KABUPATEN PIDIE
ACEH
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. SIMPULAN
B. Rekomndasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
FARIDAH, S. Pd
NIP. 19640212 198610 2 008
BIODATA PENULIS
Penulis
Assalammualaiku m. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Penulis
A. LATAR BELAKANG
Salah satu model pembelaj aran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Discovery/Inquiry Learning. Model pembelajaran
penyingkapan penemuan (Discovery/inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,
prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery
itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert
B. Sund dalam Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelaj aran tematik terpadu dengan
Model Discovery/Inquiry Learning., penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa
meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya Ketika Model
Discovery/Inquiry Learning. ini diterapkan pada kelas IV yang larn ternyata proses dan hasil
belalajar siswa sama baiknya. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran
tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul Implementasi Pembelajaran Lingkaran
Melalui Pendekatan Saintfik Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning Mata
Pelajaran Matematika Siswa Kelas Vi Sd Negeri Blang Kula Tahun Ajaran 2019 / 2020
B. JENIS KEGIATAN
Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran. Unit
Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan Dasar yang dalam hal ini akan
melibatkan KKG SD dan MGMP SMP. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun
Perguruan Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif dalam
mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini
C. MANFAAT KEGIATAN
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan
Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi.
Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerla guru (KKG)
SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui
Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan
pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragamin mutu pendidikan di
lingkungan terdeka! seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-
rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.
Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan
melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Berikut beberapa manfaat PKP bagi siswa, guru dan sekolah.
1. Bagi siswa
Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran
berlangsung.
Meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
Memperluas wawasan.
Meningkatkan profesional kerja.
Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
3. Bagi Sekolah
Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain.
Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
TUJUAN
1. Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka
pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal
dengan istilah zonasi.
2. menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan
berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
SASARAN
Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG)TK, kelompok kerja guru (KKG)
SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui
Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru
untuk mengembangkan materidan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang kita
lakukan.
4.5. Menaksirkan keliling dan kuas lingkaran serta menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Metode
1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam
proses pembelajaran.
2. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran guru dalam melaksanakan pembelajaran
abad 21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM).
Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model,
strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar
tujuan pembelajaran tercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai
pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21- kepada peserta didik, yaitu 4C yang
meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem
solving, dan {4} Creative and lnnovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah
direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya
LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami),
MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4
{mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking
Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik,
pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik
tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu
globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah
dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan
kompetensi guru dalam pembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 {4C),
HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal
yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan,
hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya
dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi
siswa.
D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun diharapkan untuk
menggunakan atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang lebih variatif agar
pembelajaran lebih, menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS ditindaklanjuti
dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur ketercapaian siswa pada
ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO yang telah ditetapkan pada RPP. Instmmen
test yang digunakan bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS
yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan "bagaimana?".
Berdasarkan kepada hal tersebut, maka guru harus banyak membiasakan soal-soal HOTS kepada
siswa, agar siswa terbiasa mengasah nalar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis,
dan solutif.
Media pembelajaranyang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) contoh lingkaran (b)
buku guru dan buku siswa kelas VI K13 Revisi Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini
ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi
dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.
Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin
berkualitas dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena K-13 mengamanatkan penerapan
pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam
melaksanakan pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada
integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar
(PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model,
strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan
pembelajaran tercapai.
A. Simpulan
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery
learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi
dan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teorj. Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.