Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7871
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS PENGARUH KETEBALAN OBJEKTERHADAP
KUALITAS GAMBARMENGGUNAKAN MAMMOGRAFI
SKRIPSI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
SKRIPSI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Kategori : Skripsi
Departemen : Fisika
Disetujui di
Diketahui/disetujui oleh
Departemen Fisika FMIPAUSU Pembimbing,
Ketua,
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrahnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Skripsi ini disusun sebagai syarat penilaian diprogram studi Fisika Departemen
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS, selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS, selaku Ketua Departemen Fisika
Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
3. Bapak Drs. Herli Ginting, MS, selaku pembimbing pertama pada
penyelesaian skripsi ini,yang telah memberikan paduan dan bimbingan untuk
menyempurnakan skripsi ini.
4. Seluruh Staf Dosen Departemen Fisika FMIPA USU beserta pegawai.
5. Kepada Suami, anak dan orang tua saya yang telah memberikan doa dan
dukungan serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh keluarga besar UPT Rumah Sakit Khusus Paru, yang telah
memberikan ijin saya untuk kuliah dan memberikan dukungan kepada saya.
7. Seluruh Teman-teman saya maupun kakak dan abang saya satu jurusan Fisika
Medik yang telah memberikan saya motivasi dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan sebagai
sebuah koreksi. Demikian skripsi ini penulis susun. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Medan, Agustus 2018
Penulis
ABSTRAK
ABSTRACT
Halaman
PENGHARGAAN ........................................................................................................ i
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
1.6 Tempat Penelitian .......................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
objek 89 mm............................................................................................................... 41
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Sinar X adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang
gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda. Karena
sinar – x memiliki energy yang lebih tinggi dari pada cahaya tampak, maka sinar x
dapat menembus tubuh manusia.
Sifat-sifat sinar X :
• Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan
daya tembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi.
• Mempunyai panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang
gelombang yang kelihatan
• Mempunyai efek fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah
diproses di kamar gelap.
• Mempunyai sifat berionisasi.Efek primer sinar X apabila mengenai suatu
bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat
tersebut.
• Mempunyai efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan
biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan
radioterapi.
2.2 Mammografi
2.2.1 Pengertian Mammografi
Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan
sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Mammografi digunakan untuk
melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi
mortalitas akibat kanker payudara. Selain mammografi, pemeriksaan payudara
sendiri dan pemeriksaan oleh dokter secara teratur merupakan cara yang efektif
untuk menjaga kesehatan payudara. Beberapa negara telah menyarankan
mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan yang telah melewati paruh baya
sebagai metode screening untuk mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin.
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu jaringan kelenjar
dan jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi lobus dan duktus. Pada dasarnya
Payudara terdiri dari papilla, aerola, kulit, lemak subkutis, jaringan parenkim dan
1) Kapasitas pesawat
Pesawat mammografi yang digunakan mempunyai kapasitas tegangan tabung rendah
( 25 –35 kvp ) dan mAs yang tinggi.
Jenis-jenis mAs total pada pesawat mammografi adalah sebagai berikut:
• Low speed film (2000 mAs)
• Intermediate non screen film (500 mAs)
• Convensional non screen film (200 mAs).
Penggunaan factor eksposi berupa kV rendah diikuti dengan peningkatan mAs,
dimaksudkan untuk mendapatkan kontras yang tinggi dalam radiografi .
3) Pembatas sinar
Pembatas sinar pada pesawat mammografi berupa conus yang dapat diganti-ganti
sesuai dengan besarnya ukuran payudara.
4) Filter
Filter pada pesawat mammografi dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas berkas
yang sesuai dengan keperluan, sehingga sinar-X yang mempunyai panjang
gelombang tinggi akan diserap oleh filter. Filter yang digunakan adalah molybdenum
dengan ketebalan 0,03 sampai 0,5 mm Al.
5) Alat kompresi
6) Grid
Grid berfungsi untuk mengurangi sinar hambur diantara obyek dan film. Pesawat
mammografi biasanya menggunakan grid dengan ratio 3,5 : 1. Grid yang digunakan
yaitu grid yang bergerak dan pergerakannya sudah diatur oleh pesawat.
7) Film
Film yang digunakan dalam mammografi biasanya non screen dengan emulsi tunggal
(single emulsi) tanpa lembaran penguat, diletakkan dalam suatu amplop. Film ini
berukuran 15 x 20 cm.
b.Palpasi
Palpasi lebih baik dilakukan berbaring dengan bantal tipis dipunggung sehingga
payudara terbentang rata. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien atau
oleh klinisi menggunakan telapak jari tangan yang digerakan perlahan–lahan tanpa
tekanan pada setiap kuadran payudara. Benjolan yang tidak teraba ketika penderita
berbaring kadang lebih mudah ditemukan pada posisi duduk. Perabaan aksila pun
lebih mudah dilakukan dalam posisi duduk. Dengan memijat halus putting susu dapat
diketahui adanya pengeluaran cairan, darah, atau nanah. Cairan yang keluar dari
kedua putting susu harus dibandingkan (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005; Hanriko &
Mustofa, 2011). Teknik palpasi ini tersaji pada gambar 5.
Kompresi payudara adalah faktor penting dalam optimalisasi mammografi. Dan itu
merupakan hal yang wajib dilakukan dalam pemeriksaan mammografi. Adapun yang
perlu diperhatikan juga dalam hal pengkompresian objek mammae adalah keadaan
fisik pasien. Manfaat dari kompresi antara lain :
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan mamografi tidak selamanya tepat dan akurat
seringkali justru pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter Bedah atau pasien
sendiri (SADARI = perikSA payuDAra sendiRI) hasilnya lebih tepat.
1. Jangan memakai deodorant pada ketiak, talk / bedak pada ketiak atau
payudara dan sekitarnya.
Kerugian Mamografi :
1. Skrining pada wanita yang mempunyai faktor resiko tinggi untuk mendapat
kanker payudara (ada 10 faktor resiko, lihat pembahasan diatas)
Dibawah ini pembagian stadium klinis Portman yang disesuaikan dengan aplikasi
klinik :
A. STADIUM 0 :
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker tidak
menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules)
susu pada payudara.
B. STADIUM I
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh
getah bening.
C. STADIUM IIa :
Pasien pada kondisi ini :
• Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada
titik-titik pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes ).
• Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum
menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph
nodes ).
• Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di
pembuluh getah bening ketiak. (Zaviera Pamungkas,2012, hal :72-121).
Adapun prognosis pasien kanker payudara berdasarkan stadium tersaji pada tabel 2.1
Menurut The Collaboration for NDT Education , 2010 Radiography, Densitas bisa
diukur melalui dua pendekatan yaitu:
Densitas film adalah ukuran tingkat kegelapan dari suatu film. Secara Teknik,
hal ini disebut transmitted density yang terjadi pada film berbahan dasar transparan
yang diukur sejak saat cahaya ditransmisikan melewati film. Densitas merupakan
fungsi logaritma yang menjelaskan suatu perbandingan dari dua pengukuran, secara
spesifik merupakan perbandingan antara intensitas cahaya yang masuk ke film (Iօ )
terhadap intensitas cahaya yang keluar melewati film (It)
𝐼𝐼𝐼𝐼
D = Log 10
𝐼𝐼𝐼𝐼
Densitas ini bisa diukur sehingga densitas itu sendiri akan memiliki sebuah
nilai. Densitas film diukur dengan alat yang disebut Densitometer. Secara sederhana,
densitometer memiliki sensor fotoelektrik (photoelectric sensor) yang dapat
menghitung banyaknya cahaya yang ditransmisikan melewati selembar film.
Pembacaan densitas dilakukan oleh instrument.
C= D 2 - D 1
Kontras antara bagian yang berbeda pada gambaran akan membentuk gambaran
tersebut, Semakin besar nilai kontras,maka gambaran akan semakin jelas
terlihat.Kontras pada radiografi dibentuk oleh empat tipe yaitu kontras subjek,kontras
film,kontras radiografik dan kontras subjektif.
Faktor yang paling berpengaruh untuk kontras mengendalikan jumlah sinar
hambur dan fog jika kabut ( fog ) menurun maka meningkatkan kontras.
• Grid : suatu lempengan yang berfungsi untuk penyerapan sinar hambur
• Collimation adalah batas yang digunakan untuk penyinaran suatu objek
• Jarak antara pasien dan film.
• Tubuh bagian kerapatan, ketebalan perbedaan ini membuat berbagai kontras
yang berbeda
Kontras Subjek
Kontras subjektif adalah perbedaan terang diantara bagian film, jadi
tidak dapat diukur, tergantung dari pemirsa/pengamat. Kontras ini
merupakan rasio intensitas radiasi yang distrasmisikan menembus area yang
berbeda pada bahan yang diekposi.Hal ini tergantung pada perbedaan
penyerapan oleh bahan, panjang gelombang dari radiasi primer,intensitas dan
distribusi dari radiasi hambur.
Seperti sudah diketahui bahwa perbedaan penyerapan pada bahan
akan mempengaruhi nilai kontras pada radiografi. Semakin besar perbedaan
ketebalan atau kerapatan antara dua area bahan. semakin besar perbedaan
dalam denitasnya.Semakin besar perbedaan densitas berarti semakin besar
nilai kontrasnya.Pesawat x-ray yang menggunakan kV rendah secara umum
akan menghasilkan radiografi dengan kontras tinggi. Hal ini terjadi karena
energi radiasi yang rendah ditransmisikan melewati antara area tebal dan tipis
akan lebih besar dengan energi radiasi yang kecil.
Pada penggunakan kV yang tinggi, intensitas sinar x yang melewati
bahan yang lebih tebal masih cukup banyak sehingga rasio antara intensitas
sinar x yang melewati bahan yang lebih tipis dengan yang lebih tebal menjadi
kecil. Karena rasio yang kecil inilah maka densitas yang dihasilkan antara
keduanya hampir sama sehingga dapat dikaakan nilai kontrsnya kecil. Pada
penggunaan kV yang rendah, intensitasnya sinar x yang melewati bahan yang
lebih tebal sangat sedikit sehingga rasio antara intensitas radiasi sinar x yang
melewati bahan yang tipis dengan yang lebih tebal menjadi besar. Karena
rasio yang besar inilah maka denstas yang dihasikan antara keduanya sangat
berbeda sehingga dapat dikatakan nilai kontrasnya besar.
Faktor yang mempengaruhikontrassubyek :
♦ Perbedaanketebalanobyek
Kontras Film
Kontras film adalah kontras yang dihasilkan akibat sifat dari film
tersebut.Setiap film yang diproduksi perusahaan memiliki karakter masing-
masing ada film yang memiliki karakter dengan respon film yang tinggi
terhadap eksposi baik leh sinar x maupun cahaya tampak. Respon film
terhadap eksposi tertentu sangat dipengaruhi oleh emulsi film yang ditanam
didalamnya.Respon film terhadap eksposi ini akan mempengaruhi nilai
densita yang dihasilkan. Film yang sangat responsif terhadap eksposi akan
menghasilkan densitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan film yang
kurang responsif terhadap eksposi. Film yang sangat responsif, eksposi yang
kecil sekalipun akan menghasilkan densitas pada film oleh karena itu film
seperti ini akan menghasikan perbedaan densitas yang tidak jauh berbeda
antara bagian yang terkena eksposi banyak dan bagian yang terkena eksposi
sedikit lebih banyak. Berbeda dengan film yang tidak terlalu responsif
terharap eksposi, perbedaan densitas akan terlihat berbeda antara bagian yang
terkena eksposi banyak dan bagian yang terkena eksposi lebih banyak. Jadi
bisa disimpulkan bahwa kontras film yang tertinggi dihasilkan oleh film yang
kurang responsif terhadap eksposi.
Kontras Radiografik
Perbedaanderajatkehitamanantarasatubagiangambardenganbagian-
bagiangambarlainnya yang terdapatdalamsatu
gambar/radiografi.Kontrasradiografik yang
senyatanyasebagaimanadapatdiukurdenganalat yang sesuai (densitometer)
Kontrasradiografik obyektifditentukan :
Kontras Subyektif
Kontras Subyektif yang ditentukanolehkemampuanmatasipenilai
(tidaksamapadamasing-masingmanusia)
Untuk menanggulangi pengaruh secara subyektif dapat dilakukan
dengan cara:
- menggunakan light case cahaya yang
jernihdanhomogendanintensitasnyadapatdiubah-ubah
- pembatasancahaya background
- membatasilapanganpenglihatan
- memberiwarnapada light case, misalbiru, agar cahayalebihsejuk.
b. Jarak Pemotretan
Jarak dalam pemotretan terdiri atas :
- Jarak fokus ke obyek (FOD = focus obyek distance)
- Jarak obyek ke film (OFD = obyek film distance)
- Jarak fokus ke film (FFD = focus film distance)
Memperpanjang jarak FFD dapat menyebabkan menaikan arus dan
waktu (mAs) dan dapat mengurangi ketidaktajaman (kekabuaran)
gambaran yang disebabkan faktor geometrik.
d. Ukuran Fokus
Pada pesawat sinar x diagnostik yang umum digunakan biasanya mempunyai
dua ukuran fokus yaitu fokus besar dan fokus kecil. Fokus besar digunakan
pada pemakaian arus besar, sedangkan fokus kecil digunakanpada pemakaian
f. Grid
Grid merupakan alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi hambur
agar jangan sampai ke film. Grid digunakan terutama pada pemotretan yang
menggunakan mAs yang tinggi.
g. Jenis Pemotretan
Faktor eksposi uyang dipilih untuk suatu pemotretan tergantung pada :
- Bagian tubuh yang akan diperiksa
- Struktur yang akan difoto
- Keadaan fisik pasien
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
MULAI
MAMMAE DILETAKKAN DI
ATAS KASET DENGAN POSISI
CRANIO CAUDAL (CC) DAN
MEDIO LATERAL (MLO)
SINAR VERTICAL
SINAR MEDIOLATERAL
TEGAK LURUS
ANALISIS
DATA
HASIL
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh data berupa gambar sebagai berikut,
dengan melibatkan 5 pasien sebagai objek pengamatan.
4.2 Pembahasan
Pada gambaran radiografi nilai densitas bervariasi mulai dari 0,2 pada bagian
yang transparan s/d 3,5 atau 4 pada bagian yang paling gelap. Daerah abu-abu yang
merupakan daerah yang paling sering digunakan mempunyai densitas mendekati 1.
Seperti yang ditanyatan diatas bahwa nilai densitas bervariasi dari nilai dari
mulai 0,2 sampai dengan 4. Nilai paling bawah tidak bisa sampai 0 dikarenakan
terdapatnya basic fog pada masing-masing film. Seperti sudah diketahui bersama
bahwa basic fog akan menyebabkan adanya densitas yang telah dibentuk meskipun
film belum dieksposi. Nilai tertinggi yang bisa dicapai oleh sebuah film bisa sampai
4 jika film memiliki kehitaman sempurna, namun biasanya film pada radiografi
jarang yang densitasnya mencapai 4. Nilai densitas yang bisa membentuk gambaran
pada film dan bisa dilihat oleh mata biasa disebut dengan usefull density. Nilai
usefull density berkisar antara 0,25 - 2. Pada kurva karakteristik, nilai usefull density
berada pada daerah staright line portion atau daerah yang lurus pada kurva
karakteristik.
UMUR
PASIEN KELUHAN
(tahun)
1 2 3
1 37 Nyeri dan sakit pada payudara sebelah kanan
Tidak menyusui anak ± 1 thn
Ada cairan yang keluar berwarna bening
3 37 Check Up Tahunan
Dari hasil penelitian diketahui adanya perbedaan nilai densitas pada setiap mammae
dengan ketebalan yang berbeda. Pengukuran ketebalan Mammae berdasarkan dari
pengukuran Mammae setelah di kompresi. Tegangan pesawat yang diberikan juga
berbeda sebesar 21-30 kv. Nilai densitas pada mammae yang lebih tebal lebih
rendah. Nilai densitas pada mammae yang lebih tipis lebih tinggi. Dari hasil nilai
densitas yang lebih rendah berarti pada gambaran radiografi mammae lebih putih.
Dari kelima pasien tersebut dapat diambil contoh dari kedua gambar diatas (Pasien 4
dan 5). Dari gambar tersebut dapat dibahas bahwa terjadinya perbedaan nilai densitas
pada setiap mammae dengan ketebalan yang berbeda. Densitas mammae yang lebih
rendah pada mammae yang lebih tebal dari pada mammae yang lebih tipis. Densitas
dipengaruhi oleh Tegangan, Kuat arus, waktu, FFD, dan Ketebalan Objek. Ukuran
dari ketebalan mammae akan mempengaruhi faktor eksposi dan densitas yang
dihasilkan. Faktor Eksposi terdiri dari KV (tegangan listrik), mA (kuat arus) dan s
(waktu). Penggunaan factor eksposi berupa KV rendah diikuti dengan peningkatan
mAs, dimaksudkan untuk mendapatkan kontras yang tinggi dalam
radiografi.Kombinasi mA dan waktu eksposi, dimana waktu sesingkat mungkin
untuk memperkecil ketidaktajaman (kekaburan) gambaran. Faktor eksposi yang
dipilih bergantung pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan keadaan fisik pasien.
Tingginya densitas juga dapat memperjelaskan gambaran diagnosa suatu penyakit
(suspect tumor) pada pasien 4.
5.1 KESIMPULAN
2. Densitas mammae lebih rendah pada mammae yang lebih tebal daripada
mammae yang lebih tipis.
5.2 Saran
Untuk dapat menentukan ukuran kualitas gambar, sebaiknya terdapat ukuran yang
spesifik seperti rasio ukuran agar dapat ditentukan nilai dari kualitas gambar itu
sendiri terkhusus untuk densitas gambar. Dan untuk mendapatkan gambaran
mammae yang baik, sebaiknya dilakukan kompresi yang maksimal.
Beiser, A, 1995, Konsep Fisika Moderen, Terjemahan The Heuw Liong Edisi
Mahasiswa, Erlangga, Jakarta.
Bushong, S.C, 1988, Radiologic Science For Technologists Physics, Biology and
Protection, 3rd Edition, Mosby Company, St Louis, Missiori.
Bushong, S.C, 2001, Radiologic Science For Technologists, Seventh Edition, Mosby
Company, Toronto.
Meredith, W.J. dan Massey, J.B, 1977, Fundamental Physics of Radiology, Bristol,
John Wright and So ns Ltd.