Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Supervisi merupakan salah satu strategi untuk memastikan bahwa
seluruh langkah pada proses penyelengggaraan dan semua komponen hasil
pendidikan yang akan dicapai memenuhi target. Supervisi adalah strategi
manajemen yang terdiri atas serangkaian kegiatan untuk memastikan
bahwa mutu yang diharapkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan
kegiatan, dan evaluasi memenuhi standar yang telah ditentukan. Praktik
supervisi selalu berubah seiring dengan tumbuhnya kesadaran para
pemangku kepentingan untuk meningkatkan penjaminan mutu. Kesadaran
akan pentingnya meningkatakan mutu terkait dengan peran, fungsi, dan
pembagian tugas dalam organisasi. Pelaksanaannya selalu terkait pada
konsistensi lembaga, kegiatan akademik, profesionalisme, dan
kesungguhan penyelenggara pendidikan akan pentingnya memastikan
bahwa mutu yang diharapkan dapat terus terjaga sejak langkah
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauannya.
Ditinjau dari objek yang disupervisi, maka terdapat tiga macam
bentuk supervisi, yaitu supervisi akademik, supervisi manajerial dan
supervisi lembaga. Supervisi akademik yaitu menitikberatkan pengamatan
supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang
berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu
siswa sedang dalam proses pembelajaran. Supervisi manajerial yaitu
menitikberatkan pengamatan supervisor pada spek-aspek administrasi
yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran. Dan supervisi lembaga yaitu menyebarkan objek
pengamatan supervisor pada spek-aspek yang berada di sekolah.
Berdasarkan uaraian di atas, pada kesempatan kali ini, kelompok
kami akan membahas mengenai supervisi manajerial yaitu mengenai
konsep dasar dan aspek-aspek kompetensi supervisi manajerial.
B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini penulis sengaja menyusun rumusan masalah sebagai titik
pijak agar pembahasan makalah ini lebih terfokus. Adapun rumusan masalahnya yaitu
sebagai berikut:
1. Apa pengertian supervisi manajerial ?
2. Apa tujuan, prinsip, peranan dan sasaran supervisi manajerial ?
3. Kompetensi apa saja yang harus dimiliki supervisor manajerial ?
4. Apa metode dan tekhnik yang digunakan dalam supervisi manajerial ?
5. Apa program supervisi manajerial ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini selain untuk diajukan sebagai tugas kelompok mata
kuliah Administrasi Pendidikan juga bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengertian supervisi manajerial
2. Tujuan, prinsip, peranan dan sasaran supervisi manajerial
3. Kompetensi supervisor manajerial
4. Metode dan tekhnik supervisi manajerial
5. Program supervisi Manajerial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Manajerial


Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan
dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna
meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Supervisi ditujukan pada dua aspek yakni: manajerial dan akademik. Supervisi manajerial
menitikberatkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi
sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.
Sementara supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap
kegiatan akademik, berupa pembelajaran yang baik di dalam maupun di luar kelas.
Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah /Madrasah (Direktorat
Tenaga Kependidikan, 2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi
yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan
peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencangkup perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM)
kependidikan dan sumberdaya lainnya.

B. Tujuan Supervisi Manajerial


Memampukan (enabling) kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan
meningkatkan kinerjanya dalam mengelola dan memimpin sekolah/madrasah untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di madrasah secara berkelanjutan.

C. Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial


Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam supervisi manajerial, adalah:
1. Pengawas harus menjauhkan dir dari sifat otoriter, dimana bertindak sebagai atasan
dan kepala sekolah/guru sebagai bawahan
2. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis.
Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka,
kesetiakawanan, dan informal (Dodd, 1972)
3. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas bersifat
sambilan yang hanya dilakukan sewaktu –wakitu jika ada kesempatan (Alfonso dkk.,
1981 dan Weingartner, 1973)
4. Supervisi harus demokratis. Supervisi tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif
5. Program supervisi harus integrasi. Di dalam setiap organisasi pendidikan terhadap
bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan
(Alfonso, dkk 1981)
6. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek,
karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya
7. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-
kesalahan guru
8. Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi
keberhasilan program supervisi harus obyektif. obyektivitas dalam penyusunan
program berarti bahwa program supervisi itu harus disusun berdasarkan persoalan dan
kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah.

D. Peranan Supervisi Manajerial


Di dalam buku Jerry H. Makawimbang (2011:79) dalam melaksanakan supervisi
manajerial, pengawas sekolah memiliki peranan khusus sebagai :
1. Konseptor yaitu menguasai metode, teknik, dan prinsip-prinsip supervisi dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2. Programmer yaitu menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan,
dan program pendidikan di sekolah.
3. Komposer yaitu menyusun metode kerja dan instrumen kepengawasan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawas di sekolah.
4. Reporter yaitu melaporkan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk
perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah.
5. Builder yaitu
a) Membina kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan (manajemen) dan
administrasi sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di
sekolah dan
b) Membina guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan bimbingan konseling di
sekolah:
 Supporter yaitu mendorong guru dan kepala sekolah/madrasah dalam
merefleksikan hasil-hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah
 Observer yaitu memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di
sekolah danUser yaitu memanfaatkan hasil-hasil pemantauan untuk
membantu kepala sekolah dalam menyiapkan akreditasi sekolah.

E. Peranan Supervisi Manajerial


Di dalam buku Jerry H. Makawimbang (2011:79) dalam melaksanakan supervisi
manajerial, pengawas sekolah memiliki peranan khusus sebagai :
1. Konseptor yaitu menguasai metode, teknik, dan prinsip-prinsip supervisi dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2. Programmer yaitu menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan,
dan program pendidikan di sekolah.
3. Komposer yaitu menyusun metode kerja dan instrumen kepengawasan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawas di sekolah.
4. Reporter yaitu melaporkan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk
perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah.
5. Builder yaitu
a) Membina kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan (manajemen) dan
administrasi sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di
sekolah dan
b) Membina guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan bimbingan konseling di
sekolah:
 Supporter yaitu mendorong guru dan kepala sekolah/madrasah dalam
merefleksikan hasil-hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah
 Observer yaitu memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di
sekolah dan
 User yaitu memanfaatkan hasil-hasil pemantauan untuk membantu kepala
sekolah dalam menyiapkan akreditasi sekolah.

F. Sasaran Supervisi Manajerial


Supervisi manajerial menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran. Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan tenaga
kependidikan di sekolah di bidang administrasi sekolah yang meliputi :
1. Administrasi kurikulum
2. Administrasi keuangan
3. Administrasi sarana prasarana/perlengkapan
4. Administrasi tenaga kependidikan
5. Administrasi kesiswaan
6. Administrasi hubungan dan masyarakat dan
7. Administrasi persuratan dan pengarsipan

G. Kompetensi Supervisor Manajerial


Kompetensi utama seorang supervisor terletak pada kemampuan personalnya.
Persyaratan untuk semua supervisor, yaitu: teknikal, human, manajerial atau
administrative. Ketiga kompetensi tersebut disebut gabungan keterampiilan (skill mix).
Dimensi teknikal berkaitan dengan kemampuan menggunakan pengetahaun, metode,
tekhnik, dan peralatan dalam melaksanakan kurikulum dan sistem pengalamannya.
Keterampilan manajerial mencangkup perencanaan, organisasi, staffing, pendelegasian
tanggung jawab, manajemen. Keterampilan manajerial supervisor juga mencangkup
kemampuan menghubungkan kerja unit dengan unit yang lain bagian dari lembaga
pendidikan. Kerja unit ini bisa berupa hasil kerja guru satu dengan lainnya atau kerja dari
staf administrasi sebagai pendukungnya.
Keterampilan human dalam supervisi merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain agar mau melakukan perubahan untuk perbaikan atau peningkatan. Untuk itu
seorang supervisor harus mampu berkomunikasi dengan baik, termasuk kemampuan
menyampaikan saran dengan baik, yaitu mudah dipahami. Jadi seorang supervisor harus
menguasai pengetahuan tentang substansi yang dipantau dan dievaluasi, memiliki
keterampilan berhubungan dengan orang lain termasuk berkomunikasi, dan memiliki
keterampilan dalam pengelolannya.
Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor dapat juga disebut
sebagai berikut:
1. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat.
2. Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai
dengan prosedur yang tepat.
3. Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi.
4. Menyusun program supervisi pendidikan.
5. Melaksanakan program supervisi pendidikan.
6. Memanfaatkan hasil-hasil supervisi.
7. Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.
Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang supervisor dalam
melaksanakan tugas dan tunggung jawab dalam rangka pembinaan dan penyegaran
terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Kepribadian
a. Menyadari akan tugass dan tanggung jawabnya sebagai pengawas satuan
pendidikan yang professional
b. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan
kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas profesinya.
c. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang profesional.
2. Manajerial
a. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
b. Menyusun program kepengawasan berdassarkan visi-misi-tujuan dan program
sekolah-sekolah binaanya.
c. Menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.
d. Membina kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan berdasarkan
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).
e. Membina kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi satuan pendidikan
meliputi administrasi kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran, pendidikan dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, keuangan, lingkungan
sekolah dan peran serta masyarakat.
f. Membantu kepala sekolah dalam menyusun indicator keberhasilan mutu
pendidikan di sekolah.
g. Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya.
h. Memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan
lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
i. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah-sekolah binaanya dan
menindak lanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan dan program pengawasan
berikutnya.
j. Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.
k. Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepala guru dan kepala
sekolah.
l. Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan pada sekolah-sekolah
binaanya.
H. Metode dan Tekhnik Supervisi Manajerial
1. Metode-metode supervisi manajerial
Dalam buku Jamal Ma’mur Asmani (2012:115) merujuk pada tulisan yang
dipublikasikan oleh Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Depdiknas (2008), berikut adalah beberapa metode supervisi
manajerial yang dapat dikembangkan oleh para pengawas sekolah.
a. Monitoring dan Evaluasi
Metode utama yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan dan
supervisi manajerial yaitu monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah suatu
kegiatan yang ditunjukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
penyelenggaraan sekolah. Misalnya, mencari kesesuaian penyelenggaraan
pendidikan dengan rencana, program dan/atau standar yang telah ditetapkan.
Selain itu, juga menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam
pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115).
Monitoring berpusat pada pengontrolan selama program berjalan dan
bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan-balik bagi sekolah atau
pihak lain yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek
yang dicermati dalam monitoring adalah hal-hal yang dikembangkan dan
dijalankan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan
monitoring ini, tentunya pengawas harus melengkapi diri dengan perangkat atau
daftar isian yang memuat seluruh indicator sekolah yang harus diamati dan
dinilai.
Secara tradisional, pelaksanaan pengawasan melibatkan tahapan (a)
menetapkan standar untuk mengukur prestasi, (b) mengukur prestasi, (c)
menganalisis prestasi atas standar yang harus dipenuhi, dan (d) mengambil
tindakan apabila prestasi kurang/tidak memenuhi standar (Nanang Fattah, 1996:
102). Dalam perkembangan trakhir, kecendrungan pengawas dalam dunia
pendidikan juga mengikuti sesuatu yang dilakukan pada industri, yaitu dengan
menerapkan total quality control. Pengawasan ini tentu saja terfokus pada
pengendalian mutu dan bersifat internal.
Oleh karena itu, pada akhir-akhir ini, setiap lembaga pendidikan umumnya
memiliki unit penjaminan mutu. Sedangkan, evaluasi ditunjukan mengetahui
tingkat kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau keberhasilan yang
telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk
a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program,
b) mengetahui keberhasilan program,
c) mendapat bahan/masukan dalam perncanaan tahun berikutnya, dan
d) memberikan penilaian (judgment) terhadap sekolah.
b. Refleksi dan Focused Group Discussion
Sesuai dengan paradigma baru dalam manajemen sekolah, yaitu
pemberdayaan dan partisipasi, maka judgment keberhasilan atau kegagalan
sebuah sekolah dalam melaksanakan program atau mencapai standar bukan hanya
menjadi otoritas pengawas sekolah. Hasil monitoring yag dilakukan oleh
pengawas sekolah hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak sekolah,
terutama kepala sekolah, wakil kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan guru.
Secara bersama-sama, pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap
data yang terkumpul, kemudian menemukan sendiri faktor-faktor penghambat dan
pendukung yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk
Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur stakeholder
sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran
sesuai dengan kebutuhan, tujuan dari FGD adalah untuk menyatukan pandangan
stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, dan
menentukan langkah-langkah starategis maupun operasional yang akan diambil
untuk memajukan sekolah. Peran pengawas sekolah dalam hal ini adalah sebagai
fasilitator sekaligus narasumber apabila diperlukan untuk memberikan masukan
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
c. Metode Delphi
Metode Delhpi dapat digunakan oleh pengawasan sekolah dalam membatu
pihak sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS,
dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), sebuah sekolah
harus memiliki rumusan visi, misi, dan tujuan yang jelas, serta realistis yang
digali dari kondisi sekolah, peserta didik, potensi daerah, dan pandangan seluruh
stakeholder.
Sejauh ini, kebanyakan sekolah merumuskan visi dan misi dalam susunan
kalimat “yang bagus”, tanpa dilandasi filosofi dan pendalaman terhadap potensi
yang dimiliki. Akibatnya, visi dan misi tersebut tidak realistis, dan tidak
memberikan inspirasi kepada warga sekolah untuk mencapainya.
Metode Delphi merupakan cara yang efisien untuk melibatkan banyak
stakeholder sekolah tanpa memandang faktor-faktor status yang sering menjadi
kendala dalam sebuah diskusi atau musyawarah. Misalnya, sekolah mengadakan
pertemuan bersama antara sekolah, dinas pendidikan, tokoh masyarakat, orang tua
murid dan guru. Dengan demikian, biasanya pembicaraan hanya didominasi oleh
orang-orang berbicara di forum. Selebihnya, peserta hanya menjadi pendengar
yang pasif.
Metode Dephi dapat disampaikan oleh pengawas sekolah kepada kepala
sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak.
Langkah-langkahnya, menurut Gorton (1976:26-27), adalah sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami
persoalan dan hendak diminta pendapatnya mengenai pegembangan sekolah.
b. Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa
disertai nama/identitas.
c. Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai
dengan jumlah orang yang berpendapat sama.
d. Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak tersebut
untuk diberikan urutan prioritasnya.
e. Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan
hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang minta pendapatnya.
d. Wokhsop
Wokshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh oleh
pengawas sekolah dalam melakukan supervise manajerial. Metode ini tentunya
bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dan/atau perwakilan komite sekolah. Penyelenggaraan wokhsop ini tentu
disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama
dengan kelompok kerja kepala sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai
contoh, pengawas sekolah dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan wokhsop
tentang pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat, sistem
penilaian, dan lain sebagainya.
Empat metode supervise manajerial tersebut bertujuan mengembangkan
kualitas manajemen. Sehingga, semua program yang direncanakan berjalan
dengan baik dan sukses. Tentu, dalam pelaksanaan supervise ini, harus melihat
situasi dan kondisi, khususnya kondisi intelektualdan keuangan. Misalnya, saat
mengadakan wokhsop, tentu membutuhkan kesiapan keungan yang memadai.
Empat macam supervisi tersebut,mulai pembelajaran, akademik, klinis,
hingga manajerial, memberikan gambaran kepada supervisor agar berani
melakukan uji coba secara keseluruhan, mengetahui dan menentukan supervisi
yang paling efektif (semuanya mempunyai kelemahan dan keunggulan), dan
melihat problem yang terjadidi lapangan, supervisor tidak boleh berpangku
tangan, menyerahkan masalah kepada guru tanpa ada bimbingan, pengabdian, dan
pengorbanan.

2. Tekhnik-tekhnik Supervisi Manajerial


Dalam pelaksanaan supervisi manajerial, pengawas dapat menerapkan teknik
supervisi individual dan kelompok. Teknik supervisi individual di sini adalah
pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada kepala Sekolah atau personil lainnya
yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Teknik supervisi
kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua
orang atau lebih. Kepala-kepala Sekolah yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
mereka hadapi.

I. Program Supervisi Manajerial


Dalam buku Jerry H. Makawimbang (2011:122-132) program supervisi
pendidikan adalah rincian kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. Kegiatan tersebut menggambarkan hal-hal
apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, fasilitas apa yang diperlukan, kapan
dilakukan dan cara untuk mengetahui berhasil tidaknya usaha yang dilakukan itu.
Seorang pengawas perlu memahami bahwa kegiatan apapun yang dilakukannya bertujuan
untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengacu pada terjadinya perubahan prilaku
mengajar guru ke arah yang lebih baik.

Tabel Program Supervisi

MATRIKS PROGRAM SUPERVISI


PENGAWASAN PENGAWASAN
AKADEMIK MANAJERIAL
TUGAS
(Teknis Pendidikan dan (Administrasi dan
Pembelajaran) Manajemen Sekolah)
1. Proses dan hasil belajar
1. Penjaminan/ standar
siswa mutu pendidikan
2. Penilaian hasil belajar 2. Penerimaan siswa
3. Ketahanan belajar baru
4. Standar mutu hasil
3. Rapat guru dan staf
belajar siswa sekolah
5. Pengembangan profesi
4. Hubungan sekolah
Monitoring guru dan masyarakat
6. Pengadaan dan
5. Pelaksanaan ujian
pemanfaatan sumber- sekolah
sumber belajar 6. Program-program
pengembangan
sekolah
7. Administrasi sekolah
8. Manajemen sekolah
1. Kinerja guru 1. Kinerja sekolah,
Supervisi 2. Pelaksanaan kepala sekolah dan staf
kurikulum/MP sekolah
3. Pelaksanaan
2. Pelaksanaan
pembelajaran kurikulum sekolah
4. Praktikum/studi
3. Manajemen sekolah
lapangan 4. Kegiatan antar
5. Kegiatan sekolah binaan
ekstrakurikuler 5. Kegiatan in service
6. Penggunaan media, alat training (pen-didikan
bantu dan sumber belajar dalam jabatan) bagi
7. Kemajuan kemampuan kepala sekolah, guru,
siswa staf.
8. Lingkungan belajar 6. Pelaksanaan kegiatan
inovasi sekolah
7. Penyelenggaraan
administrasi sekolah
Penilaian 1. Proses pembelajaran
1. Peningkatan mutu
dan bimbingan SDM
2. Lingkungan belajar 2. Penyelenggaraan
3. Sistem penilaian inovasi sekolah
4. Pelaksanaan inovasi
3. Akreditasi sekolah
pembelajaran 4. Pengadaan sumber
5. Kegiatan peningkatan daya pendidikan
kemampuan profesi guru5. Kemajuan
pendidikan
Pembinaan/ 1. Guru dalam
1. Kepala sekolah
Pengembangan mengembangkan media dalam mengelola
dan alat bantu pendidikan
pembelajaran 2. Tim kerja dan staf
2. Memberikan contoh sekolah dalam
inovasi pembelajaran meningkatkan kinerja
3. Guru dalam sekolah
pembelajaran/ bimbingan
3. Komite sekolah
yang efektif dalam meningkatkan
4. Guru dalam partisivasi masyarakat
meningkatkan 4. Kepala sekolah
kompetensi profesional dalam meningkatkan
5. Guru dalam inovasi pendidikan
melaksanakan penilaian
5. Kepala sekolah
proses dan hasil belajar dalam meningkatkan
6. Guru dalam kemampuan
melaksanakan penelitian profesional
tindakan kelas (PTK) 6. Staf sekolah dalam
7. Guru dalam melaksanakan tugas
meningkatkan dan administrasi
kompetensi pribadi sosial sekolah
dan pedagogik 7. Kepala sekolah dan
staf dalam
kesejahteraan sekolah
Pelaporan dan Tindak
1. Kinerja guru dalam
1. Kinerja sekolah,
Lanjut melaksanakan kepala sekolah dan staf
pembelajaran 2. Standar mutu
2. Kemajuan belajar siswa pendidikan dan
3. Pelaksanaan dan hasil pencapaiannya
inovasi pembelajaran 3. Pelaksanaan dan
4. Pelaksanaan tugas hasil inovasi
kepengawasan pendidikan
5. Tindak lanjut hasil
4. Pelaksanaan tugas
kepengawasan untuk kepengawasan
program pengawasan manajerial dan hasil-
selanjutnya hasilnya
5. Tindak lanjut untuk
program pengawasan
selanjutnya
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah /Madrasah (Direktorat
Tenaga Kependidikan, 2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi
yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan
peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencangkup perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM)
kependidikan dan sumberdaya lainnya.
Tujuan supervisi manajerial yaitu memampukan (enabling) kepala sekolah, guru,
dan tenaga kependidikan meningkatkan kinerjanya dalam mengelola dan memimpin
sekolah/madrasah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di madrasah
secara berkelanjutan. Kemudian prinsip-prinsip supervisi manajerial yaitu supervisi harus
dilakukan secara berkesinambungan, supervisi harus demokratis, program supervisi harus
integrasi, supervisi harus komprehensif, supervisi harus konstruktif, supervisi harus
obyektif, dsb. Dalam melaksanakan supervisi manajerial, pengawas sekolah memiliki
peranan khusus sebagai konseptor, programmer, komposer, reporter dan builder. Adapun
sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan tenaga kependidikan di
sekolah di bidang administrasi sekolah.
Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor yaitu mampu
melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat, mampu melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang
tepat, memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi, menyusun program
supervisi pendidikan, melaksanakan program supervisi pendidikan, memanfaatkan hasil-
hasil supervisi, melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.
Metode-metodenya yaitu monitoring dan evaluasi, refleksi dan focused group
discussion, metode delphi, dan workshop dan Teknik-tekhnik supervisi yaitu tekhnik
individual dan kelompok. Untuk program supervisi manajerial terdapat pada tabel dalam
pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Suverpisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta: DIVA
press.

Dirjen PMPTK Depdiknas. 2009. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial (Bahan Belajar
Mandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah) . Jakarta.
Makawimbang, Jerry H. 2011. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alpabeta.
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alpabeta.
Sahertian, A. Piet. 1981. Prinsip & tehnik SUPERVISI PENDIDIKAN. Surabaya: Usaha
Nasional.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alpabeta

Anda mungkin juga menyukai