PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun sebuah peradaban,
khususnya peradaban yang Islami , sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Al-Alaq ayat 1
yang berbunyi : “Iqra’,ayat ini diturunkan oleh Allah sangat berhubungan dengan pendidikan.
Proses dakwah Rasulullahpun dalam menyebarkan Islam dan membangun peradaban tidak
lepas dari pendidikan Rasul terhadap para sahabat. Dimulai dari sebuah rumah kecil “Darul
Arqom” sampai membentang ke seberang benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar
Sebuah proses yang pernah menorehkan sejarah peradaban yang membanggakan bagi
memperkokoh bangsanya ataupun bisa segera bangkit dari keterpurukan dengan upaya
membangun pendidikan. Wajar, karena dari pendidikanlah lahir sebuah generasi yang
kemajuan pendidikan akan menjadi salah satu pengaruh kuat terhadap kemajuan atau
Namun, konsep atau teori pendidikan mengalami sebuah perdebatan hangat bagi para
pakar atau ilmuwan. Peran pendidikan yang semakin disadari pentingnya dalam melahirkan
sebuah generasi tidaklah cukup tanpa disertai oleh konsep yang benar. Apabila kita menerima
teori ilmiah empiris sebagai sebuah paradigma dalam teori pendidikan, maka disadari atau
tidak berarti kita telah meninggalkan hal-hal yang bersifat metafisis dalam Al Qur’an dan
Sunnah
Pendidikan Islam memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Hal itu bisa dimengerti
karena tujuan pendidikan mempunyai kedudukan yang amat penting. Karena didasarkan pada
Al Qur’an dan As Sunnah. berangkat dari pengertian inilah akan menjadikan pondasi yang
akan menyangkut konsep bangunan pendidikan itu sendiri. Istilahpun akan memberikan
pemahaman yang utuh, mengingat istilah tidaklah bebas nilai akan tetapi sarat akan nilai-nilai
yang mengikutinya Dalam hal pendidikan, bersandar pada Al Qur’an dan Hadits dikenal
beberapa istilah yang dianggap mewakili pengertian tersebut. Hal ini disebabkan istilah
pendidikan tidak disebutkan secara langsung dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Sebenarnya,
Nash wa Al Irsyad dan al Akhlaq. bahkan sumber lain menambahkan dengan istilah at
Tarbiyin dan at Tadris. Namun, dalam persidangan dunia pertama mengenai pendidikan
islam pada tahun 1977, menegaskan bahwa pendidikan didefinisikan sebagai Al Tarbiyah, Al
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tarbiyah, , Ta’lim dan Ta’dib?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui makna dan tujuan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib
2. Untuk mengetahui analisis perbandingan antara konsep ta’lim’, ta’dib dan tarbiyah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep pendidikan Islam
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan
dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dab efisien. Pendidikan lebih dari sekedar
pengajaran belaka, melainkan pendidikan merupakan transpormasi nilai dan pembentukan
kesadaran dan kepribadian peserta didik disamping tranfer ilmu dan keahlian. Pendidikan
Islam secara bahasa adalah tarbiyah Islamiyah. Sedangkan secara terminologi ada beberapa
istilah tentang pendidikan Islam diantaranya : Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
hingga
mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari
sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut
agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat
hingga terwujud
Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam mengemukakan bahwa “Pendidikan
Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak sesuai dengan
ajaran Islam atau sesuatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, merumuskan dan berbuat
berdasarkan nilai- nilai Islam, serta bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam”.
Sedangkan menurut Azzumardi Azra pendidikan Islam merupakan suatu proses
pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yangdiwahyukan Allah kepada
Muhammad Saw. Melalui proses yang manaindividu dibentuk agar dapat mencapai derajat
yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan tugasnya sebagai kholifah di muka bumi yang
dalam kerangka lebih lanjut mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dari pandangan ini, dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam bukansekedar transfer ilmu
pengetahuan tetapi lebih mrupakan suatu sistem yang ditata diatas pondasi keimanan dan
kesalehan, yaitu suatu sistem yang terkait secaralangsung dengan Tuhan.
Dari beberapa pengertian pendidikan Islam diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
pendidikan Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya (shohih li
nafsihi) dan orang lain (sholih li ghoirihi). Serta membentuk kepribadian seseorang menjadi
insan ulul kamil, artinya manusia yang utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang
secara wajar dan normal. Jadi, dapat diutarakan bahwa konsepsi pendidikan model Islam,
paradigma pendidikan Islam tidak hanya pada sebagai upaya pencerdasan semata, tetapi juga
penghambaan diri kepada Tuhannya.
1. Tarbiah
Istilah tarbiyah berasal dari kata rabb, walaupun kata ini memiliki banyak arti, akan tetapi
Sedangkan menurut istilah kata tarbiyah merupakan tindakan mengasuh, mendidik dan
memelihara. Kata tarbiyah pada arti yang luas menjadi pengembangan, peningkatan,
ketinggian, kelebihan dan perbaikan. Kata yang mengandung pengertian tarbiyah adalah kata
rabb yang memiliki arti memperbaiki, mengurus, mengatur dan juga mendidik.
Menurut Prof. Nurcholish Majid, bahwa pendidikan itu tidak semata- mata hanya
diberikan oleh kedua orang tua. Karena makna rabbayānī ( ) ربيانيyang dimaksud dalam
Artinya: Dan rendahkanlahdirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
itu adalah kasih sayang ( rahmah ). Oleh karena itu kata nurabbika ( )نربكyang pernah
diucapkan Fir‘aun kepada nabi Musa tidak berarti Fir‘aun mendidiknya, tetapi maknanya
adalah Fir‘aun yang membesarkan nabi Musa. Dan kata membesarkan di sini bukan
necessarily including the inculcation of knowledge in the cherishing). Dan kata tarbiyah jika
diartikan pendidikan maka memiliki makna tidak khusus untuk manusia saja : bisa kepada
Tarbiyah islamiyah atau pendidikan islam dapat dibedakan dari pendidikan lainnya
dengan melihat segi pengertian umum dan khusus. Dari segi pengertian umum, ia tidak jauh
berbeda dengan pengertian umum pendidikan manapun, kecuali hanya beberapa segi saja
yang dapat membedakannya dari model lainnya. Sedangkan dari segi pengertian khusus sudah
2. Ta’lim
Secara bahasa (etimologi), ta’lim ( ) تعليمmerupakan bentuk masdar dari kata ‘allama -
yu’allimu - ta’liman ( يعلم – تعليما- ) علمyang berarti pengajaran. Dalam al quran, kata ta’lim muncul
dalam berbagai surat. Sedangkan menurut istilah (terminologi) kata ta’lim adalah merujuk kepada
pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Selanjutnya Thalib mengatakan bahwa Ta’lim memiliki arti memberitahukan sesuatu
kepada seseorang yang belum tahu. Allah SWT. Berfirman : “ Ya Tuhan kami, utuslah untuk
mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat
Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”
Rasulullah bersabda :“Barang siapa yang mengajarkan suatu ilmu maka dia memperoleh pahala
sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada
keluarga Ya’qub, …”
Istilah Mu’allim atau pengajar yang berarti orang yang melakukan pengajaran, juga di munculkan
فذالك و قاية لهم و لكم من, و اجتناب النواهى,اعملوا بطاعة هللا و اتقوا معاصى هللا و مروا اوالدكم بامتثال االوامر
النّار
“Ajarkanlah mereka untuk ta’at kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada Allah serta
Karena itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka ”
Dalam hal ini ungkapan ( )اعملوdiberikan kepada orang tua yang berlaku sebagai mu’allim
“Ajarkanlah memanah dan berenang kepada anak-anak kamu, dan suruhlah mereka
Ta’lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan kognitif semata-
mata. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta’lim hanya mengedepankan proses pengalihan
ilmu pengetahuan dari pengajar (mu’alim) dan yang diajar (muta’alim). Misalnya pada surat
Yusuf, ayat 6, berarti ilmu pengetahuan yang dimaksud, diajarkan atau dialihkan kepada Nabi
adalah tabir mimpi. Sedangkan pada surat Al Maidah ayat 4, ilmu yang dimaksud adalah ilmu
berburu.
Ta’lim juga mewakili ungkapan proses dari tidak tahu menjadi tahu. Dari perkataan Sa’ad
bin Waqash, memberi makna anak-anak yang tidak tahu tentang riwayat Rasulullah, diajarkan
sehingga menjadi tahu. Namun, istilah ta’lim dari beberapa ayat diatas menunjukkan bahwa ilmu
yang bisa untuk dialihkan meliputi semua ilmu termasuk diantaranya sihir. Sehingga memang
istilah tersebut lebih dekat pada pengajaran bukan pendidikan, karena pendidikan dalam
pengertian Islam tentu saja harus mengarah pada manusia yang lebih baik, sesuai peran dan
3. Ta’dib
Secara bahasa, ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba- yuaddibu-ta’diban, yang
berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dib dapat diartikan sebagai proses
mendidik yang memfokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti
pelajar.
Menurut Prof. Wan Daud , Al-Qur’an menegaskan bahwa contoh ideal bagi orang yang
beradab adalah Nabi Muhammad saw yang oleh kebanyakan sarjana muslim disebut sebagai
manusia sempurna atau manusia universal (al-insān al-kullī). Oleh karenanya pengaturan
administrasi pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam sistem pendidikan Islam haruslah
merefleksikan manusia yang sempurna.[8]
Fakta bahwa pendidikan Nabi Muhammad saw dijadikan Allah sebagai pendidik yang
terbaik didukung oleh Al-Qur’an yang menunjukkan kedudukan rasulullah saw yang mulia, suri
tauladan yang baik. Ini kemudian dikuatkan oleh hadits Nabi Muhammad saw yang berbunyi :
انما بعتت التمم مكا رم االاحالق
Istilah ta’lim’, ta’dib dan tarbiyah dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi
penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari unsur
kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal
Dalam ta’lim, titik tekannya adalah penyampain ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman,
pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak. Oleh karena itu ta’lim di sini
mencakup aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan yang di butuhkan seseorang dalam hidupnya
dan pedoman perilaku yang baik. Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya difokuskan pada
bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat
berkembang secara sempurna. Yaitu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan pemupukan
akhlak yakni pengalaman ilmu yang benar dalam mendidik pribadi. Adapun ta’dib, titik tekannya
adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan
amal dan tingkah laku yang baik. Dengan pemaparan ketiga konsep di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa ketiganya mempunyai satu tujuan dalam dunia pendidikan yaitu
menghantarkan anak didik menjadi yang “seutuhnya”, perfect man, sehingga mampu mengarungi
dan mengkaji sendiri, yang dilakukan dengan cara mudarris membacakan, menyebutkan berulang-
ulang dan bergiliran, menjelaskan, mengungkap dan mendiskusikan makna yang terkandung di
kehidupan sehari-hari dengan tujuan mencari ridla Allah (definisi secara luas dan formal).
Dewasa ini, karena memang manusia sedang menghadapi perubahanyang begitu cepat yang
timbul sebagai ekses atau dampak dari kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi, dikursus-
diskursus dan kajian-kajian mengenaikonsep pendidikan menjadi tetap menarik dan bahkan, tidak
dapatdihindarkan. Apalagi jika hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa segalaproblem itu
Di kalangan dunia Islam juga muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan serta
problem lainnya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan berupa terwujudnya
suatu sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam. Dalam hal ini banyak tokoh-tokoh
pendidikan Muslim telah berusaha menyusun suatu konsep pendidikan yang menurut keyakinan
mereka sudah dapat dikatakan relevan dengan tuntutan umat manusia dan perkembangan masa
kini. Syed M. Naquib al-Attas seorang pemikir pendidikan yang concern terhadap pendidikan.
Dalam karya monumentalnya “The Concept ofEducation In Islam: A Framework for an Islamic
Philosophy of Education”, dan dalam Konferensi Dunia Pertama dan Kedua tentang Pendidikan
Islam di Mekkah dan Islamabad, al-Attas mencetuskan dan menawarkan bahwa konsep atau istilah
yang tepat, benar, dan relevan untuk pendidikan adalah konsep ta’dib, bukan ta’lim, tarbiyah,
ataupun konsep yang lainnya. Karena, menurut al-Attas, konsep tarbiyah hanya menekankan atau
menyinggung aspek fisikal dan emosional manusia (karena proses tarbiyah ini berlaku tidak hanya
untuk manusia an sich, tetapi berlaku untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan, oleh karena itu konsep
tarbiyah kurang tepat untuk istilah pendidikan bagi manusia). Sedangkan konsep ta’lim secara
umum hanya menekankan pada transfer of knowledge (aspek kognitif) dan pengajaran. Agar
proses pendidikan berjalan secara komprehensif -- yakni mencakup ranah kognitif, psikomotorik
KESIMPULAN
Penggunaan istilah dalam pendidikan berdasar pada Al Qur’an dan As Sunnah yang tepat
akan menjadi sangat penting, karena akan mempengaruhi konsep pendidikan khususnya
pendidikan dalam pengertian Islam. Pengertian pendidikan akan mendasari tujuan, metode sampai
saja tidaklah cukup, mengingat strukturnya dan penekanannya akan berbeda. Apabila ta’dib adalah
istilah yang paling mewakili pendidikan dalam islam, maka adab akan menjadi stressing dalam
Walaupun demikian tarbiyyah dan ta’lim merupakan istilah yang memilki kaitan erat
langsung dengan pendidikan itu sendiri. Proses pengembangan diri dan pengajaran adalah bagian
penting dalam pendidikan untuk mencapai tujuan manusia sebagai hamba Allah.
Berbagai konsepsi-kosepsi tentang pendidikan islam ini ternyata memiliki keunikan makna yang
terkandung dalam Al-qur’an dan Al-Hadits, karena Al-qur’an bagaikan cahaya yang terpancar
dalam setiap sudut mutiara yang menunjukan kekayaan makna lafad-lafadz dalam ayat-ayat al-
qur’an. kata at-tarbiyat, at-ta’lim, at-tadris, at-tahdzib, maupun at-ta’dib menunjukkan satu konsep
pendidikan dalam Islam. Kelima istilah ini saling melengkapi dan tercakup dalam tujuan
pendidikan islam yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Terjadi pada diri manusia dalam arti yang
umum dan mengisyaratkan adanya komponen-komponen pokok dalam pendidikan, adanya isyarat
bagi guru untuk meningkatkan diri, prosesnya bertahap dan berkelanjutan, menuntut adab-adab
tertentu dan metode yang mudah diterima dan dilakukan dengan baik dan bijak, adanya tujuan
perolehan pengetahuan/ pembinaan akal, perubahan ke arah yang lebih baik, melahirkan amal
shalih, akhlak yang baik/ pendidikan jiwa, mewujudkan insan muslim sempurna, untuk taat
Istilah At-tarbiyah lebih tepat digunakan sebagai kata yang mewakili pendidikan islam, hal ini
memiliki landasdan filosofis : Q.S. Ali Imran ; 79, perintah untuk menjadi insan rabbani.
Daftar pustaka