Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… 2


DAFTAR ISI ……………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 4
1. Latar Belakang ……………………………………………………………… 4
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 5
3. Tujuan ……………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 6
1. Pengrtian Model Antrian ……………………………………………………… 6
2. Sistem Antrian ……………………………………………………………… 7
3. Struktur-struktur Model Antrian ……………………………………………… 10
4. Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif. ……………………………………… 11
5. Jenis-jenis Antrian ……………………………………………………………… 12
6. Disiplin Antrian ……………………………………………………………… 13
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………… 14
1. Kesimpulan ……………………………………………………………… 14
2. Kritik dan Saran ……………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………
15

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian
(queuing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat berharga
bagi manager operasi. Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai
contoh, dapat mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas
Muffler Shop, pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di took
percetakan Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk masuk ke wahana,
Mr. Frogg’s Wild Ride di Disney.
Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan
loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada
kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi
tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.

Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk
melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market
saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci mobil : mobil antri untuk
dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Di sektor jasa, bagisebagian orang antri merupakan hal
yang membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan pelanggan
kabur. Hal ini merupakan kerugian bagi organisasi tersebut. Untuk mempertahankan pelanggan,
sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang
terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak
dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama. Namun demikian, dampak pemberian layanan
yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi organisasi, karena harus menambah fasilitas
layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan sangat membantu untuk mempertahankan
pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja akan meningkatkan keuntungan perusahaan.

Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan


(kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa
segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas
pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian.
Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan
keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya
antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah.

Area penting dari aplikasi model antrian adalah sistem produksi, transportasi dan sistem
persediaan barang, sistem komunikasi, dan sistem pengolahan informasi. Antrian model
bermanfaat untuk perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata ruang, kapasitas dan kendali.
Di dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada model dengan satu antrian. Situasi dengan lebih
dari satu antrian diperlukan dalam kursus antrian jaringan. Merupakan tehnik lanjutan untuk
bilangan eksak, aproksimasi dan analisis numerik dari antrian model akan menjadi pokok
bahasan\ metode algoritma teori antrian.

Salah satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika.
Umumnya, solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur,
yaitu : analitis dan simulasi. Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan secara deduktif.
Sebaliknya, model dicoba terhadap harga – harga khusus variabel jawab berdasarkan syarat –
syarat tertentu (sudah diperhitungkan terlebih dahulu), kemudian diselidiki pengaruhnya
terhadap variabel kriteria. Karena itu, model simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat induktif.
Misalnya dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem
pembayaran sehingga diperoleh solusi untuk situasi atau syarat kedatangan yang mana pun.

Model antrian sangat berguna baik dalam bidang manufaktur dan juga jasa. Analisis
antrian dalam bentuk panjang antrian, rata-rata waktu menunggu dan faktor lain membantu untuk
memahami sistem jasa (seperti kasir di bank), aktivitas pemeliharaan (mungkin berupa perbaikan
mesin yang rusak), dan aktivitas pengendalian shop-floor. Sebetulnya, pasien yang sedang
menunggu di ruang praktik dokter dan mesin bor yang sedang menunggu di bengkel untuk
diperbaiki memiliki banyak kesamaan dari sisi MO. Keduanya menggunakan sumber daya
peralatan dan manusia untuk mengembalikan aset produksi yang berharga (mesin dan orang-
orang) ke kondisi yang baik.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model antrian ?
2. Bagaimana sistem antrian ?
3. Bagaimana struktur model antrian ?
4. Bagaimana Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif ?
5. Apa saja jenis atau macam antrian ?
6. Apa yang dimaksud disiplin Antrian ?

3. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud model antrian.
2. Mengetahui bagaimana sistem dalam model antrian.
3. Dapat mengetahui berbagai struktur model antrian.
4. Agar dapat mengelola Antrian secara baik.
5. Untuk mengetahui beberapa jenis-jenis dalam antrian.
6. Mengetahui disiplin antrian.

BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengrtian Model Antrian
Sejarah Teori Antrian
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan
sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat
tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang
antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang
bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing
equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang
sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para
penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari
seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan
beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul
Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya
antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Bronson (1996: 310), proses antrian merupakan proses yang berhubungan
dengan kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu panggilan dalam baris
antrian jika belum mendapatpelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah
mendapat pelayanan. Proses ini dimulai saat customer – customer yang memerlukan pelayanan
mulai datang. Mereka berasal dari suatu populasi yang disebut sebagai sumber input. Menurut
Hillier dan Lieberman (1980: 401), proses antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan
kedatangan customer ke suatu sistem antrian.
kemudian menunggu dalam antrian hingga pelayan memilih customer sesuai dengan
disiplin pelayanan, dan akhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah selesai
pelayanan. Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur
kedatangan paracustomer dan pelayanannya. Sistem antrian merupakan “ proses kelahiran –
kematian “ dengan suatu populasi yang terdiri atas para customer yang sedang menunggu
pelayanan atau yang sedang dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki fasilitas
pelayanan, sedangkan kematian terjadi jikacustomer meninggalkan fasilitas pelayanan. Keadaan
sistem adalah jumlah customer dalam suatu fasilitas pelayanan.

Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan)
yangmemerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya,
sistemantrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian
dansimulasi sering diterapkan secara luas.
Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai contoh, dapat
mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas Muffler Shop,
pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di took percetakan Kinko, atau
orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk masuk ke wahana, Mr. Frogg’s Wild Ride di
Disney.
Menurut Wospakrik (1996:302), sistem antrian adalah himpunancustomer, server beserta
aturan yang mengatur antara kedatangan customer dan pelayanannya. Salah satu komponen dari
sistem antrian adalah pola kedatangan customer. Tipe kedatangan ada dua macam,
yaitu customer tiba dalam sistem antrian secara individu pada satu waktu dan
sekelompok customer yang datang bersamaan pada satu waktu. Dalam masalah antrian biasa
diasumsikan bahwa customer tiba di suatu fasilitas layanan secara individu
II. Sistem Antrian
Terdapat tiga komponen dalam sebuah sistem antrian
a) Kedatangan atau masukan sistem. Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran populasi,
perilaku, dan sebuah sistribusi statistic.
b) Disiplin antrian, atau antrian itu sendiri. Karakteristik antrian mencakup apakah jumlah antrian
terbatas atau tidak terbatas panjangnya dan materi atau orang-orang yang ada di dalamnya.
c) Fasilitas pelayanan. Karakteristiknya meliputi desain dan distribusi statistik waktu pelayanan.
a) Karakteristik Kedatangan
Sumber input yang menghadirkan kedatangan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan
memiliki tiga karakteristik utama:
1. Ukuran populasi kedatangan
2. Perilaku kedatangan
3. Pola kedatangan (distribusi statistik)
Ukuran populasi (Sumber) Kedatangan. Ukuran populasi dilihat sebagai tidak terbatas
atau terbatas. Jika jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu tertentu hanyalah
sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial, maka populasi kedatangan disebut sebagai
populasi yang tidak terbatas (unlimited, or infinite, population). Contoh dari populasi yang tidak
terbatas adalah mobil yang datang di sebuah tempat pencucian mobil, para pengunjung yang tiba
disebuah supermarket, dan para mahasiswa yang datang untuk mendaftarkan diri pada sebuah
universitas besar. Sebagian besar model antrian mengasumsikan populasi kedatangan tidak
terbatas. Sebuah contoh populasi terbatas (limited, or infinite, population), ditemukan dalam
sebuah took percetakan yang memiliki delapan mesin cetak.
Setiap mesin cetak merupakan seorang “pelanggan” yang potensial yang mungkin rusak
dan memerlukan pemeliharaan. Pola Kedatangan Pada Sistem. Pelanggan tiba di sebuah fasilitas
pelayanan baik yang meiliki jadwal tertentu (sebagai contoh, 1 pasien datang setiap 15 menit
atau 1 mahasiswa datang setiap setengah jam) atau yang datang secara acak. Kedatangan
dianggap sebagai kedatangan tersebut tidak terikat satu sama lain dan kejadian kedatangan
tersebut tidak dapat diramalkan secara tepat. Sering dalam permasalahan antrian, banyaknya
kedatangan pada setiap unit waktu dapat diperkirakan oleh sebuah distribusi probabilitas yang
dikenal sebagai distribusi Poisson (Poisson distribution). Untuk setiap kedatangan (seperti 2
pelanggan per jam atau 4 truk per menit), sebuah distribusi Poisson yang diskret dapat ditetapkan
dengan
rumus:, Untuk x= 0,1,2,3,4,…
di mana P(x) = probabilitas kedatangan sejumlah x
x = jumlah kedatangan per satuan waktu
l = tingkat kedatangan rata-rata
E = 2,7183 (dasar logaritma)
Hal ini berarti bahwa jika rata-rata tingkat kedatangan adalah l= 2 pelanggan per jam, maka
probabilitas 0 pelanggan tiba dalam jam manapun secara acak adalah sekitar 13%, probabilitas 1
pelanggan adalah sekitar 27%, 2 pelanggan sekitar 27%, 3 pelanggan sekitar 18%, 4 pelanggan
sekitar 9% dan sterusnya. Kesempatan untuk 9 atau lebih pelanggan akan tiba hampir mendekati
nol. Kedatangan, tentu saja, tidaklah selalu berdistribusi Poisson (mereka bisa saja mengikuti
beberapa distribusi lain). Oleh karena itu, pola yang ada harus diuji untuk memastikan bahwa
mereka benar-benar mendekati distribusi Poisson sebelum distribusi itu diterapkan.
Perilaku Kedatangan . Hampir semua model antrian berasumsi bahwa pelanggan yang
datang adalah pelanggan yang sabar. Pelanggan yang sabar adalah mesin atau orang-orang yang
menunggu dalam antrian hingga mereka dilayani dan tidak berpindah garis antrian. Sayang
sekali, pada kenyataannya hidup sangat rumit dengan adanya fakta bahwa orang-orang menolak
dan membelot antrian. Pelanggan yang menolak tidak akan mau untuk bergabung dalam antrian
karena merasa terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi keperluan
mereka.Pelanggan yang membelot adalah mereka yang masuk antrian akan tetapi menjadi tidak
sabar dan meninggalkan antrian tanpa melengkapi transaksi mereka. Pada kenyataannya, kedua
situasi ini baru menyoroti kebutuhan akan analisis teori antrian saja.
b) Karateristik Antrian
Garis antrian itu sendiri adalah komponen yang kedua pada sebuah sistem antrian.
Panjangnya sebuah baris bisa tidak terbatas atau terbatas. Sebuah antrian disebut terbatas jika
antrian tersebut tidak bisa, baik oleh adanya peraturan maupun keterbatasan fisik, tidak dapat
meningkat lagi tanpa batas, Sebagai contoh sebuah tempat pangkas rambut kecil, hanya akan
memiliki jumlah kursi tunggu yang terbatas. Model antrian diperlakukan dalam modul ini
dengan asumsi panjang antrian yang tidak terbatas. Sebuah antrian disebut tidak terbatas ketika
ukuran antrian tersebut tidak dibatasi, seperti pada kasus pintu tol yang melayani mobil yang
datang.
Karakteristik antrian yang kedua berkaitan dengan aturan antrian. Aturan antrian
mengacu pada peraturan pelanggan yang mana dalam barisan yang akan menerima pelayanan.
Sebagian besar sistem menggunakan sebuah aturan antrian yang dikenal sebagai aturan first-in,
first-out (FIFO), bagaimanapun, dalam kamar darurat di rumah sakit atau kasir jalur cepat pada
sebuah supermarket, beragam prioritas lain dapat memotong jalur FIFO. Pasien yang kritis
terluka akan mendapatkan prioritas pengobatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien
dengan jari atau hidung patah. Pengunjung yang berbelanja kurang dari 10 jenis barang mungkin
diizinkan untuk masuk dalam kasir jalur cepat (tetapi kemudian juga diberlakukan yang pertama
datang, pertama dilayani- first-come, first-served). Program computer juga beroperasi di bawah
penjadwalan dengan prioritas. Dalam hampir semua perusahaan besar, pada saat pembayaran
karyawan, maka computer di bagian payroll akan mendapatkan prioritas paling tinggi.
c) Karakteristik Pelayanan
Komponen ketiga dari setiap antrian adalah karakteristik pelayanan. Dua hal penting
dalam karakteristik pelayanan:
 desain sistem pelayanan dan
 distribusi pelayanan.
Desain Dasar Sistem Antrian. Pelayanan pada umumnya digolongkan menurut jumlah
saluran yang ada (sebagai contoh, jumlah kasir) dan jumlah tahapan (sebagai contoh, jumlah
pemberhentian yang harus dibuat). Sebuah sistem antrian jalur tunggal (single-channel queuing
system), dengan satu kasir biasanya merupakan bank kendara-lewat (drive-in bank) dengan
hanya satu kasir yang dibuka. Pada sisi lain, jika bank memiliki beberapa kasir yang sedang
bertugas, di mana setiap pelanggan yang menunggu dalam satu jalur antrian bersama untuk kasir
pertama yang dapat melayani, maka disebutkan sistem antrian jalur berganda (multiple-channel
queuing system). Sebagian besar bank pada saat ini menerapkan sistem antrian beberapa jalur,
sebagaimana juga halnya tempat pangkas rambut besar, perusahaan penerbangan tiket, dan
kantor pos.
Didalam sebuah sistem satu tahap (single-phase system), pelanggan menerima pelayanan
hanya dari satu stasiun dan kemudian pergi meninggalkan sistem. Sebuah rumah makan cepat
saji terdapat orang yang sama yang mengambil pesanan juga yang membawakan makanan
sebuah sistem satu tahap. Tetapi, jika sebuah restoran meminta pelanggan untuk menempatkan
pesanan pada statsiun, kemudian membayar pada statsiun kedua, dan mengambil makanan pada
statsiun kedua, maka restoran ini menerapkan sistem tahapan berganda (multiphase system).
Begitu juga halnya, pada agen pembuatan SIM yang besar dan sangat sibuk, maka pelanggan
mungkin harus menunggu dalam satu jalur untuk melengkapi aplikasi (pelayanan pemberhentian
pertama), kemudian mengantri lagi untuk diuji, dan akhirnya pergi ke counter ketiga untuk
melakukan pembayaran. Distribusi Waktu Pelayanan . Pola pelayanan serupa dengan pola
kedatangan dimana pola ini bisa konstan ataupun acak. Jika waktu pelayanan konstan, maka
waktu yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Kasus ini terjadi dalam operasi
pelayanan yang menggunakan mesin, seperti sebuah mesin cuci mobil otomatis. Yang lebih
sering terjadi adalah waktu pelayanan yang terdistribusi secara acak. Dalam banyak kasus, dapat
diasumsikan bahwa waktu pelayanan acak dijelaskan oleh distribusi probabilitas eksponensial
negatif.
III. Struktur-struktur Model Antrian
Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
1. Single Chanel – Single Phase
Single Chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk.memasuki sistem pelayanan atau
ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan
sehinggayang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistemantrian. Contohnya
antrian pada penjualan karcis kereta api yanghanya dibuka satu loket.-Sistem Antrian Single
Channel – Single Phase

2. Single Channel - Multi Phase


Multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakn secara berurutan
dalamphase-phase. Misalnya pada antrian di laundry, pakaian – pakaian setelah dicuci kemudian
dijemur lalu disetrika dan terakhir dikemas.

3. Multi Channel – Single Phase


Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih
fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada
teller sebuah bank.

4. Multi Chanel - Multi Phase


Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanannya lebih
dari satu phase. Sebagai contoh adalah pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran,
diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa
fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu
waktu.

IV. Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif.


Berikut ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum
memutuskan menambah fasilitas:
a. Menentukan waktu tunggu yang masih dapat diterima oleh pelanggan. Susun tujuan operasional
didasarkan pada apa yang dapat diterima oleh pelanggan
b. Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan
TV, Bacaan, pemutaran film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada
kenyataan bahwa mereka menunggu lama.
c. Menginformasikan kepada pelanggan tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang
diupayakan oleh manajemen untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu
tunggu lebih lama dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak mengerti
apa yang sedang terjadi akan membuat mereka gelisah.
d. Menjaga agar karyawan tidak terlihat oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan
pekerjaan lain atau bekerja lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi
begitu frustasi ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para
karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat kurang gesit.
e. Mensegmentasi pelanggan. Misalnya bila ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan
sesuatu yang dapat dilayani dengan cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka
sehingga mereka tidak mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain
membutuhkan pelayanan yang lama.
f. Melatih pelayan untuk lebih friendly terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut
nama atau memberikan atensi khusus dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan
negatif selama menunggu. Akan lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar
meminta mereka bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat memberi
salam kepada pelanggan.
g. Mendorong pelanggan untuk datang pada saat waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang
lengkap kepada pelanggan tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka bisa datang
dan tidak perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat pelanggan dan kapan saat sepi
pelanggan.
h. Mengupayakan pemecahan jangka panjang dalam mengatasi masalah antrian. Perlu
mengembangkan rencana cara laternatif untuk melayani pelanggan misalnya dengan
mempersingkat prosedur, mengembangkan metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra
Poerwanto G

V. Jenis-jenis Antrian
Adapun jenis dari sistem antrian sebagai berikut :
1. Sistem antrian jalur tunggal dengan pelayanan tunggal
Sistem antrian yang menggunakan satu jalur antrian kedatangan dan satu fasilitas pelayanan.
2. Sistem antrian jalur ganda pelayanan tunggal
Sistem antrian yang memiliki jalur kedatangan yang bervariasi, tetapi memiliki satu pelayanan setiap
jalurnya.
3. Sistem antrian jalur tunggal dengan pelayanan ganda
Merupakan sistem antrian yang menggunakan hanya satu jalur kedatangan dan memiliki lebih dari
satu fasilitas pelayanan.
4. Sistem antrian jalur ganda dengan pelayanan ganda
Sistem antrian yang menggunakan jalur kedatangan yang bervariasi dan memiliki banyak pelayanan.

VI. Disiplin Antrian


Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri.
Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
 FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai),
lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
 LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang
lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
 Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random,
tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
 Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai
prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah,
meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian
seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan
penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap
tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli bisa
menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan antrian. Untuk entitas yang
meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran
dapat bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking)
dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan,
1991).
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Antrian merupakan sebuah bagian penting dalam dunia manajemen operasi. Model
antrian yang paling umum digunakan termasuk Model A, satu jalur dasar, sistem satu tahap
dengan kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi eksponensial; Model
B, jalur berganda yang merupakan padanan dari Model A, Model C, model tingkat pelayanan
yang konstan; dan Model D, sebuah sistem dengan populasi terbatas.
Keempat model mengasumsikan tingkat kedatangan berdistribusi Poisson, dengan aturan
pelayanan first-in, first-out dan pelayanan satu tahap. Karakteristik operasi khas yang diteliti
termasuk rata-rata waktu yang dihabiskann untuk menunggu dalam sistem dan antrian, rata-rata
jumlah pelanggan dalam sistem san antrian, waktu luang, dan tingkat utilisasi. Berbagai model
antrian ada di mana tidak semua asumsi dari model tradisional yang harus dipenuhi.

2. Kritik dan saran


Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan. saya menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu saya berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini . Semoga makalah ini berguna bagi
penulis khususnya juga kepada para pembaca pada umumnya. Mohon maaf apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/teori-antrian
Jay Heizer, Barry Render. 2006. Manajemen Operasi- Edisi Tujuh. Jakarta:Salemba Empat.
http://muhammadsaiful78.blogspot.com/2013/09/makalah-teori-antrian.html

Anda mungkin juga menyukai