Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KINERJA SISTEM DRAINASE KELURAHAN

TANJUNG KECAMATAN MUNTOK


Dea Melinda1,a, Endang Setyawati Hisyam1,b, Indra Gunawan1,c
1)
JurusanTeknik Sipil, FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung
a)
email: deamelinda68@gmail.com
b)
email: hisyam.endang@gmail.com
c)
email: indragunawan@gmail.com

ABSTRAK
Kelurahan Tanjung merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Muntok yang memiliki permasalahan
pada sistem drainase. Hal ini dikarenakan sering terjadinya banjir saat musim penghujan. Kapasitas tampang
saluran tidak mampu menampung air hujan sehingga menyebabkan banjir yang mengganggu aktifitas
masyarakat serta arus lalu lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis minerja sistem
drainase kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok. Dalam analisis kinerja kapasitas tampang saluran,
perhitungan dilakukan berdasarkan debit rencana. Sedangkan penilaian indicator fisik berdasarkan bobot
yang telah ditentukan. Data yang digunakan adalah data curah hujan, peta administrasi, peta kontur, peta tata
guna lahan, dan outline plan drainase Kota Muntok. Berdasarkan perhitungan dan kondisi eksisting
dilapangan diperoleh hasil bahwa ada beberapa saluran sekunder yang tidak mampu menampung debit
rencana yaitu saluran sekunder SS1, SS2, SS4, SS5, dan SP2. Sedangkan tingkat kinerja sistem drainase
terhadap indicator fisik yang dinyatakan dalam skor adalah cukup (diperoleh dari total pengalian nilai
dengan bobot sebesar 6100 ≤ 6291 ≤ 8000) menurut Kementrian Pekerjaan Umum. Diperlukan solusi
terhadap permasalahan banjir antara lain dengan cara pembersihan dan pemeliharaan saluran drainase dari
semak, diperlukan saringan sampah dan normalisasi saluran berupa pengerukan secara berkala serta
sumur resapan pada bangunan di pinggir saluran.
Kata kunci: banjir, debit rencana,indikator fisik,sistem drainase

PENDAHULUAN Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah


pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Tanjung adalah salah satu Kelurahan yang berada di 1. Berapa besar debit aliran saluran drainase yang
Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi dihasilkan pada kawasan Kelurahan Tanjung
Bangka Belitung. Kecamatan Muntok ?
Informasi yang didapat dari seorang narasumber yang
2. Bagaimana kinerja sistem drainase wilayah
bertempat tinggal di salah satu titik banjir pada
Kelurahan Tanjung dan salah seorang pengguna jalan Kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok?
yang melewati salah satu jalan yang terkena dampak 3. Bagaimana menanggulangi masalah genangan air
banjir pada kelurahan Tanjung didapat informasi bahwa dan banjir pada Kelurahan Tanjung Kecamatan
banjir yang terjadi di beberapa daerah belum dapat Muntok?
ditanggulangi. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi
maka akantimbul banjir dan menggenangi halaman Dari rumusan masalah yang diambil, maka tujuan
hingga masuk ke dalam rumah yang menyebabkan penelitian ini adalah sebagai berikut:
kerugian ekonomi. 1. Menganalisi besar debit saluran drainase yang
Pengguna jalan juga mengeluhkan akses lalu dihasilkan pada kawasan Kelurahan Tanjung
lintas yang terganggu atau bahkan lumpuh total di salah
Kecamatan Muntok.
satu lokasi banjir. Hal ini menyebabkan terancamnya
permukiman dan infrastruktur perekonomian serta 2. Menganalisis kinerja sistem drainase wilayah
terganggunya arus lalu lintas mengingat wilayah ini Kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok.
merupakan wilayah permukiman penduduk. 3. Menemukan solusi penanggulangan masalah banjir
Permasalahan yang menyangkut kinerja sistem drainase dan genangan air pada wilayah Kelurahan Tanjung
Kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok merupakan Kecamatan Muntok.
masalah yang harus ditanggulangi.Sejak beberapa tahun
terakhir dibeberapa lokasi pada Kelurahan Tanjung
sering terjadi banjir ketika intensitas hujan sangat
TINJAUAN PUSTAKA
Esi Restiani (2015) melakukan penelitian mengenai
tinggi.Bahkan pada awal tahun 2017 telah terjadi banjir
kinerja saluran drainase Kelurahan Kuto Panji
sebanyak dua kali pada salah satu daerah Kelurahan
Kecamatan Belinyu, hasil penelitian menunjukan Debit
Tanjung.Dimana banjir terparah pada tahun ini terjadi
Rencana yang dihasilkan pada saluran primer Sungai
pada tanggal 28 Februari 2017.Sehubungan dengan
Busen adalah 10,363 m³/dtk. Dari hasil perhitungan
permasalahan di atas, diperlukan kajian banjir terhadap
pada kondisi eksisting diperoleh bahwa ada beberapa
sistem drainase pada Kelurahan Tanjung.
saluran sekunder yang
tidak mampu menampung debit rencana.

Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat


ISBN: 978-602-61545-0-7 Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat

Raja Fahmi Siregar dan Novrianti (2014) melakukan Hujan


penelitian sistem drainase untuk menanggulangi banjir Hujan adalah titik-titik air yang jatuh dari awan melalui
di Kecamatan Medan Sunggal, hasil penelitian lapisan atmosfer ke permukaan bumi secara proses
menunjukan alam. Tipe hujan yang terjadi di suatu wilayah juga
nilai curah hujan maks pada periode 5 tahun diperoleh dipengaruhi oleh kondisi meteorologi setempat pada
berdasarkan distribusi Gambel (R24) = 110,53 mm. saat itu dan keadaan topografi.
Sedangkan nilai debit rencana saluran (Qmaks) pada
periode ulang 5 tahun pada masing-masing saluran Intensitas Hujan
adalah 2,256 m3/detik pada saluran 1, 2,211 m3/detik Jika dalam mencari intensitas hujan, data yang tersedia
pada saluran 2, 2,138 m3/detik pada saluran 3, dan 2,085 adalah data hujan harian, maka dapat ditentukan dengan
m3/detik pada saluran 4, dan dari kajian didapatkan hasil Metode Haspers dan Der Weduwen dan Metode
debit dari periode ulang 5 tahun kapasitas tampung yang Mononobe. Metode Haspers dan Der Weduwen
disyaratkan adalah debit saluran > debit rencana atau merupakan hasil penyelidikan di Indonesia yang
(QS > QR). dilaukan oleh Hasper dan Der Weduwen.Penurunan
rumus diperoleh berdasarkan kecenderungan curah
LANDASAN TEORI hujan memunyai distribusi yang simetris dengan durasi
Drainase Perkotaan hujan (t) lebih kecil dari 1 jam dan durasi hujan dari 1
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan jam sampai 24 jam. Persamaan Haspers dan Der
pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi Weduwen (Susilowati dan Diyah,2010), yang
pemukiman, kawasan industri dan perdangangan, digunakan adalah :
sekolah, rumah sakit. Lapangan olahraga, lapangan
parker, pelabuhan udara, pelabuhan laut dan tempat Rt = Xt ( ) (2)
lainnya yang merupakan bagian sarana kota.
kriteria desain drainase perkotaan memiliki kekhususan
Dimana :
sebab untuk perkotaan ada tambahan variabel desain
Rt :Curah hujan analisis distribusi
seperti keterkaitan dengan tata guna lahan, keterkaitan
frekuensi (mm)
dengan masterplan dan outline plan drainase kota,
Xt : Nilai Hujan rancangan yang terpilih (mm)
keterkaitan dengan masalah sosial budaya seperti
tc : Durasi curah hujan atau waktu
kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut
konsentrasi (mm)
memelihara fungsi drainase kota dan lain-lain.
R : Curah hujan menurut Haspers dan Der
Weduwen (mm)
Siklus Hidrologi
Menurut Sri Harto (1993), bahwa siklus hidrologi
Untuk menentukan intensitas hujan menurut Haspers
diartikan sebagai sebuah bentuk gerakan air laut ke
dan Der Weduwen (Susilowati dan Diyah,2010),
udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah sebagai
digunakan rumus sebagai berikut:
hujan atau bentuk presipitasi yang lain dan akhirnya
mengalir ke laut kembali.
I= (3)
Banjir
Banjir berasal dari aliran limpasan yang mengalir Dimana :
melalui sungai atau menjadi genangan.Sedangkan I : Intensitas hujan rencana (mm/jam).
limpasan adalah aliran air mengalir pada permukaan R :Curah hujan menurut Haspers dan Der
tanah yang ditimbulkan oleh curah hujan setelah air Weduwen (mm)
mengalami infiltrasi dan evaporasi, selanjutnya tc : Durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam).
mengalir menuju ke sungai.
Metode rasional dibuat dengan mempertimbangkan Sedangkan untuk perhitungan intensitas hujan
bahwa banjir berasal dari hujan yang mempunyai menggunakan persamaan Mononobe (Leobis,1992,
intensitas curah hujan seragam dan berlangsung dalam dalam Girsang, 2008) sebagai berikut:
waktu panjang pada daerah aliran sungai.Disamping itu,
untuk perencanaan drainase pada daerah aliransungai I= (4)
yang tidak terlalu luas atau relative sempit, untuk
menghitung debit banjirnya juga sering dipakai metode Dimana :
rasional. I :Intensitas hujan rencana (mm/jam).
Adapun rumus rasional adalah : R24 : Curah hujan Rancangan (mm)
Tc :Durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam).
Qr = C.IA (1)
Untuk menentukan metode perhitungan intensitas curah
Dimana : hujan yang tepat, maka digunakan persamaan tetapan
Q : Debit banjir rencana (m3/detik) yaitu persamaan Talbot, Sherman, dan Ishiguro.
C : Koefisien aliran yang tergantung pada Perhitungan tetapan dapat dilakukan dengan beberapa
jenis permukaan lahan. persamaan sebagai berikut :
I :Intensitas hujan maksimum (mm/jam)
A : Luas daerah aliran sungai (km2)

Pangkalpinang, 2 Oktober 2018 217


Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat ISBN: 978-602-61545-0-7

1) Persamaan Talbot Distribusi Probabilitas Normal


Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi
Probabilitas Normal, jika data yang dipergunakan
a= (5)
adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus
berikut :
b= (6)
XT = + KT.S (15)
I= (7) Dimana :
XT : Hujan rencana atau debit dengan periode
Dimana : ulang T.
a dan b : Konstanta : Nilai rata-rata dari data hujan (X) mm.
t : Durasi curah hujan S :Standar deviasi dari data hujan (X) mm.
I : Intensitas curah hujan (mm/jam) KT :Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T.
N : Jumlah sampel
Distribusi Probabilitas Gumbel
2) Persamaan Sherman Persamaan distribusi probabilitas gumbel yang
digunakan adalah rumus-rumus Chow (Girsang, 2008)
sebagai berikut :
Log a =
(8) XT = + S.K (16)

n = (9) Dimana:
XT :Hujan rencana atau debitdengan periode
ulang T.
I = (10) : Nilai rata-rata dari data hujan (X).
S :Standar deviasi dari data hujan (X).
Dimana : K :Faktor frekuensi Gumbel
a dan b : Konstanta
t : Durasi curah hujan K= (17)
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
N : Jumlah sampel
Dimana:
3) Persamaan Ishiguro :Reduced variated
Yn :Reduced mean yangtergantung jumlah
a = (11) sampel/data
Sn : Reduced standard deviation yang juga
b = (12)
tergantung pada jumlah data
I = (13)
= Ln – Ln (18)
Dimana :
a dan b : Konstanta Distribusi Probabilitas Log Normal
t : Durasi curah hujan Jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel,
I : Intensitas curah hujan (mm/jam) dilakukan dengan rumus-rumus Singh (Girsang,
N : Jumlah sampel 2008)berikut.:

Waktu Konsentrasi Xt= +KTS (19)


Salah satu metode yang digunakan untuk
memperkirakan waktu konsentrasi adalah rumus yang
dikembangkan oleh Kripich (1940) (Girsang, 2008) logX = (20)
sebagai berikut :
Dimana :
tc = [ 0,385
(14) Yt: Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan
periode ulang tahunan
: Nilai rata-rata hitung sampel
Dimana : S : Standard deviasi
tc :Waktu konsentrasi (jam) KT : Faktor frekuensi
L :Panjang lintasan air dari titikterjauh ke titik
ditinjau (km). Distribusi Probabilitas Log Person III
S : Kemiringan rata-rata daerah lintasan air. Jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel,
dilakukan dengan rumus-rumus Lindsay et al (Girsang,
Analisis Distribusi Curah Hujan Maksimum 2008) berikut :
Penentuan jenis distribusi probabilitas yang sesuai
dengan data dilakukan dengan mencocokan parameter Log XT = + KT.S Log (21)
data tersebut dengan ciri masing-masing jenis distribusi.

218 Pangkalpinang, 2 Oktober 2018


ISBN: 978-602-61545-0-7 Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat

Dimana: 1. Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil atau


Log XT: Nilai logaritmis hujan rencana dengan sebaliknya
periode ulang T. 2. Tentukan peluang empiris masing-masing data
: Nilai rata-rata dari : yang sudah diurut tesebut dengan rumus Weibull
sebagai berikut:
logX= (22) P(Xi) = (28)
Dimana :
S Log X = Standar deviasi dari n : Jumlah Data
P(Xi) : Nomor urut data

S Log X = (23) 3. Tentukan peluang teoritis masing-masing data


yang sudah diurut tesebutP’(Xi)berdasarkan
persamaan distribusi probabilitas yang
KT :Variable standard, besarnya bergantung dipilih.
koefisien kepencengan (Cs atau G). 4. Hitung selisih (Δmaks) antara peluang empiris dan
teoritis untuk setiap data yang sudah diurut.
Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi Parameter ∆maks dihitung dengan
Terdapat dua metode pengujian kesesuaian distribusi
Persamaan Chakravat (Girsang, 2008) berikut:
frekuensi, yaitu Metode Chi- Kuadrat (χ2) dan Metode
∆maks = P(Xi)-P’(Xi) (29)
Smirnov Kolmogorov.
5. Tentukan apakah Δmaks <Δkritik, jika
Metode Chi-Kuadrat (X2) “tidak” artinya distribusi probabilitas yang dipilih
Parameter X2 dihitung dengan Persamaan
tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.
berikut:
Analisis Kapasitas Saluran
X2 = (24) Persamaan yang dipergunakan untuk analisis
penampang saluran tersebut adalah sebagai berikut:
Q = A.V (30)
Dimana :
X2 :Parameter X2 terhitung
Rumus kecepatan pengaliran aliran seragam yang
: Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan
banyak digunakan adalah rumus empiris, yang biasanya
pembagian kelas disebut dengan rumus Manning (Triatmojo, 2013).
: Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama Persamaannya adalah sebagai berikut :
n : Jumlah sub kelompok
A = ( b + m.h)h (31)
Derajat nyata atau derajat kepercayaan (a) tertentu yang
sering diambil adalah 5%. Derajat kebebasan (DK) V = 1/n. R2/3.S1/2 (32)
dihitung dengan rumus :
R = b= h (33)
DK = K – (p + 1) (25)
K =1+3,3 log n (26) freeboard = 0,25h
Dimana : Dimana :
DK :Derajat kebebasan Q : Debit (m³/detikt)
P : Banyaknya parameter untuk Chi-kuadrat A : Luas tampang basah saluran (m²)
adalah 2 V : Kecepatan pengaliran (m/detik)
K : Jumlah Kelas Distribusi b : Lebar dasar saluran (m)
n : Banyaknya data h : Tinggi air normal di saluran (m)
m : Kemiringan tebing saluran.
Selanjutnya distribusi probabilitas yang dipakai untuk n : Koefisien Manning
menentukan curah hujan rencana adalah distribusi S : Kemiringan dasar saluran
probabilitas yang mempunyai simpangan maksimum R : Jari-jari hidrolik
terkecil dari simpangan kritis, atau dirumuskan sebagai
berikut : Indikator Fisik Kinerja Sistem Drainase
X2<X2cr (27) Berdasarkan Kementerian PekerjaanUmum, penilaian
terhadap kinerja sistem drainase ditinjau dari dua aspek
Dimana : yaitu aspek non fisik dengan bobot 40 dan fisik dengan
X2: Parameter Chi-kuadrat terhitung bobot 60.
X2cr : Parameter Chi-kuadrat kritis Untuk mengetahui kinerja sistem drainase adalah
dengan cara menghitung total pengalian bobot dengan
Metode Smirnov Kolmogorov nilai. Nilai akhir (bobot x nilai) keseluruhan akan
Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode mempunyai besaran 0 - 10000 per segmen.
Smirnov Kolmogorov dilakukan dengan langkah- Adapun keterangan untuk nilaiindikator sistem drainase
langkah sebagai berikut: adalah sebagai berikut :

Pangkalpinang, 2 Oktober 2018 219


Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat ISBN: 978-602-61545-0-7

a. kurang apabila nilai ≤ 60. analisis yang benar. Langkah penelitian yang lebih jelas
b. cukup apabila nilai berkisar antara dapat dilihat pada bagan alir Gambar 1.
61 – 80.
c. baik apabila nilai berkisar antara Tabel 1 Sumber Data Sekunder
81 – 90. Data Tahun Sumber
d. sangat baik apabila diperoleh nilai Data Curah 2007- PT. Gunung
> 90. Hujan 2016 Sawit Bina
Untuk kriteria penilaian yakni nilai indikator sistem Harian Lestari
drainase maksimal bobot x nilai = 10000 Peta 2017 BAPPEDA
a. Sangat baik apabila > 9100. Administra Bangka Barat
b. Baik apabila 8100-9000. si
c. Cukup apabila 6100-8000. Peta 2017 BAPPEDA
d. Kurang apabila ≤ 6100 Kontur Bangka Barat
Peta Tata 2017 BAPPEDA
METODE PENELITIAN Guna Bangka Barat
Sumber Data dan Teknik Pengambilan Data Lahan
Data primer yang dibutuhkan antara lain data eksisting Outline Dinas Pekerjaan
drainase mengenai kondisi fisik prasarana, fungsi, Plan 2017 Umum dan
prasarana sistem drainase dan kondisi pemeliharaan Drainase Penataan Ruang
prasarana. Sedangkan untuk data sekunder yang Kota Kab. Bangka
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Muntok Barat

Langkah Penelitian
Penelitian akan bisa dilakukan dengan baik jika telah
dilakukan rencana tahapan pelaksanaan dan prosedur

Gambar 1. Bagan Alir (Flowchart) Langkah Penelitian

220 Pangkalpinang, 2 Oktober 2018


ISBN: 978-602-61545-0-7 Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN No Distribusi Persyaratan


Hasil
Analisis Debit Rancangan Hitungan
Analisis Hujan Rancangan Normal Ck = Cv8 +
Perhitungan hujan racangan dianalisis menggunakan 6Cv4 +16Cv2 + 5,680
Analisis Distribusi Probabilitas Gumbel, Distribusi 3
Probabilitas Log Normal dan Distribusi Probabilitas Log Selain dari nilai
4
Log Person III. Guna mendapatkan hasil perhitungan Person III diatas
yang meyakinkan maka penggunaan suatu distribusi Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
probabilitas diuji menggunakan Metode Chi Kuadrat
dan Smirnov Kolmogorov.Untuk memperoleh curah Uji Chi-Kuadrat
hujan maksimum tahunan selama 10 tahun, data curah Berdasarkan hasilperhitungan, maka diketahui
hujan dipeoleh terlebih dahulu dianalisis untuk bahwa hanya Distribusi Log Person III yang tidak dapat
mendapatkan data curah hujan maksimum. diterima karena memiliki nilai X2 > X2cr. Rekapitulasi
Penentuan data curhah hujan maksimum menggunakan dari perbandingan nilai X2 danX2cr dapat dilihat pada
Metode Annual Maximum Series yakni dengan Tabel 4.
menetapkan satu besaran setiap tahun kemudian
dianalisis. Tabel 4 Rekapitulasi nilai X2 danX2cr
Distribusi X²
Analisis Distibusi Frekuensi Hujan Maksimum Xcr² Keterangan
Probabilitas terhitung
Rekapitulasi hujan rencana pada masing-masing Gumbel 2 5,991 Diterima
Distribusi Probabilitas dapat dilihat pada Tabel 2.
Normal 2 5,991 Diterima
Tabel 2 Hujan Rencana pada setiap Distribusi Log Normal 2 5,991 Diterima
Log Person Tidak
Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana 13 5,991
III Diterima
Kala Log
Log Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Ulang Normal Gumbel Person
Normal
III
Uji Smirnov kolmogorov
2 103,047 97,495 96,322 93,698 Distribusi terbaik adalah yang memberikan
5 137,464 142.143 132,810 131,243 nilai ∆maxterkecil.Rekapitulasi nilai ∆maxdan∆kritik
10 155,492 171,344 157,146 158,860 dapat dilihat pada Tabel 5.
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017 Tabel 5 Rekapitulasi Nilai ∆maxdan∆kritik
Distribusi ∆
Uji Distribusi Frekuensi ∆ max Keterangan
Probabilitas kritis
Untuk dapat memperoleh hujan rancangan,
diperlukan jenis distribusi yang sesuai dengan sifat Normal 0,153 0,41 Diterima
statistik data sehingga diperlukan pengujian yakni Gumbel 0,223 0,41 Diterima
pengujian dengan Chi-Kuadrat dan Smirnov
Log Normal 0,139 0,41 Diterima
Kolmogorov.
Selain itu untuk menentukan jenis distibusi Log Person
0,139 0,41 Diterima
yang sesuai dengan data yang ada adalah dengan III
menghitung parameter statistik yang disajikan Dari hasil Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
perhitungan pada lampiran 3 diperoleh :
Nilai Rerata = 103,047 mm Nilai ∆maxterkecil diperoleh pada Distribusi Log
Deviasi Standar (S) = 40,973 Normal dan Distribusi Log Person III. Pada Uji Chi-
Koefisien Skewness (Cs) = 0,743 Kuadrat jenis Distribusi Log Normal juga dapat
Koefisien Variasi (Cv) = 0,398 diterima, selain itu pada penentuan jenis distribusi
Koefisien Kurtosis (Ck) = 2,834 sebelumnya telah diketahui bahwa Distribusi Log
Nilai-nilai tersebut disajikan dalam Tabel Normal memenuhi persyaratan parameter statistik.
3.Penentuan jenis distribusi yang sesuai dengan data Sedangkan Distribusi Log Person III pada Uji Chi-
dilakukan dengan mencocokan parameter statistik Kuadrat tidak dapat diterima. Maka dapat disimpulkan
dengan syarat masing-masing jenis distribusi. bahwa hujan rencana (R24) yang digunakan adalah hujan
rencana pada Distribusi Log Normal.
Tabel 3 Parameter Statistik Untuk Menentukan Jenis
Distribusi Pemilihan Metode Intensitas Hujan
Hasil Untuk menentukan metode perhitungan intensitas curah
No Distribusi Persyaratan hujan yang tepat antara Metode Haspers dan Der
Hitungan
Wedeun dan Metode Mononobe, digunakan persamaan
Cs = 1.14 0,743
1 Gumbel tetapan yang umum digunakan, yaitu persamaan Talbot,
Ck = 5.4 2,834 Sherman, dan Ishiguro. Sedangkan untuk hasil
Cs 0 0,743 perhitungan standar deviasi rumus Talbot, Sherman, dan
2 Normal Ishiguro dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Ck 3 2,834
3
3 Log Cs = Cv +3Cv 1,255

Pangkalpinang, 2 Oktober 2018 221


Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat ISBN: 978-602-61545-0-7

2 SP2 0,000207 0,088 0,267


Tabel 6 Standar Deviasi Talbot, Sherman, dan Ishiguro
3 SP3 0,000663 0,160 0,271
Metode Haspers dan Der Weduwen
PU (Tahun) Talbot Ishiguro Sherman 4 SP4 0,000664 0,273 0,408
2 2,247 116,598 3,009 5 SP5 0,000288 0,122 0,303
5 4,957 5,533 3,326 6 SP6 0,000219 0,146 0,386
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
10 2,786 5,484 2,149
Standar Intensitas Hujan
3,330 42,538 2,828
Deviasi Setelah diketahui nilai hujan rencana daan waktu
Standar konsentrsi, selanjutnya adalah intensitas Hujan
Deviasi Rata- 16,232 berdasarhan Metode Mononobe. Pada perhitungan
rata menggunakan
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017 Metode Mononobe, nilai intensitas hujan dicari dengan
menggunakan Persamaan 2.6. Hasil perhitungan
Tabel 7 Standar Deviasi Talbot, Sherman, dan Ishiguro intensitas hujan dapat dilihat pada Tabel 10 untuk nilai
Metode Mononobe Intensitas hujan pada saluran sekunder dan Tabel 11
PU untuk nilai intensitas hujan pada saluran primer.
Talbot Ishiguro Sherman
(TahuN)
2 2,871 81,639 2,295 Tabel 10 Besar Intensitas Hujan Pada Saluran Sekunder
5 2,804 5,252 4,122 R24 tc I
No Saluran (mm) (jam) (mm/jam)
10 3,080 6,943 5,065
1 SS1 132,810 0,222 125,529
Sandar
2,919 31,278 3,828 2 SS2 132,810 0,303 101,992
Deviasi
Standar 3 SS3 132,810 0,110 200,061
Deviasi 132,810
12,675 4 SS4 0,918 48,729
Rata-
rata 5 SS5 132,810 1,132 42,380
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017 Sumber : Hasil Perhitungan, 2017

Berdasarkan kedua tabel diatas, diketahui bahwa Tabel 11 Besar Intensitas Hujan Pada Primer
Metode Mononobe memberikan nilai standar deviasi R24 tc I
No Saluran
rata-rata lebih kecil daripada nilai standar deviasi rata- (mm) (jam) (mm/jam)
rata Metode Haspers dan Der Wedeun. Dengan 1 SP1 157,146 0,867 59,913
demikian nilai intensitas curah hujan yang digunakan 157,146 0,267
2 SP2 131,305
akan dihitung dengan menggunakan Metode Mononobe.
3 SP3 157,146 0,271 130,168
Waktu Konsentrasi 4 SP4 157,146 0,408 98,972
Nilai tcdiperoleh berdasarkan panjang lintasan
5 SP5 157,146 0,303 120,754
air dari titik yang ditinjau serta kemiringan rata-rata
daerah lintasan air dari titik terjauh ke titik serta 6 SP6 157,146 0,386 102,719
kemiringan rata-rata daerah limpasan air. Pada Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
cathmentarea terbagi menjadi 6 zona yang 5 dari zona
tersebut memiliki saluran sekunder. Nilaitc pada saluran Analisis Koefisien Pengaliran
sekunder dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9 untuk Pada penelitian ini cathment areaterbagi menjadi 6
nilai tc pada saluran primer. zona, sehingga debit rencana dihitung pada setiap zona
yang 5 diantaranya memiliki saluran sekunder.Pada
Tabel 8 Nilai tcPada Saluran Sekunder skema sistem drainase, terdapat 5 saluran sekunder yang
L tc masuk ke saluran primer.
No Saluran S Debit rencana dapat dihitung berdasarkan
(Km) (jam)
1 SS1 0,001208 0,167 0,222 koefisien limpasan (C), intensitas hujan (I), dan luas
daerah (A). Nilai (C) ditentukan berdasarkan
2 SS2 0,000201 0,102 0,303 penggunaan lahan pada setiap zona.
3 SS3 0,000345 0,036 0,110 Setelah diketahui nilai koefisien limpasan (Ckomposit),
4 SS4 0,000010 0,096 0,918 intensitas hujan (I), dan luas daerah (A), maka debit
rencana pada masing-masing saluran sekunder dapat
5 SS5 0,000010 0,126 1,132 dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13 untuk debit rencana
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017 saluran primer.

Tabel 9 Nilai tcPada Saluran Primer Analisis Penampang Saluran


L tc Berdasarkan debit rencana, penampang saluran dapat
No Saluran S
(Km) (jam) dianalisis. Dengan memasukan Persamaan sebagai V
1 SP1 0,000847 0,820 0,867 dan Persamaan sebagai A, maka akan diperoleh tinggi
air normal pada saluran (h). Untuk mencari lebar
222 Pangkalpinang, 2 Oktober 2018
ISBN: 978-602-61545-0-7 Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian Pada Masyarakat

saluran bawah (b) dan freeboarddapat menggunakan Tabel 14 Perbandingan Nilai A Rencana dan A
persamaan pada landasan teori. Eksisting
A A
Tabel 12 Debit Rencana Pada Saluran Sekunder Saluran Rencana Eksisting Keterangan
I A Q (m²) (m²)
Saluran C
(mm/jam) (Km²) (m²/detik) Tidak
SS1 0,085 1,674 SS1 2,322 1,360
0,566 125,529 Memadai
SS2 0,564 101,992 0,022 0,349 Tidak
SS2 1,403 0,945
Memadai
SS3 0,561 200,061 0,029 0,902
SS3 2,679 7,700 Memadai
SS4 0,606 48,729 0,075 0,615
Tidak
SS5 0,628 42,380 0,056 0,415 SS4 7,583 0,428
Memadai
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017 Tidak
SS5 4,919 1,050
Memadai
Tabel 13 Debit Rencana Pada Saluran Primer Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
I A Q Tabel 15 Perbandingan Nilai A Rencana dan A
Saluran C
(mm/jam) (Km²) (m²/detik) Eksisting
SP1 0,584 59,913 0,506 4,923 A A
SP2 0,584 131,305 0,506 17,385 Saluran Rencana Eksisting Keterangan
(m²) (m²)
SP3 0,584 130,168 0,506 17,735
SP1 5,952 25,043 Memadai
SP4 0,584 98,972 0,506 18,636
Tidak
SP5 0,584 120,754 0,506 19,252 SP2 26,004 24,354
Memadai
SP6 0,584 102,719 0,506 19,666 SP3 19,561 34,263 Memadai
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017 SP4 20,281 44,676 Memadai
Berdasarkan perhitungan dan kondisi eksisting SP5 28,439 39,908 Memadai
dilapangan diperoleh hasil bahwa 4 dari 5 saluran SP6 32,021 33,369 Memadai
sekunder tidak dapat menampung debit rencana saluran. Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Untuk lebih jelasnya, perbandingan nilai kapasitas
tampang rencana saluran dan nilai kapasitas tampang Tabel 16 Kinerja Sistem Drainase Per Segmen Saluran
eksisting saluran dapat dilihat pada Tabel 14 sedangkan Primer
untuk saluran primer dapat dilihat pada Tabel 15. Kinerja
Bobot x
Segmen Sistem
Analisis Indikator Fisik Kinerja Sistem Drainase Nilai
Drainase
Berdasarkan survey lapangan kondisi saluran dan Segmen
wawancara kepada Dinas Pekerjaan Umum dan 7142 Cukup
1
Penataan Ruang, Satker Pengembangan Sistem PLP Segmen
Provinsi Bangka Belitung, serta warga yang bertempat 6773 Cukup
2
tinggal di daerah penelitian, terdapat beberapa Segmen
permasalahan pada saluran sekunder maupun primer. 7474 Cukup
3
Dari hasil kuisioner diperoleh beberapa sub indikator Segmen
yang tidak diperlukan pada saluran, yaitu siphon 7525 Cukup
4
dikarenakan siphon digunakan pada pertemuan 2
Segmen
sungai, talang, dan manhole digunakan pada saluran 7715 Cukup
5
tertutup.Hasil seluruh perhitungan per segmen dirata-
Segmen
ratakan lalu dibandingkan hasil dari ketujuh belas 7429 Cukup
6
kuisioner yang diperoleh.
Sumber : Hasil Perhitungan, 2017
Berdasarkan perhitungan, diperoleh total pengalian nilai
dengan bobot rerata dari ketujuh belas responden
sebesar 6291. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa KESIMPULAN DAN SARAN
penilaian terhadap kinerja fisik sistem drainase Kesimpulan
Kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok adalah Dari hasil penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja
“Cukup”. Hal ini dikarenakan total pengalian nilai Sistem Drainase Kelurahan Tanjung Kecamatan
dengan bobot lebih besar dari pada 6100 dan kurang Muntok” dapat diambil kesimpulan :
dari 8000. Sedangkan untuk analisis kinerja 1. Debit rencana yang dihasilkan pada saluran primer
sistem drainase Kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok Sungai Ulu adalah 19,666 m3/detik. Beberapa
per segmen didapat dengan merata-ratakan hasil saluran drainase yang tidak mampu menampung
pengalian bobot dan nilai dua kuisioner yang disebar debit rencana yaitu saluran SS1, SS2, SS4, SS5, dan
pada setiap segmen saluran primer. SP2.
2. Kinerja Sistem Drainase pada Cathment area Sistem
Drainase Sungai Ulu Kelurahan Tanjung adalah

Pangkalpinang, 2 Oktober 2018 223


Prosiding Seminar Nasional Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat ISBN: 978-602-61545-0-7

“cukup”, dikarenakan setelah dilakukan Perumahaan Villa Johor Kecamatan Medan


perbandingan pada hasil penilaian kuisioner dari Johor. Sumatra Utara.
ketujuh belas narasumber diperoleh total nilai akhir Rahmawati, dkk.2015. Evaluasi Sistem Drainase
Terhadap Penanggulangan Genangan Di Kota
lebih dari 6100 dan kurang dari 8000.
Sidoarjo.Jurnal, Prosiding Seminar Nasional
3. Solusi dari permasalahan banjir dan genangan adalah Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah
memperbesar dimensi pada saluran SS1, SS2, SS4, (ATPW), Surabaya.
SS5, dan SP2 sertamelakukan upaya peningkatan Restianti, E.. 2015. AnalisisKinerja Sistem Drainase
kinerja sistem drainase Kelurahan Tanjung Kelurahan Kuto Panji Kecamatan Belinyu.
Kecamatan Muntok, melakukan upaya pengerukan Skripsi, JurusanTeknikSipil Fakultas Teknik,
sedimen yang dapat mengurangi kapasitas tampung Universitas Bangka Belitung. Bangka
Belitung.
pada saluran primer sungai ulu, dan melakukan
Febrina, G. 2008. Analisis Curah Hujan Untuk
pemeliharaan pada saluran secara berkala untuk Pendugaan Debit Puncak Dengan Metode
membersihkan saluran dari semak dan sampah. Rasional Pada DAS Belawan Kabupaten Deli
Saran Serang.Skripsi, Fakultas Pertanian USU.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada Sumatra Utara.
beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam Mudjadi, 2014.Panduan Penilaian Kinerja Pemerintah
pelaksanaan penelitian selanjutnya, yaitu sebagai Daerah Bidang Pekerjaan Umum Tahun
berikut : 2010-2014. Jakarta.
1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan Perturan Mentri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun
bagi pemerintah dan uga instansi terkait untuk 1987.Pedoman Penyusunan Rencana Kota.
lebih memperhatikan kondisi drainase wilayah Pitaloka, Diyah. 2013. Evaluasi Kinerja Sistem
perkotaan Drainase Kecamatan Tamansari Kota
Pangkalpinang.Skripsi. Jurusan Teknik Sipil,
2. Diperlukan kajian lebih lanjut karena penelitian ini
Fakultas Teknik, Universitas Bangka
belum mempertimbangkan pasang surut air laut Belitung. Pangkalpinang.
yang dapat memberikan pengaruh pada saluran Raja R F., Novrianti.2014. Sistem Drainase Untuk
dan secara khusus memperhitungkan limbah dari Menanggulangi Banjir di Kecamatan Medan
rumah tangga yang memberikan pengaruh pada Sunggal.Jurnal.Sumatra Utara.
saluran. Subarkah, Iman, 1980, Hidrologi Untuk Perencanaan
Bangunan Air, Penerbit Idea Dharma,
3. Untuk analisis selanjutnya perlu memperhitungkan
Bandung. Sunggono, 1995, Buku Teknik Sipil,
penilaian terhadap indikator non fisik seperti Penarbit Nova, Bandung.
peraturan manajemen pembangunan agar Susilowati, Kusumastuti, 2010. Analisis Karakteristik
mendapatkan hasil yang mendekati kondisi Curah Hujan Dan Kurva Intensitas (IDF) DI
sebenarnya. Profinsi Lampung.Jurnal. Teknik Sipil, Fakultas
4. Perlu analisis teknis dalam menetapkan solusi dari Teknik, Universitas Lampung. Lampung.
permasalahan sistem drainase yang ada karena Suripin, 2004, Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
penilaian ini menetapkan solusi hanya dari kondisi
Triadmojo, B. 2013. Hidrologi Terapan. Beta Offset
fisik lapangan. Yogyakarta. Perum FT.UGM No.3 Seturan
Catur tunggal.Depok Sleman Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA VenTe Chow, 1997, Hidrolika Saluran Terbuka,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hadisusanto, Nugroho. 2011. Aplikasi Hidrologi. Wesli, 2008, Drainase Perkotaan, Penerbit GrahaIlmu,
Malang : Jogja Mediautama. Yogyakarta.
Hasmar, Halim, 2011, Drainasi Terapan, Penerbit UII Titiek, W. 2009.Kurva Intensitas Durasi Frekuensi
Press, Yogyakarta. (IDF) Persamaan Mononobe Di Kabupaten
Edisono dkk. 1997. Drainase Perkotaan. Gunadarma. Sleman. Jurnal, Universitas Janabadra
Elgina.,Terunajaya.2013. Pengkajian Ulang Sistem Yogyakarta. Yogyakarta.
Drainase Untuk Mengatasi Banjir Genangan di

224 Pangkalpinang, 2 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai