Penanda Biologis Yang Muncul Pada Kerusakan Kognitif Vaskular Dan Demensia
Penanda Biologis Yang Muncul Pada Kerusakan Kognitif Vaskular Dan Demensia
Abstrak:
Patologi vaskular adalah neuropatologi paling umum kedua setelah Penyakit Demensia
Alzheimer (AD), dengan penyakit pembuluh darah kecil (SVD) dianggap sebagai
penyebab utama gangguan kognitif vaskular dan demensia (VCID). Ulasan ini bertujuan
untuk mengevaluasi jalur patofisiologis yang mendasari diagnosis VCID. Pertama, kita
akan membahas peran disfungsi endotel, gangguan sawar darah-otak dan inflamasi saraf
dalam patogenesisnya. Kemudian, kami akan menganalisis penanda biologis yang
berbeda termasuk respon inflamasi terhadap cedera jaringan sistem saraf pusat, koagulasi
dan trombosis dan sirkulasi mikroRNA. Bukti pada penanda biologis perifer untuk VCID
masih buruk dan studi dengan desain prospektif berskala besar diperlukan
menerjemahkan temuan-temuan ini ke dalam praktik klinis, untuk mengatur kombinasi
penanda biologis yang berbeda untuk digunakan untuk diagnosis diferensial di antara
jenis demensia.
Kata kunci: penyakit pembuluh darah, demensia vaskular, gangguan kognitif vaskular,
penanda biologis perifer, penanda biologis, penanda biologis LCS
Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak upaya telah dilakukan untuk mencapai
konsensus dalam mendefinisikan gangguan kognitif dengan patologi vaskular [1] dan
istilah gangguan kognitif vaskular dan demensia (VCID) baru-baru ini digunakan sebagai
istilah umum [2,3]. Meskipun prevalensi yang bervariasi diperkirakan dalam literatur,
bervariasi sesuai dengan kriteria diagnostik yang digunakan, VCID diakui sebagai
penyebab paling umum kedua dari demensia setelah penyakit Alzheimer (AD) [4]. Istilah
VCID mengacu pada sekelompok penyakit yang berbeda ditandai dengan gangguan
kognitif yang disebabkan terutama oleh penyakit serebrovaskular (CVD). Ini termasuk
spektrum penuh mulai dari gangguan kognitif ringan vaskular (MCI) hingga Demensia
Vaskular (VaD) [4]. Baru-baru ini, karena heterogenitas ini, Perkumpulan untuk
Gangguan Kognitif dan Perilaku Vaskular (VASCOG) menghasilkan kriteria untuk
gangguan kognitif vaskular [5] yang diselaraskan dengan kriteria DSM-5 [6]. Fitur inti
meliputi: perkembangan bertahap, tanda dan gejala neurologis fokal, distribusi defisit
kognitif yang tidak merata, riwayat stroke iskemik multipel, bukti pencitraan neurologi
penyakit serebrovaskular dan hubungan temporal antara CVD dan gangguan kognitif [7].
Saat ini, terdapat alasan ilmiah yang kuat untuk menghubungkan CVD dengan
gangguan kognitif, termasuk hubungan antara perubahan serebrovaskular terkait usia dan
disregulasi perfusi otak, fungsi sawar darah-otak (BBB), dan kopling unit neurovaskular
(NVU). Jangkauan mekanisme neuropatologis yang mendasari diagnosis VCID meliputi:
gangguan pasca-stroke, penyakit pembuluh darah kecil dan besar, dan kasus patologi
campuran, dengan CVD yang berinteraksi dengan patologi AD [8].
Metode
Untuk ulasan naratif ini, kami melakukan pencarian komprehensif pada basis data
Medline dan PubMed untuk penelitian yang diterbitkan hingga 31 Maret 2019. Kata kunci
yang digunakan dalam pencarian ini adalah: "demensia vaskular" atau "gangguan kognitif
vaskular" atau "penyakit pembuluh darah kecil subkortikal DAN "penanda biologis",
"inflamasi", "sawar darah otak", "disfungsi endotel", "microRNA". Kami menggunakan
filter untuk bahasa Inggris dan naskah terpilih tidak lebih dari 10 tahun. Dua dari penulis,
VC dan FT, secara terpisah memilih abstrak yang relevan dan mengkaji secara kritis. Teks
lengkap dari 197 makalah yang relevan dipertimbangkan. 24 ulasan dari 5 tahun terakhir
yang bisa menjadi focus untuk pekerjaan kami dipertimbangkan. Proposal tentang status
terkini penanda biokimia pada VCID ditinjau berdasarkan kelompok.
Untuk filter kompilasi tabel untuk tanggal publikasi tidak lebih dari 5 tahun
terakhir, hanya untuk subjek manusia dan hanya dalam bahasa Inggris diterapkan,
memperoleh 326 artikel untuk dianalisis. Kita kemudian mengeksklusikan semua ulasan
dan topik yang tidak terkait dengan membaca abstrak artikel, dan kemudian memperoleh
semua teks lengkap yang menonjol (total 49 artikel) (Tabel 1 dan 2).
Disfungsi Endotel
Endotelium adalah lapisan tunggal sel endotel yang memisahkan jaringan dari
sirkulasi darah. Ini terlibat dalam beberapa proses dan fungsi vaskular. Istilah disfungsi
endotel menunjukkan suatu kondisi di mana endotelium rusak dan dapat mengalami
perkembangan status proinflamasi, provasokonstriksi dan prokoagulasi [75].
Seperti yang kami sebutkan di atas, sebagian besar VCID disebabkan oleh
hipoperfusi serebral [76]. Sel-sel endotel serebrovaskular biasanya yang paling utama
dalam menahan serangan hipoperfusi. Selanjutnya disfungsi endotel dapat menyebabkan
banyak proses seperti peningkatan permeabilitas BBB, suatu paparan sel-sel saraf pada
zat-zat berbahaya, peningkatan lingkungan inflamasi dan disfungsi kopling
neurovaskular. Hasilnya adalah aktivasi sel glial di SSP, yang mengarah ke WML dan
kerusakan neuron [77]. Sebuah penelitian di Australia menunjukkan bahwa integritas
endotel yang berkurang dikaitkan dengan meningkatnya keparahan WMH [78]. Selain
itu, penurunan fungsi endotel yang signifikan dan penurunan dalam integritas BBB
ditemukan pada area WMH dibandingkan dengan substansia alba yang normal [78].
Hipotesis ini didukung oleh studi neuropatologis, yang menunjukkan bahwa WML
ditandai oleh ekspresi molekul terkait hipoksia dan penanda endotel [79]. Hipoperfusi
serebral meningkatkan ekspresi molekul adhesi seperti molekul adhesi interseluler-1
(ICAM-1) dan molekul adhesi sel vaskuler-1 (VCAM-1), penanda aktivasi sel endotel
[80]. Akhirnya, disfungsi endotel meningkatkan stres oksidatif dari pembentukan radikal
bebas yang tidak seimbang, yang mengarah pada pembentukan peroksinitrit, peroksidasi
lipid, modifikasi protein, aktivasi matriks metalloproteinase (MMPs), dan kerusakan
DNA [13].
BBB mengisolasi sistem saraf pusat (SSP) dari sirkulasi sistemik dan sangat
penting dalam mempertahankan lingkungan mikro yang optimal di SSP. Hal tersebut
dikelola oleh interaksi antara sel endotel, perisit, dan astrosit [81].
Pleksus koroidalis adalah lapisan tunggal epitel yang membentuk sawar cairan
serebrospinal dan darah. Fungsi utama pleksus koroidalis adalah untuk menghasilkan
CSF, tetapi juga bertindak sebagai pertemuan neuro-imun dengan mengintegrasikan
sinyal dari otak dengan sinyal yang berasal dari sirkulasi. Rasio albumin CSF / serum
adalah ukuran standar emas dari integritas BBB dan integritas pleksus koroidalis, dengan
peningkatan rasio ini menunjukkan peningkatan permeabilitas. Gangguan fungsi BBB
dan pleksus koroidalis, diikuti oleh munculnya molekul neuroinflamasi yang berasal dari
sirkulasi darah, dapat menyebabkan kerusakan otak [67]. Peristiwa ini mungkin terlibat
dalam perkembangan penyakit pada VCID dan AD [82].
Saat ini, telah diketahui bahwa permeabilitas BBB terganggu pada pasien dengan
penyakit mikrovaskular serebral. Sebuah meta-analisis terbaru [83] mengungkapkan
bahwa permeabilitas BBB meningkat lebih lanjut pada pasien dengan VaD atau AD
dibandingkan dengan kontrol sehat yang sesuai usia. Selain itu, permeabilitasnya lebih
tinggi pada VaD dibandingkan dengan AD.
Peran inflamasi
Beberapa proses lain dipicu oleh inflamasi dan mungkin berkontribusi pada
patogenesis VCID seperti aterogenesis dan agregasi trombosit. Sitokin, molekul adhesi
leukosit, kemokin, faktor pertumbuhan, dan lipid memediasi proses ini [13].
Gambar 1. Disfungsi endotel dan respons inflamasi serebral pada VCID. Disfungsi endotel, yang diamati
pada VCID, dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas BBB, paparan berikutnya dari sel saraf
terhadap substansi berbahaya dan peningkatan lingkungan inflamasi. Hasilnya adalah aktivasi sel glia di
SSP, yang akhirnya menyebabkan kerusakan neuron. Selama respon inflamasi, leukosit direkrut dari
sirkulasi ke ruang ekstravaskular. Aktivasi sel endotel mengarah ke ekspresi molekul adhesi pada
permukaannya, memberikan pengikatan terhadap molekul resiprokal pada permukaan dari leukosit yang
bersirkulasi. Tentunya, sel endotel yang teraktivasi meningkatkan ekspresi molekul adhesi seperti molekul
adhesi interseluler-1 (ICAM-1), molekul adhesi vaskular-1 (VCAM-1) dan selektin (P-selektin, E-selektin).
L-selektin terutama diekspresikan pada leukosit. Peningkatan permeabilitas BBB menyebabkan infiltrasi
faktor inflamasi seperti interleukin, kemokin, sitokin, MMP, TNFα, TLR4, CRP. Setelah masuk ke otak,
faktor inflamasi ini dapat menyebar ke kerusakan substansia alba (demielinasi, kehilangan akson,
degenerasi oligodendrosit), menyebabkan degenerasi sel saraf dan kematian sel begitu juga peningkatan
inflamasi neuroglia. (VCID: gangguan kognitif vaskular dan demensia; BBB: sawar darah otak; CNS:
system saraf pusat; TNFα: faktor nekrosis tumor-α; CRP: protein C-reaktif).
Penanda Biologis
Penanda biologis yang akurat - seperti protein, asam nukleat, atau metabolit -
harus mewakili kuantifikasi dari suatu keadaan biologis yang pasti. Karena
heterogenitasnya, VCID mungkin tidak memiliki presentasi yang seragam dan
progresivitas linier dari waktu ke waktu, sehingga penanda biologis mungkin berbeda
tergantung pada etiologi, fase klinis dan keterlibatan histopatologis. Dengan adanya
premis-premis ini, ada kemungkinan bahwa penanda biologis tunggal mungkin tidak
memadai untuk mengidentifikasi kerumitan yang mendasarinya yang menjadi dasar
perubahan seluler terkait dengan VCID. Selain itu, harus diingatkan bahwa dalam praktik
klinis, penanda biologis yang bersirkulasi harus dengan mudah dinilai dengan biaya
rendah, dan prosedur yang ramah pasien. Dalam hal ini, beberapa kelompok kandidat
penanda biologis telah diteliti dalam kaitannya dengan VCID dan beberapa pendekatan
telah dikembangkan untuk mengidentifikasi penanda biologis [87]. Untuk memfasilitasi
pemahaman menyeluruh tentang signifikansi mereka dalam hal etiologi, mereka dapat
dikategorikan dalam empat subkelompok:
Penanda biologis inflamasi selain CRP atau IL-6 mungkin relevan untuk WMHs
dalam VCID. Memang, tingkat yang lebih tinggi dari beberapa penanda disfungsi endotel
seperti E-selektin terlarut, molekul adhesi interseluler-1 terlarut, P-selektin terlarut, dan
molekul adhesi sel vaskular-1 terlarut telah terkait dengan WMHs dalam studi belah
lintang [97,98]. Selain itu, Gu dkk. [89] menemukan bahwa antikimotripsin-1 alfa (ACT),
yang berperan dalam adhesi sel dan disfungsi endotel, terkait dengan keparahan WMH
dan perkembangan WMH [89].
MMP adalah penanda biologis inflamasi lainnya. Mereka adalah kelompok dari
26 enzim degradasi matriks ekstraseluler Enzim yang menyerang lamina basalis dan tight
junction dari sel endotel serebral, menyebabkan penyelewengan fungsi BBB. Mereka
telah diidentifikasi dalam jaringan patologis dari model hewan VCID dan pada jaringan
manusia [59,99]. Beberapa MMP, seperti MMP-2, biasanya terdapat di CSF. MMp
lainnya (terutama MMP-3 dan MMP-9) ditemukan dalam kadar yang sangat rendah di
CSF tanpa adanya kondisi inflamasi [100]. Beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa evaluasi MMP di CSF memiliki validitas yang tinggi dalam membedakan VCID
dari gangguan kognitif dengan etiologi neurodegeneratif utama [12.101.102]. Memang,
peningkatan kadar MMP-9 di CSF ditemukan pada pasien dengan VCID dan AD / VCID
campuran tetapi tidak pada AD [12]. MMP dieksplorasi juga di tingkat plasma. Sebuah
penelitian oleh Duits dkk. [19] menunjukkan bagaimana mereka dapat membantu
membedakan VaD dari AD. Dengan bukti-bukti ini, MMP bisa menjadi penanda biologis
yang menjanjikan dalam klasifikasi berbagai jenis demensia.
Sejumlah penanda biologis telah dikaitkan dengan cedera jaringan SSP, termasuk
enolase spesifik neuron r(NSE), reseptor N-metil-d-aspartat (NMDAR), protein S-100B,
dan protein dasar mielin (MBP).
NMDAR bersifat ligand-gated dan bergantung pada tegangan dan terlibat dalam
potensiasi jangka panjang dalam proses pembelajaran otak [103]. Autoantibodi yang
diarahkan ke beberapa subtipe NMDAR telah terutama diteliti pada kejadian
serebrovaskular akut, tetapi juga pada gangguan kognitif pasca stroke. Busse dkk. [53]
meneliti prevalensi autoantibodi NR1a NMDAR pada serum dan CSF pada subjek yang
dipengaruhi oleh AD, SVD dan subyek sehat. Hasil penelitian menunjukkan adanya titer
autoantibodi IgM, IgG, dan / atau IgA NMDAR dalam serum pada pasien dengan SVD.
Namun demikian hasilnya tidak konklusif, karena seroprevalensi dari autoantibodi yang
diarahkan NMDAR adalah terkait dengan usia [53].
MBP adalah protein hidrofilik yang ditemukan dalam selubung mielin, yang kadar
serumnya telah ditemukan pada beberapa penyakit neurologis. Dalam hal ini kehilangan
mielin telah ditemukan pada berbagai jenis demensia. Data literatur menunjukkan bahwa
kehilangan mielin, sekunder akibat kerusakan hipoksik-iskemik, yang dapat berkembang
secara paralel dengan oligodendrosit yang menyusut di VaD [104.105].
S110B adalah protein astroglia yang telah diteliti sebagai penanda serum untuk
cedera otak dan gangguan pada BBB. Telah diteliti sebagai prediktor independen dan
penanda diagnostik untuk stroke, VCID, dan AD. Namun, tidak ada perbedaan signifikan
dalam kadar S100B CSF yang ditemukan antara pasien AD dan pasien VCID [106].
Rantai ringan neurofilamen (NfL) adalah penanda biologis darah dan CSF yang
muncul untuk kerusakan neuroaksonal. Perannya telah dieksplorasi dalam berbagai
penyakit neurologis yang mempengaruhi populasi lansia, seperti penyakit neuron
motorik, AD dan demensia frontotemporal [56]. Sebuah penelitian baru-baru ini
menemukan, baik di ppasien SVD dan CADASIl sporadis, terdapat hubungan antara
kadar NfL serum dan gangguan kecepatan pemrosesan kinerja. Selain itu, pasien
CADASIL menunjukkan hubungan yang kuat dan independen antara kadar serum NfL
dan ukuran defisit neurologis fokal dan disabilitas [107].
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa pada CADASIL, kadar NfL serum
berkorelasi dengan keparahan penyakit, perkembangan penyakit dan kelangsungan hidup
17 tahun [108]. Dengan bukti-bukti ini, pada pasien CADASIL, kadar NfL serum bisa
menjadi penanda biologis yang menjanjikan untuk memantau perjalanan penyakit dan
target yang mungkin untuk terapi baru.
Akhirnya, bukti pada kadar CSF dari protein Aβ dan Tau mengungkapkan
bagaimana mereka dapat membantu membedakan VCID dari AD, bahkan jika terdapat
tingkat yang tumpang tindih antara demensia AD dan non-AD, yang mungkin
mencerminkan patologi campuran yang mendasarinya [54,57,59-61].
Telah diketahui bahwa jalur koagulasi dan fibrinolitik terlibat dalam penyakit
serebrovaskular. Namun, sedikit yang diketahui tentang peran penanda biologis
hemostatik pada VCID dengan sebagian besar studi menghasilkan bukti yang belum jelas
[13].
Sel progenitor endotel (EPC) dan sel progenitor yang bersirkulasi (CPC) adalah
sel yang diturunkan dari sumsum tulang yang terlibat dalam pemeliharaan struktur dan
homeostasis endotelium [118]. Kadar EPC yang lebih rendah adalah prediktor kuat untuk
kejadian kardiovaskular dan beberapa penelitian lainnya melaporkan tingkat EPC yang
lebih rendah pada pasien CADASIL dan SVD sporadis [118]. Hasil ini dikonfirmasi
dalam kelompok pasien CADASIL yang lebih besar [116]. Tentang kadar CPC di pasien
CADASIL, mereka secara signifikan berkorelasi dengan penurunan yang lebih berat dari
kinerja kognitif dan motorik [118] serta dengan temuan pencitraan neurologi [116].
miRNA adalah molekul RNA kecil, non-koding, beruntai tunggal yang mengatur
ekspresi gen secara negatif melalui penghambatan translasi atau degradasi mRNA.
Kepentingan biologis mereka di dalam organisme di semua tingkat skala evolusi telah
dibuktikan [119]. Gen miRNA dikeluarkan dari ekson dan intron atau regio intergenik
lain dari genom [120].
Perubahan ekspresi miRNAs telah diamati pada beberapa penyakit manusia dan
mungkin memainkan peran dalam CVD, yang meningkatkan proses regulasi gen [121].
Untuk alasan ini, penelitian tentang penanda biologis perifer dalam berbagai penyakit
manusia sedang mempertimbangkan miRNAs [122]. MiRNA yang bersirkulasi telah
terdeteksi dalam plasma, serum, darah lengkap, urin, saliva, keringat, napas, dan CSF,
dan, karena dari ukuran molekulnya yang kecil, mereka melintasi sawar biologis (mis.,
darah / otak, darah / plasenta) [123]. Oleh karena itu, mereka memiliki potensi untuk
berperan sebagai penanda biologis penyakit, yang dilaporkan dapat direproduksi dan
stabil di antara orang-orang [124]. Meningkatnya jumlah miRNA telah terbukti sangat
penting untuk patogenesis penyakit neurologis [125]. Banyak penelitian telah
menunjukkan bahwa, setelah cedera SSP, gangguan miRNA dapat mengaktifkan proses
yang merangsang kematian neuron melalui inflamasi, apoptosis, dan stres oksidatif [126].
Dalam sebuah studi terbaru oleh Ragusa dkk. [127], miRNA seperti miR-10b*,
miR29a-3p dan miR-130b-3p diturunkan pada pasien VaD dan AD, tetapi kadar miR-
130b-3p lebih rendah pada pasien AD dibandingkan pada pasien VaD. Selanjutnya Dong
dkk. [18] menemukan bahwa panel tiga miRNA lainnya (miR-31, miR-93 dan miR-146a)
secara signifikan ditingkatkan pada pasien VaD, yang dapat digunakan untuk
membedakan AD dari VaD.
Dengan tujuan membedakan VaD dari AD, investigasi eksplorasi kecil oleh
Sørensen dkk. [128] berfokus pada analisis miRNA pada CSF pasien yang terkena AD
dan oleh jenis lain dari demensia. Dalam studi eksplorasi ini, penurunan miRNAs
tampaknya terkait dengan gen target yang terkait dengan patologi AD, yang menunjukkan
bahwa miRNA adalah kandidat untuk penanda biologis dari AD di masa depan.
Pembahasan
Kami telah meninjau penanda biologis darah dan CSF yang terkait dengan VCID,
dengan kedua SVD sporadis dan SVD genetik. Ringkasan penanda biologis yang baru
muncul disajikan pada Tabel 1 dan 2. Bukti dari literatur bersifat heterogen dan sebagian
besar tidak dapat disimpulkan. Heterogenitas ini terutama dijelaskan oleh perbedaan
desain penelitian, termasuk kelompok pasien yang dianalisis dan perbedaan ukuran
sampel. Namun, harus dicatat bahwa VCID adalah sindrom yang kompleks,
kemungkinan hasil dari sumber multifaktorial dari proses patogen. Oleh karena itu, panel
penanda biologis yang mencerminkan perbedaan karakteristik patofisiologis penyakit,
mungkin diperlukan untuk memahami kontribusi dari setiap jalur yang terlibat dalam
patogenesisnya.
Dari data yang dikumpulkan, hasil yang lebih kuat adalah penanda biologis dan
molekul inflamasi terlibat dalam disfungsi endotel dan kaskade koagulasi, meskipun
beberapa dari mereka juga pernah dijelaskan untuk mengalami perubahan atau gangguan
pada AD. Ini adalah kasus NfL serum, yang dianggap berpotensi sebagai penanda
biologis yang bersirkulasi untuk beban SVD dan CADASIL sporadis [107]. Ini adalah
penanda biologis non-spesifik untuk kerusakan neuroaksonal dan kadar serum yang lebih
tinggi telah dilaporkan juga pada pasien AD. Biasanya, tumpang tindih dari penanda
biologis ini pada VCID dan AD dapat mencerminkan adanya perubahan neuropatologis
AD dan VCID yang bersamaan.
Saat ini, data mengenai miRNA dalam studi VaD dan demensia post stroke (PSD)
masih terbatas, tetapi nilai diagnostik potensial miRNA sangat menjanjikan. Kendati
berkembang pesat, sejumlah publikasi tentang aplikasi diagnostik miRNA yang
bersirkulasi, penggunaannya untuk skrining penyakit SSP sedang dalam tahap awal
pengembangan. Salah satu faktor yang menghambat kemajuan dalam bidang ini adalah
kesulitan membandingkan data yang dilaporkan oleh berbagai kelompok karena
penggunaan metode pencarian yang berbeda dan berbagai teknik untuk pengukuran
miRNA serta kurangnya normalisasi data.
Masalah kritis lain dari penggunaan miRNA yang bersirkulasi sebagai penanda
biologis untuk diagnosis dan perkembangan suatu penyakit adalah bahwa proses
patologis yang mendukung timbulnya penyakit dapat berubah selama perkembangan
penyakit. Selanjutnya, beberapa proses, seperti destruksi sinapsis, adalah umum untuk
patologi yang berbeda, termasuk penuaan otak normal dan penyakit neurodegeneratif,
membuat konsep diagnosis banding pada penyakit SSP menjadi lebih rumit. Deteksi
miRNA spesifik untuk regio otak dan tahap penyakit, mungkin dengan studi longitudinal,
mungkin berguna dalam mengikuti riwayat alami penyakit dan dapat memfasilitasi
perkembangan skrining penyakit, yang bersifat prediktif.
Dalam ulasan ini, kami tidak menyertakan analisis penanda biologis terkait
dengan gejala klinis atau fenotip VCID yang berbeda. Kami hanya melaporkan hasil yang
berasal dari studi tentang bentuk monogenik SVD, di mana populasi yang terlibat lebih
homogen. Tentu saja, penanda biologis saja seringkali tidak cukup untuk menarik
kesimpulan pada suatu diagnosis, sehingga mereka harus dianggap sebagai alat
pendukung untuk penilaian pasien yang lebih menyeluruh, dalam diagnosis yang "sulit".
VCID adalah gangguan neurokognitif yang umum tetapi masih kurang diakui
dalam praktik klinis dan tidak diteliti dengan baik dalam konteks penelitian. Bukti tentang
protein yang bersirkulasi di CSF dan darah menyoroti keterlibatan beberapa mekanisme
yang saling terkait dalam patogenesis VCID, termasuk inflamasi saraf, hemostasis,
metabolisme lipid, dan disfungsi endotel. Mulai dari mekanisme ini, penanda biologis
yang muncul telah diteliti. Sebagian besar studi yang dianalisis menunjukkan hubungan
belah lintang yang signifikan dengan hasil pencitraan neurologi atau hasil luaran kognitif,
tetapi utilitas mereka dalam pengaturan klinis masih harus dibangun.
Faktor penting yang membatasi aplikasi penanda biologis ini adalah sulitnya
membandingkan data yang dilaporkan oleh kelompok yang berbeda, karena penggunaan
teknik dan metode laboratorium yang berbeda dari pengukuran. Kodifikasi untuk
prosedur dan metode standar akan sangat bermanfaat bagi investigasi lebih lanjut.