Anda di halaman 1dari 5

5C

Dengan demikian semua 5C kecuali karakter (Manajemen yang baik) dari Lembaga
keuangan ditangkap dala set variable. Jika Lembaga keuangan mengelola ke-4 C
dinyatakan di atas dengan baik, maka secara implisit C ke-5 juga ditangkap, karena
baik manajemen menyiratkan control yang baik terhadap Lembaga keuangan. 3 C
pertama, khusus untuk keuangan institusi variable 4A berhubungan dengan C ke-4
yaitu kondisi. 4B berhubungan dengan variable ekonomi makro untuk menjelaskan
PDB rill pertumbuhan dan harga minyak pada kesulitan keuangan lembaga
keuangan.

- NCF merupakan uang tunia gratis yang tersedia untuk lembaga keuangan
sesudahnya akuntansi untuk pengguna. NCF sangan penting karena
pemilik baru biasanya ingin menggunakan arus kas bebas sebagai dana
yang tersedia untuk pension utang. NCF positif dari waktu ke waktu
menunjukan lembaga keuangan sehat dan dapat
mengganti komponen utang dalam struktur keuanganya melalui NCF, dan
dengan mengurangi leveragenya.
- Rasio Pendapatan Biaya (CIR). CIR dihitung sebagai rasio biaya terhadap
total pendapatan. Biaya termasuk biaya overhead (yaitu biaya administrasi
general umum). Total pendapatan termasuk pendapatan bunga besih
ditambah pendapatan operasional lainnya. Penurunan CIR dari waktu ke
waktu mendapatkan manajemen bijaksana dari lembaga keuangan melalui
minimalisasi biaya,memastikan operasi yang efisien. Untuk sejauh ini,
profitabilitas meningkat dan tekanan finansial menurun.
- Likuiditas (CR) rasio lancer diukur dengan rasio arus asset untuk
kewajiban lancer. Ini mengukur status likuiditas lembaga keuangan rasio
lancer saat ini dari waktu ke waktu, lembaga keuangan akan dapat
memenuhi kewajiban saat ini dan mengalami lebih sedikit kesulitan
keuangan. Karena negative hubungan dihipotesiskan antar CR dan
kesulitan keuangan.
- Modal (ETA) rasio ekuitas akan meningkat, cateris paribus, menyebabkan
PD lebih rendah pada rata – rata semua lembaga keuangan, karena ekuitas
yang lebih tinggi mewakili hutang yang lebih rendah dalam struktur modal
perusahaan, Namun, ada beberapa pengecualian, yang paling penting
adalah variable yang dipengaruhi volatilitas, yang menunjukan
peningkatan resiko. Pertumbuhan rasio ekuitas, misalnya, biasanya
memanifestasikan hubungan monoton negative dengan PD untuk nilai
ETA rendah dan sedang. Namun, karena votalitas nilai ETA sangat tinggi
munngki terkait dengan pertumbuhan PD. Oleh karena itu, antara ETA dan
kesilitan keungan dicampur tergantung pada besarnya votalitas ETA.
- Jaminan (TAG) TAG adalah pertumbuhan mengukur mencerminkan
gagasan bahawa perusahaan yang tumbuh dari waktu ke waktu
memperoleh lebih banyak aset. Jadi bank dengan TAG lebih tinggi lebih
cenderung mengalami tekanan keuangan.
- Kondisi (Risiko Kerentanan/kredit, pinjaman macet terhadap pinjaman
bruto/LLRGL). Pinjaman macet adalah jumlah pinjaman yang sudah
lewat waktu (termasuk bunga). Utang seperti itu dianggap oleh lembaga
keuangan sebagai buruk, dan kerugian pinjaman cadangan dibuat untuk
menagih hutang buruk tersebut. Cadangan kerugian pinjaman yang lebih
tinggi dibandingkan dengan total pinjaman menandakan bahwa kualitas
pinjaman lembaga keuangan lemah, dan karenanya lebih banyak ketentuan
dibuat untuk menagih piutang tak tertagih. Semakin tinggi ketentuan itu
dibuat dalam buku-buku lembaga keuangan, semakin tinggi kemungkinan
keuangankesusahan, karena ketentuan yang lebih tinggi mencerminkan
penurunan kualitas aset. Oleh karena itu kamimenghipotesiskan hubungan
positif antara rasio cadangan kerugian pinjaman yang lebih tinggi dan
probabilitas kesulitan keuangan
- Risiko pasar (rasio harga terhadap pendapatan; PE). Rasio PE lembaga
keuangan terutama tergantung pada dua hal:
(1) prospek pendapatan di masa depan; dan
(2) risiko yang terkait dengan penghasilan tersebut
- Rasio risiko pasar (nilai pasar terhadap nilai buku; MB) (juga dikenal
sebagai rasio PB) tergantung pada tingkat yang diharapkan dari
profitabilitas masa depan, sedangkan rasio PE tergantung pada perubahan
yang diharapkan dalam profitabilitas masa depan (Fairfield, 1994). PB
kurang variabel dari PE.Nilai pasar (MV) dari ekuitas lembaga keuangan
tunduk pada fluktuasi dalam tingkat bunga pasar yang diperlukan. Sejauh
mana nilai buku (BV) dari a Modal lembaga keuangan menyimpang dari
MV ekonomi aslinya tergantung pada angka
faktor, terutama:
volatilitas suku bunga (semakin tinggi volatilitas suku bunga, semakin
tinggi
perbedaan); dan
- •
pemeriksaan dan penegakan dari regulator lembaga keuangan (lebih sering
pemeriksaan audit on-site dan off-site dan lebih kaku itu standar pengatur
/ pemeriksa mengenai biaya kredit pinjaman bermasalah, standar
mengecilkan perbedaan).
- Kondisi (ekonomi; indikator siklus bisnis - yaitu tingkat PDB riil – dan
harga ekonomi makro - yaitu harga minyak, $ / barel). Sangat intuitif jika
ekonomi tumbuh, tingkat pertumbuhan PDB riil meningkat, dan tekanan
keuangan menurun karena positif sentimen bisnis. Demikian pula, jika
harga minyak naik, likuiditas meningkat untuk minyak negara-negara
pengekspor dan berdampak positif pada sentimen bisnis.
1. Character
Prinsip ini dilihat dari segi kepribadian nasabah. Hal ini bisa dilihat dari hasil
wawancara antara Customer Service kepada nasabah yang hendak mengajukan
kredit, mengenai latar belakang, kebiasaan hidup, pola hidup nasabah, dan lain-lain.
Inti dari prinsip Character ini ialah menilai calon nasabah apakah bisa dipercaya
dalam menjalani kerjasama dengan bank.
2. Capacity
Prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam
menjalankan keungan yang ada pada usaha yang dimilikinya. Apakah nasabah
tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak,
di mana prinsip ini menilai akan kemampuan membayar kredit nasabah terhadap
bank.
3. Capital
Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya nasabah yang
mempunyai sebuah usaha. Capital dinilai dari laporan tahunan perusahaan yang
dikelola oleh nasabah, sehingga dari penilaian tersebut, pihak bank dapat
menentukan layak atau tidaknya nasabah tersebut mendapat pinjaman, lalu seberapa
besar bantuan kredit yang akan diberikan.
4. Collateral
Prinsip ke-empat yang perlu diperhatikan. Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para
nasabah ketika mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan
pinjaman dari pihak bank. Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan
yang ada, pihak bank bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya
sebagai sebuah jaminan.
5. Condition
Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank maupun nasabah. Kondisi
perekonomian suatu daerah atau Negara memang sangat berpengaruh kepada kedua
belah pihak, di mana usaha yang dijalankan oleh nasabah sangat tergantung pada
kondisi perekonomian baik mikro maupun makro, sedangkan pihak bank
menghadapi permasalahan yang sama. Untuk memperlacar kerjasama dari kedua
belah pihak, maka penting adanya untuk memperlancar komunikasi antara nasabah
dengan bank.
Hubungan 5C dengan pengajuan kredit
Pada dasarnya, adanya prinsip 5C ini diadakan untuk dengan harapan sebagai bahan referensi
terutama bagi para analis kredit perbankan. Karena bank tentu tidak mau asal memberikan kredit
mereka kepada nasabah.

Bagi orang bank, nasabah yang memenuhi kriteria 5C adalah orang yang sempurna untuk
mendapatkan pembiayaan mereka. Bank melihat orang yang mempunyai karakter kuat,
kemampuan mengembalikan uang, jaminan yang berharga, modal yang kuat, dan kondisi
perekonomian yang aman bagaikan sebuah mutiara. Orang seperti inilah yang dianggap nasabah
potensial untuk diajak bekerja sama atau orang yang layak mendapatkan penyaluran kredit.
Pendeknya orang yang bisa memenuhi prinsip 5C yang baik adalah manusia yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai