Disusun oleh :
Danae Kristina Natasia, S.Ked
FAA 110 038
Pembimbing :
dr. Erlina Sigai, Sp.An
KASUS
1.2 Preoperatif
1.2.1 Anamnesis
Pasien datang ke Poliklinik Bedah RSUD dr. Doris Sylvanus pada tanggal 24/2/2015 dengan
keluhan utama benjolan di payudara kiri sejak 10 hari SMRS.
Riwayat operasi sebelumnya(-), riwayat alergi obat(-), alergi makanan (-), astma(-),
hipertensi(-), penyakit jantung(-), DM(-), riwayat kejang(-), alkohol & merokok (-).
1.2.2 Pemeriksaan Fisik (21/01/2015)
A. Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi
o BB : 54 kg
o TB : 145 cm
o IMT : 25,7 kg/m2
Tanda vital
o TD : 110/60 mmHg suhu : 36,3 0C
o Nadi : 84 x/mnt RR : 18 x/mnt
Cephal : normochepal, deformitas (-)
Mata : conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), edema palpebra (-)
Telinga : Bentuk telinga normal, deformitas (-), scar (-), edema (-),
hiperemis (-), sekret (-)
Hidung : deformitas (-), sekret (-), edema (-), deviasi septum (-)
Mulut : bibir kering (-), lidah kotor (-), gigi palsu (-), gigi goyang (-),
lidah besar (-)
Tenggorokan : pembesaran tonsil (-) T1-T1, tonsil hiperemis (-), hiperemis
faring (-), uvula sentral (-), skor mallampati 1
Collum : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-),
temporomandibula joint >7 cm.
Pulmo : SDV +/ + Rh +/+ Wh -/-
Cor : S1-S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel, BU (+) normal, tymphani, massa sukar dinilai, nyeri
tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas atas : akral hangat
Ekstremitas bawah : akral hangat, pitting oedema -/-
1.2.3 Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium
24 Februari 2014
Hb : 14,7 g/dL HT : 43%
Leukosit : 7300/uL Eritrosit : 4,8 Juta/uL
Trombosit : 229.000/uL
CT : 4’ 00”
BT : 2’ 00”
1.2.4 Resume Visite Preoperatif
Assesment : ASA PS I
Diagnosis prabedah : Soft Tissue Tumor Mammae Sinistra Suspect Benigna
Jenis pembedahan : Eksisional - Biopsi
Keadaan prabedah (26/02/2010 J. 17.00 WIB) :
- BB : 54 kg; Hb : 14,7 g/dL;
- TD : 110/60 mmHg; nadi : 84x/menit, suhu 36,3oC
- Dipuasakan mulai pukul 02.00 WIB
Rencana tindakan anestesi : Anestesi umum dengan intubasi
1.3 Manajemen Anestesi di Kamar Bedah
1. Preoperatif
- Persiapan anestesi :
a. Pasien puasa 6 – 8 jam preoperatif.
b. Dilakukan pemeriksaan kembali identitas pasien, persetujuan operasi, lembar
konsultasi anestesi, obat-obatan dan alat-alat yang diperlukan.
c. Dilakukan pemeriksaan tanda vital.
d. Pemasangan IV line dengan cairan Ringer Laktat pada tangan kiri.
e. Pemasangan Kateter urin.
f. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian operasi.
- Managemen terapi cairan :
a. Kebutuhan Cairan Basal (KCB) BB 50 kg
I. 10 kg x 4 cc = 40 cc
II. 10 kg x 2 cc = 20 cc
III. 34 kg x 1 cc = 34 cc
Jumlah cairan maintanance : 94cc/jam.
b. Kebutuhan cairan puasa (KCP) BB 54 kg
= lama puasa (jam) x M
= 7 x 94
= 658 cc
c. Kebutuhan intraoperatif (KIO) operasi sedang (4 – 6 cc/kg)
= (4 – 6 cc) x 54 kg
= 216 – 324 cc
d. Perdarahan
e. Cara pemberian penggantian cairan selama operasi
Jam Pertama = KCB + KIO + 50% KCP
= 94 + 324 + 50% x 658
= 747 cc
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien Ny. ST, 35 th dengan diagnosis kista ovarium pro kistektomi ASA PS II
dilakukan tindakan berupa anestesi umum dengan intubasi. Pasien ini masuk kategori ASA
PS II karena peningkatan fungsi hati diatas normal (SGPT >35 U/L). Anestesi umum
merupakan pemberian secara menyeluruh disertai dengan hilangnya kesadaran.1 anestesi
umum juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara
yang diikuti oleh hilangnya rasa nyeri diseluruh tubuh akibat pemberian obat anestesi.3
Memiliki 3 trias yaitu hipnotik, analgetik dan relaksasi. Pada pasien ini seluruh obat-obatan
anestesi diberikan secara intravena.
Jenis anestesi umum yang digunakan pada pasien ini adalah jenis anestesi intravena
total dengan intubasi. Jenis anestesi ini di indikasikan untuk operasi-operasi yang
memerlukan lapangan operasi yang optimal, dan untuk menjaga patensi dari jalan nafas
pasien digunakan teknik intubasi.
Premedikasi adalah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi dengan tujuan
melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesi, terutama untuk meredakan
kecemasan dan ketakutan. Pada pasien ini diberikan premedikasi berupa pemberian
midazolam 2,5 mg (iv). Midazolam merupakan golongan benzodiazepine yang bersifat
hipnotik – sedatif dan dapat menciptakan amnesia anterograde. Midazolam
dikontraindikasikan pada pasien hamil.2
Rocuronium bromide adalah salah satu muscle relaxan yang dapat menurunkan
refleks semua otot didalam dalam tubuh termasuk otot didaerah laring yang nantinya akan
memudahkan pemasangan intubasi. Rocuranium memiliki dosis 0,6 – 1,2 mg/kgBB sehingga
pasien ini mendapatkan 30 mg yang disuntikan secara intravena. Onset kerja berkisar
45 – 90’ dan durasi kerja selama 15 – 120 menit.
Pemasangan ETT diharapkan dapat menjaga patensi jalan nafas, mencegah aspirasi
dan regurgitasi serta mempermudah dalam pemberian ventilator mekanik. Komplikasi yang
dapat terjadi akibat pemasangan ETT adalah trauma gigi geligi, laserasi bibir, faring dan
laring, refleks simpatis meningkat (takikardi, hipertensi), aspirasi hingga spasme bronkus dan
laring yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mencegah komplikasi tersebut diperlukan
keterampilan dan banyak berlatih agar berbagai komplikasi tersebut dapat diminimalisir
seringan mungkin.
BAB III
KESIMPULAN
Telah dilaporkan penatalaksanaan anestesi umum pada operasi laparotomi –
kistektomi pada penderita Ny. ST, usia 35 tahun, status fisik ASA II. Dengan diagnosis kista
ovarium dengan menggunakan teknik anestesi semi closed dengan ETT no.7.0 mm ID
respirasi terkontrol.
Untuk mencapai hasil maksimal dari anestesi seharusnya permasalahan yang ada
diantisipasi terlebih dahulu sehingga kemungkinan timbulnya komplikasi anestesi dapat
ditekan seminimal mungkin. Dalam kasus ini selama operasi berlangsung tidak ada hambatan
yang berarti baik dari segi anestesi maupun dari tindakan operasinya. Selama di ruang
pemulihan juga tidak terjadi hal yang memerlukan penanganan serius. Secara umum
pelaksanaan operasi dan penanganan anestesi berlangsung dengan baik meskipun ada hal-hal
yang perlu mendapat perhatian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Leksana E. Anestesi Umum. SMF/bagian anestesi dan terapi intensif FK UNDIP:
Semarang; 2004.
2. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: anestesi umum. Ed.Kedua. Bagian
anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002
3. Mangku G, Senapathi TGA. Buku ajar ilmu anestesia dan reanimasi. Edisi 1. Jakarta:
Permata Puri Media; 2009.