Anda di halaman 1dari 1

pelajaran penting

berbagai informasih untuk menambah


wawasan

SATURDAY, 25 NOVEMBER 2017

LAPORAN PRAKTIKUM
budidaya kangkung 'mata
kuliah agronomi tanaman
hortikultura'

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH AGRONOMI
TANAMAN HORTIKULTURA
Budidaya Kangkung

OLEH :
KIPLY PANDIANGAN

T.T.2017

KATA PENGANTAR
puji dan syukur penulis panjatkan
kepada tuhan yang maha esa atas rahmatnya
yang telah dilimpahkan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini
yang berjudul “BUDIDAYA TANAMAN
KANGKUNG” yang merupakan salah satu
tugas dari matakuliah dasar-dasar agronomi.
Dalam menyelesaikan laporan ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Dan dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada pembingbing atas
bimbingan kepada penulis sehingga
tersusunnya laporan ini semoga laporan ini
ndapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis menyadari, dalam penulisan
laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritikan dan saran yang sifatnya membangun
semangat, penulis mengharapkan demi
kesempurnaan di masa yang akan datang.

Belilas, November 2017


penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
Tinjauan pustaka
. Morphology Tanaman
Kangkung
. Syarat tumbuh
II. BAHAN DAN METODE
.1 waaktu dan tempat
.2 alat dan bahan
.3 kegiatan pratikim

HASIL DAN PEMBAHASAN


PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengertian Hortikultura berasal dari

Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata

yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok

tanam). Hortikultura memiliki makna seluk

beluk kegiatan atau seni bercocok tanam

sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman

hias. Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa

fungsi yakni: sebagai Sumber bahan makanan,

Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan.

Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu:

Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman Hias,

dan tanaman obat. Ilmu hortikultura

berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan

lainnya, seperti teknik budidaya tanaman,

mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu

cuaca, dan sebagainya. Pada umumnya

budidaya hortikultura diusahakan lebih

intensif dibandingkan dengan budidaya

tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari

budidaya holtikultura ini per unit areanya juga

biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan

tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi

dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman

hias berfungsi untuk member keindahan

(aestetika), buah – buahan sebagai makanan,

dan lain-lain.

Dalam hortikultura ada beberapa

teknologi perbanyakan tanaman diantaranya

yaitu secara generati dan secara vegetatif.

Perbanyakan secara generatif yaitu

perbanyakan tanaman melalui biji. Dalam

laporan ini membahas tentang perbanyakan

tanaman secara generatif (biji) pada tanaman

kangkung.

Kangkung termasuk sayuran yang

populer dan digemari masyarakat Indonesia.

Tanaman kangkung berasal dari India sekitar

500 SM, yang kemudian menyebar ke

Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan,

Australia dan Afrika. Nama latin kangkung

adalah Ipomoea reptans. Di Cina, sayuran ini

dikenal dengan nama Weng Cai, sedangkan di

Eropa kangkung disebut Swamp Cabbage. Di

Indonesia kangkung memiliki beberapa nama

daerah, yaitu Kangkueng (Sumatera), Kangko

(Sulawesi) dan Utangko (Maluku).

Kangkung bergizi tinggi dan lengkap

dengan kandungan yang ada pada kangkung

seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat,

serat, kalsium, posfor, zat besi, natrium,

kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C,

karoten, hentriakontan, dan sitosterol.

Senyawa kimia yang dikandung adalah

saponin, flavonoid, dan poliferol.

Kangkung merupakan tanaman yang

bermanfaat. Kangkung mempunyai senyawa

yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi

penderita susah tidur. Serat pada kangkung

sangat baik untuk mencegah konstipasi

sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker

perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah

menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua

senyawa ini berperan sebagai antioksidan

yang berguna untuk mencegah penuaan dan

menghalangi mutasi genetik penyebab kanker

(Wirakusumah, 1998).

Ada beberapa macam tipe kangkung

seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea reptans)

dan Kangkung air (Ipomea aquatica).

Kangkung darat memiliki ciri seperti corak

warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan

batang dahang ujung pohonnya yang

meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-

kecil. Dalam laporan membahas tentang

Kangkung darat (Ipomea reptans).

Tujuan

Untuk mengetahui cara budidaya tanaman

kangkung

II. TINJAUAN PUSTAKA

gkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga

kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman

kangkung dalam sistematika tumbuh-

tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:

io : Spermatophyta

divisio : Angiospermae

: Dicotyledonae

i : Convolvulaceae

s : Ipomoea

es : Ipomoea reptan

Morphology Tanaman Kangkung

Kangkung merupakan tanaman yang

dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman

kangkung memiliki sistem perakaran

tunggang dan cabang-cabangnya akar

menyebar kesemua arah, dapat menembus

tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm,

dan melebar secara mendatar pada radius 150

cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung

air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat

dan berlubang, berbuku-buku, banyak

mengandung air (herbacious) dari buku-

bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki

percabangan yang banyak dan setelah tumbuh

lama batangnya akan menjalar (Djuariah,

2007).

Kangkung memiliki tangkai daun

melekat pada buku-buku batang dan di ketiak

daunnya terdapat mata tunas yang dapat

tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk

daun umumnya runcing ataupun tumpul,

permukaan daun sebelah atas berwarna hijau

tua, dan permukaan daun bagian bawah

berwarna hijau muda. Selama fase

pertumbuhanya tanaman kangkung dapat

berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis

kangkung darat. Bentuk bunga kangkung

umumnya berbentuk “terompet” dan daun

mahkota bunga berwarna putih atau merah

lembayung (Maria, 2009).

Buah kangkung berbentuk bulat telur

yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk

buah kangkung seperti melekat dengan

bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan

hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran

kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung

tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi

atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau

kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping

dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung

berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman

secara generatif (Maria, 2009).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik

sepanjang tahun. Kangkung darat (Ipomea

reptans) dapat tumbuh pada daerah yang

beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah

curah hujan yang baik untuk pertumbuhan

tanaman ini berkisar antara 500-5000

mm/tahun. Pada musim hujan tanaman

kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan

subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh

rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada

umumnya kuat menghadapi rumput liar,

sehingga kangkung dapat tumbuh di padang

rumput, kebun/ladang yang agak rimbun

(Aditya, 2009).

Tanaman kangkung membutuhkan lahan

yang terbuka atau mendapat sinar matahari

yang cukup. Di tempat yang terlindung

(ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh

memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus.

Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik

dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam

di tempat yang agak terlindung, maka kualitas

daun bagus dan lemas sehingga disukai

konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh

ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi

tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat

C (Aditya, 2009).

Media Tanam

Kangkung darat (Ipomea reptans)

menghendaki tanah yang subur, gembur

banyak mengandung bahan organik dan tidak

dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman

kangkung darat tidak menghendaki tanah yang

tergenang, karena akar akan mudah

membusuk. Sedangkan kangkung air

membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.

Tanaman kangkung (Ipomea reptans)

membutuhkan tanah datar bagi

pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki

kelerengan tinggi tidak dapat

mempertahankan kandungan air secara baik

(Haryoto, 2009).

Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan

berproduksi dengan baik di dataran rendah

sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000

meter dpl. Baik kangkung darat maupun

kangkung air, kedua varietas tersebut dapat

tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah

maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap

sama asal jangan dicampur aduk (Anggara,

2009).

III. BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Waktu pelaksnaan pratikum dimulai

tanggal 18 Maret 2015 – 13 Mei 2015 dan

tempat pelaksanaan pratikum dilakukan di

kebun percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin

Nasution KM 11, Kelurahan Simpang Tiga,

Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam

pratikum : cangkul, garu, angkong, meteran,

hand sprayer, gambor, tali rapia, benih

kangkung, pomi, gunting, rol, pupuk kandang.

Kegiatan Pratikum

Pembersihan dan Pembagian lahan

Sebelum melakukan budidaya kangkung

terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan

dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu.

Setelah lahan dibersihkan selanjutnya

dilakukannya pengukuran lahan dengan

ukuran 1,50 M x 8 M dan lebar drainase 60

cm.

Pengolahan lahan

Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan

dibersikan, tujuan dari pengolahan ini adalah

untuk membalikkan tanah sehingga patogen

yang berbahaya atau yang merugikan mati

terkena sinar matahari. Pengolahan dilakukan

secara manual dengan menggunakan cangkul,

Sedangkan untuk penghalusan atau perataan

tanah menggunakan garu.

Pengukuran jarak tanam

Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan

meteran dengan jarak tanam 5 x 30 cm dan

jarak dari pinggir bedengan 8 cm. Pengukuran

jarak tanam ini mempermudah dalam

penanamannya nati.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan caramelubangi

titik tanam yang telah di ukur, dengan

kedalaman 2 cm. Setiap lubang ditanam 2 biji

kangkung supaya tubuhnya lebih optimal.

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari

pagi dan sore harinya, agar ketersediaan air

untuk tanaman tersedia.Sehingga tidak

menghambat dalam pertumbuhannya, namun

penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan

tidak dilakukan penyiraman.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman

penganggu/gulma yang tumbuh disekitar

tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan

tergantung pada pertumbuhan tanaman

penganggu yang ada disekitar tanaman.

Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya

kompetisi antara tanaman kangkung dan

gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air

dan cahaya matahari.

Pemupukan

Pemupukan disini menggunakan urea dan

mpksebanyak 2 kali. Pemupukan dilakukan

dengan mengiakan gembor/penyiram.

Sebaiknya pemupukan dilakukan pada sore

hari.

Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30

hari, panen dilakukan dengan dua tahap.

Tahap pertama dengan menggunting tanaman

yang telah layak ditanam kemudian diukur

berapa tinggi tanaman, dan berat basah dari

hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen

kedua dengan mencabut seluruh tanaman yang

ada.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dalam pratikum budidaya kangkung ini

didapat hasil pengamatan atau pengukuran

tanaman sebagai berikut :

Tanggal Rata-rata Rata-tata

Pengamatan tinggi jumlah

Tanaman Daun

08/11/2016 5 cm 2 helai

19/11/2016 11 cm 9 helai

27/04/2016 30 cm 15 helai

01/04/2015 45 cm 20 helai

Pembahasan

Kangkung darat merupakan tanaman

yang sangat memerlukan air untuk membantu

pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung

kekurangan air maka pertumbuhannya akan

lambat dan batangnya akan keras. Jadi untuk

mendapatkan hasil produksi yang baik

perlunya perawatan tanaman seperti

penyiraman sehingga ketersediaan air untuk

tanaman kangkung cukup dan

pertumbuhannya akan lebih bagus.

Adapun jenis hama yang meyerang

tanaman kangkung darat seperti ulat, kutu

putih dan wereng. Dengan penyerangan hama

ini dapat menurunkan kualitas produksi

tanaman karena serangan dari ulat ini

menyebabkan daun-daun kangkung perlubang

dan habis dimakannya. kutuh putih merusak

daun kangkung mengakibatkan daun kuning.

Sedangkan hama wereng menyebabkan

tanaman menjadi layu.

V. PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pratikum dapat diambil

kesimpulan yaitu dalam membudidaya

tanaman kangkung darat perlunya

ketersediaan air karena kangkung merupakan

tanaman yang sangat memerlukan air. Jika

tanaman kekurangan air akan menyebabkan

penurunan kualitas hasil panen karena

batangnya yang keras dan banyak

mengandung getah.

ini. Setelah penen pertama dan

dilakukan pemupukan pomi retang waktu

untuk pemanenan kedua lebih cepat dan

tanaman lebih subur dan hijau.

Kritik dan saran


Demikianlah laporan ini saya buat,
karna ini masih dalam percobaan, ini adalah
penelitian yang sederhana, dan ini masih
banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran
dengan sifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

tya. 2009

http://akubesertakamu.blogspot.com/2011/03/r

espon-pertumbuhan-dan-produksi-

tanaman.html diakses tanggal 1 Mei 2015

ia. 2009

http://tipspetani.blogspot.com/2013/10/cara-

budidaya-tanaman-kangkung_23.html diakses

tanggan 1 Mei 2015

nim., 1960. Principles of Plants Breeding.

University of California, USA.

ari. S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-

Press, Jakarta.

anjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-

Kangkung. PT Alex Media Komputindo.

Jakarta

w.geogle.com

Unknown di 06:45

Share

No comments:

Post a Comment
kiply pandiangan

LIKE POSTINGAN IN SEKARANG


!!!
Create a Link

‹ Home ›
View web version

Anda mungkin juga menyukai