yang di lakukan oleh Suryanti dan kawan kawan di
RSUD Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga tahun 2011 di peroleh Hasil
uji statistik diperoleh nilai p =0,0001 < α = 0,05, sehingga Ha diterima (Ho
ditolak) yang berarti ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi bermain (mewarnai dan origami). Terapi bermain (mewarnai
dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah, dari
tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan (Suryanti,dkk,
2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan
kreativitas anak-anak berkembang baik anak merasa tenang dan senang selama
berada di instalasi keperawatan anak di Ruang Tulip RSU Anwar Medika dapat
bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh kembang anak dan dapat
membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh
anak-anak akibat hospitalisasi

2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan :
1. Bisa merasa tenang dan senang selama berada di instalasi keperawatan anak
2. Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya
3. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
4. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat

C. Jenis Terapi Bermain


a. Deskripsi Bermain
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut
sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping
dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional
dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan
bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit
(Wong, 2009).
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon
atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya
secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi
bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

b. Tujuan Permainan
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit. Pada
saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya.
Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan
berbagai perasaan yang tidak menyenangkan.
3. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya
pikir, imajinasi dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang
ada dalam pikirannya.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat
di rs
5. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-
anak akibat hospitalisasi

c. Jenis Permainan
Mewarnai, menempel gambar, bermain ular tangga, dan melipat kertas
origami. Berdasarkan kategori bermain jenis permainan menempel dan
menyusun merupakan bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul
dari apa yang dilakukan anak, apakah dalam bentuk kesenangan bermain alat
misalnya mewarnai gambar, melipat kertas origami, puzzle dan menempel
gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya
bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata (Hurlock, 1998).
Pada permainan ini anak akan di ajak bermain untuk menempel gambar yang
akhirnya akan seperti frame pemandangan atau benda.
Sedangkan menurut klasifikasi bermain merupakan permainan
keterampilan(skill play). Permainan ini akan menimbulkan keterampilan anak,
khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, anak akan terampil akan
memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat
lain dan anak akan terampil dalam menyocokan gambar sesuai dengan
imajinasinya. Jadi keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan
kegiatan permainan yang dilakukan. Pada permainan ini anak diajarkan
mewarnai gambar.

D. SASARAN
Anak-anak yang berada di instalasi keperawatan anak RSU Anwar
Medika Krian usia sekolah. Peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah
anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang sedang menjalani perawatan di bangsal
anak dengan kesadaran compos mentis, dan keadaan umum baik.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu dan Tempat :
Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Desember 2019
Tempat : Ruang Tulip 7 RSU Anwar Medika
Sasaran : Anak usia pra sekolah dan sekolah di Ruang Tulip RSU
Anwar Medika
Tema : Mewarnai gambar
Jumlah anak : 5-7 orang

2. Tim Pelaksana
a. Pembimbing Pendidikan : Siti indatul Laili S.Kep., Ns. M.Kes
b. Pembimbing Lapangan : Nira Krisiyanti S.Kep., Ns
c. Leader : Tommie Septika
Tugas :
− Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain
sebelum kegiatan dimulai.
− Menjelaskan Kegiatan ,mampu memotivasi anggota untuk aktif
dalam proses kegiatan bermain. Mampu memimpin Terapi bermain
dengan baik dan tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang
timbul dalam kelompok.
b. Co. Leader : Rajib Ali Mustanat
Tugas :
− Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
anak dan mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.

c. Fasilitator : Pamela Nanda, Yuliarintasari, Erna Nur, Aspiatun, Yeni


Nur
Tugas :
− Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi
anak yang kurang aktif, membantu leader memfasilitasi peserta
untuk berperan aktif dan memfasilitasi peserta.
d. Observer : Yuli Alpiyah, Fajrus shodiq, Rosita Heni
Tugas :
− Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal
dan non verbal anak selama kegiatan berlangsung

3. Media (Alat dan Bahan)


Alat bermain
− Kertas bergambar − Karpet
− Pensil warna/crayon − Daftar hadir
− Tema gambar yang tersedia : Mobil, Helo kitty, Bunga, Hewan

F. PROSES PELAKSANAAN
NO WAKTU KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain 3. Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua 4. Memperhatikan
2. 30 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan 1. Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Bertanya
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Antusias saat
3. Membagikan kertas bergambar dan
menerima peralatan
crayon
4. Memulai untuk
4. Fasilitator mendampingi anak dan
mewarnai gambar
memberikan motivasi kepada anak
5. Menjawab
5. Menanyakan kepada anak apakah
pertanyaan
telah selesai mewarnai gambar
6. Mendengarkan
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memperhatikan
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk menyebutkan
Menceritakan dan
apa yang diwarnai
Gembira
2. Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta
3. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian 1. Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada 2. Gembira
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam
G. EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang A4 bangsal anak
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sesuai dengan tugas
masing-masing
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar, bermain ular tangga dan
melipat kertas origami
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Evaluasi Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan akibat dampak hospitalisasi anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

Setting Tempat

= Fasilitator = Pembimbing
= Co Leader dan Leader = Pasien
= Orang tua
DAFTAR PUSTAKA
Amini. Mukti (2007). Upaya Meningkatkan Minay Baca Anak Melalui
Penenggelaman Keaksaraan (Online). Tersedia: http//lppm. Ut.ac.id/jp/81
maret 07-muktiamini-pdf (17 Januari 2011)
Ardiana, Dian (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta,
Salemba Medika
Dukes, Christ dan Maggie Smith (2010), Cara Mengembangkan Keterampilan
Berkomunikasi dan Berbahasa pada Anak Prasekolah, Jakarta
Hidayat ,A.A. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami
Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia
Pra Sekolah Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.
Wong D. L., Whaly (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Alih bahasa
Sunarno, Agus dkk. Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai