Anda di halaman 1dari 25

TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA IKK (S1) TATA BUSANA TERHADAP JASA

LAYANAN PERPUSTAKAAN FPP UNP

DI SUSUN OLEH :

ROSI FARISKA
17075214

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr Agusti Efi, MA
Nita Sahara M.Pd

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan proses yang dialami dalam kehidupan manusia


yang berlangsung secara terus menerus dimanapun manusia itu tinggal seperti
yang dikemukakan oleh Driyarkara (dalam Dwi Siswoyo, dkk, 2007: 62)
dimana ada kehidupan manusia, disitu pasti ada pendidikan. Teori ini
menunjukkan betapa pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan manusia
baik secara individu maupun dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan
manusia pendidikan ini memiliki fungsi sebagai penyiapan diri seseorang
untuk menjadi manusia secara utuh, sehingga akan memberikan perubahan
yang lebih baik dan hidup wajar sebagai manusia serta mampu menunaikan
tugas-tugas dalam kehidupannya (Dwi Siswoyo, dkk, 2007: 83).

Pendidikan memiliki tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam


UU tentang tujuan pendidikan Nasional (dalam Dwi Siswoyo dkk, 2007: 87)
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut
tentu saja harus diikuti peningkatan sumber-sumber penunjang pelaksanaan
pendidikan salah satunya dengan kelengkapan dan kualitas sumber belajar. Salah satu
contoh sumber belajar yaitu buku, jural, modul dll.

Buku menjadi salah satu sumber belajar yang paling sering digunakan
sebagai penunjang proses pendidikan, karena peranan buku secara aktif dalam
memudahkan peserta didik menambah wawasan dan pengetahuanya, karena
itulah buku disebut sebagai jendela dunia. Hal ini menunjukkan betapa besar
peranan buku dalam peningkatan kualitas pendidikan yang akan berimbas pada
peningkatan kualitas hidup manusia. Sehingga Lembaga pendidikan wajib
untuk memiliki dan menggunakan buku sebagai sumber belajar. Buku-buku
yang disediakan di tiap-tiap lembaga pendidikan yang dikumpulkan secara rapi
dalam sebuah tempat khusus yang dinamakan perpustakaan. Bahkan
perpustakaan juga telah menjadi lembaga khusus dalam pendidikan.

Perpustakaan adalah tempat dimana sumber belajar yang berupa buku buku itu
berada, itulah mengapa keberadaan perpustakaan itu dinilai sangat
penting dan wajib di setiap lembaga pendidikan. Akan tetapi keberadaan
perpustakaan bisa tidak berarti apabila perpustakaan tidak berpengunjung.
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi
akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang
memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya
pencapaian tujuan yang telah dicanangkan.

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin


dan mengendalikan pekerjaan dari anggota organisasi yang tersedia untuk
mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan (James A.F. Stoner and E.
Edward, Freeman dalam Amin W T, 1993: 34). Pengelolaan atau manajemen
perpustakaan ini sesuai dengan teori manajemen juga harus tertata baik secara
administratif, kelengkapan, pengorganisasian dan pelayanan. Manajemen atau
pengelolaaan perpustakaan itu sendiri akan sangat mempengaruhi minat baca
para pengunjungnya, karena minat baca seseorang itu tergantung pada
kepuasan yang mereka dapatkan saat saat berkunjung ke perpustakaan tersebut.
Manajemen perpustakaan ini akan berfungsi secara baik apabila dilaksanakan
dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan, kenyamanan dan kepuasan para
pengunjungnya. Sehingga eksistensi keberadaan perpustakaan tersebut akan
semakin meningkat dan semakin bermanfaat bagi pendidikan.

Perpustakaan di Universitas Negeri Padang khususnnya di fakultas pariwisata


dan perhotelan dibangun untuk melayani seluruh mahasiswa dan untuk
memperlancar proses perkuliahan. Tetapi pada kenyataannya perpustakaan di
Fakultas pariwisata dan perhotela belum maksimal digunakan oleh mahasiswa.
Waktu pelayanan perpustakaan FPP UNP hanya sampai pukul 16.15 WIB
sedangkan perkuliahan sampai dengan pukul 18.00 WIB, ini dirasa kurang
efektif, karena jika mahasiswa yang kuliah sampai sore harus datang ke
perpustakaan di esok harinya. Minat mahasiswa FPP untuk berkunjung ke
perpustakaan dilihat dari jumlah pengunjung perhari masih kurang, ini
dibuktikan oleh peneliti pada saat berkunjung langsung ke perpustakaan.
Berdasarkan buku tamu yang ada di perpustakaan juga sangat sedikit
mahasiswa yang datang ke perpustakaan. Kelengkapan buku-buku juga masih
kurang, ini dirasakan langsung oleh peneliti ketika mencari referensi untuk
melakukan penelitian ini, buku-buku juga masih kurang tertata dengan rapi.
Perpustakaan FPP UNP dituntut agar lebih peduli dengan kebutuhan mahasiswa, serta
harus memberikan layanan sebaik-baiknya kepada para mahasiswa yang masih agar
mahasiswa memiliki Kesadaran untuk meluangkan waktunya sebentar untuk
membaca dan memperkaya pengalaman belajar di perpustakaan. Namun,
kenyataannya banyak mahasiswa yang masih kecewa terhadap layanan yang ada.
Ada beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa orang-orang yang melayani
pengambilan buku bermuka jutek dan bahkan ada yang tidak dihiraukan pada saat
mengembalikan buku karena petugasnya asik berbincang dan asik menggunakan
gadget.

Perpustakaan hendaknya dapat melayani apa yang diminta pengguna secara


cepat dan tepat. Layanan secara cepat artinya layanan yang dilakukan dalam waktu
singkat. Sedangkan secara tepat artinya dapat memenuhi kebutuhan informasi
penggunanya. Faktor yang penting untuk memberikan pelayanan adalah memberikan
layanan yang membuat pengunjung perpustakaan merasa puas akan layanan yang
diberikan.

Faktor yang mempengaruhi mahasiswa berkunjung ke perpustakaan


adalah kepuasan mereka saat menggunakan jasa pelayanan dan layanan
perpustakaan. Kepuasaan pelanggan atau mahasiswa ditentukan oleh kualitas
barang/jasa yang dikehendaki oleh pelanggan, sehingga jaminan kualitas layanan jasa
perpustakaan dijadikan sebagai tolok ukur eksistensi sebuah perpustakaan di
perguruan tinggi. Pada dasarnya, pengertian kepuasan/ketidakpuasan
pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan.

Oleh sebab itu maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian:
“TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA IKK (S1) ANGKATAN 2017 TATA
BUSANA TERHADAP JASA LAYANAN PERPUSTAKAAN FPP UNP”.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat


ditarik identifikasi masalah yang timbul sebagai berikut:

1. Belum diketahui kepuasan mahasiswa dalam menggunakan jasa pelayanan


perpustakaan di FPP UNP.
2. Waktu pelayanan perpustakaan mulai dari pukul 8.00-16.15 WIB sedangkan
perkuliahan sampai dengan pukul 18.00 WIB.
3. Kelengkapan koleksi buku yang dibutuhkan mahasiswa masih sangat kurang.
4. Kurangnya minat mahasiswa IKK (S1) tata busana untuk berkunjung ke
perpustakaan dilihat dari jumlah pengunjung perhari.
5. Kurangnya kesadaran mahasiswa untuk memahami fungsi dan manfaat
perpustakaan Fakultas pariwisata dan perhotelan Universitas Negeri Padang.

C. Batasan masalah

Dari identifikasi masalah di atas tidak menutup kemungkinan timbulnya


masalah baru yang semakin meluas, untuk menghindari hal tersebut perlu
dilakukan batasan masalah. Sehingga peneliti membatasi permasalahan ini

pada “tingkat kepuasan mahasiswa IKK (S1) tata busana terhadap layanan

perpustakaan di FPP UNP”. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa FPP UNP

sedangkan sampel yang diambil adalah “mahasiswa IKK (S1) tata busana”.

D. Rumusan masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang


telah diuraikan di atas, permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dan
batasan masalah, maka masalah tersebut dapat dirumuskan, yaitu:

“ Seberapa besarkah tingkat kepuasan mahasiswa mahasiswa IKK (S1) tata busana

terhadap layanan perpustakaan di FPP UNP?”


E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dari


penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa mahasiswa IKK (S1)
tata busana terhadap layanan perpustakaan di FPP UNP.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan manfaat


sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Pengelola Perpustakaan FPP UNP


Sebagai sumber informasi yang berguna untuk menentukan strategi
dalam pengelolaan layanan dan pelayanan perpustakaan, sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa pengguna. Sehingga, perpustakaan berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Manfaat bagi Lembaga FPP UNP
Sebagai referensi kepada peneliti selanjutnya untuk peningkatan kualitas layanan
perpustakaan, maupun bidang lain yang berkaitan dengan jasa dan pelayanan.
3. Manfaat bagi Akademisi
Sebagai wacana untuk menambah wawasan dalam bidang
pengelolaan suatu layanan dan pelayanan perpustakaan, sehingga para akademisi
bisa menerapkan berbagai disiplin ilmu dalam pendidikan.
4. Bagi Masyarakat
Memberikan masukan dan referensi kepada masyarakat untuk semakin mantap
belajar di Fakultas pariwisata dan perhotelan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepuasan Pengguna perpustakaan


1. Pengertian Kepuasan pengunjung (pengguna)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puas adalah merasa senang (lega,
gembira, dan sebagainya karena sudah terpenuhi hasrat hatinya), dan kepuasan adalah
perihal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan.

Menurut (Philip Kotler1997:36) Kepuasan adalah perasaan senang atau


kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja
(atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari
kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak
puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan ,
pelanggan amat puas atau senang. Kepuasan pelanggan yang tinggi menciptakan
kelekatan emosional terhadap merek. Hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang
tinggi.

(Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2014:184) Kepuasan konsumen


adalah konsep yang paling menentukan dalam pemikiran pemasaran dan riset
konsumen. Secara teori, konsumen yang merasa puas dengan produk, jasa, atau merek
kemungkinan besar akan terus membelinya dan memberitahukan kepada yang lain
perihal pengalaman-pengalaman menyenangkan yang dirasakan dengan produk, jasa,
atau merek tersebut. Apabila konsumen merasa tidak puas, kemungkinan besar
konsumen akan berganti produk atau merek atau mengadukan keluhan kepada
produsen barang, pengecer, dan konsumen lain.

Pengertian kepuasan dalam komunikasi organisasi adalah suatu konsep yang


biasanya berkenaan dengan kenyamanan, jadi kepuasan dalam komunikasi berarti
anda merasa nyaman dengan pesan-pesan, media dan hubungan-hubungan dalam
organisasi.

Kepuasan pelanggan merupakan tanggapan perilaku, berupa evaluasi


pelanggan terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk)
dibandingkan dengan harapan atau ekspektasi terhadap produk atau jasa tersebut.
Kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang
dirasakan. Karena pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan (produk)
seseorang, maka pelangganlah yang menentukan kualitas suatu produk.

( menurut Niven, 2008:237) Kepuasan pelanggan terhadap layanan pada


organisasi non-profit dan pemerintah walaupun berbeda-beda tergantung jenis
organisasinya akan tetapi biasanya dapat dikategorikan kepada kategori di bawah ini:

1. Access.
Access Berkaitan dengan kemudahan pelanggan dalam menerima dan
mendapatkan produk atau jasa (layanan) yang ditawarkan.
2. Ketepatan waktu (Timeliness)
Ketepatan waktu (Timeliness) Kemampuan memberikan pelayanan dengan segera
dan memuaskan pelanggan.
3. Selection
Selection Mencakup berbagai layanan yang diharapkan oleh pelanggan.
4. Efficiency
Efficiency Mencakup pelayanan yang dapat diberikan secara mudah dan akurat
serta memahami kebutuhan pengguna.

Kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan menggunakan produk


jasa atau layanan yang dihasilkan oleh organisasi. Kepuasan pelanggan dapat
ditingkatkan dengan menaikkan kualitas pelayanan kepada pelanggan.

Interaksi antara karyawan dan pelanggan merupakan unsur yang sangat


penting dalam pembentukan fokus pada pelanggan. Dengan menempatkan
karyawan untuk berhubungan langsung dengan pelanggan dan memperdayakan
karyawan untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk memuaskan para
pelanggan dapat membentuk fokus kepuasan dalam pelanggan.

2. Pengertian Pengguna
Pengguna atau bisa disebut juga dengan pelanggan adalah semua orang yang
menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan
karena itu akan memberikan pengaruh. Dapat dikatakan juga pengguna atau
pengunjung adalah seseorang yang melakukan perbuatan, proses, hasil mengunjungi
atau berkunjung ke suatu tempat.

Manajemen perusahaan L.L. Bean, Freeport Maine, memberikan beberapa


definisi tentang pelanggan, yaitu sebagai berikut:

1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung kepada kita, tetapi kita yang
tergantung padanya.
2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya.
3. Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu argumentasi dengan
pelanggan.
4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan.

Dalam ilmu perpustakaan, pengunjung disebut juga user. User adalah


pengguna (pemustaka) fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun
buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). User berbagai macam jenisnya, ada
mahasiswa, guru, dosen dan masyarakat pada umumnya, bergantung pada jenis
perpustakaan yang ada. Jika di Perguruan Tinggi user bisa dari kalangan mahasiswa,
dosen, karyawan, maupun masyarkat civitas academic tergantung kebijakan
perpustakaan perguruan tinggi tersebut.

B. Layanan Perpustakaan
1. Pengertian Layanan

( Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2007) layanan adalah perihal


atau cara melayani service atau jasa. (Menurut Sutarno NS, 2006 :191) Pengertian
layanan yang ada di perpustakaan adalah pemberian layanan dalam rangka
pemanfaatan koleksi oleh masyarakat.

( Menurut Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: 189-190) Layanan


disebuah perpustakaan berbeda dengan layanan pada kegiatan masyarakat lain karena
masing-masing memiliki fungsi dan tugas yang berbeda, seperti layanan
kependudukan, layanan keagamaan, dan layanan kesehatan. Meskipun pada dasarnya
suatu layanan memiliki prinsip-prinsip yang sama atau berdekatan. Misalnya, sesuai
dengan kebutuhanmasyarakat yang dilayani, berlangsung cepat, tepat, mudah dan
sederhana, diciptakan kesan yang menarik dan menyenangkan atau memuaskan
pemakai.

2. Pengertian Perpustakaan

(Menurut Depdikbud: 1980) Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan library. Istilah ini berasal dari kata librer atau libri, yang
artinya buku . Dari kata latin tersebut terbentuklah istilah librarius, tentang buku.
Dalam bahasa asing lainnya perpustakaan disebut bibiliotheca (Belanda), yang juga
berasal dari bahasa Yunani biblia yang artinya tentang buku, kitab.

Dengan begitu dapat dikatakan perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian


sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku
dan terbitan lainnya yang bisa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk
digunakan pembaca bukan untuk dijual. Atau, suatu unit kerja yang substansinya
merupakan sumber informasi yang setiap saat dapat digunakan oleh pengguna jasa
layanannya. Selain buku, didalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya seperti
majalah, laporan, pamflet, prosiding, manuskrip atau naskah, lembaran musik dan
berbagai karya media audiovisual seperti film, slide, kaset, piringan hitam, serta
bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis dan mikroburam.

3. Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri

( Abdul Rahman Saleh, 1995 : 17) Perpustakaan perguruan tinggi adalah


perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi atau seolah tingggi,
akademi dan pendidikan tinggi lainnya, yang pada hakikatnya merupakan bagian
integral dari suatu perguruan tinggi seperti di jurusan, fakultas, lembaga-lembaga dan
pusat-pusat di lingkungan perguruan tinggi.

Setiap perpustakaan perguruan tinggi memiliki peran yang berbeda-beda serta


bertugas membantu dalam melaksanakan program Tri Dharma perguruan tinggi
masing-masing. Tujuan di adakannya perpustakaan perguruan tinggi yaitu untuk
menunjang terlaksananya program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat di perguruan tinggi.
( Abdul Rahman Saleh:18 )Perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tugas-
tugas sebagai berikut:

a. Menyediakan dan mengolah bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi


masyarakat perguruan tinggi.
b. Memberikan layanan dan pendayagunaan bahan pustaka bagi masyarakat
perguruan tinggi.
c. Menyediakan bahan pustaka dan layanan referensi pada semua tingkatan
akademis dari mahasiswa yang baru masuk sampai kepada mahasiswa pasca
sarjana, bahkan kepada staf pengajar.
d. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.
e. Meyediakan jasa peminjaman bagi seluruh pemakai perpustakaan (anggota).
f. Menyediakan jasa informasi aktif baik kepada pemakai di lingkungan perguruan
tinggi maupun kepada masyarakat luar.
4. Fungsi Perpustakaan

( Menurut Sutarno NS, 2006:54-55) Fungsi perpustakaan umum antara lain


sebagai berikut:

a. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan pustaka


b. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian,
langganan, tukar-menukar, penggandaan, penerbitan, dan lain-lain.
c. Pengolahan dan penyiapan bahan pustaka.
d. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan koleksi.
e. Pendayagunaan atau pemberdayaan koleksi.
f. Pemberian layanan kepada masyarakat dengan sistem yang mudah, cepat, dan
tepat serta sederhana.
g. Pemasyarakatan perpustakaan.
h. Pengkajian dan pengembangan atas semua aspek kepustakawanan.
i. Menjalin kerja sama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemenfaatan
bersama koleksi sarana prasarana.
j. Pelaksanaan koordinasi dengan berbagai pihak-pihak dan mitra kerja lainnya.

( Abdul Rahman Saleh, 1995:18) fungsi perpustakaan perguruan tinggi


dapat di lihat dari segi layanan dan segi program kegiatannya. Dari segi layanan:
a. Pengumpulan informasi
b. Pengolahan informasi
c. Pemanfaatan informasi
d. sebagai Penyebarluasan informasi
e. Pemeliharaan serta pelestarian informasi

Dari segi program kegiatannya:

a. Sebagai pusat layanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran


b. Sebagai pusat layanan informasi untuk program penelitian,
c. Sebagai pusat layanan untuk program pengabdian pada masyarakat.

5. Jenis Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri

( Agus Rifai, Perpustakaan:127) Pemberian layanan merupakan salah satu


tugas utama suatu perpustakaan. Selain itu menyiapkan sumber-sumber informasi dan
mengorganisasikan informasi yang dimiliki untuk para pemakainya, perpustakaan
memiliki tugas utama dalam pemberian layanan perpustakaan agar sumber-sumber
informasi yang dimilikinya dapat dimanfaatkan oleh pemakai secara maksimal.

a. Layanan Sirkulasi

Pelayanan sirkulasi yaitu pelayanan yang menyangkut peredaran bahan-bahan


pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Pada pelayanan sirkulasi ini dilakukan
registrasi keanggotaan, proses peminjaman bahan pustaka yang boleh dipinjam,
penentuan jangka waktu peminjaman, pengembalian bahan pustaka yang dipinjam,
denda keterlambatan pengembalian bahan pustaka dan pembuatan statistik
peminjaman untuk membuat laporan perpustakaan.

( Menurut Abdul Rahman Saleh,:179-180) Jenis koleksi yang dipinjamkan


biasanya terbatas kepada bahan tercetak saja. Tetapi ada juga perpustakaan yang
meminjamkan bahan-bahan non buku seperti kaset audio, kaset video, bahkan
sekarang dengan variasi koleksi di perpustakaan ada perpustakaan yang
meminjamkan koleksi bahan pustaka dalam bentuk disket, CD- ROM, Video-CD atau
VCD dan DVD serta bahan-bahan lain. Bahan tercetakpun tidak semua dipinjamkan.
Jenis bahan pustaka yang lazim dipinjamkan adalah buku teks. Ada juga perpustakaan
yang meminjamkan majalah-majalah lama (back issues).
Biasanya beberapa perpustakaan hanya meminjamkan bukunya terbatas
kepada anggota perpustakaan, misalnya mahasiswa, dosen, dan tenaga
nonkependidikan lainnya. Sedangkan untuk masyarakat umum hanya di perbolehkan
membaca buku di tempat. Antara perpustakaan yang satu dengan yang lainnya
memiliki jangka waktu peminjaman yang berbeda, Umumnya perpustakaan
meminjamkan selama dua minggu.

b. Layanan Referensi

(Menurut Rosa Widyawan, 2012:2-3) Pelayanan referensi merupakan bantuan


yang diberikan kepada pemustaka secara perorangan ketika dia mencari informasi.Ini
dilakukan oleh pustakawan terlatih khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
pemustaka, baik secara langsung bertatap muka, melalui telepon, maupun secara
elektronik. Definisi pelayanan referensi yang selama ini sering dijadikan rujukan
adalah definisi dari RUSA(the Reference and User Service Association, salah satu
divisi dari American Library Asosiation) yang memberi batasan bahwa pelayanan
refernsi terdiri atas transaksi refernsi dan kegiatan lain yang mencakup pembuatan,
pengaturan, dan evaluasi informasi, sumber riset, sarana dan pelayanan.

Layanan referensi juga berarti memeberikan jawaban. Dimana petugas


referensi menjawab beberapa macam pertanyaan yang ditanyakan oleh pemustaka.
Karena itu layanan referensi tersebut tidak lain adalah:

1) layanan yang bersifat langsung artinya dalam memberikan layanan itu betul-betul
berhubungan langsung dengan para pemakai.
2) memberikan informasi kepada pemakai baik informasi kepada pemakai baik
informasi yang sifatnya ilmiah untuk kepentingan studi dan penelitian maupun
informasi yang sifatnya tidak ilmiah.
3) dalam memberikan informasi tadi pelayanan petugas referensi dapat dengan
leluasa menggunakan sumber-sumber baik yang ada di perpustakaan sendiri
maupun yang ada diluar perpustakaan.
4) membantu para pembaca atau pemakai perpustakaan dalam menggunakan atau
memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan yang ada dengan sebaik-baiknya.

Pada umumnya pelayanan referensi adalah sama untuk setiap jenis


perpustakaan yaitu memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada pengunjung
atau pemakai perpustakaan baik bersifat langsung. Tugas layanan referensi tersebut
berjalan baik apabila petugas memperhatikan pengunjung atau pemakai yang
dilayaninya. Berbeda masyarakat yang dilayani berbeda pula kebutuhannya.
Disamping harus memperhatikan kebutuhan pemakai, tentu saja perpustakaan tersebut
harus menyediakan sumber-sumber yang dapat memberikan informasi yang tepat
kepada pemakai.

6. Unsur-unsur pokok layanan

( Nuril Huda, 1994: 108 ) Pemanfaatan suatu perpustakaan sangat dipengaruhi


oleh beberapa faktor seperti sarana prasarana, jenis layanan, koleksi yang sesuai
dengan kebutuhan pemakai, sikap petugas, kebijakan yang diterapkan dan lain- lain.
Faktor-faktor tersebut merupakan unsur pokok dalam layanan perpustakaan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur yang memiliki
kaitan dengan layanan adalah koleksi, petugas, metode atau system dan sarana-
prasarana.

a. Koleksi
Koleksi adalah semua hal yang mengandung informasi yang disimpan-sajikan
oleh perpustakaan. Koleksi sangat berperan sekali dalam menunjang terlaksanannya
fungsi perpustakaan. Koleksi perpustakaan adalah alat bagi perpustakaan untuk
memenuhi kebutuhan infomasi pemakainya. Koleksi perpustakaan merupakan salah
satu faktor utama yang menentukan salah satu faktor utama yang menentukan kriteria
dan jenis sebuah perpustakaan.
( Sutarno NS, 2006: 85) Koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah
mengenai program atau materi kuliah, disiplin ilmu, dan materi pendukung bagi
jurusan, program studi, fakultas, universitas yang ada. Koleksi perpustakaan selalu
dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai
misi dan mewujudkan visi perpustakaan yang bersangkutan.
(Sulistyo Basuki, 2003 Ke-2: 316) Untuk membantu pemakai dalam mencari
dan menggunakan koleksi perpustakaan diperlukan katalog. Katalog berfungsi sebagai
daftar dari koleksi perpustakaan yang dibuat dan disusun menurut aturan tertentu agar
pemakai perpustakaan mengetahui koleksi apa saja yang ada dan mengetahui lokasi
tersebut melalui nomor klarifikasi, nomor panggil atau identifikasi lainnya. katalog
memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku berdasarkan pengarangnya,
judulnya, atau subjeknya. Hampir semua pemakai mengetahui apa yang akan dicari
dengan berbekal informasi judul, subjek atau nomor klarifikasi tanpa memperdulikan
informasi bibliografis lainnya.
b. Sarana Prasarana
Sarana dan prasaran sangat diperlukan oleh perpustakaan guna untuk
menunjang kegiatan baik untuk petugas atau pemakai. Gedung perpustakaan serta
sarana prasarananya harus terpelihara dengan baik sehingga dapat memberikan
kenyamanan kepada pengunjung atau pemakai.
( Menurut Sulistyo Basuki, 2003 Ke-2: 218) Sarana dan prasarana
perpustakaan adalah semua benda, barang dan inventaris yang menjadi milik
perpustakaan dan dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan
perpustakaan. Sarana dan prasarana tersebut antarlain adalah gedung, meja dan kursi
untuk membaca dan lain sebagainya.
c. Petugas
( Menurut Sulistyo Basuki, 2003 Ke-2: 215) Sumber daya manusia di
perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Maka dari itu harus
selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi pengembangan
sumber daya manusia (human resources) di perpustakaan harus dilakukan
perencanaan yang baik agar perpustakaan memiliki SDM yang berkualitas.
Maju mundurnya suatu perpustakaan banyak tergantung kepada antusiasme
petugas perpustakaan. Petugas perpustakaan mempunyai peran penting dalam usaha
perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi dan jasa lainnya. Petugas perpustakaan
harus bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada, apabila tidak maka layanan
perpustakaan akan merosot.
Selain itu juga petugas perpustakaan harus bisa menjalin keakraban dengan
pengunjung sehingga dapat menajalin komunikasi yang baik sehingga dapat
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pengunjung. Disamping itu petugas juga harus
memiliki bekal wawasan yang luas, untuk mengantisipasi jika atau pengunjung yang
bertanya. Di samping itu juga sikap petugas kepada pengunjung harus ramah dan
sopan, misalnya dengan memberikan senyuman kepada pengunjung yang datang atau
apabila petugas mengalami kesalahan dalam melakukan pelayanan diharuskan
meminta maaf.
C. Komunikasi Verbal dan Non Verbal
( Menurut Supratiknya, 1995: 30 ) Komunikasi adalah setiap bentuk tingkah
laku dari seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain.
Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu. Dapat juga diartikan
bahwa komunikasi adalah pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih
penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.
Lambang-lambang komunikasi yang dikirimkan bisa bersifat verbal berupa kata-kata
atau berupa nonverbal berupa ekspresi atau ungkapan dan gerak tubuh.
Proses komunikasi verbal adalah kegiatan interaksi penyampaian dan
penerimaan pesan-pesan yang dilakukan melalui percakapan lisan dan tulisan, baik
yang secara langsung mendiskripsikan perasaan yang kita alami maupun tidak.
( Menurut Deddy Mulyana, 2008: 260) Simbol atau pesan verbal adalah semua
jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Sistem kode verbal disebut
bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami oleh
komunitas. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk kedalam
katergori pesan verbal disengaja, yaitu usaha yang dilakukan secara sadar untuk
berhubungan dengan orang lain secara lisan.
(bMenurut Hafied Cangara1998: 99) Kode verbal dalam pemakaiannya
menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa memiliki banyak
fungsi, ada tiga fungsi yang dapat menciptakan hubungan komunikasi yang efektif,
yaitu:
a. Untuk mempelajari dunia di sekeliling kitaa
b. Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia
c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia

Komunikasi verbal ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Disampaikan secara lisan, bicara atau tulisan


b. Proses komunikasi eksplesit dan cenderung dua arah
c. Kualitas komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal

(Menurut Deddy mulyan: 266-267) Bahasa verbal merupakan sarana utama


untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Menurut Larry L. Barker,
bahasa memiliki tiga fungsi yaitu:
a. Penamaan (naming atau lebeling)
Penamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penamaan merujuk kepada
usaha untuk mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut
namanya sehingga dapat dirujuk dalam berkomunikasi.
b. Interaksi
Fungsi interaksi menunjukkan pada berbagi gagasan dan emosi yang dapat
mengundang simpati dan pengertian ataupun kemarahan dan kebingungan.
c. Transmisi Informasi
Yang dimaksud dengan fungsi transmisi informasi adalah bahwa bahasa
merupakan media untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Bahasa
merupakan media transmisi informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui
bahasa dapat disampaikan informasi yang menghubungkan masa lalu, masa kini,
masa depan, sehingga memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.

Terdapat lima taraf dalam komunikasi, yaitu taraf kelima adalah basa-basi, ini
merupakan taraf komunikasi paling dangkal. Biasanya komunikasi pada taraf ini
terjadi antara dua orang yang bertemu secara kebetulan. Taraf keempat yaitu
membicarakan orang lain. Pada taraf ini orang sudah mulai saling menanggapi,
namun tetap masih dangkal, dimana orang yang berada pada taraf ini belum mau
membicarakan tentang diri mereka masing-masing.

Taraf ketiga yakni menyatakan gagasan dan pendapat. Orang yang berada
pada taraf ini sudah mau saling membuka diri, saling mengungkapkan diri. Namun,
pengungkapan diri tersebut masih sebatas pada taraf pikiran. Taraf kedua yakni taraf
hati atau perasaan. Pada taraf ini seseorang sudah berani untuk mengungkapkan
perasaannya dalam bentuk komunikasi. Taraf pertama adalah hubungan puncak.
Komunikasi pada taraf ini ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya
yang mutlak diantara kedua belah pihak. Kedua belah pihak telah merasakan adanya
hubungan timbal balik yang hampir sempurna.

Sedangkan komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian pesan-pesan


oleh seseorang yang dilakukan tidak dengan kata-kata atau bahasa verbal, melainkan
melalui petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda lain yang terjadi pada tubuh seseorang.
bahasa non-verbal tidak akan bisa berbohong. Dengan melihat gestur, postur, ekspresi
wajah, dan petunjuk lainnya, kita bisa membaca perubahan emosi yang dialami oleh
seseorang. Bahkan, komunikasi non-verbal terjadi sekitar 2/3 kalinya dalam sebuah
percakapan. Manfaat lainnya, kita bisa tahu dengan mudah ketika orang lain berbicara
tidak jujur jika kita sudah ahli dalam memahami gerakan tubuh seseorang.

Bentuk-bentuk komunikasi non verbal antara lain yaitu:

a. Komunikasi visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambang-
lambang, atau simbol-simbol.
Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna
yang tepat, serta bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar.
Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi
visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar.
b. Komunikasi sentuhan
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal sering
disebut Haptik. Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus-ngelus, sentuhan
di punggung dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu dari orang yang menyentuhnya.
c. Komunikasi gerakan tubuh
Kinesik atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non verbal, seperti,
melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh
digunakan untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan. Dengan gerakan
tubuh, seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan tanpa harus
mengucapkan suatu kata. Seperti menganggukan kepala berarti setuju.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Suharsimi
Arikunto (1998: 139), penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya
menggambarkan keadaan atau status fenomena. Metode yang digunakan dalam
peneltian ini adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data
menggunakan angket.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 312), metode survei
merupakan penelitian yang biasa dilakukan dengan subjek yang banyak,
dimaksudkan untuk mengumpulkan pendapat atau informasi mengenai status
gejala pada waktu penelitian berlangsung.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151) kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
B. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Perpustakaan Fakultas Pariwisata Dan Perhotelan


Universitas Negri Padang. Penelitian ini direncanakan selama kurang lebih satu bulan,
terhitung bulan oktober-november 2019. Untuk penyebaran kuesioner dilakukan
selama satu minggu, selain menyebarkan kuesioner peneliti juga mengamati situasi
dan kondisi yang ada di Perpustakaan Fakultas Pariwisata Dan Perhotelan Universitas
Negri Padang.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Bailey (1994) yang dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan


gejala atau satuan yang ingin diteliti”. Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa IKK (S-1) tata busana yang berjumlah kurang lebih (800) orang.

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
penelitian ini adalah mahasiswa IKK (S-1) tata busana angkatan 2017.
( Menurut Syofian Siregar:61) Berdasarkan jumlah populasi tersebut penulis
mengambil sampel sebanyak (90) orang terdiri dari para mahasiswa IKK (S-1) tata
busana angkatan 2017.

D. Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data


1. Instrumen Penelitian

( Menurut Suharsimi Arikunto, 1998: 140 ) Instrumen yang digunakan dalam


penelitian ini adalah angket buatan sendiri. Angket atau kuesioner adalah sejumlah
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

Metode angket adalah suatu teknik pengumpulan data


dengan melalui daftar penyataan yang tertulis, disusun dan disebarkan untuk
mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber responden. Jadi, dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket adalah suatu
daftar terisikan serangkaian pertanyaan tentang gejala yang akan diselidiki.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket


tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih, dengan angket langsung menggunakan skala bertingkat. Penskoran
dalam penelitian ini disusun berdasarkan skala likert untuk keandalan,
ketanggapan, keyakinan, empati dan berwujud dengan kartegori jawaban:

SS = Sangat Setuju, mempunyai bobot nilai 5

S = Setuju, mempunyai bobot nilai 4

KS = Kurang Setuju, mempunyai bobot nilai 3

TS = Tidak Setuju, mempunyai bobot nilai 2

STS = Sangat Tidak Setuju, mempunyai bobot nilai 1

Menurut Sutrisno Hadi (1991: 7) ada tiga langkah pokok yang harus
diperhatikan dalam menyusun angket, yaitu:

a. Mendefisinikan konstrak: yang berarti membatasi variabel yang


akan diukur.
b. Menyidik faktor: dari perubah di atas dijabarkan menjadi faktorfaktor yang dapat
diukur. Faktor ini dijadikan titik tolak untuk menyusun instumen berupa pernyatan-
pernyataan yang diajukan kepada responden.
c. Menyusun butir-butir pernyataan: butir-butir pernyataan
merupakan angket penelitian yang disesuaikan pada faktor-faktor
yang berpengaruh dalam penelitian ini.

Untuk menyusun butir-butir pernyataan sebagai penjabaran dari


masing-masing faktor maka dibuat kisi-kisi angket. Menurut Sutrisno Hadi
(1991: 165), petunjuk-petunjuk dalam menyusun item angket, adalah sebagai berikut:

1. Gunakan kata-kata yang tidak rangkap artinya.


2. Susun kalimat yang sederhana dan jelas.
3. Hindari pemasukan kata-kata yang tidak ada gunanya.
4. Hindari pemasukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
5. Perhatikan item yang dimasukkan harus diterapkan pada situasi dari kacamata
responden.
6. Jangan memberikan pertanyaan yang mengancam.
7. Hindari leading question (pertanyaan yang mengarahkan jawaban
responden).
8. Ikutlah logical sequence yaitu berawal dari masalah yang bersifat
umum menuju ke hal-hal yang khusus.
9. Berikan kemudahan-kemudahan kepada responden dalam
menjawab pertanyaan serta mengembalikan angket tersebut.
10. Usahakan supaya angket tidak terlalu tebal panjang. Oleh
karenanya guanakan kalimat-kalimat yang singkat dan mudah
dimengerti.
11. Susunlah pertanyaan sedemikian mungkin sehingga dapat dijawab
dengan hanya memberi tanda silang atau tanda checking lainnya.

Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini untuk


mengembangkan instrumen ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: Menjabarkan
variabel ke dalam subvariabel dan indikator-indikator, Menyusun tabel persiapan
instrumen yaitu dengan menyusun kisi-kisi angket, Menuliskan butir-butir pertanyaan.
Langkah terakhir adalah menyusun butir-butir pertanyaan
berdasarkan faktor-faktor yang menyusun konstrak, selanjutnya maka
faktor-faktor di atas dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan yang
membentuk instrumen pertanyaan. Untuk memberikan gambaran secara
menyeluruh mengenai angket yang digunakan dalam penelitian ini maka
disajikan dalam kisi-kisi sebagai berikut:

2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik


pengumpulan data melalui angket/ kuesioner.

a. Peneliti mencari informasi tentang para pengguna layanan perpustakaan


prodi IKK.
b. Peneliti membuat janji dengan mahasiswa yang akan dijadikan sampel.
c. Peneliti menyebarkan angket kepada mahasiswa pengguna layanan
perpustakaan yang diambil sebagai sampel.
d. Peneliti melakukan transkip atas hasil pengisian angket.
e. Langkah selanjutnya yaitu pengkodingan, jika ada data yang terlewatkan
akan dilakukan pengambilan data tambahan dengan angket yang
digunakan.
f. Setelah itu proses pengolahan data dan analisis data.
g. Peneliti mengambil kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data.

E. Uji Instrumen

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data,


maka diperlukan uji instrument untuk menguji validitas dan reliabilitas
instrumen yang digunakan. Angket dalam penelitian ini diuji cobakan kepada
30 mahasiswa pengguna perpustakaan FPP UNP dari prodi IKK pada bulan
November 2019. Uji validitas dan reliabilitas hasil ujicoba data diolah
menggunakan bantuan komputer yaitu program Microsoft Office Excel 2007
dan SPSS V.18.
F. Teknik Analisis Data

(Menurut Anas Sudijono, 2009: 40)Setelah semua data terkumpul, langkah


selanjutnya adalah menganalisis data sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu
kesimpulan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
data deskriptif kuantitatif. Cara perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi
relatif persentase. Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif)
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden

Sedangkan untuk pengkategorian menggunakan acuan 5 batas norma (Anas


Sudjono, 2006: 175), sebagai berikut:
Tabel 2. Batas Norma Kategori

N
Rentang Normal Kategori
o
1. X > M + 1,5 SD Sangat Baik
2. M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Baik
3. M – 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Cukup Baik
4. M – 1,5 SD < X ≤ M – 0,5 SD Kurang
5. X ≤ M – 1,5 SD Sangat Kurang

Keterangan:
M : Mean
SD : Standar Deviasi

G. Teknik pemeriksaan keabsahan data


(menurut Moleong, 2007:320) Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada
dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada
penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur
yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif .
( menurut Sugiyono,2007:270) Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan
apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus
untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability .
Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggung jawabkan
sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji
keabsahan data yang dapat dilaksanakan.
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/
kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti
kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan
sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru.
Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan
sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling
timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin
banyak dan lengkap.
Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data
penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah
diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan
benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat
dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan
pengamatan perlu diakhiri.
2. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan
maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau
direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan
merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah
data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau
belum.
Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan
cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan
dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian
yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan
semakin cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan
yang dibuat akan smakin berkualitas.
3. Triangulasi
Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian
kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai waktu.
4. Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian,
sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto
foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya
(Sugiyono, 2007:275)

Anda mungkin juga menyukai