Negeri Kalimantong . Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika materi pengurangan dengan penggunaan media kelereng pada siswa
kelas I SD Negeri Kalimantong . Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan bentuk penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas. Berdasarkan dari hasil penelitian
diperoleh rata-rata peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu aktivitas bertanya sebesar
30,43%, menjawab pertanyaan sebesar 26,09%, dan melaksanakan tugas sebesar 13,05%, serta
hasil belajar sebesar
11,30%. Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan terjadi peningkatan yang signifikan
pada setiap siklus. Hal ini berarti pembelajaran Matematika dengan menggunakan media
kelereng dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas I SD Negeri Kalimantong .
[AUTHOR NAME] 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluhan tenatng kesulitan belajar matematika masih banyak
dijumpai sampai sekarang, bahkan matematika serong disebut oleh
kebanyakan ordang dan juga peserta didik “MOMOK”. Suwarsono (1990)
menjelaskan bahwa kesulitan peserta didik dalam belajar matematika bukan
hanya dilihat dari hasil evaluasi (nilai-nilai) yang rendah, tetapi juga dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang memuasnya tingkat penguasan
peserta didim atas konsep, prinsip, dan keterampilan dalam matematika.
Selain itu, masih kurangnya upaya guru membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam matematika. Menurut Abdurrahman (2003:11)
Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua
kelompok, yaitu : 1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan ( developmental learning disabilities ) yaitu kesulitan belajar
yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan
persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar
dalam penyesuaian perilaku sosial. 2. Kesulitan belajar akademik (academic
learning disabilities) yaitu kesulitan belajar yang mencakup adanya
kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan
kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup
penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, atau
matematika. Pembelajaran matematika di kelas 1 SD Negeri Kalimantong
menunjukkan minat dan motivasi sswa dalam pembelajaran matematika
masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya anak yang kurang
merespon dalam proses pembelajaran dan penguasaan siswa penguasaan
standar kompetensi matematika, yang meliputi kognitif, afektif dan
psikomotor masih rendah.
[AUTHOR NAME] 2
Dalam mengajarkan matematika tidaklah mudah karena fakta
menunjukkan bahwa para peserta didik mengalammi ksulitan alam belajar
matematika (Jawarski, 1994). Ebburt Starker, 1995 memberikan pandangan
bahwa agar potensi peserta didik dapat dikembangkan secara optimal,
asumsi tentang karesteristik subyek didik dan implikasi terhadap
pembelajaran jika mereka mempunyai motovasi, kerja dengan temannya,
dan memerlukan konteks yang berbeda-beda. Adapun ditinjau dari aspek
efektif, aspek minat muncul bila ada : preferensi nilai, penerimaan nilai,
kesediaan merespon, perhatian, keterbukaan untuk menerima dan kesadaran
dari seseorang.
Jadi pada tingkat permulaan/SD Tingkat 1, kesiapan siswa yang
menonjol adalah bermain. Karena itu, kegiatan belajar haruslah dirancang
sedemikian rupa, sehingga anak dapat bermain sambil belajar atau
mengambil pelajaran dari permainan. Dalam taraf ini akan sukar sekali bagi
anak untuk mempelajari sesuatu abstrak, oleh karena itu, harus diusahakan
menyajikan pelajaran sekongkrit mungkin, dengan bantuan alat peraga.
[AUTHOR NAME] 3
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Melalui kajian tindakan kelas ini akan memberi manfaat bagi siswa
:
a. Memberikan kajian tindakan aktif dalam proses pembelajaran
matemaatika.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk elakukan koordinasi dengan
teman-temannya dalam melakukan kegiatan kelompok membuat alat
peraga dengan panduam lembaar kerja siswa yang disiapkan oleh guru.
c. Meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika.
d. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
Bagi Guru
[AUTHOR NAME] 4
Bagi sekolah
[AUTHOR NAME] 5
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Konstruktivisme (constructivism)
Konstruktivisme merupakan pengetahuan yang dibangun oleh manusia melalui
proses sedikit demi sedikit melalui kontek terbatas. Pengetahuan di konstruksi
melalui pengalaman nyata yang ada dilapangan.
b. Bertanya (Question)
Pengetahuan yang dimiliki siswa melalui dari keingitahuan sehingga ia bertanya
Hasil belajar siswa dapat dinikmati pada saat kegiatan diskusi, bekerja dalam
kelompok, melalui kesulitan, mengamati dan lainnya.
[AUTHOR NAME] 6
c. Menemukan (inquility)
Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi dari hasil menemukan sendiri. Dalam
kegiatan pembelajaran guru harus merencanakan dan mengacu kepada kegiatan
menemukan untuk berbagi materi yang diajarkan.
d. Masyarakat belajar ( learning community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari
kereja sama dengan orang lain. Hasil belajar dapat diperoleh melalui sharing
antar teman, antar kelompok, antar individu yang belum tahu dengan yang lebih
tahu dan lainnya. Kalau seorang mau belajar dari orang lain , maka setiap orang
dapat merupakan sumber belajar. Lun berearti bahwa orang akan sangat kaya
dengan pengetahuan dan pengalaman.
e. Pemodelan (modeling)
Pembelajaran dengan pemodelan dimaksudkan adalah belajarr dengan meniru
dari suatu aktivitas yang dapat ditiru. Dalam pembelajaran ini guru dapat
memberikan contoh untuk dapat membuktikan suatu identitas dari masalah dan
perlu diingat bahwa guru bukanlah merupakan satu-satunya model.
f. Refleksi (reflektion)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke
belakang tentang apa-apa yang baru dipelajari atau apa-apa yang telah dilakukan.
g. Penilaian sebenarnya (Autentic Assesment)
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat bermakna
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan
siswa perlu diketahui oleh guru agar dapat memastikan bahwa siswa mengalami
proses pembelajaran dengan benar kemudian belajar didinilai dari proses bukan
dari hasil.
[AUTHOR NAME] 7
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
[AUTHOR NAME] 8
Peneliti mengadakan micri teaching untuk mengetahui efektivitas
inplementasi pembelajaran konsep pengurangan melalaui pemanfaatan
media kelereng.
Peneliti menetapkan model yang tepat untuk kegiatan tindakan.
b. Tahap tindakan : pada tahap ini, guru matematika melaksanakan seluruh
pesan dalam perencanaan pada proses pembelajaran berdasarkan
pendekatan yang digunakan dan diakhiri dengan kegiatan evaluasi.
c. Tahap observasi, pada tahap ini hakekatnya dimaksudkan untuk
mengetahui :
Apakah pembelajaran konsep pengurangan sesuai dengan media yang
digunakan.
Apakah pembelajaran konsep pengaurangan telah dilaksanakan oleh
guru sesuai dengan media yang ditetapkan.
Apakah alat evaluasi telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
Apakah kesalahan-kesalahan yang dilakuakn oleh guru dalam
menggunakan media kelereng seperti yang telah ditetapkan dalam
kuriulum 2013.
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan hal itu terjadi.
Alternatif-alternatif apakah yang dapat ditempuh untuk memecahkan
masalah yang ada.
Apakah hasil yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.
d. Tahap refleksi dan evaluasi, pada tahap ini peneliti membahas temuannya
selama kegiatan observasi. Hasil yang telah diperoleh sebelummya dan
sesudah dilakukan tindakan, kemudian hasil keduanya dibandingkan.
Kegiatan komparasi ini untuk mengetahui efektifitas inplementasi
pembelajaran konsep pengurangan melalui pemanfaatan media kelereng
sesuai kurikulum 2013 dan tingkat penguasan siswa erhadap standar
matematika.
[AUTHOR NAME] 9
Hasil akhir pada refleksi dan evaluasi siklus pertama digunakan sebagai
dasara untuk melakukan perencanaan pada siklus kedua dan seterusnya
samapai dengan sikus ketiga (terakhir). Pada bagian siklus ketiga, peneliti
memperoleh model pembelajaran konsep pengurangan dengan
pemanfaatan media kelereng sesuai kurikulum 2013.
[AUTHOR NAME] 10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas I SD Negeri Kalimantong
Kecamatan Brang Ene dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang siswa, yang terdiri dari 11
orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan.
[AUTHOR NAME] 11
Pengamatan. Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I diperoleh yaitu (1)
Kegiatan appersepsi yang disampaikan kurang terarah, (2) Kegiatan tanya jawab
tentang materi yang disampaikan kurang dipahami siswa, (3) Guru kurang
memberikan motivasi atau pujian kepada siswanya, (4) Siswa kurang diarahkan guru
dalam membuat kesimpulan, (5) Guru kurang memberikan tindak lanjut berupa PR.
Sedangkan pengamatan yang dilakukan oleh guru dan teman sejawat terhadap siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi yang telah
disediakan. Aspek partisipasi siswa yang diamati selama proses pembelajaran
berlangsung meliputi : bertanya, menjawab pertanyaan, dan melaksanakan tugas.
Secara keseluruhan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 56,52%. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Matematika Kelas I yaitu 60,00. Dari data
hasil belajar pada siklus I rata-rata nilai siswa kelas I berada di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 59,13%.
Refleksi. Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus I. Dari data yang
telah diperoleh selama observasi siklus I Selasa,12Nopember 2019, saat
pembelajaran Matematika berlangsung pada siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri
Kalimantong, diadakan kesepakatan antara peneliti sebagai guru dan pengamat untuk
menilai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I.
Kelebihan Siklus I yaitu (a) Guru menguasai materi pelajaran, (b) Guru terampil
menggunakan media kelereng. Kekurangan Siklus I yaitu (a) Kegiatan appersepsi
yang disampaikan kurang terarah, (b) Kegiatan tanya jawab tentang materi yang
disampaikan kurang dipahami siswa, (c) Guru kurang memberikan motivasi atau
pujian kepada siswanya, (d) Siswa kurang diarahkan guru dalam membuat kesimpulan,
(e) Guru tidak memberikan tindak lanjut berupa PR.
[AUTHOR NAME] 12
serta pengelolaan siswa dan kelas, (3) Appersepsi, guru menanyakan kembali
pelajaran yang lalu tentang pengurangan, (4) Menyampaikan tujuan dan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan inti meliputi: (1) Guru mempersiapkan media
pembelajaran sesuai materi yang diajarkan, (2) Guru mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan demonstrasi, (3) Siswa mengamati demonstrasi
guru tentang media pembelajaran, (4) Guru mendemonstrasikan cara melakukan
pengurangan dengan menggunakan media kelereng (5) Siswa diminta maju ke
depan secara bergantian menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru, (7) Guru
dan siswa mengadakan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami, (8) Guru
memberikan pujian/ penghargaan, (9) Melakukan refleksi. Kegiatan penutup
meliputi: (1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran, (2) Guru
melaksanakan evaluasi, (3) Tindak lanjut berupa PR.
Pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat pada hari hari Jumat
tanggal 18 Nopember, pukul 07.30-08.30 saat pelaksanaan pembelajaran
berlangsung pengamat memperhatikan proses mengajar guru dan diperoleh
temuan yaitu guru sudah berusaha melakukan proses pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran yang sudah dirancang di RPP meskipun belum
maksimal. Secara keseluruhan aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar
79,71%. Dari data hasil belajar pada siklus I rata-rata nilai siswa kelas I berada di
atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70,43%.
Refleksi. Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan pada siklus II. Dari data
yang telah diperoleh selama observasi siklus II Senin, 18 Nopember 2019 saat
pembelajaran Matematika berlangsung pada siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri
Kalimantong, diadakan kesepakatan antara peneliti sebagai guru dan pengamat
untuk menilai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan pada
siklus I. Adapun refleksi pada siklus II yaitu, pada siklus II secara umum telah
dilaksanakan beberapa perbaikan baik dari segi aktivitas guru maupun aktivitas
siswa, hasil belajar siswa pada siklus II meningkat. Berdasarkan hasil refleksi dari
siklus II serta data yang diperoleh dari lembar observasi pada siklus II, maka
peneliti beserta pengamat sepakat untuk menghentikan tindakan diteruskan dengan
melaksanakan tindak lanjut. Tindak lanjut. Setelah melakukan siklus ke-2 ternyata
terjadi peningkatan yang signifikan, walaupun peningkatannya tidak semua 100%
[AUTHOR NAME] 13
tetapi sudah dianggap sampai titik jenuh, yaitu tidak terjadi peningkatan lagi.
Sehingga penelitian dilakukan hanya sampai pada siklus ke-2.
2. Pembahasan
Penggunaan media Kelereng pada pembelajaran Matematika tentang materi
pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri Kalimantong digunakan siswa secara
langsung dapat meningkatkan prestasi belajar sisa. Dalam pelaksanaannya masih
terdapat beberapa kelemahan baik dari aktivitas guru maupun aktivitas siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I peneliti belum sepenuhnya
mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang sudah dirancang dalam RPP.
Tetapi pada siklus II, peneliti melakukan beberapa upaya perbaikan sehingga
terjadi peningkatan aktivitas guru maupun aktivitas siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang disusun.
Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran tentang pengurangan dengan menggunakan
media kelereng pada siswa Kelas SD Negeri Kalimantong siklus I sebesar
66,67%, sedangkan pada siklus II sebesar 80%.
[AUTHOR NAME] 14
Setelah melakukan 2 siklus penelitian pada pembelajaran Matematika kelas I
dengan menggunakan media kelereng yang dilakukan dapat susunan rekapitulasi
aktivitas belajar siswa kelas I. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pada siklus I ketuntasan belajar siswa sebesar 69,57% atau sejumlah 16 orang
siswa. Pada siklus II meningkat menjadi 86,96% atau sejumlah 20 orang siswa
yang tuntas. Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
dengan menggunakan media kelereng pada siklus I sebesar 59,13% dan pada
siklus ke-2 sebesar 70,43%. Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa dari siklus I
ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,30%. Ketuntasan belajar siswa dari
siklus I ada 69, 57% siswa yang tuntas, adanya peningkatan pada siklus II siswa
yang tuntas yaitu 86, 96%. Jadi, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II
mencapai 17, 39%.
[AUTHOR NAME] 15
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian
tentang
penggunaan media kelereng pada pembelajaran Matematika tentang materi
pengurangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri
Kalimantong dapat disimpulkan bahwa (1) Penggunaan media kelereng
pada pembelajaran Matematika tentang materi pengurangan pada siswa
kelas I SD Negeri Kalimantong digunakan siswa secara
langsung pada proses pembelajaran dan dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP, (2) Penggunaan media
kelereng dapat meningkatkan Hasil belajar siswa pada saat
pembelajaran Matematika kelas I SD Negeri Kalimantong. Hasil belajar
siswa secara keseluruhan dari setiap siklus yaitu dilihat dari peningkatan
persentase rata- rata Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 56,52%
meningkat menjadi 79,71%. Hal ini terjadi peningkatan rata-rata aktivitas
belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 23,19%, (3) Peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan media kelereng berdampak terhadap
peningkatan hasil belajar Matematika Kelas I SD Negeri Kalimantong
yaitu hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 59,13% dan pada siklus II
sebesar 70,43%. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke
siklus II sebesar 11,30%. Ini berarti sudah memenuhi kriteria ketuntasan
minimal yaitu 60%.
B. Saran
[AUTHOR NAME] 16
penguatan oleh guru perlu dilakukan melalui penggunaan media kelereng dalam
proses pembelajaran guna memberikan dorongan dan pemahaman kepada siswa
tentang pentingnya belajar dengan sungguh-sungguh.
[AUTHOR NAME] 17
DAFTAR PUSTAKA
18