Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BESAR

MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA

Implementasi Konsep Manajemen Proyek Pada


Pekerjaan Network dan Security Enhancement
Jaringan e-Government
Studi Kasus Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo

Marion Renaldo Rotinsulu (1606844795)


Network and Information Security, Electrical Engineering Department
Faculty of Engineering, University Indonesia
Jakarta, Indonesia
marion.rotinsulu@gmail.com
Dosen : DR Ir Iwan Krisnadi MBA

Abstract—Provinsi Gorontalo saat ini belum memiliki pusat data tersentralisasi, gangguan layanan akibat belum tersedianya sumber energi
listrik cadangan, gangguan keamanan informasi (hacking, DDoS, virus, malware), dan Adanya isu kapasitas yang dikaitkan dengan tidak
seimbangnya bandwidth yang tersedia dan jumlah pengguna. Banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo
khususnya infrastruktur jaringan dan keamanan informasi, maka Pemerintah Provinsi Gorontalo mengadakan kegiatan proyek network dan
security enhancement pada jaringan e-Government guna menanggulangi masalah yang ada saat ini. Untuk memaksimalkannya, perlu disusun
sebuah kerangka manajemen proyek yang baik berdasarkan project management body of knowledge (PMBOK) dimana menjadi fokus peneliti
dalam tulisan ini. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, faktor penentu kesuksesan proyek dipemerintah terletak pada bagian inisiasi dan
perencanaannya terlebih cara mengkomunikasikan pekerjaan secara internal dan eksternal serta mengantisipasi resiko yang diperkirakan akan
timbul.

Keywords—Manajemen Proyek, Project Management Body of Knowledge, e-Government, Network and Security Enhancement,
Keamanan Jaringan e-Government, Provinsi Gorontalo

1 PENDAHULUAN aspek/dimensi penilaian yakni Kebijakan, Kelembagaan,


1.1 Latar Belakang Infrastruktur [1]. Dari kelima dimensi penilaian tersebut,
Provinsi Gorontalo memiliki nilai terendah pada Infrastruktur.
Saat ini, infrastruktur TIK yang telah ada pada lingkungan
pemerintah Provinsi Gorontalo dibangun berdasarkan Beberapa isu terkini terkait yang menjadi penyebab atas
pelaksanaan masterplan e-Government Provinsi Gorontalo rendahnya nilai Infrastruktur pada penilaian PeGI tahun 2015
2014-2019 yang telah dijabarkan dalam dokumen Detail dikarenakan beberapa hal berikut:
Engineering Design (DED) Pengembangan TIK di Provinsi
Gorontalo 2014-2019 dan diperkuat oleh landasan hukum  Seringnya dilakukan pemadaman listrik pada kompleks
Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo No. 3 Tahun 2016 perkantoran Gubernur yang mengakibatkan ruang
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan berbasis Teknologi server dimana terdapat Infrastruktur TIK e-Government
Informasi dan Komunikasi [2,3,4]. Pembangunan dan Provinsi Gorontalo mengalami kerusakan.
pengembangan TIK di Provinsi Gorontalo diprioritaskan pada  Tidak tersedianya Catu Daya cadangan (seperti
beberapa hal utama sebagai berikut [3]: GENSET) yang dikhususkan untuk menangani
peralatan infrastruktur TIK e-Government Provinsi
1) Peningkatan Pelayanan Publik sebagai fungsi birokrasi Gorontalo.
harus ditunjang oleh infrastruktur, aplikasi, dan sumber  Adanya isu kapasitas yang dikaitkan dengan tidak
daya manusia. seimbangnya bandwidth yang tersedia dan jumlah
2) Penyediaan informasi yang cepat, akurat, handal, dan pengguna.
aman serta terintegrasi sehingga tidak ada data yang  Setiap instansi memiliki ruang server masing-masing
tumpang tindih. sehingga masih menyebabkan pemborosan di sisi
3) Diperlukan pembangunan pusat data dan infrastruktur infrastruktur karena harus membiayai hal yang sama
jaringan komunikasi data. untuk fungsi pemerintahan yang sentral.
Tersedianya acuan, panduan dan landasan hukum  Seringnya terjadi gangguan keamanan informasi pada
memberikan implikasi yang baik bagi Pembangunan TIK di layanan yang disediakan dan digunakan dalam
Provinsi Gorontalo. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian keseharian berupa kehilangan data, hacking, DDoS,
pada tahun 2015 yang dilakukan oleh Direktorat e- dan
Government, Direktorat Jenderal Aplikasi dan Telematika
Problematika yang telah diuraikan di atas dapat
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
disolusikan program perbaikan secara menyeluruh pada sistem
Indonesia, Provinsi Gorontalo ditetapkan berada pada
jaringan dan keamanan informasi pada Pemerintah Provinsi
peringkat 4 (Empat) nasional dalam rangka pemeringkatan e-
Gorontalo melalui beberapa kegiatan seperti data center
Government Indonesia (PeGI) tingkat Provinsi atas 5
Marion Renaldo Rotinsulu 1 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
consolidation, capacity planning, dan penataan kembali 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
jaringan yang telah ada. Tujuan dari penelitian menyusun sebuah dokumen yang
dapat dijadikan panduan dalam melakukan network dan
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah
security enhancement di Provinsi Gorontalo berdasarkan
Sebagaimana uraian pada bagian latar belakang atas PMBOK yang meliputi tahapan Initiating, Planning,
lemahnya infrastruktur TIK di Provinsi Gorontalo, tentu perlu Executing, Monitoring & Controlling, dan Closing.
disusun dan di tata rapi hal-hal yang berkaitan dengan strategi
pengembangan dan pembangunan infrastruktur TIK, batasan Manfaat dari penelitian ini adalah jurnal atau tulisan ini
dalam pekerjaan, resiko-resiko yang harus diminimalisir, dapat dijadikan pedoman dan panduan pelaksanaan proyek
strategi komunikasi untuk menyelesaikan pekerjaan, biaya, oleh Pemerintah Provnisi Gorontalo dalam melaksanakan
dan waktu yang dibutuhkan. Untuk menyelesaikan masalah- kegiatan network dan security enhancement Provinsi
masalah yang telah diuraikan dan menjawab hal-hal di atas, Gorontalo sehingga dalam pelaksanaannya proyek ini
maka rumusan masalah dari jurnal ini adalah bagaimanakah terhindar dari kegagalan atau berbagai kendala.
cara yang tepat dan hal-hal yang harus diperhatikan untuk
melaksanakan kegiatan network dan security enhancement di 2 KAJIAN PUSTAKA
Provinsi Gorontalo menggunakan kerangka manajemen 2.1 Manajemen Proyek
proyek yang baik berdasarkan Project Management Body of
Definisi Manajemen Proyek menurut Project Manajement
Knowledge (PMBOK)?
Institute (PMI) adalah penerapan pengetahuan (knowledges),
Di dalam jurnal ini, penulis akan memfokuskan dan keterampilan (skills), peralatan (tools), dan teknik (technique)
membatasi permasalahan pada tahapan project initiation dan ke dalam kegiatan proyek untuk memenuhi tuntutan proyek
project planning. Terdapat beberapa asumsi yang [5]. PMI mendefinisikan terdapat 47 proses dalam manajemen
menyebabkan penulis fokus pada pembahasan kedua tahapan proyek yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok besar yang
tersebut. Pertama, mekanisme project control dan monitoring biasa disebut Project Management Process Groups dan
pada pemerintah sudah memiliki standar acuan yang jelas tersebar ke dalam 10 kelompok knowledge area seperti yang
mulai dari Peraturan Presiden sampai dengan Peraturan ditunjukkan oleh Tabel 2-1.
Gubernur. Kedua, umumnya pekerjaan yang dilakukan oleh
instansi pemerintah menjadi berantakan karena buruknya 2.1.1 Project Management Process Groups
perencanaan awal dari pekerjaan yang akan dilakukan. Hal ini
juga merupakan pengamatan langsung penulis selama
berkecimpung dan menjadi pelaksana pekerjaan di dalam
proyek pemerintah.

Di dalam tahapan project planning, penulis tidak akan


membahas masalah project time management, project cost
management, project quality management, project human
resource management, dan project procurement management.
Pemerintah telah memiliki standar aturan baku yang jelas
tentang bagaimana penentuan standar biaya sebuah proyek, hal
itu dimulai dengan adanya angka dasar yang telah ditetapkan
oleh Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo
yang mengacu pada aturan menteri keuangan. Kedua,
pemerintah telah memiliki mekanisme penyerahan dan
pemeriksaan pekerjaan yang di atur oleh Undang-undang,
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden sampai dengan Gambar 2-1. Project Management Process Groups
Peraturan Gubernur. Ketiga, terkait dengan project Gambar 2-1 menunjukkan keterkaitan kelima process
procurement management, pemerintah telah memiliki sebuah group dalam sebuah proyek. Penjelasan lebih rinci terkait
mekanisme tersendiri untuk pengadaan barang dan jasa yakni kelima kelompok project management process groups sebagai
di atur langsung oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan berikut:
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Republik Indonesia. Dimana
sudah ada mekanisme melalui lpse atau e-catalog. Project  Inisiation: Tahapan awal dari dimulainya sebuah
Human Resource Management tidak akan penulis uraikan proyek. Pada tahap ini akan memberikan gambaran
pembahasan rinci di dalam jurnal ini, karena pembahasan suatu proyek secara keseluruhan. Pada tahap ini akan
terkait pembentukan sebuah tim yang lengkap dan proyeksi didefinisikan apa saja yang menjadi kriteria sukses,
serta pemilihan anggota tim berdasarkan keahlian hambatan utama, dan mengidentifikasi stakeholder dari
membutuhkan analisa yang komprehensif, sehingga daripada proyek. Hal-hal tersebut harus ditulis dan
tidak begitu lengkap dalam paper ini maka penulis memilih didokumentasikan dalam sebuat Project Initiation
untuk tidak membahasnya detil. Document. 

 Planning: Tujuan dari tahap ini mendefinisikan scope,
menulis daftar pekerjaan, mengestimasi waktu dan
biaya, critical path, estimasi risiko, menghitung

Marion Renaldo Rotinsulu 2 NIM. 1606844795


TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
kebutuhan resource (sumber daya manusia) dan menjadi pembelajaran bagi proyek – proyek serupa lain
requirement-nya. pada tahap ini belum dilakukan hal- nya dimasa mendatang. 

hal teknis dan keluaran dari tahap ini adalah Project
2.1.2 Knowledges Area
Plan Document. Ini adalah tahapan yang paling penting
dalam mengerjakan suatu proyek. 
 Knowledge Area merupakan pengelompokan area project
management atau area tertentu yang didasarkan atas kesamaan
Tabel 2-1. Matriks Knowledge Area dan Process Groups

 Action: Dalam tahapan ini menindaklanjuti hal-hal konsep, istilah, dan aktivitas. Kesepuluh knowledge area
yang telah dituangkan dalam tahapan planning. Tujuan tersebut yakni:
dari tahap ini adalah bagaimana proyek tersebut dapat
diselesaikan sesuai dengan hasil yang diharapkan dan 2.1.2.1 Project Integration Management
biaya dan waktu yang telah direncanakan. Agar Kumpulan aktivitas dan proses yang diperlukan untuk
tercapai tujuan tersebut maka pada tahap ini perlu mengidentifikasi, mendefinisi, mengkombinasi, menyatukan
dilakukan kegiatan monitoring progress dengan dan mengkoordinasi berbagai proses dan aktivitas manajemen
membuat Gantt Chart, pemantauan biaya, dan proyek dalam suatu proses yang berkesinambungan. Project
mengkomunikasikan perkembangan proyek tersebut Integration Management terdiri dari 5 proses, yaitu:
seta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya
(jika ada). 
  Develop Project Charter: Proses membuat sebuah
 Monitoring: Tahapan ini merupakan proses dokumen yang menyatakan secara formal keberadaan
pemantauan terhadap aktivitas – aktivitas dalam suatu proyek dan menyediakan otoritas kepada project
proyek, terhadap kesesuaian dengan perencanaan yang manager untukmengaplikasikan sumber daya
telah dibuat. Selain itu, dalam tahapan ini dipantau organisasi pada aktivitas proyek.

masalah estimasi waktu dan biaya yang telah  Direct and Manage Project Execution: Proses untuk
direncakan pada tahap perencanaan. Bila terdapat memimpin dan melakukan pekerjaan yang telah
ketidaksesuaian antara actual and planning, maka akan dijelaskan dalam project management plan dan
ditentukan tindakan apa yang akan diambil agar actual menerapkan perubahan yang telah disetujui untuk
proyek tersebut kembali sesuai dengan planning. 
 menjapai tujuan dari suatu proyek.
 Project Closing: proses ini merupakan tahap akhir dari  Monitor and Control Project Work: Proses melacak,
suatu proyek yaitu dimana pengerjaan proyek selesai meninjau dan melaporkan perkembangan untuk
dan diterima oleh client. Pada tahap ini juga akan menyesuaikan dengan objektif dalam project
dilakukan serah terima proyek, hasil apa saja yang telah management plan. Tujuan utama dari proses ini untuk
dicapai, dan yang paling penting adalah hal – hal apa melaporkan pada para stakeholder kondisi proyek,
saja yang bisa dipelajari dari proyek tersebut agar bisa evaluasi, dan perencanaan proyek kedepannya
Marion Renaldo Rotinsulu 3 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
 Project Integrated Change Control: Proses meninjau  Plan Risk Management: proses untuk menentukan
ulang semua permintaan perubahan; Menyetujui bagaimana mengatur risiko dari suatu project secara
perubahan dan mengelola segala aspek yang bersama – sama.

dibutuhkan. Tujuan utama proses ini untuk mengatur  Identify Risk: Menentukan kemungkinan risiko yang
perubahan agar terintegrasi dengan risiko pekerjaan akan muncul pada suatu proyek dan mendokumentasi
minimal. Inputs Tools & Techniques Outputs 
 karakteristik dari risiko tersebut.

 Perform Qualitative Risk Analysis: Mengidentifikasi
 Close Project or Phase: Tujuannya adalah untuk secara risiko dengan menggunakan peluang terjadinya dan
formal menutup proyek dan membuat lesson learned dampaknya terhadap tujuan proyek bila risiko itu
yang kelak dapat dipelajari.
 terjadi.

2.1.2.2 Project Scope Management  Perform Quantitative Risk Analysis: Proses
Kegiatan yang dilakukan telah mencakupi semua menganalisa (secara numerik/kuantitas) dari risiko
kebutuhan yang telah didefinisikan, dan tidak terdapat yang telah teridetifikasi dan pengeruhnya terhadap
kegiatan tambahan yang tidak berhubungan dengan proyek secara keseluruhan.

requirement. Project Scope Management memiliki 6 proses,  Plan Risk Response: Proses mengembangkan pilihan
yaitu: dan menentukan tindakan untuk meningkatkan peluang
dan mengurangi ancaman terhadap tercapainya tujuan
 Plan Scope Management proyek.

 Collect Requirements: kegiatan untuk mengumpulkan  Monitoring and Controlling Risk: Tujuan utama dari
kebutuhan dari Stakeholder. proses ini adalah mengidentifikasi, menganalisis, dan
 Define Scope: Pada tahap ini, dilakukan pemilihan merencanakan risiko-risiko yang baru muncul, melacak
requirement berdasarkan requirement yang telah risiko teridentifikasi, menganalisis ulang risiko
dikumpulkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, sekarang, memonitor kondisi pemicu rencana
dibuat deskripsi lengkap tentang proyek dan produk, kontingensi, memonitor sisa risiko, dan mereview
atau layanan.
 pelaksanaan respon risiko saat mengevaluasi
 Create Work Breakdown Structure (WBS): Pada tahap keefektivannya.
ini, dilakukan pemecahan pekerjaan menjadi lebih rinci 2.1.2.5 Project Stakeholder Management
dan lengkap agar lebih mudah dilakukan.
Merupakan proses yang diperlukan untuk mengidentifikasi
 Validate Scope: Proses validasi ini dilakukan
orang-orang, kelompok, atau organisasi yang dapat
berdasarkan quality control yang ditinjau oleh
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proyek. Terdapat empat
customer atau sponsor.
 proses yang termasuk dalam knowledge area ini, yaitu:
 Control Scope: Proses untuk memantau status dari
suatu proyek dan scope produk serta mengelola  Identify Stakeholder: Mengidentifikasi orang,
perubahan pada scope.
 kelompok, atau organisasi yang dapat mempengaruhi
2.1.2.3 Project Communications Management atau dipengaruhi oleh suatu keputusan, aktivitas, atau
pendapatan dari suatu proyek

Proses ini dibutuhkan untuk menyebarluaskan informasi
 Plan Stakeholder Management: Mengembangkan
terkait kebijakan-kebijakan proyek, hasil-hasil kerja proyek,
manajemen strategis untuk keterlibatan secara efektif
dan cara melakukan komunikasi terkait rencana proyek
dari stakeholder melalui siklus hidup proyek,
selanjutnya. Terdapat 3 proses dalam knowledge area ini,
berdasarkan pada analisa kebutuhan, kepentingan dan
yaitu:

efek potensial pada kesuksesan proyek.

 Plan Communication Management: Dilakukan  Control Stakeholder Engagement: Memonitor
pendekatan dan rencana untuk bagaimana keseluruhan hubungan dan penyesuaian strategi dan
mengkomunikasikan perkembangan proyek perencanaan untuk keterlibatan stakeholder.

berdasarkan informasi dari stakeholder dan  Manage Stakeholder Engagement: Mengkomunikasi-
requirement.
 kan dan bekerja dengan stakeholder untuk mewujudkan
 Manage Communication: Membuat, pengumpulkan, harapan dan kebutuhan mereka, isu-isu, dan
mendistribusikan, menyimpan, semua dokumen yang penanganan yang tepat terhadap keterlibatan
berhubungan dengan informasi proyek.
 stakeholder pada proses aktivitas proyek.

 Control Communication: proses untuk memonitor dan 2.2 IT Infrastructure Capacity Planning
mengontrol komunikasi melalui project life cycle untuk Capacity Planning dibutuhkan untuk memastikan bahwa
memastikan informasi yang disampaikan sesuai dengan kapasitas infrastruktur TI dapat memenuhi kebutuhan bisnis
kebutuhan stakeholder. (yang selalu berubah) secara tepat waktu dan tepat
2.1.2.4 Project Risk Management anggaran. Bebrapa faktor yang dijadikan pertimbangan dalam
Proses dan pendekatan untuk mengidentifikasi dan capacity planning adalah Cost, Capacity, Demand dan Supply.
menetukan risiko dan kemudia membuat rencana bagaimana
Ada dua jenis pendekatan manajemen untuk melakukan
merespons risiko tersebut. Terdapat 6 proses dalam knowledge
capacity planning dengan tepat yakni: Proactive Capacity
area ini, yaitu:
Plannng dan Reactive Capacity Planning.
Marion Renaldo Rotinsulu 4 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
Untuk menjalankan skenario proactive capacity planning, dalam menggunakan aplikasi dan memaksa kita justru
perlu dipahami lebih jauh tingkat penggunaan komponen- menambah biaya pembelian bandwidth yang relative lebih
komponen infrastruktur dan pertumbuhannya untuk mahal. Untuk menjadikan DCC menjadi efektif maka yang
menentukan: komponen yang harus di upgrade, kapan waktu perlu dilakukan adalah:
yang tepat untuk melakukan upgrade, berapa biaya yang
dibutuhkan untuk upgrade. Manfaat yang diberikan dengan  Memastikan pengguna layanan tidak mengalami
proactive capacity planning adalah proses pengadaan menjadi permasalahan pada user experience maupun latency
terencana, sehingga memungkinkan pembelian dalam skala  Melakukan mitigasi risiko dari mengkonsolidasikan
besar dengan harga khusus dari vendor dan mencegah sebelum beberapa data center ke dalam sebuah data center
terjadi gangguan atau pelanggaran Service Level Agreement.  Tidak menyebabkan peningkatan pengeluaran pada
pembelian bandwidth
Reactvie Capacity Planning lebih kepada mencari solusi
Sehingga yang menjadi tujuan akhir dengan dilakukannya
permasalahan yang disebabkan karena keterbatasan kapasitas
konsolidasi server adalah:
infrastruktur dan peningkatan beban penggunaan yang tidak
diantisipasi.
 Mengurangi jumlah server fisik
Untuk mendapatkan perencanaan kapasitas yang tepat,  memaksimalkan investasi IT yang sudah dilakukan
perlu dilakukan capacity alignment yakni penjabaran strategi  Mengatur dan meningkatkan performansi dari aplikasi
bisnis ke dalam rencana pengembangan kapasitas teknologi  Mengurang biaya pemeliharaan dan investasi pada
informasi untuk mendapatkan kebutuhan riil dari kapasitas cabang
yang dibutuhkan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2-2. Teknik untuk melakukan DCC diklasifikasikan ke dalam
tiga kelompok, yakni: (1) Time of applying the technique; (2)
Tujuan akhir dari dilakukannya capacity planning adalah Constraints and Requirements considered during the
Memahami (memodelkan) dan memonitor tingkat penggunaan optimization process; (3) Optimization method used.
setiap komponen infrastruktur TI seperti (CPU, memory,
network bandwidth, disk, dan lainnya) dan Mengalokasikan 2.4 Jaringan Komputer
sumber daya TI yang dimiliki berdasarkan distribusi beban
Jaringan komputer merupakan cara untuk menghubungkan
kerja sehingga sistem yang berjalan tidak rentan terhadap
dua atau lebih perangkat untuk dapat saling berkomunikasi
gangguan.
baik itu mempertukarkan data, video atau suara. Berdasarkan
2.3 Data Center Consolidation jenisnya, terdapat tiga kategori jaringan komputer yakni: Local
Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN),
Saat ini Data Center dan aplikasi yang berjalan di dan Wide Area Network (WAN). Umumnya ketiga jenis
dalamnya tumbuh secara eksponensial. Perusahaan- jaringan ini memiliki pola dan perilaku yang sama, yang
perusahaan raksasa seperti Amazon, Microsoft, IBM, Google, membedakannya adalah area.
dan Facebook telah memberikan sajian baru terkait
penggunaan data center dengan layanan berbasis cloud dengan Berdasarkan cara mengirimkan data di dalam jaringan
harga yang relative murah. Hal ini memberikan sebuah ilusi komputer, dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni:
baru bahwa data center merupakan pusat data yang unicast, multicast, atau broadcast. Unicast umumnya
menyediakan resource tanpa batas kepada pengguna melalui digunakan untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke
media internet. Akibatnya, konsumsi energi dan dampak satu tujuan. Multicast digunakan untuk mengirimkan paket
lingkungan (e-waste) menjadi semakin penting. Data dari data dari satu sumber ke beberapa tujuan. Sedangkan untuk
USEPA (United States Environmental Protection Agency) Broadcast digunakan untuk mengirimkan data dari satu
menyebutkan bahwa pada tahun 2011 total energi yang sumber ke seluruh host yang terhubung dalam jaringan
dikonsumsi oleh berbagai layanan data center yang ada di komputer.
Amerika Serikat mencapai 100 Milyar KWh dan diprediksikan
akan mengalami kenaikan sebesar 66% dalam kurun waktu Berdasarkan jenis dari topologinya, jaringan komputer
antara 2011-2035 [11]. dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni Topologi Star,
Topologi Bus, Topologi Ring, dan Topologi Mesh.
Data Center Consolidation (DCC) merupakan pendekatan
yang efektif dan banyak digunakan untuk mengurangi 2.5 Keamanan Jaringan Informasi
konsumsi energi total dalam data center. Banyak instansi di Tujuan dari mengamankan jaringan adalah untuk
dunia yang sedang mengimplementasikan strategi ini untuk memberikan pengguna kebebasan untuk menikmati jaringan
mengurangi jumlah aset IT dengan cara memanfaatkan dan komputer tanpa adanya rasa takut dimana hal itu
menggunakan teknologi virtualisasi yang memungkinkan mengorbankan hak-hak dan kepentingan mereka [10]. Untuk
beberapa mesin virtual (VM) dapat dikemas pada Mesin Fisik itu sebuah sistem keamanan jaringan yang ideal adalah sistem
(PM) tunggal. yang menjaga dan melindungi data elektronik baik disimpan
dalam jaringan komputer atau ditransmisikan dalam jaringan.
Menggabungkan beberapa data center ke dalam sebuah
data center biasanya bertujuan untuk menyederhanakan Umumnya pendekatan arsitektur keamanan jaringan
infrastruktur dan pemeliharaan, menghemat uang, dan informasi yang digunakan untuk big enterprise mengacu
meningkatkan keamanan dan kepatuhan. Namun akan menjadi kepada standar yang dikeluarkan oleh ITU-T yakni ITU-T
kurang efektif jika pengguna mengalami permasalahan latency
Marion Renaldo Rotinsulu 5 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
X.805. Pendekatan konspetual pada ITU-T perlu melibatkan daerah. Konsep ideal pengembangan e-government
komponen keamanan berikut: diperoleh melalui:
a. Evaluasi Infrastruktur TIK yang telah dibangun dan
 Perimeter keamanan (perimeter defense) terkait dengan e-government di Provinsi Gorontalo.
 Virtual Private Network (VPN)
 Dengan melakukan evaluasi infrastruktur TIK yang
 Sistem Monitoring Keamanan
Akses Kontrol Jaringan telah dibangun dan terkait dengan pengembangan e-
(Network Access Control) government kita dapat menemukan faktor-faktor
 Redundancy & High Availability keberhasilan dan kegagalan dalam pengembangan
 Pengaturan Kualitas Layanan (QoS) e-government di daerah sehingga dapat dirumuskan
 Parameter Keamanan Lain (Server, Aplikasi, dan pengembangan e-government kedepannya yang
Layanan) berkesesuaian dengan permasalahan di daerah;
b. hasil koordinasi dan sinkronisasi dengan lembaga
3 METODOLOGI PENELITIAN terkait seperti BAPPEDA, DKAD, dan DPRD.
Metodologi adalah dengan cara apa dan bagaimana data Banyaknya sektor dan pelaku yang terlibat dalam
yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir pengembangan e-government membutuhkan adanya
mampu menyajikan informasi yang valid dan dapat penyamaan persepsi dan cara pandang terhadap e-
dipertanggungjawabkan (Bungin (ed), 2006). Penerapan government sehingga dapat diperoleh
konsep manajemen proyek pada pekerjaan network dan pengembangan e-government yang ideal di daerah
security enhancement dalam jaringan e-government studi sesuai dengan peran, tugas dan keterlibatan masing-
kasus Pemerintah Provinsi Gorontalo ini dapat dicapai apabila masing lembaga.
diketahui hal-hal sebagai berikut: 3. Kebutuhan pelaksanaan pengembangan infrastruktur
TIK e-Government di Provinsi Gorontalo perlu
 Potret eksisting pengembangan infrastruktur TIK e- diketahui karena pencapaian target dapat dilakukan
government di Provinsi Gorontalo; apabila telah teridentifikasi regulasi, kebijakan,
 Konsep ideal pengembangan infrastruktur TIK e- perangkat, sumber daya yang diperlukan untuk
government di Provinsi Gorontalo; mencapai target. Rumusan kebutuhan ini diperoleh
dari:
 Kebutuhan pelaksanaan pengembangan infrastruktur
a. Hasil analisis terhadap gap antara kondisi dan
TIK e-government di Provinsi Gorontalo;
potensi eksisting dengan kondisi ideal
Ketiga hal tersebut di atas dapat dihasilkan dengan pengembangan e-government. Kondisi dan potensi
pendekatan metodologi sebagai berikut: eksisting dan kondisi ideal pengembangan e-
government adalah hasil dari output sebelumnya.
1. Potret eksisting pengembangan e-government di Rumusan kebutuhan dihasilkan melalui kajian desk
Provinsi Gorontalo perlu diketahui untuk dapat study.
mengetahui ketersediaan dan potensi regulasi, b. Hasil sinkronisasi dan koordinasi dengan lembaga
kebijakan, program, perangkat, serta sumber daya terkait seperti BAPPEDA, DKAD dan DPRD.
manusia dalam menangani kebutuhan e-government. Sebagai tindak lanjut dari penyamaan persepsi
Untuk itu, hal ini dapat diperoleh melalui kajian antarpelaku pada tahap persiapan, maka rumusan
terhadap: kebutuhan ini untuk mendapatkan masukan
a. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kebutuhan dalam menyusun Konsep Manajemen
e-government; Proyek dalam rangka network dan security
b. Kebijakan pembangunan daerah (RPJPD, RPJMD enhancement untuk jaringan e-government Provinsi
Provinsi Gorontalo); Gorontalo.
c. Renstra Dinas Perhubungan Pariwisata Komunikasi
dan Informatika Provinsi Gorontalo; 3.1.1 Metode Pengkajian
d. Perangkat dan sumberdaya lainnya yang sudah
Metode yang digunakan dalam mengkaji Penerapan
tersedia dalam pengembangan infrastruktur TIK e-
konsep manajemen proyek pada pekerjaan network dan
government, seperti sistem informasi, SDM,
security enhancement dalam jaringan e-government studi
kelembagaan, pendanaan.
kasus Pemerintah Provinsi Gorontalo pada prinsipnya
Data dan informasi yang diperlukan untuk menggunakan 3 (tiga) metode yang dilakukan secara simultan,
melakukan kajian akan diperoleh dalam dokumen- yaitu Desk Study, Survei Lapangan, dan Diskusi.
dokumen yang didapatkan melalui kegiatan survei dan
laporan studi, artikel, dan sumber literatur lainnya yang 1. Desk Study: Ditujukan untuk melakukan kajian
didapatkan melalui survei kepustakaan dari sumber- terhadap data-data sekunder, hasil wawancara, dan
sumber terpercaya seperti Perpustakaan Kementerian/ hasil diskusi tentang permasalahan yang dirasakan
Lembaga maupun Perguruan Tinggi. terkait dengan jaringan e-government milik Pemerintah
Provinsi Gorontalo.
2. Konsep ideal pengembangan infrastruktur TIK e- 2. Survei Lapangan: Ditujukan untuk mengumpulkan
government di Provinsi Gorontalo perlu diketahui data dan informasi mengenai pengembangan
karena perlu pengembangan e-government yang infrastruktur TIK e-government yang telah dilakukan di
berkesesuaian dengan permasalahan yang dihadapi oleh Provinsi Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan

Marion Renaldo Rotinsulu 6 NIM. 1606844795


TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
melalui kegiatan survei koneksi backbone yang  Survei/Observasi Lapangan
digunakan, survei data center, kelistrikan dan Observasi lapangan adalah suatu metode untuk
wawancara kepada pihak terkait di daerah. Sehingga melakukan kajian langsung pada lokasi kasus studi, yang
menemukenali faktor-faktor keberhasilan maupun dalam hal ini terdiri atas 5 (lima) lokasi, yaitu Data Center,
kegagalan pelaksanaan penanganan. Network Operation Center, dan Wireless Radio yang telah
3. Diskusi: Ditujukan untuk menyamakan persepsi dan digunakan. Dalam konteks pekerjaan Penyusunan
cara pandang dengan pelaku pengembang dan Manajemen Proyek Network dan Security enhancement
pengguna fasilitas infrastruktur TIK e-government di infrastruktur TIK e-Government Provinsi Gorontalo,
Provinsi Gorontalo guna memperoleh masukan observasi lapangan ini digunakan untuk mengamati secara
terhadap substansi atas permasalahan yang dialami. langsung lokasi di daerah studi. Metode ini digunakan
Diskusi yang dilakukan dalam kegiatan ini lebih untuk melengkapi pemahaman program implementasi e-
kepada Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh government yang telah dilakukan serta hasil pelaksanaan
stakeholder yang ada di Provinsi Gorontalo: program yang bersumber dari data-data sekunder.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
 Wawancara Semi-Terstruktur
Pada kajian yang memiliki sifat kualitatif terdapat tiga
Wawancara semi terstruktur terkait dengan
metode yang lazim dilakukan untuk mengumpulkan data,
pengumpulan data yang bersumber langsung dari sumber
yaitu survei sekunder; observasi; dan wawancara. Dalam
data dengan menggunakan teknik wawancara untuk
pekerjaan Penerapan konsep manajemen proyek pada
menggali informasi yang akurat dan mendalam dari para
pekerjaan network dan security enhancement dalam jaringan
pelaku, dimana informasinya seringkali tidak tercatat di
e-government studi kasus Pemerintah Provinsi Gorontalo akan
dalam suatu dokumen dan berdasarkan pada pengalaman
digunakan seluruh metode dalam rangka mengumpulkan data
yang terjadi di lapangan. Teknik wawancara semi-
dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin. Berikut ini
terstruktur dimana pewawancara menggunakan daftar
akan dijelaskan pemanfaatan metode-metode tersebut.
pertanyaan untuk memandu jalannya wawancara. Daftar
pertanyaan tersebut tidak mengikat tetapi fleksibel karena
 Survei Sekunder
informasi yang disampaikan oleh responden dapat
Survei sekunder yang dilakukan berupa survei menimbulkan pertanyaan lainnya yang mungkin belum
instansional dan survei kepustakaan. Survei instansional disiapkan. Dengan teknik ini maka dapat digali informasi
adalah tipikal pengumpulan data sekunder yang berbentuk lebih mendalam dan lebih luas dari responden.
produk-produk pendataan informatif (dokumen) maupun
beberapa masukan yang terkait dengan materi pekerjaan Wawancara semi-terstruktur dilakukan terhadap pelaku
yang berasal dari pelaku terkait guna eksplorasi informasi penanganan e-government di daerah, baik pemerintah
lebih lanjut. Dalam pekerjaan ini data yang dikumpulkan daerah sebagai pengguna dari jaringan e-government
bersumber dari: maupun pelaku di lapangan. Informasi yang akan digali
dari responden terutama adalah terkait dengan praktik
a. Laporan Bulanan, 3 Bulanan, Tahunan terkait penanganan e-government sebagai berikut:
penggunaan bandwidth
b. Laporan pemeliharaan perangkat bulanan, 3 a. Program e-government yang telah dilaksanakan;
bulanan, dan tahunan. b. Proses pelaksanaan e-government beserta hasil
c. Laporan kerusakan perangkat bulanan, 3 bulanan, pelaksanaannya;
dan tahunan. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
d. Laporan pemeliharaan terhadap wireless radio maupun kegagalan pelaksanaan program;
bulanan, 3 bulanan dan tahunan. d. Potensi dan persoalan pengembangan e-
e. Laporan gangguan availability perangkat government.
f. Laporan gangguan keamanan jaringan
g. Laporan gangguan interkoneksi 4 PEMBAHASAN
h. Laporan harian pengamatan keadaan jaringan pada Untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan kerangka
NOC kerja PMBOK peneliti mencoba membagi dan
i. Laporan penarikan jaringan atau sambungan baru mengelompokkan guna menyelesaikan pekerjaan menjadi 5
yang akan melakukan interkoneksi dengan network tahapan, yakni Project Pre-initiation Phase, Project Initiaton
e-government Phase, Project Planning Planning, Project Execution Phase,
j. Kontrak kerjasama dengan penyedia bandwidth Project Monitoring and Controlling Phase, dan Project
k. Kontrak kerjasama pemeliharaan dengan pihak Closing.
ketiga
Sementara survei kepustakaan merupakan survei yang 4.1 Project Pre-initiation Phase
dilakukan terhadap data dan informasi yang telah tersedia. Berdasarkan bahan-bahan yang telah dikumpulkan
Melalui survei kepustakaan ini akan digali konsep-konsep, sebagaimana metodologi pengumpulan data yang telah
teori-teori, serta hasil studi dan kajian mengenai dijelaskan pada bagian sebelumnya, penulis merangkum
pengembangan e-government. Data serta informasi yang permasalahan yang ada, keadaan yang ingin di capai dan
diperlukan dikumpulkan melalui buku teks, laporan- informasi lainnya yang telah diberikan pada bagian ini.
laporan studi, makalah, jurnal dan buletin.
Marion Renaldo Rotinsulu 7 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
4.1.1 Kondisi Saat Ini belum sesuai. Hal ini yang menjadi titik berat ari penelitian ini
Tabel 4-1. Item yang akan dinilai berdasarkan COBIT 5
Kode Proses Keterangan
Memastikan besarnya risiko dan toleransi risiko yang dapat diterima organisasi dimengerti,
Memastikan optimasi
EDM03 diartikulasi serta dikomunikasikan dan dilakukan kegiatan identifikasi dan pengelolaan risiko
terhadap risiko.
yang berhubungan dengan nilai infrastruktur jaringan.
Memastikan Memastikan bahwa sumber daya (SDM, teknologi dan proses) terkait dengan infrastruktur
EDM04 pengoptimalan sumber jaringan memadai untuk mendukung tujuan organisasi dan berfokus pada penggunaan biaya
daya. secara optimal.
Manajemen kerangka Menjaga tatakelola TI organisasi, mekanisme dan otoritas dalam mengelola informasi dan
APO01
manajemen TI penggunaan TI dalam organisasi agar sejalan dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Manajemen Enterprise Membuat kerangka kerja umum (Renstra TI) yang mencakup proses bisnis, informasi, data,
APO03
Architecture aplikasi dan arsitektur teknologi untuk mewujudkan strategi organisasi dan strategi TI.
Menyadari dan menganalisis tren TI dengan tujuan untuk mengidentifikasi kesempatan dalam
APO04 Manajemen inovasi
berinovasi dan membuat perencanaan untuk mendapatkan keuntungan dari inovasi tersebut.
Menyediakan pendekatan terstruktur untuk mendapatkan struktur, penempatan, hak dan
Manajemen sumber daya
APO07 kemampuan yang optimal dari sumber daya manusia. Termasuk di dalamnya mengkomunikasikan
manusia
peran dan tanggung jawab, rencana perkembangan karir dan ekspektasi kinerja.
Mengidentifikasi, menilai dan mengurangi risiko terkait dengan infrastruktur jaringan agar tetap
APO12 Manajemen risiko
di dalam batasan toleransi yang ditetapkan oleh pimpinan organisasi.
APO13 Manajemen keamanan. Mendefinisikan, mengoperasikan dan memantau sistem manajemen keamanan informasi.
Menyeimbangkan keadaan saat ini dengan kebutuhan di masa depan terkait dengan ketersediaan,
kinerja dan kapasitas serta penggunaan biaya yang efektif. Termasuk penilaian dan kemampuan
Manajemen ketersediaan
BAI04 saat ini, perkiraan kebutuhan masa depan berdasarkan kebutuhan bisnis, analisis dampaknya bagi
dan kapasitas
bisnis dan penilaian risiko serta tindakan implementasi untuk memenuhi kebutuhan yang telah
diidentifikasi.
Mengelola semua perubahan dengan terkendali, termasuk perubahan biasa dan darurat terkait
BAI06 Manajemen perubahan dengan proses pelayanan, aplikasi dan infrastruktur. Termasuk standar prosedur, peniliaian
dampak, pengaturan prioritas, perubahan darurat, pelacakan, pelaporan dan dokumentasi.
Mengelola aset infrastruktur jaringan untuk memastikan dapat memberikan manfaat dengan biaya
BAI09 Manajemen aset yang optimal, beroperasi dengan baik dan dilindungi secara fisik. Mengelola lisensi perangkat
lunak untuk memastikan jumlah yang dimiliki sesuai kebutuhan dan digunakan dengan tepat.
Mendefinisikan dan menjaga deskripsi dan hubungan antara sumber daya kunci dan kemampuan
yang dibutuhkan untuk menjalankan layanan TI, termasuk mengumpulkan informasi konfigurasi,
BAI10 Manajemen konfigurasi
menetapkan acuan dasar konfigurasi, memverifikasi dan mengaudit konfigurasi serta
memperbarui penyimpanan konfigurasi.
Mengkoordinasikan dan melaksanakan aktivitas dan prosedur operasional yang dibutuhkan untuk
DSS01 Manajemen operasional.
memberikan layanan TI, termasuk pelaksanaan SOP dan aktivitas pemantauan.
Manajemen Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masalah dan penyebabnya serta menyediakan
DSS03
Permasalahan pemecahan masalah untuk menghindari terulangnya kejadian yang sama
Manajemen keamanan Melindungi informasi organisasi untuk menjaga tingkat risiko keamanan agar tetap bisa diterima
DSS05
layanan sesuai dengan kebijakan keamanan. Menetapkan peran, hak dan melakukan pemantauan kemanan.
Memantau, Mengumpulkan, memvalidasi dan mengevaluasi tujuan dan metrik proses bisnis dan proses TI.
MEA01 mengevaluasi, menilai Memastikan bahwa proses-proses berjalan sesuai harapan, tujuan dan metrik sehingga mampu
kinerja dan kesesuaian menyediakan pelaporan yang sistematis dan tepat waktu.
Beberapa informasi yang berhasil dirangkum terkait di tulis
kondisi saat ini terkait infrastruktur TIK dan Keamanan
Jaringan e-Government di Provinsi Gorontalo akan 4.1.1.1 Hasil Audit Infrastruktur Jaringan dan Keamanan
disampaikan dengan menggunakan beberapa data sejak tahun Informasi berdasarkan COBIT 5 pada tahun 2014
2014-2016 diantaranya hasil audit Infrastruktur Jaringan dan Hasil audit yang dilakukan pada tahun 2014 difokuskan
Keamanan Informasi berdasarkan COBIT 5 pada tahun 2014, pada dua IT Related Goal yakni Keamanan Jaringan dan
Hasil Pengukuran Signal dan Kualitas Link saat survey Infrastruktur Jaringan. Dari Kedua IT Related Goal yang ada,
lapangan, Hasil Pengamatan Pemanfaatan Bandwidth Jaringan terdapat 16 IT Processes yang akan di ukur seperti yang
e-Government, dan Topologi jaringan saat ini. ditunjukkan pada tabel 4-1.
Informasi tambahan dari project sponsor mereka sudah Gambar 4-2 menunjukkan persentase dan tingkat
beberapa kali menggunakan tenaga ahli untuk mengurusi ini kapabilitas proses yang diukur. Saat ini terdapat 11 (sebelas)
pada tahun 2008 dan 2012 dan belum mendapatkan hasil proses yang masih berada pada kapabilitas tingkat 0
signifikan seperti yang diinginkan. Kendalanya ada pada (incomplete process), 4 (empat) proses pada kapabilitas
komunikasi dan banyak risiko yang tidak tidak terduga tiba- tingkat 1 (performed process) dan 1 (satu) proses pada
tiba menjadi muncul saat pekerjaan dilakukan. Sehingga kapabilitas tingkat 2 (managed process).
pekerjaan tercapai 100% namun output yang diharapkan

Marion Renaldo Rotinsulu 8 NIM. 1606844795


TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
2 Berdasarkan hasil observasi, dan hasil pengukuran COBIT,
2 posisi e-government di Provinsi Gorontalo saat ini masih
berada pada tahap pertama yakni tahap pengembangan.
1,5 Penyelenggaran e-Government di Provinsi Gorontalo masih
1 1 1 1
fokus pada pengembangan pelayanan informasi, hal ini
1
ditunjukkan dengan banyaknya aplikasi yang dikembangkan
0,5 untuk kebutuhan pelayanan informasi untuk transparansi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 pembangunan, monitoring, dan pengendalian.
0
4.1.1.2 Hasil Pengukuran Signal dan Kualitas Link Radio
antar SKPD di Provinsi Gorontalo
Review konfigurasi jaringan wireless dilakukan sebagai
salah satu bentuk mengenali kendala atau masalah lambatnya
Gambar 4-1. Grafik Pencapaian Tingkat Kapabilitas
akses internet yang dikeluhkan oleh seluruh SKPD. Guna
Target tingkat kapabilitas untuk seluruh proses yang
menemukenali masalah yang dialami, dirancang sebuah
dievaluasi adalah 3,00. Target ini ditetapkan berdasarkan hasil
metode survey yang telah didiskusikan dan menimbang
diskusi dengan tim teknis selaku penanggung jawab saaat
masukan Dinas Perhubungan Pariwisata Komunikasi dan
penilaian berdasarkan kerangka COBIT 5 dilakukan.
Informatika Provinsi Gorontalo dan juga tetap menjadikan
Gambar 4-2 menunjukkan kesenjangan yang terjadi antara dokumen Kerangka Acuan Kerja sebagai acuan, dipilihlah
target tingkat kapabilitas proses yang diharapkan dengan beberapa titik untuk dilakukan survey yakni BAPPEDA,
tingkat kapabilitas proses saat ini. DINKES, DIKPORA, PU, BPMPTSP, BPKB.

EDM03
MEA01 5 EDM04
4,5
4
DSS05 APO01
3,5
3
2,5
DSS03 2 APO03
1,5
1
0,5 Tingkat Kapabilitas saat ini
DSS01 0 APO04 Target Kapasitas

BAI10 APO07

BAI09 APO12

BAI06 APO13
BAI04

Gambar 4-2. GAP Tingkat Kapabilitas Proses Saat ini dan Target yang akan dicapai.
Klasifikasi besarnya SNR yang dihasilkan menunjukkan
kualitas link yang ada saat ini. Tabel berikut ini akan
menjelaskan angka yang diperoleh dari pengukuran besarnya
SNR yang telah dilakukan sebelumnya:

Marion Renaldo Rotinsulu 9 NIM. 1606844795


TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA

20,000
15,000
Tabel 4-2. Konversi nilai Signal to Noise ratio
10,000
No Nilai SNR Keterangan 5,000
0,000

00.00.01…
01.00.01…
02.00.01…
03.00.01…
04.00.01…
05.00.01…
06.00.01…
07.00.01…
08.00.01…
09.00.01…
10.00.01…
11.00.01…
12.00.01…
13.00.01…
14.00.01…
15.00.01…
16.00.01…
17.00.01…
18.00.01…
19.00.01…
20.00.01…
21.00.01…
22.00.01…
23.00.01…
29,0 dbm ~ ke
1 Outstanding (bagus sekali)
atas
20,0 dbm ~ 28,9 Excellent (bagus) pada nilai ini koneksi dalam
2
dbm keadaan stabil
11,0 dbm ~ 19,9 Good (baik) pada nilai ini koneksi tidak stabil
3
dbm namun transmisi data lancar
7,0 dbm ~ 10,9 Fair (cukup) Kondisi cuaca sangat
4
dbm mempengaruhi kualitas koneksi dan link radio
SENIN, 18/08/2014 SELASA, 19/08/2014
5 0 dbm ~ 6,9 dbm Bad (buruk) Sinyal dan koneksi jelek. RABU, 20/08/2014 KAMIS, 21/08/2014

Jika dipetakan berdasarkan tabel di atas informasi SNR


yang terdapat pada tabel 2-25 maka link milik BPKB dan Gambar 4-4. Grafik aktivitas transmisi data selama periode
BPMPTSP sangat baik atau kategori OUTSTANDING, survey 18-24 Agustus 2014
kemuian link BAPPEDA dan DIKPORA berada pada kategori Grafik di atas menunjukkan bahwa aktivitas penggunaan
EXCELLENT, dan link milik PU dan DINKES berada pada internet tidak pernah berhenti selama 7x24 jam. Periode
kategori Good (Baik). Artinya semua link yang dilakukan tersibuk dari pemanfaatan internet setiap harinya terjadi pada
survey kali ini berada pada level minimal yakni Baik, sehingga selang waktu pukul 08.00-18.00 WITA. Pada periode waktu
faktor cuaca tidak akan akan menjadi penyebab utama 18.01 – 24.00 WITA penggunaan internet masih tetap ramai
terjadinya gangguan konektivitas. namun tidak sebesar pada saat aktivitas kerja. Data ini
merupakan peta terkait jumlah data yang dikonsumsi oleh
4.1.1.3 Hasil Pengamatan Pemanfaatan Bandwidth Jaringan jaringan e-government selama periode pengamatan dilakukan.
e-Government

Gambar 4-3. Topologi Jaringan Pemerintah Provinsi Gorontalo


Akses terkait pengamatan Bandwidth internet yang Pengaturan bandwidth management saat ini hampir pasti
digunakan dilakukan pengumpulan pada tanggal 25 Agustus tidak ada, seluruh user tidak ada yang dibatasi dalam
2014 sejak pukul 08.00 WITA – pukul 17.00 WITA. Saat itu memanfaatkan bandwidth. Gambar berikut ini menujukkan
data yang tersedia sejak tanggal 17-24 Agustus 2014, oleh keadaan pengaturan bandwidth saat ini yang tersimpan pada
karenanya pengamatan terkait pemanfaatan internet tetap router.
dilakukan dengan cara mengamati pemakaian selama periode
yang diberikan yakni sejak tanggal 18 Agustus 2014 hingga 4.1.1.4 Topologi Jaringan di Provinsi Gorontalo
tanggal 24 Agustus 2014 selama 24 jam. Data ini diperoleh Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari pengelola
dengan melakukan pemetaan data yang kami amati dan ambil jaringan e-Government Provinsi Gorontalo, topologi jaringan
dari system proxy dan calamaris yang terdapat pada firewall. yang terbaru tidak dimiliki oleh Dinas Perhubungan Pariwisata
Komunikasi dan Informatika Provinsi Gorontalo. Hal ini
dikarenakan rusaknya harddisk notebook milik pengelola
jaringan yang menyebabkan hilangnya data. Untuk itu
paparan terkait review topologi jaringan dilakukan
berdasarkan data topologi yang ditemukan dari salah satu
materi bacaan yang diberikan oleh tim teknis dan ditambah
dengan topologi yang baru diberikan oleh Dinas tanggal 18
Agustus 2014.
Marion Renaldo Rotinsulu 10 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
Jika dilihat dari topologi di atas, jenis topologi yang ada banyak keluhan akses yang lambat ketika melakukan akses
hanyalah topologi High Level Design(HLD), atau gambaran internet. Jika problemnya adalah akses menuju aplikasi
besar dari infrastruktur yang dibangun. Hasil observasi dan intranet, maka beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah
analisa awal ini menunjukkan bahwa selama ini tidak pernah Kondisi Signal to Noise Ratio (SNR) Wireless radio dari
ada dokumen lebih detil atau Low Level Design(LLD). Pemprov ke SKPD. Variabel yang mempengaruhi seperti
Seharusnya pembangunan sebuah jaringan harus memiliki (1)Interference, (2) Arah antenna yang tidak pas, (3) Obstacle,
rencana detail yang tergambarkan melalui low level design. yang menyebabkan tidak Line of Sight(LoS), dan (4) Jarak
antara satu titik ke titik yang lain.
Dari topologi yang ada belum tergambarkan secara lebih
terperinci bahwa ada sekat pemisah yang jelas antara akses Selain itu, Interkoneksi antara perangkat server dengan
internet dan akses intranet. Perlu dibedakan antara switch dan router di data center. Misalkan penggunaan
permasalahan lambatnya akses internet dengan akses intranet. Gigabit Ethernet, tidak terjadi collision paket, atau kondisi
Akses Intranet adalah akses menuju aplikasi-aplikasi internal patchcord kabel UTP yang digunakan, sumber daya server
yang digunakan khusus untuk lingkungan pemprov. Aplikasi dimana aplikasi tersebut diletakkan. Semakin banyak aplikasi
tersebut diletakkan pada datacenter Pemprov Gorontalo dan yang diletakkan dalam sebuah servermaka akan
diakses oleh SKPD-SKPD menggunakan jaringan wireless mempengaruhi performa.
intranet. Sedangkan akses Internet adalah akses menuju
internet seperti membuka situs2 internet, youtube, facebook, Jika problemnya adalah akses menuju internet, maka
download file dan lainnya. beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah (1)Pengaturan
bandwidth tiap-tiap user, (2) Bagaimana mekanisme
Seperti beberapa masalah yang disampaikan di bagian pengaturan bandwidth tiap user saat ini, (3) Apakah tiap user
2.5.1.2 kunjungan ke beberapa SKPD, ada banyak temuan layak mendapatkan bandwidth yang sudah dialokasikan,
yang tidak sesuai dari sisi jaringan yang telah ada, yakni (4)Apakah ada sistem prioritas dalam penggunaan bandwidth

Tabel 4-3. Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur TIK Pemerintah Provinsi Gorontalo.
NO KATEGORI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
Perlu diadakannya generator set pada data center
1 Sumber Tenaga Listrik
Penggantian UPS dengan UPS standar data center.
Seluruh server yang saat ini tersebar perlu disatukan secara terpusat
Perlu dilakukan studi khusus terkait pengembangan data center terpusat yang
baru dengan melakukan komparasi antara pembangunan sendiri atau
menggunakan sistem sewa ke pihak penyedia data center.
2 Pusat Data Center Perlu dilakukan audit yang lebih mendalam terkait pemanfaaatan seluruh fasilitas
pemerintah, baik fasilitas hardware maupun software untuk kepentingan non-
pemerintah (pribadi maupun perusahaan).
Data center harus mampu menjamin tingkat availibiltas minimal.
Perlu dipasang Raised Floor.
Perlu dilakukan studi khusus terkait optimasi penggunaan bandwidth yang telah
tersedia saat ini.
Optimalisasi Penggunaan Dilakukan implementasi hasil studi untuk mengoptimalkan penggunaan
3
Bandwidth bandwidth dengan melakukan rekonfigurasi jaringan secara menyeluruh
Penambahan bandwidth internet saat ini belum diperlukan, Bandwidth 40 Mbps
dirasa dan dinilai sudah cukup.
Perlu dilakukan studi khusus terkait optimasi routing dan backbone yang telah
dibangun saat ini.
4 Optimalisasi Routing
Penambahan atau perubahan konfigurasi routing dan backbone dilakukan setelah
studi optimasi selesai dilakukan.
Perlu dibangun ruangan khusus network operation center.
Pembangunan network operation center berlokasi di dekat data center untuk
5 Network Operation Center
memudahkan monitoring.
Monitoring pada NOC perlu dilakukan selama 7x24 Jam
Peningkatan pengamanan data center harus berdasarkan ISO27001.
Aplikasi yang terpublikasi secara luas di internet perlu dilakukan pengamanan
dengan penerapan SSL.
6 Keamanan
Pemasangan CCTV
Pemasangan 2 Factor Authentication
Pemasangan Fire Alarm dan Fire Protection Suspension khusus untuk Datacenter.
Perlu diadakan AC Presisi yakni AC khusus pengatur ruangan data center
7 Pengatur Suhu Ruangan
Pengadaan Pengukur Suhu dan Kelembaban
Perlu dibuat sistem atau aplikasi untuk registrasi asset perangkat yang lebih
8 Daftar Asset terperinci dan detil serta dapat diupdate sehingga dapat ditrace keberadaan
perangkat ketika dipertukarkan atau ada yang ditemukan dalam keadaan rusak
Perlu dibuat topologi jaringan secara menyeluruh dan detil sampai dengan
9 Topologi
konfigurasi IP perangkat.
Pengembangan media transmisi akan dilakukan setalah optimalisasi penggunaan
bandwidth dan routing telah dilakukan pada proses nomor 3 dan 4.
Perlu dilakukan studi antara pengembangan transmisi yang menggunakan fiber
10 Pengembangan Media Transmisi optic apakah akan dikelola secara sendiri atau melakukan sewa dengan pihak
ketiga.
Pengembangan fiber optic dilakukan setelah studi dan optimasi telah dilakukan
Marion Renaldo Rotinsulu dan dibuktikan
11bahwa permasalahannya ada media transmisi NIM. 1606844795
Dilakukan pemeliharaan berkala terhadap seluruh perangkat yang berada di dalam
data center
11 Pemeliharaan
Penyusunan Prosedur dan template dokumen perawatan yang sistematis dan
menggambarkan kesehatan perangkat secara detil dan menyeluruh.
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
oleh user ketika mengunjungi website tertentu, (5) Apakah ada tidaknya layanan e-government yang diberikan salah satunya
sistem hirarki dimana seorang user dapat menggunakan ditentukan oleh ketersediaan sumber daya cadangan.
bandwith secara maksimal ketika kondisi bandwidth idle. Keberadaan sebuah data center bergantung sepenuhnya pada
tenaga listrik. UPS yang saat ini disediakan adalah UPS yang
Di dalam topologi yang ada terdapat sebuah mesin yang bukan secara khusus disediakan untuk keperluan data center.
difungsikan sebagai proxy server. Hal-hal yang perlu
diverifikasi lebih lanjut diantaranya (1) Apakah Proxy Server Saat ini pusat data tidak terkumpul pada sebuah ruangan
sudah dikonfigurasi secara optimal sebagai caching server. yang sama, Pusat data saat ini tersebar dan berada di masing-
Dengan mengoptimalkan fungsi cache pada Proxy maka akses masing SKPD bergantung pada siapa yang meiliki data,
internet akan terasa lebih cepat karena sebagian konten akan sebagai contoh, data keuangan pusat datanya ada di BKD, data
disimpan dalam proxy server. (2) Apakah setiap user ketika LPSE pusat datanya ada di P2E, Website Provinsi berada di
ingin akses internet sudah dilewatkan ke proxy server. (3) data center milik KOMINFO.
Apakah spesifikasi hardware yang digunakan untuk proxy
server layak untuk melayani jumlah user di lingkungan Keberadaan pusat data yang tersebar seperti ini
pemprov. Seperti Processor, RAM dan Harddisk. menyebabkan sulitnya pemberian jaminan layanan yang
prima, alokasi bandwidth yang tidak optimal, dan jarak yang
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam jaringan ini adalah harus ditempuh untuk sebuah data yang akan diakses.
malicious software (malware). Virus bekerja dengan cara
mengirimkan paket flood yang datang dari sisi client yang Sebuah pusat data harus mampu memberikan jaminan dari
dapat mempengaruhi performa jaringan. Perlu dipastikan sebuah layanan. Merujuk pada tabel 2-23 mengenai tier pada
seluruh client yang terkoneksi dengan SKPD tidak terdapat data center menurut TIA-942, standar minimal tingkat
virus sehingga habisnya bandwidth karena menjadi habitat kehandalan sebuah sistem dalam data center adalah 99,761%
virus dapat diminimalkan. atau mengalami gangguan perangkat tidak dapat diakses sama
sekali atau mati dalam setahunnya hanya 28,8 jam.
Di dalam infrastruktur yang telah dibangun terdapat Email
server, berdasarkan informasi yang didapatkan telah ada Saat observasi dilakukan, situs LPSE yang memiliki ruang
antispam yang merupakan fitur bawaan dari mail server yang server sendiri mengalami gangguan selama 12 hari atau 288

Tabel 4-4. Tabel identifikasi awal Project Sponsor dan Project Team
Nama Peran Posisi Contact Info
MJN Sponsor/Pengguna Anggaran Kepala Dinas HUBPARKOMINFO Alfarul01@gmail.com
AKAR Sponsor/Kuasa Pengguna Anggaran Kepala Bidang KOMINFO Mecca.226@gmail.com
RAP Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Kasie. Infrastruktur Jaringan e-Government njumhe@gmail.com
MRR Project Manager Perusahaan Pelaksana marionrotinsulu@gmail.com
RAL Ass. Project Manager Perusahaan Pelaksana rizkaliputo@gmail.com
MNNI Ahli Jaringan Komputer Perusahaan Pelaksana Nanda.ftui@gmail.com
RPH Ahli Data Center Perusahaan Pelaksana ripan@gmail.com
IAW Ahli Kelistrikan Perusahaan Pelaksana nyoman@gmail.com
FBK Network Engineer Perusahaan Pelaksana Bos_fer@gmail.com
DW Ahli Jaringan Komputer Perusahaan Pelaksana dandhee@gmail.com

digunakan. Banyaknya SPAM dari dan menuju mail server jam atau kehandalannya hanya 96,71%. Masalah-masalah
Pemprov Gorontalo yang dapat memenuhi bandwidth internet. seperti ini seharusnya tidak menjadi tanggungjawab utama
dari biro P2E karena secara fungsi, tanggungjawab jaringan e-
Faktor terakhir yang mungkin menyebabkan habisnya government dari Provinsi Gorontalo adalah milik
bandwidth internet seperti yang dikeluhkan selama ini adalah DISHUBPARKOMINFO sebagaimana dijabarkan dalam
adanya serangan dari luar. Perlu dilihat apakah ada sistem PERGUB No. 25 tahun 2014.
yang dapat mendeteksi serangan dari luar(internet) yang dapat
memenuhi bandwidth internet. Alokasi bandwidth akan menjadi tidak optimal karena
adanya keharusnya mengalokasikan bandwidth secara
4.1.2 Kondisi yang ingin dicapai dedicated terhadap server-server tertentu. Hal ini
Permasalahan yang berhasil diidentifikasi dari hasil menyebabkan bandwidth internet yang 40Mbps terasa tidak
wawancara, observasi, dan audit terkait keadaan infrastruktur optimal. Implikasi nyata dari hal ini adalah lambatnya akses
saat ini sebagai berikut: ketika melakukan browsing terhadap internet. Bandwidth 40
Mbps untuk sebuah organisasi yang terdiri dari 5000 user
Sering terjadinya pemadaman listrik secara bergilir dan sudah dapat dikategorikan cukup.
tanpa pemberitahuan menyebabkan banyaknya perangkat pada
datacenter DISHUBPARKOMINFO mengalami kerusakan, Kerugian lain yang diakibatkan dari tidak tersentralsasinya
salah satu kerusakan yang pernah terjadi pada tahun 2014 pusat data adalah beban atau jarak rute yang harus ditempuh
yakni rusaknya harddisk pada perangkat firewall (PNSBox) dari data yang akan diakses. Salah satu dampak nyata yang
yang menyebabkan matinya seluruh jaringan internet menuju dirasakan adalah lambatnya akses terhadap aplikasi. Rute
internet. Penyediaan sumber tenaga listrik cadangan sebagai tempuh data di dalam ilmu networking disebut dengan istilah
alternatif sumber tegangan saat ini perlu disediakan. Stabil hop. Normalnya sebuah aplikasi yang berada di dalam sebuah
Marion Renaldo Rotinsulu 12 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
network organisasi diakses hanya dengan 3 hop. Besarnya dan part number perangkat yang terpasang disetiap SKPD.
waktu tempuh dari client ke server dalam setiap hop dalam
sebuah organisasi tidak lebih dari 10ms. Waktu tempuh untuk Ketidaktersediaan peta pengembangan terbaru hingga
menuju ke server lebih dari 10ms (150-200 ms). Hal ini tahun 2014 terhadap jaringan yang menghubungkan antar
mengindikasikan adanya kesalahan dalam konfigurasi yang SKPD, topologi jaringan di dalam data center dan topologi
telah dibangun. jaringan internal di setiap SKPD mempersulit pengelolaan
yang optimal dari jaringan e-government yang ada.
Menyatukan data center ke dalam sebuah pusat data, perlu Seharusnya setiap kali terjadi perubahan konfigurasi dilakukan
ditunjang dengan infrastruktur yang lebih baik. Infrastruktur update topologi secara rutin setiap pekerjaan selesai dilakukan.
yang sudah ada saat ini dapat dikategorikan dalam data center Berdasarkan hasil audit dari COBIT bagian APO01
darurat. Karena ditinjau dari pengamanan ruangan & data, menunjukkan tidak adanya manajemen operasional dari
struktur kabel, sistem pendingin tidak sesuai dengan standar jaringan e-government yang ada atau berjalan tanpa ada arah
TIA-942. yang jelas. Pengembangan jaringan yang dilakukan selama ini
yang ditandai dengan adanya pembelian barang atau
Ruangan command center atau lebih dikenal dengan pengadaan setiap tahunnya tidak diiringi dengan adanya
sebutan network operation center tidak ditemukan di dalam roadmap atau peta yang dituju. Sehingga dapat disebutkan
observasi yang dilakukan. Ruangan ini memegang peranan bahwa pengembangan infrastruktur jaringan e-government
penting dalam memastikan jalannya infrastruktur jaringan e- yang dilakukan selama ini adalah pembangunan tanpa arah
government yang telah ada. Tugas dari petugas yang berada di dan terstruktur.
dalam ruangan ini adalah memastikan sistem berjalan tanpa
gangguan selama 24 jam dan 7 hari full. Tidak ditemukannya Kesulitan lain yang didapatkan yakni pengukuran
ruangan dan petugas khusus di dalam struktur organisasi kebutuhan data yang ditransmisikan dari setiap SKPD ke pusat
maupun implementasi dilapangan menunjukkan perlu data untuk aplikasi internal dan ke internet untuk akses ke
dilakukan program ini. aplikasi eksternal sulit untuk dilakukan pengukuran.
Ketidaktersediaan laporan menyulitkan dalam melakukan
Masalah terkait keamanan informasi belum menjadi estimasi dan kalkulasi secara tepat apakah perlu dilakukan
prioritas dari pengelolaan e-government. hal ini tergambar dari peningkatan infrastruktur seperti penggantian media transmisi
hasil audit COBIT EDM03 & APO13, dan hasil wawancara yang saat ini SKPD ke pusat data center dihubungkan dengan
dengan staf yang bertugas dalam mengelola seluruh jaringan RADIO WIRELESS diganti dengan penarikan kabel fiber
e-government Provinsi Gorontalo. Kepatuhan terhadap optic.
keamanan informasi saat ini dikesampingkan karena beban
kerja saat ini cukup berat mengingat tanggungjawab jaringan 4.2 Project Initiation Phase
dan infrastruktur hanya dikelola oleh seorang staf. Berdasarkan kerangka manajemen proyek pada PMBOK,
ada dua hal utama yang harus diselesaikan dalam tahapan ini
Daftar asset dan manajemen asset yang dimiliki saat ini
yaitu Project Charter dan Mengidentifikasi Stakeholder.
tidak memiliki data yang cukup jelas. Kepemilikan data
seharusnya memiliki registrasi sampai dengan serial number

Tabel 4-5. Draft Communication Management Plan


Konten Frekuensi Audiens Metode Author
Kick off Meeting
 Rencana Kerja mengacu pada dokumen Perencanaan yang telah dibuat Project
Pertemuan Meeting
 Penjelasan poin-poin yang terdapat dalam project charter Sponsor, PM
Perdana Presentasi
 Penjelasan terkait anggota tim kepada project sponsor Project Team
 Penjabaran aktivitas pekerjaan yang akan dibuat
Project Plan
Meeting dan
 Progress Pekerjaan Project
Biweekly Whatsapp PM
 Isu dan Permasalahan yang dihadapi Sponsor
Group Update
 Rencana pekerjaan selanjutnya
Project Progress Report
 Status Summary
 Status of Schedule
Email dan
 Status of Budget
Weekly Project Team Group PM
 Status of Scope
Whatsapp
 Accomplishment Achieved
 Concerns/Issues
 Next Steps
Project Brief
Group
 Project Status
Daily Project Team whatsapp dan PM
 Project Problem and Issues
email
 Project Checklist
Project Final Report Meeting
Marion Renaldo Rotinsulu 13 Akhir Project NIM. 1606844795
Presentasi
 Hasil Pengujian PM
Proyek Sponsor Laporan
 Seraht erima Proyek
Akhir Proyek
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
4.2.1 Project Charter (Piagam Proyek) keseluruhan. Kegiatan ini semata-mata untuk peningkatan
Ada beberapa bagian umum yang harus terdapat dalam akan akses terhadap jaringan dan kebutuhan pelaksanaan
project charter seperti nama proyek, tanggal mulai proyek, pemerintahan secara internal.
tanggal selesai proyek, Informasi anggaran, manajer proyek,
4.3 Project Planning Phase
sasaran proyek, pendekatan pelaksanaan proyek, pihak-pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek. 4.3.1 Project Scope Management
Sasaran yang telah tertera di dalam project charter adalah
4.2.1.1 Nama Proyek scope pekerjaan yang harus diselesaikan pada saat proyek
Sebagaimana informasi di awal dan yang menjadi judul berlangsung. Adapun scope pekerjaan menurut project charter
dari jurnal ini, yaitu: Network dan Security Enhancement yang ada sebagai berikut:
Jaringan e-Government Pemerintah Provinsi Gorontalo.
a) Rekonfigurasi dan Optimalisasi penggunaan Intranet
4.2.1.2 Tanggal Mulai Proyek b) Penerapan user access policy untuk pemanfaatan
Tanggal dimulainya pekerjaan ini pada hari Senin, 4 April bandwidth internet
2016. c) Penataan kembali IP Address yang digunakan
d) Penataaan kembali jaringan nirkabel
4.2.1.3 Tanggal Selesai Proyek e) Migrasi Data Center dari Ruang Server di Kantor
Gubernur ke Data center milik Pemerintah Provinsi
Tanggal berakhirnya pekerjaan ini selambat-lambatnya
Gorontalo yang telah dibangun.
pada hari Sabtu, 3 September 2016.
Dari scope pekerjaan yang ada, hasil yang diharapkan
4.2.1.4 Informasi Anggaran adalah sebagai berikut:
Anggaran yang disediakan untuk pekerjaan ini sebesar Rp.
a) Dengan dilakukannya konfigurasi, semua akses ke
500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah), yang dibayarkan
aplikasi-aplikasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan
sekaligus dan bersumber pada Anggaran Pendapatan dan kebutuhan internal pemerintah Provinsi Gorontalo
Belanja Daerah (APBD) tahun 2016. tidak berketergantungan dengan koneksi internet
melainkan bisa diakses menggunakan intranet.
4.2.1.5 Manajer Proyek
Akibatnya pemanfaatan bandwidth internet bisa
Yang menjadi penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan dimaksimalkan untuk aktivitas lainnya.
ini adalah Marion Renaldo Rotinsulu. b) PEnerapan user access policy akan memberikan
sebuah pemerataan akses internet, karena setiap
4.2.1.6 Sasaran Proyek individu akan mendapatkan kecepatan yang sama pada
Terdapat beberapa tujuan dari dilaksanakannya pekerjaan saat sibuk, sehingga keluhan lambatnya kecepatan
ini sesuai dengan identifikasi kebutuhan yang telah dijabarkan internet disetiap instansi berkurang.
dan keinginan dari sponsor proyek: c) Pemusatan Pusat Data ke dalam Data Center
dibutuhkan untuk mengurangi pembiayaan kelistrikan
a) Rekonfigurasi dan Optimalisasi penggunaan Intranet yang ada saat ini guna memaksimalkan anggaran yang
b) Penerapan user access policy untuk pemanfaatan ada untuk kebutuhan lainnya yang menjadi prioritas
bandwidth internet pembanguna di daerah
c) Penataan kembali IP Address yang digunakan
Untuk mencapai hasil yang diharapkan di atas, maka
d) Penataaan kembali jaringan nirkabel
rencana pengelolaan scope management yang ada yaitu
e) Migrasi Data Center dari Ruang Server di Kantor
dengan:
Gubernur ke Data center milik Pemerintah Provinsi
Gorontalo yang telah dibangun. a) Memilih tenaga ahli atau perusahaan pelaksana yang
4.2.1.7 Pendekatan Pelaksanaan Proyek memenuhi standar kriteria tenaga ahli
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan b) Produk yang akan digunakan merupakan hasil
proyek ini yaitu lebih memanfaatkan ketersediaan perangkat assessment pihak ketiga sehingga kualitas dan
yang telah diadakan selama ini dan penataan kembali jaringan keputusan pemilihannya merupakan hasil objective.
sesuai dengan best practice jaringan pada area campus c) Konsolidasi melalui diskusi dan focus group
network yang memanfaatkan jaringan radio wireless sebagai discussion dengan pengelola ruang server yang sudah
backbone utama. ada dan data center yang terdistribusi perlu dilakukan
secara rutin guna mendapatkan kata sepakat bersama.
4.2.1.8 Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Proyek Hal ini untuk mengurangi ego sectoral yang ada.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini 4.3.2 Project Communication Management
sebagaimana dijabarkan dalam proyek ini sebagai berikut: Untuk mencapai tujuan proyek Project Manager membuat
rencana pelaksanaan komunikasi baik itu dengan pihak project
4.2.2 Identifikasi Stakeholder sponsor maupun project team selama proyek berlangsung.
Implikasi secara langsung dari pembenahan layanan ini Perencanaan komunikasi pada proyek ini akan dibagi menjadi
adalah para ASN dan Pegawai Honor yang bekerja dan berada dua bagian, yakni komunikasi dengan pihak internal dan
dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo secara komunikasi dengan pihak eksternal.
Marion Renaldo Rotinsulu 14 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
Komunikasi yang dilakukan terhadap stakeholder, project RISK
RISK DESCIPTION RESONSIBLE
sponsor, supplier, serta terhadap pihak-pihak terkait lainnya NUMBER
dikelompokkan sebagai komunikasi dengan Pihak Eksternal. Tray Cable data
Komunikasi dengan pihak internal adalah komunikasi yang terutama pada ruang
dilakukan dengan anggota tim pelaksanaan proyek. R8 network di DC-Baru Kontraktor
tidak mencukupi
Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi kebutuhan yang ada
secara formal, informal, tertulis dan tidak tertulis, serta Jumlah jenis kabel yang
komunikasi secara vertikal dan horizontal. Pada komunikasi digunakan dari kabel
formal, komunikasi yang dilakukan melalui rapat dan Fiber Optik dan UTP
pelaporan, sedangkan komunikasi informal yang dilakukan R9 Catagory-6 (Cat-6) dan Kontraktor
adalah dengan memo, media telekomunikasi elektronik seperti atau Category-5E tidak
handphone dan email (surat elektronik). Komunikasi tertulis sesuai dengan
yang dilakukan berupa memo atau surat pemberitahuan, perhitungan perencanaan
sedangkan komunikasi tidak tertulis dengan cara melakukan Seluruh server,
tatap muka langsung kepada pihak terkait baik secara infrastruktur,web,aplikas Kontraktor,
terencana (toolbox meeting setiap hari) maupun yang tidak R10
i dan database di DC- Pemerintah
terencana (kondisional). Tabel di bawah ini menggambarkan Baru blm dapat diakses
rencana komunikasi yang akan dilakukan. User belum dapat
melakukan akses ke
4.3.3 Project Risk Management R11 Pemerintah
aplikasi melalui DC-
4.3.3.1 Basic Risk Information Baru
Di bawah ini merupakan data awal terkait resiko yang akan 4.3.3.2 Risk Assessment Information
menjadi kendala dalam pelaksanaan pekerjaan Berdasarkan risk information yang telah dibuat pada sub
bab sebelumnya, berikut merupakan risk assessment yang
Tabel 4-6. Basic Risk Information
telah dibuat.
RISK
RISK DESCIPTION RESONSIBLE
NUMBER Tabel 4-7. Risk Assessment Information
Assesment terhadap
network eksisting RISK IMPACT
Probability Impact
kemungkinan tidak NUMBER DESCRIPTION
R1 Kontraktor
lengkap/ ada yang
terlewat karena Assesment yang
kompleksitas jaringan tidak lengkap
Perubahan spesifikasi dapat
perangkat dari yang menyebabkan
R2 ada pada BOQ Pemerintah kesalahan desain
pengadaan dan pada saat R1 dan proses High High
implementasi migrasi
Keterlambatan terhambat,
pengiriman barang berujung pada
R3 Kontraktor keterlambatan
dari gudang principal
di luar negeri implementasi
Adaptasi tim Dapat
operasional terhadap Kontraktor, mengakibatkan
R4
teknologi baru yang Pemerintah fitur perangkat
dipakai kurang lancar R2 yang sebelumnya Low Medium
Kesalahan desain dijanjikan jadi
terkait capacity tidak tersupport
planning yang oleh perangkat
R5 Pemerintah
berujung pada
penambahan Panjangnya
perangkat R3 Proses dia Bea Medium Medium
Ketersediaan Tenaga dan Cukai
R6 Ahli dalam Kontraktor Adaptasi yang
melaksanakan pekerjaan lambat dapat
Infrastuktur Bangunan, R4 mempengaruhi Low Low
Mekanikal & Elektrikal keterlambatan
R7 DC-Baru belum Pemerintah proses migrasi
sepenuhnya tersedia dan
berfungsi
Marion Renaldo Rotinsulu 15 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
4.3.4 Project Plan Stakekholder Management
RISK IMPACT
Probability Impact Bagian ini akan menjelaskan bagaimana cara melakukan
NUMBER DESCRIPTION
komunikasi dengan stakeholder utamanya piha-pihak yang
menjadi sponsor utama dalam proyek ini. Dikarenakan
Kesalahan pada stakeholder dari proyek ini adalah ASN dan Pegawai Honor di
capacity planning lingkungan pemerintah Provinsi Gorontalo, maka strategi
menyebabkan cost untuk berkomunikasi dengan mereka adalah melakukan
meningkat dan sosialisasi dan tanya jawab disetiap instansi. Hal ini akan
R5 Medium Medium difasilitasi dengan sistem survey, sosialisasi satu arah melalui
harus ditentukan
siapa yang akan leaflet dan media komunikasi digital seperti videotron. Diakhir
menanggung cost dari pekerjaan akan diadakan survey kepuasan stakeholder
tersebut untuk memastikan bahwa pekerjaan ini dapat dirasakan oleh
seluruh kalangan.
Keterbatasan skill Komunikasi dengan project sponsor khususnya Kepala
tenaga ahli dapat Dinas dan Kepala Bidang lebih cenderung untuk tatap muka
menyebabkan langsung. Apabila sedang tidak berada ditempat akan diupdate
R6 waktu Medium High setiap minggunya melaui telepon maupun email terkait
penyelesaian progress.
proyek menjadi
lebih lama 5 KESIMPULAN
Kelistrikan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibuat pada tahap
merupakan
inisiasi dan perencanaan dalam paper ini, faktor penting yang
masalah yang
sangat serius harus dan selalu diperhatikan untuk kelancaran pekerjaan
dalam pekerjaan dalam proyek pemerintah adalah komunikasi dan memastikan
resiko yang telah ada harus selalu diantisipasi. Komunikasi
R7 network dan High High
yang tidak teratur secara internal dan eksternal serta resiko
security
yang tidak dimaintain akan banyak membuat proyek menjadi
enhancement
terhambat. Ada banyak faktor lainnya yang belum dimuat
utamanya bagian
migrasi data dalam tulisan ini seperti bagaimana cara mengontrol resiko,
center baru memaintain komunikasi, serta mengontrol biaya yang timbul.
Perlu waktu untuk 6 DAFTAR PUSTAKA
mengadakan tray
cable dan sedikit [1] Direktorat e-Government, DITJEN APTIKA, KEMKOMINFO,
R8 Medium Medium 2015, “Pegi Tingkat Provinsi Tahun 2015”,
menambah waktu
http://pegi.layanan.go.id/download/tabel_pegi_2015/2015_PRO
pekerjaan menjadi VINSI.PNG (diakses pada tanggal 1 Desember 2016 pukul
lebih lama 20.00 WIB).
Perlu waktu untuk [2] KOMINFO, DISHUBPARKOMINFO PROV. GORONTALO,
kembali 2014, “Masterplan e-Government Tahun 2014-2019 Provinsi
melakukan Gorontalo tahun 2014-2019”, PT. Geomatik Konsultan,
pemesanan dan Gorontalo.
R9 Medium Medium [3] KOMINFO, DISHUBPARKOMINFO PROV. GORONTALO,
pengiriman
barang, karena 2015, “DED (Data Centre, Integrasi Aplikasi dan Sistem serta
Ekspansi Layanan e-Government) Provinsi Gorontalo”, PT.
tidak tersedia di Geomatik Konsultan, Gorontalo.
local Gorontalo [4] Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo, 2016, “Penyelenggaraan
Skenario Migrasi Pemerintahan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi”,
memegang http://jdih.gorontaloprov.go.id/peraturan/PERDA%20NOMOR
peranan penting %203%20TAHUN%202016.pdf (diakses pada tanggal 4
atas Desember 2016 pukul 20.00 WIB).
[5] Project Management Institute (PMI), “A Guide to Project
sukses/tidaknya
Management Body of Knowledge (PMBOK) Fifth Edition”,
R10 sebuah migrasi. High High Project Management Institute, Pennsylvania, 2013.
Sebaiknya tetap [6] S. M. Nadaf, H. K. Rath, and A Simha, “A Novel Approach for
menggunakan an Enterprise Network Transformation and Optimization”,
konfigurasi yang India Conference (INDICON) 2012 Annual IEEE, pp 317-322,
lama ketika Dec. 2012.
migrasi dilakukan [7] L. Popa, S. Ratnasamy, et al., “A Cost Comparison of Data
Center Network Architectures”, CoNEXT 2010, pp.1-12, Oct.
Pekerjaan 2010.
stakeholder akan [8] R. Eriko, “Manajemen Risiko Proyek Teknologi Informasi
R11 High Medium
mengalami Menggunakan Kerangka Project Management Body of
gangguan
Marion Renaldo Rotinsulu 16 NIM. 1606844795
TUGAS BESAR
MANAJEMEN PROYEK DAN KEEKONOMIAN TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS INDONESIA
Knowledge (PMBOK): Studi Kasus Migrasi Data Center PT.
XYZ”, FASILKOM Universitas Indonesia, 2013.
[9] J. Allspaw, “The Art of Capacity Planning”, O’Reilly, Sept.
2008
[10] J. Wang, Z. Kissel, “Introduction to Network Security Theory
and Practice”, Wiley, 2015.
[11] A. Varasteh,et al, “Server Consolidation Techniques in
Virtualized Data Centers: A Survey,” in IEEE System
Journal Volume: PP, Issue: 99, Aug. 2015.

Marion Renaldo Rotinsulu 17 NIM. 1606844795

Anda mungkin juga menyukai