Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gilang Mardiyaningsih

Kelas : Manajemen 4E
Nim : 15413844

PERENCANAAN AGREGAT ATAU PENJADWALAN AGREGAT

Perencanaan Agregat atau Penjadwalan Agregat adalah suatu pendekatan yang


biasanya dilakukan oleh para manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu Output
(keluaran) untuk jangka waktu menengah yaitu sekitar 3 bulan hingga 1 tahun.

Perencanaan Agregat ini memberikan gambaran kepada manajemen mengenai


kebutuhan terhadap variabel-variabel produksi seperti persediaan material, tenaga kerja dan
sumber daya lainnya sehingga biaya operasional dapat dikendalikan seminimal mungkin.

Proses Perencanaan Agregat

 Long Range Plans


Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan
produk baru, biaya perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan oleh
manajer puncak.
 Intermediete Range Plans
Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana penjualan,
rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan sebagainya.
Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.
 Short Range Plan
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job assignment,
ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh Manajer Operasi bersama
dengan supervisor dan operator.

Tujuan Perencanaan Agregat


Tujuan dari perencanaan agregat adalah menetapkan tingkat output untuk jangka
menengah dan sedang dalam menghadapi fluktuasi dan ketidakpastian permintaan.
Perencanaan agregat memperhatikan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan. Pada umumnya, tujuan perencanaan
agregat adalah memperkecil biaya pada perioda perencanaan. Dengan demikian, dapatlah
dikatakan bahwa tujuan perecanaan agregate antara lain :
 Sebagai langkah awal untuk menentukan aktifitas produksi.
 Sebagai masukan perencanaan sumber daya.
 Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.

Fungsi Perencanaan Agregat


1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi
perusahaan.
2. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi.
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian.
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian.
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
7. Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur.

Sifat Perencanaan Agregat


Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan sumber daya
yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi permintaan, kapasitas
fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan,
perencana harus memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3 bulan hingga 1 tahun
yang akan datang. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk
tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis
dari produk tersebut. Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya
memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil
dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.

Strategi – Strategi Perencanaan Agregat

Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer operasi dalam merumuskan rencana
agregat yaitu :

1. Apakah persediaan digunakan untuk menyerap perubahan selama periode permintaan


?
2. Apakah perubahan akan diakomodasikan dengan cara mengubah jumlah tenaga kerja ?
3. Apakah perlu penggunaan tenaga kerja paruh waktu atau waktu lembur dan waktu
kosong untuk menghadapi fluktuasi ?
4. Apakah perlu menggunakan subkontraktor untuk antisipasi pesanan yang fluktuatif
sehingga dapat mempertahankan jumlah tenaga kerja yang stabil ?
5. Apakah perlu mengubah harga atau faktor lain untuk mempengaruhi permintaan ?

Semua ini adalah stategi perencanaan yang benar. Strategi-strategi ini melibatkan
manipulasi persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja, kapasitas, dan variabel lain yang
dapat dikendalikan.

Metode Perencanaan Agregat

Ada beberapa tehnik yang digunakan manajer operasi untuk mengembangkan rencana
agregat yang lebih bermanfaat dan lebih tepat, diantaranya :

 Metode Pembuatan Grafis Dan Diagram


Pada dasarnya, rencana dengan grafis dan diagram ini menangani variable secara
perlahan agar perencana dapat membandingkan permintaan dengan kapasitas yang ada.
 Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan
Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak
dikembangkan diantaranya :
1. Metode Transportasi Dalam Program Linear
Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas
operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat
dapat dirumuskan dalam format program linear.
2. Linear Decision Rule
Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan
tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu.
3. Management Coefficient Model
Teknik ini menggunakan analisa regresi terhadap keputusan produksi yang
diambil manajer di masa lalu.
4. Simulasi
Pendekatan simulasi ini menggunakan prosedur pencarian kombinasi nilai yang
biayanya minimal untuk ukuran jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi.
BIAYA PERENCANAAN AGREGAT

Biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat antara lain :

1. Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)


Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi
dan training.
2. Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja)
Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya
permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga mengakibatkan perusahaan harus
mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK.
3. Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur)
Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi,
tetapi konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan lembur.
4. Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan persediaan)
Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan
pada saat-saat tertentu.
5. Subcontract Cost (biaya subkontrak)
Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular, biasanya
perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa ditanganinya
sendiri kepada perusahaan lain.

Anda mungkin juga menyukai