Anda di halaman 1dari 11

Praktikum VI

A. Judul :
Hukum Mendel I
B. Tujuan:
Mahasiswa dapat membuktikan perbandingan genotip dan fenotip
pada prsilangan satu sifat beda (monohybrid).
C. Dasar Teori:

Hukum mendell I dikenal juga sebagai hokum segregasi. Selama proses


meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah
dan tidak berpasangan lagi. Setiap sel kromosom itu terkandung didalam satu
sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas itu dikenal sebagai segregasi
gen. Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari
alelnya. Pada waktu fertilisasi, sperma yang berjumlah banyak bersatu secara
acara dengan ovum untuk membentuk individu baru (Penuntu Praktikum
Biologi Keperawatan).
Hukum Mendel I yang dikenal sebagai Hukum Pemisahan Gen Sealel
(The law of Segregation of Allelic Genes Principles of Segregation) yang
berbunyi : “semasa pembentukan gamet pasangan alel suatu gen terpisah dan
terdapat dalam gamet yang berlainan”. Hukum Mendel I adalah perkawinan
dua tetua yang memiliki satu sifat beda (monohibrid). Setiap individu yang
berkembang biak secara seksual terbentuk dari peleburan dua gamet yang
berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis Mendel setiap sifat/karakter
ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum segregasi bebas menyatakan
bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent)
yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet
menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada


karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel: alel
resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil,
misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari
luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya
ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR
dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada
gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak
secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada
turunannya.

Hukum Mendel I berlaku pada waktu gametogenesis F1.F1 itu memiliki


genotip heterozigot. Dalam peristiwa meiosis, gen sealel akan terpisah,
masing-masing membentuk gamet. Baik pada bunga jantan maupun bunga
betina menjadi 2 macam gamet. Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 X F1)
dan pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu akan
melebur seara acak dan terdapat 4 macam peleburan atau perkawinan.
Untuk contoh mendel mengambil dari tanaman kapri. Masing-masing
sifat yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan
lain-lain yang bersifat dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati
dan menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid.
Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat
(dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid). Hasil
percobaannya ditulis dalam makalah yang berjudul Experiment in Plant
Hybridization.
Varietas-varietas yang disilangkan disebut tetua atau parental (P). Biji-
biji hasil persilangan antar parental disebut biji filial-1 (F1). Ciri-ciri F1
dicatat dan bijinya ditanam kembali. Tanaman yang tumbuh dari bij F1
dibiarkan menyerbuk semdiri untuk menghasilkan biji generasi berikutnya
(F2). Dalam percobaannya Mendel mngamati sampai generasi F7, dan juga
melakukan persilangan antara F1 dengtan salah satu tetuanya (test cross).Hasil
percobaan monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1 hanya
ciri (sifat) dari alah satu tetua yang muncul. Pada generasi F2, semua ciri yang
dipunyai oleh tetua (P) yang disilangkan muncul kembali. Ciri sifat tetua yang
hilang pada F1 terjadi karena tertutup, kemudian disebut ciri resesif, dan yang
menutupi disebut dominan. Dari seluruh percobaab monohibrid untuk 7 sifat
yang diamati, pada F2 terdapat perbandingan yang mendekati 3:1 antara
jumlah individu dengan cirri dominan: resesif.
Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel
menyatakan bahwa setiap sifat iorganisme ditentukan oleh faktor, yang
kemudian disebut gen. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang)
untuk masing-masing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel; satu
faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam
penggabungan tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan
identitasnya. Pada saat pembentukkan gamet, setiap faktor dapat dipisah
kembali secara bebas. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel
I, yaitu hukum segregasi. Perbandingan pada F2 untuk ciri dominan : resesif =
3 : 1, terjadi karena adanya proses penggabungan secara acak gamet-gamet
betina dan jantan dari tanaman F1
RATIO FENOTIP (F2) HIBRIDA NORMAL MENURUT MENDEL
Monohibrida 3: 1 (Hukum Dominasi penuh) n= 1, jumlah gamet = 2
Dihibrida 9: 3: 3: 1 n= 2, jumlah gamet = 4
Trihibrida 27: 9: 9: 9: 3: 3 : 3: 1 n= 3, jumlah gamet = 8
Polihibrida (3:1)n n= n, jumlah gamet = 2n
(n) = jenis sifat berbeda (hibridanya) .
Intermediat 1 : 2 : 1 ——> sifat "SAMA DOMINAN"; percobaan pada bunga
Antirrhinum majus (http://couphant-
inikahcintabuatririn.blogspot.com/2011/03/laporan-hukum-mendel-1.html).
Gregor Jhoann Mendel, adalah seorang biologiawan berasal dari
Austria. Iam en gge l ut i di b i d an g B i ol o gi , k hu sus n ya m en ge nai
hi r e di t as ya n g d i k en a l ol eh seluruh dunia dengan nama Hukum
Mendel.Hukum Mendel merupakan hukum hireditas yang menjelaskan
prinsip-prinsip penurunan sifat pada suatu organisme. Sebelum
menjadi suatu hukum, banyak ahliyang belum mengakui pendapat
Mendel mengenai teori hireditas. Kemudian padatahu n 1900, teori
mendel dikemukakan terpisah oleh Von Tscermak, de Vries, dan
C or r en . K em udi an p a ra ah l i Bi o l o gi m e n gaku i k eb en a r an t e o ri
Me nd el . B a hw aterdapat factor penentu sifat-sifat organism yang
diwariskan dari satu generasi kegenerasi lainnya.D a ri p enj ab a r a n d i
at as , m a k a ka m i a k an m em ba h as hu ku m m en d el 1 d an hukum
mendel 2.

Hukum I Mendel diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu


persilangan dengan satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara
tanaman ercis biji bulat dengan tanaman ercis biji berkerut (perhatikan
Gambar ). Hasilnya semua keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat.
Selanjutnya dilakukan persilangan antarketurunan F1 untuk mendapatkan
keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan

perbandingan fenotip kira-kira 3 biji bulat : 1 biji berkerut.


Berdasarkan hasil perkawinan yang diperoleh dalam percobaannya, Mendel
menyimpulkan bahwa pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen akan
mengalami segregasi (memisah) sehingga setiap gamet hanya akan menerima
sebuah gen saja. Kesimpulan itu dirumuskan sebagai hukum I Mendel yang
dikenal juga dengan hukum Pemisahan Gen yang Sealel.
Macam dan jumlah gamet dapat ditentukan dengan menggunakan rumus.
Rumus untuk jumlah gamet = 2n dan n = jumlah gen heterozigot. Perhatikan
beberapa contoh berikut.

Jumlah gen heterozigot = 2, yaitu A dan B.

Beberapa kesimpulan penting dari perkawinan monohibrid di atas sebagai


berikut. 1) Semua individu F1 memiliki sifat yang seragam. 2) Jika dominan
nampak sepenuhnya, individu F1 memiliki fenotip seperti induknya yang
dominan. 3) Pada waktu individu F1 yang heterozigot itu membentuk gamet-
gamet terjadilah pemisahan alel sehingga gamet hanya memiliki salah satu alel
saja. 4) Jika dominasi nampak sepenuhnya, perkawinan monohibrid (Bb ><
Bb) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3 : 1
(yaitu biji bulat : biji berkerut) dan memperlihatkan perbandingan genotip 1 :
2 : 1 (yaitu BB : Bb : bb).

Kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh salah satu


induknya. Dengan kata lain, sifat dominan tidak muncul secara penuh.
Peristiwa itu menunjukkan adanya sifat intermediat.

Sifat Intermediat
Sifat intermediat dapat dilihat pada penyerbukan silang tanaman bunga
pukul empat (Mirabilis jalapa). Jika serbuk sari berasal dari tanaman
homozigot berbunga merah (MM) disilangkan ke putik tanaman homozigot
berbunga putih (mm), semua keturunan F1 berbunga merah muda (Mm).
Perhatikan diagram berikut.
Perbandingan fenotip merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1 Perbandingan
genotip MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1Berdasarkan diagram persilangan di atas
diperoleh semua tanaman F1 heterozigot berbunga merah muda (Mm). Warna
ini merupakan sifat intermediat (antara merah dan putih). Jika F1 mengadakan
penyerbukan sendiri, maka F2 akan memperlihatkan perbandingan 1 merah : 2
merah muda : 1 putih (http://zonabiokita.blogspot.com/2013/05/hukum-
mendel-i.html).

D. Alat dan Bahan:


1. Wadah 2 buah
2. Kancing genetika
E. Prosedur Kerja

Model gen masing-masing 20 buah

Ditandai wadah yang satu dengan huruf A dan


lainnya dengan huruf B.
Dimasukkan kedalam wadah A dan B, masing-
masing10 buah model gen.
Dikocok-kocok selama beberapa menit agar kedua
model gen tercampur.
Diambil secara serentak model gen dari wadah
berulang kali sampai 100 kali.
Diamati model gen yang terambil.
Dicatat kode susunan gen itu kedalam tabel hasil
pengamatan.
F. Hasil Pengamatan

Pengambilan MM (merah) Mm(merah Mm (putih)


ke muda)
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
11 
12 
13 
14 
15 
16 
17 
18 
19 
20 
21 
22 
23 
24 
25 
26 
27 
28 
29 
30 
31 
32 
33 
34 
35 
36 
37 
38 
39 
40 
41 
42 
43 
44 
45 
46 
47 
48 
49 
50 
51 
52 
53 
54 
55 
56 
57 
58 
59 
60 
61 
62 
63 
64 
65 
66 
67 
68 
69 
70 
71 
72 
73 
74 
75 
76 
77 
78 
79 
80 
81 
82 
83 
84 
85 
86 
87 
88 
89 
90 
91 
92 
93 
94 
95 
96 
97 
98 
99 
100 
Jumlah 18 52 30

G. Pembahasan
Pada percobaan ini kita menyediakan model gen masing-masing 20
buah. Kemudian ditandai wadah yang satu dengan huruf A dan lainnya dengan
huruf B.Setelah itu masukan kedalam wadah A dan B masing-masing 10 buah
model gen. Lalu dikocok-kocok selama beberapa menit agar kedua model gen
tercampur. Kemudian diambil secara serentak model gen dari wadah berulang
kali sampai 100 kali. Setelah itu diamati gen gen yang terambil. Setelah itu
catat kode susunan gen itu kedalam tabel hasil pengamatan.
H. Terminologi
1. Hukum mendell I dikenal juga dengan hokum segregasi menyatakan:
“pada pembetukan gamet kedua gen yang yang merupakan pasangan
akan dipisahkan dalam dua sel anak”. Hukum ini berlaku untuk
persilangan monohybrid (persilanagan dengan satu sifat beda).
2. Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan.
Meiosis haanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan
nutfa. Pada meiosis terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta
terjadi penguranagan jumlah kromosom induk terhadap sel anak.
3. Kromosom homolog adalah kromosom yang berpasangan (sinapsis)
pada waktu proses meiosis (pada profase I) terjadi. Pasangan ini terjadi
akibat kedua kromosom tersebut memiliki kesamaan (tetapi tidak
identik) pada urutan basanya.
4. Gamet adalah sel haploid khusus untuk fertilisasi. Gamet-gamet yang
melebur dapat identik dan bentuk dan ukuran (isogami) ataupun
berbeda pada satu atau kedua sifat tersebut (anisogami).
5. Gen adalah unit pewarisan sifat bagi organism hidup. Bentuk fisiknya
adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein,polipeptida, atau
seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya.
6. Fertilisasi adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nucleus atau
sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan
nucleus.
7. Sperma adalah sel dari system reproduksi laki-laki. Sperma akan
membuahi ovum untuk membentuk zigot.
8. Ovum adalah gamet wanita, sel khusus yang digunakan dalam
reproduksi seksual. Ovum berisi satu DNA haploid. Setengah DNA
diperlukan untuk kode untuk seluh organism.
I. Tugas Akhir
1. Apa yang dimaksud dengan persilangan resiprok, back cross, dan test
cros?
Jawab: 1. Persilangan resiprok adalah suatu persilangan dimana sifat
induk jantan dan betina bila dibolak-balik/dipertukarkan tetapi
tetap menghasilkan keturan yang sama.
2. Back cross (silang balik) adalah langkah silang antara F1
dengan salah satu induknya.
3. Test cros (uji silang) adalah persilangan antara suatu individu
yang genotipnya belum diketahui dengan individu yang telah
diketahui bergenotif homozigot resesif. Gunanya untuk
mengetahui apakah genotif suatu individu tersebut homozigot
ataukah heterozigot.
2. Buatkan contoh persilangan resiprok dengan memperhatikan satu sifat
beda.
Jawab: H : gen penentu warna hijau
h : gen penentu warna kuning
P : hh X HH
F1 : Hh
P2 : Hh X Hh
F2 : HH (hijau)
Hh (hijau)
Hh (hijau)
Hh(kuning)
J. Kesimpulan
Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan
perbandingan F2, yaitu 1 : 2 : 1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel I
yang dikenal dengan nama Hukum Pemisahan Gen yang Sealel (The Law of
Segregation of Allelic Genes).

K. Kemungkinan Kesalahan
1. Kesalahan dalam menentukan katak buffo vulgaris.
2. Kesalahan dalam menyuntikan urine.

DAFTAR PUSTAKA

Penuntu Praktikum Biologi Keperawatan


http://couphant-inikahcintabuatririn.blogspot.com/2011/03/laporan-hukum-
mendel-1.html (diakses tanggal 5 Desember 2014)
http://zonabiokita.blogspot.com/2013/05/hukum-mendel-i.html (diakses tanggal
5 Desember 2014)

Anda mungkin juga menyukai