Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal (Darmawan I, 2018). Kolik abdomen adalah suatu rasa nyeri
yang tejadi secara akut maupun kronik yang intensitasnya hilang datang karna
ada permasalahan pada organ didalam perut. Kolik abdomen umumnya terjadi
akibat peradangan atau infeksi , apabila hal ini tidak teratasi dengan cepat maka
akan berakibat fatal dan dapat mengganggu system pencernaan serta
metabolisme pada tubuh manusia. Jika berbicara masalah perut, maka tidak
sedikit organ yang ada didalamnya, adapun beberapa contoh gangguannya ialah
batu ginjal, hepatitis, pakreatitis, lecet usus besar, hernia epigtastrik, lecet usus
halus, ISK , hernia lumbal, gastritis, appendiksitis, hernia inguinalis, ca. organ
abdomen, dll. Tetapi pada umumnya semua organ pada perut mengalami gejala
infeksi berupa nyeri.
B. Tujuan
1. Tujuan umum : Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang benar pada pasien
dengan kolik abdomen.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian secara komperhensif pada pasien kolik
abdomen.
b. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan pada pasien dengan kolik
abdomen.
c. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan kolik
abdomen.
d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan
kolik abdomen.
e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan kolik
abdomen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Kolik abdomen adalah sebuah kondisi yang ditandai dengan kram atau
nyeri kolik hebat yang mungkin disertai dengan mual dan muntah (Darmawan
I, 2018).
Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul
dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (Yohanatan, 2015).
Kolik abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
nyeri berat pada perut yang disebabkan oleh distensi, obstruksi ataupun
peradangan pada organ berongga tubuh yang memiliki otot polos, misalnya
usus, kandung empedu, ginjal dan lain-lain (Muchlisin A, 2018)
B. Etiologi (Amin & Hardi, 2015)
a. Mekanis
1. Adhesi (perlengketan usus) : Kondisi dimana jaringan pencernaan otot
menempel pada dinding abdomen
2. Karsinoma : Kanker colorectal.
3. Inflamasi peritoneal parietal : perforasi peritonitis, apendisitis,
kolesistitis.
4. Volvulus : Gangguan karena saluran pencernaan terputar atau tersimpul
atau juga yang sering disebut usus terpelintir.
5. Intususepsi : Keadaan ketika bagian usus bergeser ke dalam usus itu
sendiri.
6. Obstruksi viceral : ileus obstruksi
7. Gastritis : Terjadinya peradangan pada lambung.
8. Obstipasi : Konstipasi hebat
9. Polip pada usus : Pertumbuhan jaringan yang abnormal.
10. Striktur : Kondisi dimana terdapat penyempitan pada suatu saluran yang
disebakan oleh peradangan.
b. Fungsional
1. Ileus paralitik : Kondisi dimana otot usus mengalami kelumpuhan
sehingga pencernaan makanan serta fungsi lainnya terganggu.
2. Lesi medulla spinalis : Adanya cedera pada tulang belakang baik
langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan lesi pada medulla
spinalis sehingga menimbulkan gangguan neurologis, dapat
menyebabkan kecacatan
3. Enteritis regional : Radang usus kronis yang mempengaruhi lapisan
saluran pencernaan.
4. Gangguan vaskuler : Iskemia yaitu kekurangan suplai darah ke jaringan
atau organ tubuh karena permasalahan pada pembuluh darah.
5. Gangguan motilitas : Irritable bowel syndrome, dyspepsia fungsional.
6. Ekstra abdominal : Trauma musculoskeletal.
7. Ketidakseimbangan elektrolit
11. Penyakit celiac : sensitivitas terhadap gluten dan gandum serta biji
bijian lainnya.
12. Intoleransi makanan/ alergi makanan.
13. Uremia : Kondisi dimana ginjal tidak mampu menyaring produk limbah
dalam darah dengan baik.
C. Manfistasi Klinis (Darmawan I, 2018)
1. Mekanika sederhana- usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada
tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit
atau tidak ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush”
meningkat, nyeri tekan difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan
difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi
berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.
D. Komplikasi (Amin & Hardi, 2015)
1. Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan.
Gangren kandung empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh
infeksi pada organ-organ tersebut.
2. Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh
tubuh melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok,
dimana tekanan darah turun.
3. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu
empedu mengerosi dinding kandung empedu atau salurang empedu,
menimbulkan saluran baru ke lambung, usus dan rongga perut.
4. Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut
yang steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke
rongga perut.
5. Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila
batu berukuran cukup besar.
E. Pemeriksaan Penunjang (Darmawan I, 2018)
1. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
2. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmoid yang tertutup.
3. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah;
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan
peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.
4. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.
F. Penatalaksanaan (Darmawan I, 2018)
1. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Terapi Na+, K+, komponen darah
3. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
4. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
5. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien
berbaring miring ke kanan.
6. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis
7. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi.
8. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
9. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
10. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi
usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
G. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama,
tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab
mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah pada obstruksi paralitik
di mana peristaltic dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi
mekanik peristaltic mula-mula diperkuat, kemudian intermiten, dan akhirnya
hilang.
Perubahan patofisiologi utama pada obstruksi usus dapat dilihat pada
gambar. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan
dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen,
yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari usus ke darah. Oleh karena
sekitar 8 liter cairan disekresi kedalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya
absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah
dan penyedotan usus setelah pengobatan di mulai merupakan sumber
kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah
penciutan ruang cairan eksrta sel yang mengakibatkan syok-hipotensi,
pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan, dan asidosis metabolic.
Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan
absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan kedalam usus. Efek local
peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas
akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri kedalam rongga
peritoneum dan sirkulasi sistemik.
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau
sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh
pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari
organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding
perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan
terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan
berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung
berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan
diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang
menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan
merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan
bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.
H. Pathway
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Data Umum Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan, alamat.
2. Informan/Keluarga
Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan pasien.
3. Riwayat Kesehatan
4. Keluhan Utama
5. Riwayat Keluhan Utama : (P,Q,R,S,T)
6. Riwayat penyakit/ gejala yang pernah dialami
7. Riwayat kesehatan sekarang
8. Riwayat alergi
9. Riwayat medikasi
10. Kesadaran
a. Composmentis
b. Somnolen
c. Apatis
d. Sopors
e. Koma
11. GCS : 15 Eye : 4 Motorik : 6 Verbal : 5
12. Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Mengukur TB (cm), BB (kg), IMT, kebiasaan makan, keluhan saat sakit
(mis, tidak nafsu makan, mual, muntah, sukar/sakit menelan, nyeri
uluhati, sakit gigi), konjungtiva ( anemis/tidak anemis), sclera
(ikterus/tidak ikterus), pembesaran tyroid, hernia/massa, kondisi
gigi,gusi, penampilan lidah, bising usus (normal/tidak normal), porsi
makan yang dihabiskan, makanan yang disukai, dan diet.
b. Cairan
Kebiasaan minum ± cc/hari, turgor kulit (kering/tidak elastis), warna,
CRT , mata cekung, edema, distensi vena jugularis, asites, spider naevi,
penggunaan kateter dll.
c. Eliminasi
BAB x/hari ( warna, konsisten, bau), BAK x/hari (bau, tampilan,
volume), penggunaan kateter.
d. Oksigenasi
Bentuk dada, bunyi napas, respirasi (dispnea, ronchi, stridor, wheezing,
hemoptisis, sputum, pernapasan cuping hidung, penggunaan otot-otot
aksesoris), jenis pernafasan, fremitus, sputum
(kental,encer,merah,putih,hijau,kuning), sirkulasi
oksigenasi(pusing,sianosis,akral dinginclubbing finger), dada (retraksi
dada, berdebar-debar, deviasi trachea, bunyi jantung, murmur).
e. Istrahat dan Tidur
Kebiasaan tidur ( saat siang dan malam), lama tidur, kebiasaan tidur,
faktor yang mempengaruhi, cara mengatasi.
f. Personal hygiene
Kebiasaan mandi, kebiasaan mencuci rambut, kebiasaan memotong
kuku, kebiasaan mengganti baju, (sebelum masuk RS dan setelah masuk
RS),
g. Aktivitas-Latihan
1) Aktivitas waktu luang (istrahat), aktivitas hoby, kesulitan bergerak.
2) kekuatan otot :

3) tonus otot :
4) Postur, tremor,rentang gerak ROM (fleksi, ekstensi,
adduksi,abduksi, supinasi, pronasi, sirkumduksi), keluhan yang
dialami (nyeri otot, kaku otot, lemah otot, nyeri sendi, bengkak
sendi, inkoordinasi, parase/paralisis, kelelahan, amputasi,
deformitas), penggunaan alat bantu (gips,traksi,kruk/tongkat),
pelaksanaan aktivitas (mandiri, parsial, total).
13. Pengkajian Resiko Jatuh

Faktor Resiko Skala Skor

Riwayat jatuh baru Ya 25


atau dalam 3 bulan tidak 0
terakhir

Diagnose medis Ya 15
sekunder >1 Tidak 0

Menggunakan alat Fumiture 30


bantu Tongkat penopang, walker 15
Bed rest 0

Obat (sedative,
hipnotik, antidepresan, Ya 20
nalokson, barbiturate, tidak 0
phenotiazin,
narkotik/metadon,
laksatif, diuretic)
Gaya berjalan Terganggu 15
Lemah 0

Kesadaran Lupa/pelupa 15
Baik 0

Resiko tinggi ≥ 45
Resiko sedang 25-44
Resiko rendah 0-24

B. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan agen cidera biologis
(infeksi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan
3. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
4. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampan makan
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
regulasi
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
7. Resiko infeksi, Faktor resiko : Penurunan Hemoglobin
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
I Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) Tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri (1400)
berhubungan dengan infeksi Kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian nyeri
Domain 12 : Kenyamanan - 210201 Nyeri yang komperhensif yang melipti lokasi,
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik dilaporkan tidak karakteristik, durasi, frekuensi, kalitas,
ada (5) intensitas dan factor pencetus.

- 210206 Ekspresi 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal


nyeri wajah tidak mengenai ketidak- nyamanan terutama
ada (5) pada mereka yang tidak dapat
berkomnikasi secara efektif.
- 210210 Frekensi
nafas tidak ada 3. Ajarkan penggunaan teknik
deviasi dari kisaran nonfarmakologi seperti teknik
normal (5) relaksasi nafas dalam
Pemberian Analgesik (2210)
1. Kolaborasikan dengan dokter
mengenai obat, dosis, rute pemberian
berdasarkan prinsip analgesic.

II Gangguan pola tidur berhubungan Tidur (0004) Manajemen lingkungan (6480)


dengan halangan lingkungan Kriteria hasil : 1. Ciptakan lingkungan yang aman
(bising,suhu lingkungan dan - 000403 pola tidur bagi pasien
pencahayaan) tidak terganggu (5) 2. Batasi pengunjung
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat - 00404 kualitas 3. Manipulasi pencahayaan untuk
Kelas 1 : Tidur/ istirahat tidur tidak manfaat terapeeutik
terganggu (5) 4. Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien, jika
suhu tubuh berubah
III Diare berhubungan dengan inflamasi Eliminasi usus (0501) Manajemen diare (0460)
gastrointestinal Kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala diare
Domain 3 : Eliminasi dan pertukaran - 050101 pola eliminasi 2. Amati turgor kulit secara berkala
Kelas 2 : Fungsi gastrointestinal tidak terganggu (5)
- 050105 feses lembut dan 3. Berikan makanan dalam porsi
berbentuk tidak terganggu kecil dan lebih sering serta
(5) tingkatkan porsi secara bertahap
- 050111 diare tidak ada 4. Anjurkan pasien menghindari
(5) makanan yang mengandung gas
5. Instruksikan diet rendah serat,
TKTP sesuai kebutuhan
IV Ketidakseimbangan nutrisi Status nutrisi : asupan (Manajemen nutrisi 1100)
berhubungan dengan ketidakmampuan makanan dan cairan (1008) 1. Identifikasi adanya alergi atau
makan Kriteria hasil : intoleransi makanan
Domain 2 : Nutrisi - 100801 asupan 2. Monitor mual dan muntah
Kelas 1 : Makan makanan secara 3. Kaji penyebab mual dan muntah
oral sepenuhnya dan tangani dengan cepat
adekuat (5) 4. Timbang pasien secara berkala
- 100803 Asupan 5. Tawarkan makanan ringan yang
cairan secara oral padat gizi
sepenuhnya 6. Anjurkan pasien mengenai
adekuat (5) modifikasi diet yang diperlukan
- 100804 asupan
cairan intra vena
sepenuhnya
adekuat (5)
V Kekurangan volume cairan Hidrasi (0602) Manajemen cairan (4120)
berhubungan dengan kegagalan Kriteria hasil : 1. Monitor status hidrasi
mekanisme regulasi - 060201 Turgor 2. Monitor TTV
Domain 2 : Nutrisi kulit tidak 3. Monitor makanan atau cairan yang
Kelas 5 : Hidrasi terganggu (5) dikonsumsi
- 060202 4. Jaga intake dan catat output
kelembaban 5. Berikan terapi cairan IV
membrane mukosa
tidak terganggu (5)
- 060215 intake
cairan tidak
terganggu (5)
- 060208 bola mata
cekung dan lunak
tidak ada (5)
IV Defisiensi Pengetahuan berhubungan Pengetahuan : Proses Pengajaran : Proses Penyakit (5602)
dengan kurang informasi Penyakit (1803) 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
Domain 5 : Persepsi/kognisi - 180303 Faktor terkait dengan proses penyakit
Kelas 4 : Kognisi penyebab, yang spesifik
pengetahuan 2. Jelaskan proses terjadinya
sangat banyak (5) penyakit
- 180306 Tanda dan 3. Jelaskan tanda dan gejala yang
gejala penyakit, umum dari penyakit, sesuai
pengetahuan kebutuhan.
sangat banyak (5) 4. Berikan informasi pada pasien
- 180307 Proses mengenai kondisinya, sesuai
perjalanan kebutuhan
penyakit biasanya, 5. Edukasi pasien mengenai tindakan
pengetahuan untuk mengontrol/meminimalkan
sangat banyak (5) gejala, sesuai kebutuhan
6. Instruksikan pasien mengenai
tindakan untuk mencegah efek
sampingpenanganan dari
penyakit,sesuai kebutuhan.
VII Resiko Infeksi NOC: NIC :
Faktor resiko : Penurunan hemoglobin Keparahan infeksi (0703) Perlindungan infeksi (6550)
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan - 070333 Nyeri tidak 1. Monitor adanya tanda dan adanya
Kelas 1 : Infeksi ada (5) gejala infeksi sistemik dan local
- 070330 2. Monitor rentanan terhadap infeksi
ketidakstabilan suhu 3. Monitor hitung mutlak granulosit,
tidak ada (5) WBC, dan hasil-hasil diferensial
- 070307 Demam tidak 4. Batasi jumlah pengunjung
ada (5) 5. Pertahankan asepsis untuk pasien
- 070326 peningkatan beresiko
jumlah leukosit tidak 6. Tingkatkan asupan nutrisi yang
ada (5) cukup
- 070311 malaise tidak 7. Kolaborasi pemberian antibiotik
ada (5)
BAB III
LAPORAN KASUS

A. DATA UMUM PASIEN

1. Identitas Paien
Nama : Tn. a Status perkawinan : Menikah
Umur : 36 tahun Alamat : Jl. Tanggul Kota
Tanggal Masuk : Senin,19 Agustus 2019
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal Pengkajian : Selasa,20 Agustus 2019
Agama : Islam
No. RM : 249307
Suku : Makassar
Diagnosa Medis : Kolik Abdomen
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
2. Informan/ Keluarga
Nama : Ny A
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan Dengan Pasien : Istri
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Nyeri perut
b. Riwayat keluhan utama : Tn “A” masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan
nyeri, nyeri disebabkan oleh adanya kram atau nyeri kolik hebat yang
disebabkan oleh adanya Infeksi. Nyeri abdomen yang dirasakan seperti
tertusuk. Ketika melakukan pengkajian tentang lokasi dimana keluhan nyeri
yang dirasakan oleh klien Tn “A”, klien mengatakan letak nyeri yaitu pada
perut sebelah kiri bagian bawah yaitu pada Region iliaka dextra (inguinalis).
Skala nyeri yang dirasakan oleh Tn “A” ketika dilakukan pengkajian yaitu
pada skala 6 (Sedang). Keluhan nyeri yang dirasakn oleh Tn “A” yaitu
selama 5-10 menit
c. Riwayat penyakit/gejala yang pernah dialami : Klien memiliki riwayat TB
Paru
d. Riwayat kesehatan sekarang : Tn. A mengatakan nyeri pada perut bagian
kanan bawah, gejala dirasakan ± 1 minggu sebelum masuk RS. Tn. A
mengatakan nyeri dirasakan sampai ke skrotum bagian kiri. Saat pengkajian
wajah Tn A tampak meringis dan gelisah. Ada mual, muntah 3x isi
makanan, BAB 5x, konsistensi encer
e. Riwayat alergi : Tn A tidak memiliki alergi
f. Riwayat medikasi : Tn A pernah mengikuti program pengobatan 6 bulan.
g. Kesadaran : Composmentis
h. GCS : 15 (E : 4 M : 6 V : 5)
B. KEBUTUHAN DASAR
No Kebutuhan
Sebelum Sakit Saat Sakit Masalah
Dasar Keperawatan
Nutrisi - TB : 165 cm - TB : 165 cm Tidak ada masalah
1.
-BB : 51 kg -BB : 50 kg pada kebutuhan
-Kebiasaan Makan : -Kebiasaan Makan : nutrisi
3x/Hari 3x/Hari
-Nafsu Makan : Baik -Nafsu Makan : Baik
-Konjungtiva : Anemis -Konjungtiva : Pucat
-Sklera : Putih -Sklera : Putih
-Pembesaran Tyroid : -Pembesaran Tyroid :
Tidak ada Tidak ada
-Kondisi gigi : Bersih -Kondisi gigi : Bersih
-Porsi makan yg -Porsi makan yang
dihabiskan : 1 Porsi dihabiskan : 1 Porsi
- Makanan yang
disukai : Nasi putih,
lauk-pauk, sayur.
Cairan -Kebiasaan Minum : 7- -Kebiasaan Minum : Tidak ada masalah
2
8 gelas/hari 1500-2000 cc pada kebutuhan
-Jenis : Air Putih -Jenis : Air Putih cairan
-Warna Kulit : Sawo -Warna Kulit : Sawo
matang matang
-Edema : Tidak ada -Edema : Tidak ada

Eliminasi -BAB : - BAB : Tidak ada masalah


3
2x/Hari, kuning, padat 1x/Hari, kuning, padat pada kebutuhan
-BAK : 7-8 x/hari, - BAK : eliminasi
kuning, amoniak 7-8x/hari , kuning
pekat, amoniak
Oksigenasi -Bentuk dada : - Bentuk dada : Tidak ada masalah
4
Simetris Simetris pada kebutuhan
- Frekuansi : 24 - Frekuansi : 24 oksigenasi
x/menit x/menit
-Respirasi : Normal - Respirasi : Normal
- Sputum : Tidak ada - Sputum : Tidak ada
-Suara Nafas - Suara Nafas
tambahan : tidak ada tambahan : tidak ada

Istirahat Istirahat dan Tidur : Istirahat dan Tidur : Tidur Adanya masalah
5
Tidur siang 13:00- siang (2 jam) dan malam keperawatan
15:00 (2 jam) dan 01:00-06:00 (5 jam) gangguan pola
malam 22:00-06:00 (8 - Susah tidur pada saat tidur
jam) malam
- Tidur baik - Sering terjaga pada
malam hari
- Merasa terganggu
dengan lingkngan
yang ramai
- Tampak sering
mengap

Personal -Kebiasaan mandi : 2 -Kebiasaan mandi : setiap Tidak ada masalah


6 pada kebutuhan
Hygiene x/ hari pagi di waslap
personal hygiene
-Kebiasaan mencuci -Kebiasaan mencuci
rambut : 3x/ minggu rambut : belum pernah
-Kebiasaan memotong -Kebiasaan memotong
kuku : 1x/ minggu kuku : belum pernah
- Kebiasaan mengganti - Kebiasaan mengganti
baju : 2x / hari sesudah baju : 2x/ hari
mandi pagi dan sore
Aktivitas -Aktivitas waktu luang -Aktivitas waktu luang : Tidak ada masalah
7
Latihan : Istirahat jam 14-15 (1 Istirahat : setiap saat pada kebutuhan
jam) -Kesulitan bergerak: aktivitas
- Hobby : Nonton Tv Tidak
-Kesulitan bergerak :
Tidak

C. DATA FOKUS
1. Inspeksi : Wajah Tn A tampak meringis saat dikaji
2. Auskultasi : Bising usus 5x/15 detik
3. Perkusi : Saat diperkusi terdengar bunyi pekak
4. Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada perut bagian iliaka dextra
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tanda-tanda vital

a. TD : 100/80 mmHg
b. N : 88x/menit
c. P : 24x/menit
d. S : 36,8°C
2. Pemeriksaan Laboratorium :
PARAMETER RESULT UNIT LEF.RANGE

WBC 5,09 10 ᶺӠ/UL 4,00-10,00


LYMPH 15,4 10 ᶺӠ/UL 0,80-4,00
RBC 3,36 (L) 10ᶺ 6/UL 4,00-5,5
HGB 9,4 (L) 9/dl 12,0-17,0
HCT 29,2 (L) % 40,0-54,0
RDW-CV 17 (H) % 11-16
SD 51,8 fL 35-56
3. Pemeriksaan Radiologi
USG Abdomen : Multiple nefrotik bilateral disertai nephropathy dextra

E. GENOGRAM

28 ? ?
36 30
? ? ?
Keterangan :
: laki-laki : Garis keturunan
: Perempuan : Garis perkawinan
:Meninggal ..…. : Tinggal serumah
: Pasien ? : Usia tidak diketahui
Ket:
G1 : Nenek dan kakek Tn Asudah meninggal
G2 : Ayah dan ibu Tn.A meninggal karena factor usia.
G3 : Tn A merupakan anak pertama dari 5 bersaudara, adik bungsu Tn.a
meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Tn.A tinggal serumah
bersama istri 3 orang anaknya
F. THERAPHY
1. Ranitidine 50mg/8 Jam/IV
2. Cetorolac 30mg/8jam/IV
3. IVFD RL 20 tpm
G. PSIKOSOSIAL
Tn A mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya, karena Tn A
berperan sebagai kepala keluarga dan pengambilan keputusan. Keseharian
Tn A dikenal sebagai orang yang baik dan ramah di dalam keluarga maupun
lingkungan sekitar. Tn A sedikit cemas dengan penyakitnya, tetapi
dukungan dan motivasi keluarga membuat Tn A yakin akan sembuh secara
total dan bisa cepat kembali ke rumah dan melakukan aktivitas sehari-hari.
H. ANALISIS DATA

NO ANALISIS DATA MASALAH


KEPERAWATAN
1 Data Subjektif : Nyeri akut
- Tn A mengatakan sakit pada perut
bagian kanan bawah

- Sakit yang dirasakan menjalar


sampai ke skrotum kanan

- Nyeri terasa tertusuk dan hilang


timbul

Data Objektif :
- Saat dikaji, Tn A tampak meringis
dan gelisah

- Nyeri dirasakan pada kuadran kiri


bawah

- Skala nyeri 6 (sedang)

- RR : 24 x/m

2 Gangguan pola tidur


Data subjektif :

- Susah tidur pada saat malam


- Sering terjaga pada malam hari
- Merasa terganggu dengan lingkngan
yang ramai
Data Objektif :

- KU lemah
- Klien sedang istirahat
- Klien tampak menutup wajah saat
tidur
- Klien tampak sering menguap
- TD : 100/80 mmHg

I. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

I. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan agen cedera biologis
(infeksi)

II. Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan


Inisial Klien : Tn. A No RM : 249307
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI
HASIL
I Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) Tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri (1400)
berhubungan denganagen cedera Kriteria hasil : 4. Lakukan pengkajian nyeri komperhensif
biologi (infeksi) - 210201 Nyeri yang yang melipti lokasi, karakteristik, durasi,
Domain 12 : Kenyamanan dilaporkan tidak ada frekuensi, kalitas, intensitas dan factor
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik (5) pencetus.
Data Subjektif :
- Tn A mengatakan sakit pada - 210206 Ekspresi nyeri 5. Observasi adanya petunjuk nonverbal
perut bagian kiri bawah wajah tidak ada (5) mengenai ketidak- nyamanan terutama
- Sakit yang dirasakan menjalar pada mereka yang tidak dapat
- 210210 Frekensi nafas
sampai ke skrotum kiri berkomnikasi secara efektif.
tidak ada deviasi dari
kisaran normal (5) 6. Ajarkan penggunaan teknik
- Nyeri terasa tertusuk dan hilang
timbul nonfarmakologi seperti teknik relaksasi
nafas dalam
Data Objektif :
- Saat dikaji, Tn A tampak Pemberian Analgesik (2210)
meringis dan gelisah 1. Kolaborasikan dengan dokter
mengenai obat, dosis, rte pemberian
- Nyeri dirasakan pada kuadran
berdasarkan prinsip analgesic.
kiri bawah

- Skala nyeri 6 (sedang)

- RR : 24 x/m
Gangguan pola tidur berhubungan Tidur (0004) Manajemen lingkungan (6480)
dengan halangan lingkungan Kriteria hasil : 1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi
(bising,suhu lingkungan dan - 000403 pola tidur pasien
pencahayaan) tidak terganggu (5) 2. Batasi pengunjung
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat - 00404 kualitas tidur 3. Manipulasi pencahayaan untuk
Kelas 1 : Tidur/ istirahat tidak terganggu (5) manfaat terapeeutik
Data subjektif : 4. Sesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien, jika suhu tubuh
- Susah tidur pada saat malam
berubah
- Sering terjaga pada malam hari
- Merasa terganggu dengan
lingkngan yang ramai

Data Objektif :

- KU lemah
- Klien sedang istirahat
- Klien tampak menutup wajah
saat tidur
- Klien tampak sering menguap
- TD : 100/80mmHg
Nama : Tn. A No. RM : 249307
Umur : 36 thn DM : Kolik Abdomen
JK : Laki-laki Ruang Rawat : Flamboyan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TGL/PKL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Selasa, 20 Gangguan rasa nyaman (nyeri Manajemen nyeri (1400) S : Tn A mengatakan :
Agustus 2019 1. Melakukan pengkajian nyeri - Nyeri berkurang
akut) berhubungan dengan
komperhensif yang melipti lokasi,
infeksi. karakteristik, durasi, frekuensi, O : - Wajah tampak rileks
kalitas, intensitas dan factor - RR: 22x/m
pencetus.
- P : infeksi
Hasil :
- Tn A mengatakan sakit pada - Q : tertusuk
perut bagian kanan bawah
- R : Region iliaka dextra
- Sakit yang dirasakan (inguinalis)
menjalar sampai ke skrotum
kiri - S : skala 6 (Sedang)

- Nyeri terasa tertusuk dan - T: 5-10 menit


hilang timbul
A : Masalah keperawatan
- Skala nyeri 6 (sedang) gangguan rasa nyaman (nyeri akut)
belum teratasi
2. Observasi adanya petunjuk P : Lanjutkan intervensi :
nonverbal mengenai ketidak-
nyamanan terutama pada mereka
yang tidak dapat berkomnikasi 1. Ajarkan penggunaan teknik
secara efektif. nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi nafas dalam
- Tn A tampak meringis dan
gelisah 2. Kolaborasikan dengan dokter
mengenai obat, dosis, rte
3. Ajarkan penggunaan teknik
pemberian berdasarkan prinsip
nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi nafas dalam. analgesic.

Hasil :
- Tn A mengatakan nyeri
berkurang

- Skala nyeri 4 (sedang)

- Wajah klien nampak rileks

- RR : 22x/m

Pemberian Analgesik (2210)


4. Kolaborasikan dengan dokter
mengenai obat, dosis, rte
pemberian berdasarkan prinsip
analgesic.

Hasil : Sudah diberikan


ketorolac 30 mg/8jam/IV
Selasa, 20 Gangguan pola tidur Manajemen lingkungan (6480) S : Tn.A mengatakan :
Agustus 2019 berhubungan dengan - Masih sulit tidur, sering
1. Ciptakan lingkungan yang
hambatan lingkungan terjaga pada malam hari
aman bagi pasien
O:
Hasil :Pasang side rail
- Ku : Lemah
tempat tidur demi
- TD : 110/80 mmHg
kenyamanan dan
keamanan pasien. - Tn. A sering terbangun di
malam hari
2. Batasi pengunjung
Hasil : Pengunjung A : Masalah keperawatan
gangguan pola tidur belum teratasi
maksimal 2 orang sesuai P : Intervensi dipertahankan
jam besuk. 1. Ciptakan lingkungan yang
3. Manipulasi pencahayaan aman bagi pasien
untuk manfaat terapeeutik 2. Batasi pengunjung
Hasil : Atur cahaya lampu 3. Manipulasi pencahayaan
sesuai kebutuhan pasien untuk manfaat terapeutik
atau pasang lampu tidur 4. Sesuaikan suhu
dan tutup tirai tempat tidur lingkungan dengan
pasien kebutuhan pasien, jika
suhu tubuh berubah
4. Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien,
jika suhu tubuh berubah.
Hasil : Jika pasien
kedinginan matikan
pendingin ruangan
Nama : Tn. A No. RM : 249307
Umur : 36 thn Diagnosa Medis : Kolik
JK : Laki-laki Abdomen
Ruang Rawat : Flamboyan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TGL/PKL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Rabu, 21 Agustus Gangguan rasa nyaman (nyeri Manajemen nyeri (1400) S : Tn A mengatakan :
2019 akut) berhubungan dengan 1. Ajarkan penggunaan teknik - Nyeri berkurang
infeksi. nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi nafas dalam. O : - Wajah tampak rileks
- RR: 18 x/m
Hasil :
- Tn A mengatakan nyeri - P : infeksi
berkurang
- Q : tertusuk
- Skala nyeri 4 (sedang)
- R : Region iliaka
- Wajah klien nampak rileks dextra (inguinalis)

- RR : 18 x/m - S : skala 6 (Sedang)

Pemberian Analgesik (2210) - T: 5-10 menit


2. Kolaborasikan dengan dokter
mengenai obat, dosis, rte A : Masalah keperawatan
gangguan rasa nyaman (nyeri
pemberian berdasarkan
akut) belum teratasi
prinsip analgesic. P : Lanjutkan intervensi :
Hasil : Sudah diberikan 1. Ajarkan penggunaan teknik
ketorolac 30 mg/8jam/IV nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi nafas dalam

2. Kolaborasikan dengan
dokter mengenai obat,
dosis, rute pemberian
berdasarkan prinsip
analgesic.

Rabu, 21 Agustus Gangguan pola tidur Manajemen lingkungan (6480) S : Tn.A mengatakan :
2019 berhubungan dengan - Cukup istirahat (tidur)
1. Ciptakan lingkungan yang
hambatan lingkungan
aman bagi pasien - Terbangu 1x untuk
BAK
Hasil : pasang sid rail tempat
tidur demi kenyamanan dan O :
- Ku : Membaik
keamanan pasien.
2. Batasi pengunjung - TD : 110/70 mmHg
Hasil : pengunjung - Tn. A Nampak istirahat
maksimal 2 orang sesuai jam (tidur)
besuk. A : Masalah keperawatan
3. Manipulasi pencahayaan gangguan pola tidur cukup
teratasi
untuk manfaat terapeeutik P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : atur cahaya lampu 1. Ciptakan lingkungan yang
sesuai kebutuhan pasien aman bagi pasien
atau pasang lampu tidur dan 2. Batasi pengunjung
tutup tirai tempat tidr pasien 3. Manipulasi pencahayaan
5. Sesuaikan suhu lingkungan untuk manfaat terapeutik
dengan kebutuhan pasien, 4. Sesuaikan suhu lingkungan
jika suhu tubuh berubah. dengan kebutuhan pasien,
Hasil : jika pasien jika suhu tubuh berubah
kedinginan matikan
pendingin ruangan
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah membahas tentang tinjauan teoritis tentang Kolik Abdomen baik medis
maupun konsep keperawatan dan laporan studi kasus pada pasien Tn. A yang dirawat
diruang Flamboyan RS. Salewangang, Maros, maka pada bab ini akan dibahas berbagai
kesenjangan yang ditemukan antara teori dengan praktek nyata dan untuk lebih
jelasnya penulis membahas sesuai dengan tahapan proses keperawatan yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian
Pada tinjauan teoritis, data yang ditemukan pada pasien dengan kasus Kolik
Abdomen meliputi, nyeri abdomen, distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas dan
retensi perkemihan, di samping itu, gejala lain yang di rasakan mual dan muntah
dan juga demam.
Sedangkan pada kasus nyata didapatkan, nyeri pada perut bagian kanan bawah,
nyeri seperti tertusuk, nyeri dirasakan sekitar 5-10 menit.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada landasan teori diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada kasus
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan agen cidera biologis
(infeksi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan
3. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
4. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampan makan
dengan kegagalan mekanisme regulasi
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
7. Resiko infeksi, Faktor resiko : Penurunan Hemoglobin
Sedangkan pada kasus nyata, diagnose keperawatan yang diangkat pada kasus
ada 2 yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan agen cidera biologis
(infeksi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan
C. Intervensi
Pada pembahasan perencanaan , intervensi yang diberikan pada diagnosa
keperawatan adalah :
1. Nyeri Akut
Domain : 12
Kelas : 1 kenyamnanan

NOC:
Tingkat nyeri (2102)
- 210201 Nyeri yang dilaporkan tidak ada (5)
- 210206 Ekspresi nyeri wajah tidak ada (5)
- 210210 Frekensi nafas tidak ada deviasi dari kisaran normal (5)

NIC:
Manajemen nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri komperhensif yang melipti lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kalitas, intensitas dan factor pencetus.
- Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidak- nyamanan
terutama pada mereka yang tidak dapat berkomnikasi secara efektif.
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi
nafas dalam.
Pemberian Analgesik (2210)
- Kolaborasikan dengan dokter mengenai obat, dosis, rute pemberian
berdasarkan prinsip analgesic.
2. Gangguan pola tidur
Domain : 4
Kelas 1 : Tidur/ istirahat

NOC : Tidur (0004)

- 000403 pola tidur tidak terganggu (5)


- 00404 kualitas tidur tidak terganggu (5)

NIC : Manajemen lingkungan (6480)


- Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
- Batasi pengunjung
- Manipulasi pencahayaan untuk manfaat terapeutik
- Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien, jika suhu tubuh
berubah
D. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dijalankan selalu berorintasi pada rencana yang
telah dibuat, sehingga tujuan dapat tercapai. Tindakan yang diberikan meliputi:
1. Tindakan observasi keperawatan
2. Tindakan mandiri pasien
3. Tindakan mandiri perawat
4. Tindakan kolaborasi
5. Tindakan edukasif
Pada implementasi tidak terdapat kesenjangan dari beberapa intervensi yang
sudah direncanakan semua dapat dilakukan/ dilaksanakan antara lain :
1. Nyeri akut
2. Gangguan pola tidur

E. Evaluasi
1. Setelah melaksanakan implementasi selama 2 hari pasien mengatakan masih
merasa nyeri walapun sudah ada perubahan
2. Setelah melaksanakan implementasi selama 2 hari pasien mengatakan waktu
istirahat/ tidur sudah ada perubahan dan terjaga pada malam hari sudah
berkurang.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membahas teori dan menerapkan asuhan keperawatan pada
pasien Tn.A dengan Kolik Abdomen yang dirawat di ruangan Flamboyan RS.
Salewangang Maros, serta membahas kesenjangan yang terjadi antara teori dan
praktek tentang penyakit Apendisitis, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Colic abdomen adalah suatu rasa nyeri yang tejadi secara akut maupun kronik
yang intensitasnya hilang datang karna ada permasalahan pada organ didalam
perut.
2. Dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan kolik abdomen
peran anggota keluarga sangat penting terutama dalam penanganan intervensi
yang diharapkan dapat dilakukan sendiri oleh pasien dan keluarga dalam
mengatasi masalahnya.
3. Penerapan proses keperawatan pada pasien dengan kolik abdomen secara cepat
dan tepat sangat diperlukan demi untuk mempercepat proses penyembuhan dan
mencegah terjadinya komplikasi.

B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat di berikan adalah sebagai
berikut :
1. Pelayanan Kesehatan
Semoga dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penerapan tindakan
asuhan keperawatan terkait masalah kolik abdomen terkhususnya untuk RS.
Salewangang Maros
2. Klien dan keluarga
Setelah adanya pendidikan kesehatan yang dilakukan selama proses pemberian
asuhan keperawatan, diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahi, mengerti,
serta secara mandiri dapat mencegah, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya baik individu, keluarga, ataupun masyarakat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai