Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMASI INDUTRI

“HVAC / AHS”

DISUSUN OLEH :

AMANUDDIN / 1613015048 MELINDA / 1613015114

FIDHIA RARA .L / 1613015084 MEUTIA RIDHA .S / 1613015105

HESTI NURLINDA / 1613015135 MUHAMMAD FAUZI Z.A / 1613015018

INVITA ROBAYANI .S/ 1613015090 MUHAMMAD SAFRUDIN / 1613015030

IRENE MAYDY /1613015165 NURUL YASMIN / 1613015072

ISLAM MUNA .A / 1613015096 RAUDHATUN AMALIA / 1613015024

ISTNAINI REIZA FATIMAH / 1613015006 RENDI EKO .S / 1613015033

JANETTE RINDANA .P / 1613015087 SELVY JUMIATUL .A / 1613015066

KADEK AYU DWI .S / 1613015132 TIO RISMA .S / 1613015081

KURNYA / 1613015078 WILUJENG AYU / 1613015060

M. RAHMAT HIDAYAT / 1613015150 ZAYYIN WARDIAH / 1613015093

MAULIDYA / 1613015141

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah yang kami buat ini berjudul ”Makalah HVAC/AHU Industri Farmasi”.
Tujuan membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmasi Industri. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya
bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari di dalam penyusunan dan
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari pada itu kritik dan
saran sangat kami harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih
baik lagi dan atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih.

Samarinda, 10 November 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

HVAC adalah singkatan dari Heating Ventilation dan Air-Conditioning,


umumnya terkait dengan industri pemanasan dan pendinginan. adalah sistem atau
mesin yang melakukan tiga fungsi utama dengan tiga salurannya yang terpisah
yaitu pemanasan, pendinginan, dan ventilasi udara, umumnya digunakan pada
bangunan komersial atau industri di perumahan. HVAC menggabungkan
perhitungan energi bersama dengan aliran fluida (di gedung) melalui simulasi
Energi dan CFD dan menggunakannya dalam memahami fisika bangunan.
Pemanasan, ventilasi dan pendingin udara (HVAC) adalah teknologi
kenyamanan lingkungan dalam dan kendaraan. Tujuannya adalah untuk
memberikan kenyamanan termal dan kualitas udara dalam ruangan yang dapat
diterima. HVAC adalah bagian penting dari struktur perumahan seperti rumah
keluarga tunggal, bangunan apartemen, hotel dan fasilitas tempat tinggal senior,
industri menengah dan besar seperti gedung pencakar langit dan rumah sakit,
kapal di atas kapal, dan di lingkungan laut, di mana kondisi bangunan yang aman
dan sehat diatur sehubungan dengan suhu dan kelembaban, menggunakan udara
segar dari luar.
Salah satu faktor yang menentukan kualitas obat adalah kondisi
lingkungan tempat di mana produk tersebut dibuat/diproduksi. Kondisi
lingkungan yang kritis terhadap kualitas produk, antara lain adalah cahaya, suhu,
kelembaban relatif (RH), kontaminasi Mikroba, dan kontaminasi partikel. Sebagai
upaya untuk mengendalikan kondisi lingkungan tersebut, maka setiap industri
farmasi diwajibkan untuk memiliki Sistem Tata Udara (Air Handling
System/AHS). Seluruh regulatory code (WHO TRS 902/2002; WHO TRS
908/2003 dan PIC/S 2006) mensyaratkan Sistem Tata Udara (Air Handling
System/AHS) harus dikendalikan dan dikualifikasi. AHS sering juga disebut
dengan HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning). Sistem Tata Udara
tidak hanya mengontrol suhu ruangan (seperti halnya AC konvensional)
melainkan juga kelembaban, tingkat kebersihan (sesuai dengan kelas ruangan
yang dipersyaratkan), tekanan udara, dan sebagainya.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. HVAC/AHS
1. Pengertian HVAC/AHS
HVAC (heating, ventilation, dan air conditioning) adalah teknologi indoor
dan outdoor yang berfungsi sebagai media untuk memberikan kenyamanan pada
lingkungan. sistem HVAC adalah subdiscipline teknik mesin, berdasarkan
prinsip-prinsip termodinamika, mekanika fluida, dan perpindahan panas. Tiga
fungsi utama dari pemanasan, ventilasi, dan AC saling terkait, terutama dengan
kebutuhan untuk memberikan suhu yang nyaman dan kualitas udara yang dapat
diterima dalam ruangan di dalam instalasi yang tepat, operasi, dan biaya
perawatan.
HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning), memegang peran
penting dalam industri farmasi. Hal ini antara lain disebabkan karena :
a. Untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan pembuatan produk,
b. Memastikan produksi obat yang bermutu,
c. Memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil,
d. Memberikan perlindungan pada lingkungan di mana terdapat bahan
berbahaya melalui pengaturan sistem pembuangan udara yang efektif dan
aman dari bahan tersebut.
2. Sistem Tata Udara (HVAC/AHS)

Gambar 1. Sistem Tata Udara (HVAC/AHS)


Disebut “sistem” karena HVAC/AHS terdiri dari beberapa mesin/alat yang
masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu sistem tata udara yang dapat mengontrol suhu,
kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan, pola aliran udara serta jumlah
pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah
ditentukan. Biasanya sistem tata udara (HVAC/AHS) terdiri dari :
a. Cooling coil
Cooling coil (sering pula disebut dengan istilah evaporator) berfungsi
untuk mengontrol suhu (temperature/t) dan kelembaban relatif (Relative
Humidity/RH) udara yang akan didistribusikan ke ruangan produksi. Hal
ini dimaksudkan agar dapat dihasilkan output udara, sesuai dengan
spesifikasi ruangan yang telah ditetapkan. Proses pendinginan udara
sendiri dilakukan dengan mengalirkan udara yang berasal dari campuran
udara balik (return air) dan udara luar (fresh air) melalui kisi-kisi
(coil) evaporator yang bersuhu rendah. Proses tersebut menyebabkan
terjadinya kontak antara udara dan permukaan kisi evaporator yang akan
menghasilkan udara dengan suhu yang lebih rendah. Proses ini juga akan
menyebabkan kalor yang berada dalam uap air yang yang terdapat di
dalam udara ikut berpindah ke kisi evaporator, sehingga uap air akan
mengalami kondensasi. Hal ini menyebabkan kelembaban udara yang
keluar dari evaporator juga akan berkurang. Evaporator harus dirancang
sedemikian rupa sehingga kisi-kisinya memiliki luas permukaan kontak
yang luas, sehingga proses penyerapan panas dari udara di dalam
evaporator dapat berlangsung dengan efektif.
b. Static Pressure Fan (blower)
Blower adalah bagian dari HVAC yang berfungsi untuk menggerakkan
udara di sepanjang sistem distribusi udara yang terhubung
dengannya. Blower yang digunakan dalam HVAC berupa blower radial
yang memiliki kisi-kisi penggerak udara yang terhubung dengan motor
penggerak blower. Motor ini berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi gerak. Energi gerak inilah yang kemudian disalurkan ke
kisi-kisi penggerak udara hingga kemudian dapat menggerakkan
udara. Blower ini dapat di atur agar selalu menghasilkan frekuensi
perputaran yang tetap, hingga akan selalu menghasilkan output udara
dengan debit yang tetap. Dengan adanya debit udara yang tetap tersebut
maka tekanan dan pola aliran udara yang masuk ke dalam ruang produksi
dapat dikontrol.
c. Filter
Filter merupakan bagian dari HVAC yang berfungsi untuk mengendalikan
dan mengontrol jumlah partikel dan mikroorganisme (partikel asing) yang
mengkontaminasi udara yang masuk ke dalam ruang produksi. Filter,
biasanya ditempatkan di dalam rumah filter (filter house) yang didesain
sedemikian rupa agar mudah untuk dibersihkan dan/atau diganti. Hal
penting yang harus diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah
penempatan posisi filter harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
“memaksa” seluruh udara yang akan didistribusikan tersebut
melewati filter terlebih dahulu. Filter yang digunakan untuk HVAC dibagi
menjadi beberapa jenis/tipe, tergantung efisiensinya, yaitu (a) pre-
filter (efisiensi penyaringan: 35%); (b) medium filter (efisiensi
penyaringan: 95%); dan (c) High Efficiency Particulate Air (HEPA)
filter (efisiensi penyaringan: 99,997%). Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah posisi
penempatan filter harus diatur berdasarkan jenis dan efisiensi
penyaringan filter yang akan menentukan kualitas udara yang dihasilkan.
d. Ducting
Ducting adalah bagian dari HVAC yang berfungsi sebagai saluran tertutup
tempat mengalirnya udara. Secara umum, ducting merupakan sebuah
sistem saluran udara tertutup yang menghubungkan blower dengan
ruangan produksi, yang terdiri dari saluran udara yang masuk (ducting
supply) dan saluran udara yang keluar dari ruangan produksi dan masuk
kembali ke air handling unit (ducting return). Ducting harus didesain
sedemikian rupa sehingga dapat mendistribusikan udara ke seluruh
ruangan produksi yang membutuhkan, dengan hambatan udara yang
sekecil mungkin. Desain ducting yang tidak tepat akan mengakibatkan
hambatan udara yang besar sehingga akan menyebabkan inefisiensi energi
yang cukup besar. Ducting juga harus didesain agar memiliki insulator di
sekeliling permukaannya, yang berfungsi untuk menahan penetrasi panas
dari udara luar yang memiliki suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan suhu di dalam ducting.
e. Dumper
Dumper adalah bagian dari ducting HVAC yang berfungsi untuk mengatur
jumlah (debit) udara yang dipindahkan ke dalam ruangan produksi. Besar
kecilnya debit udara yang dipindahkan dapat diatur sesuai dengan
pengaturan tertentu pada dumper. Hal ini amat berguna terutama untuk
mengatur besarnya debit udara yang sesuai dengan ukuran ruangan yang
akan menerima distribusi udara tersebut.
3. Sistem Kerja HVAC/AHS
Supply udara yang akan disalurkan ke dalam ruang produksi berasal dari 2
(dua) sumber, yaitu (1) berasal dari udara yang disirkulasi kembali (sebanyak
80%), dan (2) berasal dari udara bebas (sebanyak 20%). Supply udara tersebut
kemudian melewati filter yang terdapat di dalam filter house, yang terdiri dari pre-
filter yang memiliki efisiensi penyaringan sebesar 35% dan medium filter yang
memiliki efisiensi penyaringan sebesar 95%. Selanjutnya,supply udara ini
melewati cooling coil (evaporator) yang akan menurunkan suhu (t) dan
kelembaban relatif (RH) udara. Kemudian udara di pompa dengan
menggunakan static pressure fan (blower) ke dalam ruang produksi melalui
ducting (saluran udara). Jumlah udara yang masuk ke dalam ruang produksi diatur
dengan menggunakan volume dumper. Selanjutnya udara disirkulasi kembali ke
air handling unit, demikian seterusnya.
Untuk supply udara di ruang steril, pada prinsipnya sama dengan supply
udara untuk ruang grey area, hanya saja selain menggunakan pre-filter dan
medium filter juga harus melewati HEPA filter yang memiliki efisiensi
penyaringan sebesar 99,997%.
4. Parameter Kontrol HVAC/AHS
Sebuah lingkungan yang baik ditentukan dengan empat variabel: suhu,
kelembaban, tekanan dan ventilasi. Suhu, Zona kenyamanan untuk suhu antara 68
°F (20 °C) dan 75 °F(25 °C). Suhu kurang dari 68 °F (20 °C) dapat menyebabkan
beberapa orang merasa terlalu dingin. Suhu lebih besar dari 78 °F (25 °C) dapat
menyebabkan beberapa orang merasa terlalu hangat dan tentu saja, nilai-nilai ini
bervariasi antara orang, daerah dan Negara.
Kelembaban, Zona kenyamanan untuk kelembaban antara 20%
kelembaban relatif (RH) dan 60% RH. Kelembaban kurang dari 20% RH
menyebabkan ruang untuk menjadi terlalu kering, yang memiliki efek buruk pada
kesehatan, elektronik, dan banyak daerah lain. Kelembaban lebih besar dari 60%
RH menyebabkan ruang untuk menjadi lembab dan meningkatkan kemungkinan
masalah jamur.
Tekanan, ruangan dan bangunan biasanya memiliki tekanan sedikit lebih
positif untuk mengurangi infiltrasi udara luar. Hal ini membantu dalam menjaga
bangunan tetap bersih. Ventilasi, ruangan biasanya memiliki beberapa perubahan
udara per jam. Kualitas udara dalam ruangan merupakan masalah penting. Pola
distribusi ruang udara yang masuk harus membuat orang nyaman.
5. Persyaratan Kelas Ruangan
6. Kategori Dasar HVAC/AHS
Ada 3 kategori dasar untuk sistem tata udara (HVAC/AHS), yaitu :
a. Sistem udara segar 100% (full fresh-air)
Sistem ini menyuplai udara luar yang sudah diolah hingga memenuhi
persyaratan kondisi suatu ruang, kemudian diekstrak dan dibuang ke
atmosfer. Sistem ini biasanya digunakan pada fasilitas yang menangani
produk/ pelarut beracun untuk mencegah udara tercemar disirkulasikan
kembali.
Gambar 2. Sistem udara segar 100% (full fresh-air)
b. Sistem resirkulasi
Resirkulasi harus tidak menyebabkan risiko kontaminasi atau kontaminasi
silang (termasuk uap dan bahan yang mudah menguap). Kemungkinan
penggunaan udara resirkulasi ini dapat diterima, bergantung pada jenis
kontaminan udara pada sistem udara balik. Hal ini dapat diterima bila
filtrat HEPA dipasang pada aliran udara pasokan (atau aliran udara balik)
untuk menghilangkan kontaminan sehingga mencegah kontaminasi silang.
Gambar 3. Sistem resirkulasi
c. Sistem ekstraksi
Bila dimungkinkan, debu atau cemaran uap hendaklah dihilangkan dari
sumbernya. Titik tempat ekstraksi hendaklah sedekat mungkin dengan
sumber keluarnya debu. Dapat digunakan ventilasi setempat atau tudung
penangkap debu yang sesuai. Contoh aplikasi sistem adalah
Area: Ruangan, Glove boxes, atau Lemari yang dilengkapi dengan tudung
buangan.

Gambar 4. Sistem Ekstraksi


BAB 3

KESIMPULAN

HVAC (heating, ventilation, dan air conditioning) adalah teknologi indoor


dan outdoor yang berfungsi sebagai media untuk memberikan kenyamanan pada
lingkungan. sistem HVAC adalah subdiscipline teknik mesin, berdasarkan
prinsip-prinsip termodinamika, mekanika fluida, dan perpindahan panas. Tiga
fungsi utama dari pemanasan, ventilasi, dan AC saling terkait, terutama dengan
kebutuhan untuk memberikan suhu yang nyaman dan kualitas udara yang dapat
diterima dalam ruangan di dalam instalasi yang tepat, operasi, dan biaya
perawatan.
Salah satu faktor yang menentukan kualitas obat adalah kondisi
lingkungan tempat di mana produk tersebut dibuat/diproduksi. Kondisi
lingkungan yang kritis terhadap kualitas produk, antara lain adalah cahaya, suhu,
kelembaban relatif (RH), kontaminasi Mikroba, dan kontaminasi partikel. Sebagai
upaya untuk mengendalikan kondisi lingkungan tersebut, maka setiap industri
farmasi diwajibkan untuk memiliki Sistem Tata Udara (Air Handling
System/AHS).
DAFTAR PUSTAKA

McDowall, Fundamentall Of HVAC System. SI edition. ASHRAE Learning


Institute, 1982, American

Ibnu El Hurry. Studi Sistem Automatik Pada Gedung Untuk Sistem HVAC
(Heating System, Ventilating and Air Conditioning) Berbasis Direct
Digital Controller (Studi Kasus Pada Pabrik “X” di Cibitung, Skripsi.
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. 1999.

Anda mungkin juga menyukai