681 1019 1 SM PDF
681 1019 1 SM PDF
3
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Februari 2015
ABSTRAK
Seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat di sekitarnya, pencemaran Sungai Citarum terus
meningkat. Salah satu pencemar yang mencemari Sungai Citarum adalah logam berat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam berat timbal (Pb) yang terkandung dalam perairan
Sungai Citarum Hulu dan mengidentifikasi hubungan antara parameter fisika dan kimia terhadap
kelarutan logam berat tersebut. Penelitian dilakukan bulan Mei 2014 di 3 (tiga) lokasi yang diamati
yaitu: Dayeuhkolot, Cisirung, dan Nanjung. Konsentrasi timbal (Pb) pada perairan dianalisis
menggunakan Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS). Pada sampel perairan dilakukan
pengukuran parameter fisika kimia yaitu DO, pH, suhu, TSS, dan kekeruhan. Hasil penelitian
menunjukkan konsentrasi timbal (Pb) pada perairan yaitu 0,018‐0,024 mg/L. Dari semua parameter
pendukung yang tidak memenuhi baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air adalah DO dan pH, hal ini dikarenakan banyaknya buangan
limbah dari industri yang ada pada daerah Dayeuhkolot sampai Nanjung.
Kata kunci: Perairan, timbal (Pb), Dayeuhkolot, Cisirung, Nanjung
ABSTRACT
Along with the increased activity in the surrounding community, the Citarum River pollution continues
to rise. One of the contaminants that pollute the Citarum River is heavy metal. This research aims to
determine the concentrations of heavy metals Lead (Pb) contained in the waters Citarum upstream
and identify the relationship between physical and chemical parameters on the solubility of heavy
metals. Research conducted in May 2014 in three (3) locations were observed, namely: Dayeuhkolot,
Cisirung, and Nanjung. Concentrations of Lead (Pb) in water were analyzed using Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS). Sample of water chemistry measured physical parameters namely DO, pH,
temperature, TSS, and turbidity. The results showed the concentration of Lead (Pb) in water is 0,018
to 0,024 mg/L. The parameters that do not meet the quality standards 82 of 2001 on Water Quality
Management and Water Pollution Control are DO and pH, it is because many of industrial
wastewater discharge that exist in the area Dayeuhkolot until Nanjung.
Keywords: Water, Lead (Pb), Dayeuhkolot, Cisirung, Nanjung
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot
sampai Nanjung – 1
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen
Dayeuhkolot sampai Nanjung
I. PENDAHULUAN
Sumber air permukaan utama di wilayah Kabupaten Bandung adalah Sungai Citarum.
Sungai ini merupakan sungai utama terbesar dan paling panjang di wilayah Provinsi Jawa
Barat. Sungai Citarum sejak lama telah dimanfaatkan untuk berbagai aspek kehidupan
seperti irigasi pertanian, rumah tangga, budidaya perikanan, kegiatan industri,
pengembangan pariwisata dan air baku air bersih, serta pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur (Waduk Ir. H. Juanda) yang dapat
menghasilkan energi listrik sekira 1.825 MW untuk sistem kelistrikan Jawa dan Bali.
(Wangsaatmaja, 2004).
Saat ini Sungai Citarum telah mengalami degradasi kualitas dan kuantitas yang sangat
memprihatinkan. Seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat di sekitarnya, pencemaran Sungai
Citarum terus meningkat. Diketahui bahwa sepanjang 127 km atau 47,1% dari panjang sungai telah
dikategorikan tercemar berat. (Wangsaatmaja, 2004). Salah satu pencemar yang mencemari Sungai
Citarum adalah logam berat. Secara kualitas, Sungai Citarum telah tercemari oleh masuknya limbah
domestik, industri, dan kegiatan lain yang mengandung senyawa organik dan anorganik, termasuk
logam berat. Kualitas air yang buruk akan mengakibatkan dampak buruk yang signifikan kehidupan
air serta kesehatan manusia. Pencemaran akibat kegiatan industri dapat menyebabkan kerugian
besar, karena umumnya buangan/limbah mengandung zat beracun antara lain Raksa (Hg), Kadmium
(Cd), Krom (Cr), timbal (Pb), Tembaga (Cu), yang sering digunakan dalam proses produksi suatu
industri baik sebagai bahan baku, ataupun bahan utama. Logam–logam ini akan membentuk
senyawa organik dan anorganik yang berperan dalam merusak kehidupan makhluk hidup yang ada di
dalam perairan (Darmono, 2001).
Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui kadar pencemaran logam berat timbal
(Pb) yang ada di Sungai Citarum Hulu Jawa Barat dan mengidentifikasi hubungan antara
parameter fisika dan kimia yang terjadi pada Sungai Citarum. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
menyatakan bahwa logam berat timbal (Pb) merupakan logam berat yang berbahaya, atas
dasar tersebut mengidentifikasi pencemaran logam berat timbal (Pb) dalam perairan Sungai
Citarum menjadi sangat penting mengingat air Sungai Citarum digunakan sebagai
pembubidayaan ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat dan air baku air minum
serta sumber air bersih masyarakat setempat. Logam berat timbal (Pb) dipilih karena pada
daerah Sungai Citarum Hulu tingginya potensi industri yang dapat menghasilkan logam berat
timbal (Pb) yang langsung membuang limbahnya langsung ke badan sungai. Analisis untuk
parameter pendukung dilakukan untuk TSS (Total Suspended Solid), kekeruhan, pH, suhu
dan DO (Dissolved Oxygen). Dengan penelitian ini diharapkan dapat memudahkan untuk
melakukan langkah tindak lanjut untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan.
II. METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan laboratorium yang didukung dengan data sekunder
yang diperoleh dari instansi terkait. Langkah penelitian mengikuti diagram alir yang disajikan pada
Gambar 1.
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot
sampai Nanjung – 2
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen
Dayeuhkolot sampai Nanjung
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan data
Data Primer Data sekunder
‐ Pengukuran kecepatan, debit, dan lebar Sungai ‐ Luasan wilayah Sungai Citarum
Citarum ‐ Sumber pencemaran air Sungai
‐ Pengukuran parameter fisika dan kimia (DO, Citarum
TSS, kekeruhan, suhu, dan pH)
Analisis data
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Studi Literatur dibutuhkan untuk mendapatkan segala informasi dan dasar teori untuk
menunjang jalan penelitian terutama dalam melakukan analisis. Studi literatur meliputi
penelusuran literatur melalui: jurnal, buku teks, internet, dan lain-lain.
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual
atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan
hasil penelitian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot
sampai Nanjung – 3
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen
Dayeuhkolot sampai Nanjung
survei dan (2) metode observasi. Data sekunder diperlukan untuk mengetahui kondisi
eksisting daerah yang akan diteliti.
Penelitian ini diawali dengan studi literatur serta pengumpulan data sekunder yang
dapat menunjang penelitian, dilanjutkan dengan pengambilan sampel di lapangan dan
analisis laboratorium. Logam berat timbal (Pb) dianalisis di laboratorium dengan
menggunakan metoda Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS), begitu juga dengan
parameter kimia yaitu DO dan kekeruhan. Sedangkan parameter pendukung langsung
dianalisis di lapangan seperti: DO, pH,dan suhu. Semua parameter dianalisis sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti disajikan pada Tabel 1.
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot
sampai Nanjung – 4
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen
Dayeuhkolot sampai Nanjung
Gambar 2. Peta Lokasi Sampling
III. ISI
Karakteristik Fisik Sungai
Karakteristik fisik sungai yang dianalisis yaitu: kecepatan air rata‐rata, kedalaman rata‐rata sungai,
lebar rata‐rata sungai, dan debit air sungai dimana datanya disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil
pengukuran kecepatan aliran sungai tercepat terletak di Nanjung sebesar 1,961 m/detik diikuti di titik
Dayeuhkolot sebesar 0,213 m/detik dan paling lambat di Cisirung sebesar 0,069 m/detik. Kedalaman
rata‐rata sungai yang paling dalam adalah pada lokasi Nanjung, dan yang paling dangkal adalah
Cisirung. Sementara untuk lebar sungai yang terlebar terletak pada lokasi Nanjung dan yang
tersempit adalah Cisirung, dimana lebar yang dianalisis adalah lebar basah dan lebar kering.
Tabel 2. Kualitas Fisik Sungai Citarum Hulu
E 107O37’35,3’’ 4 (kering)
E 107O32’9,7’’ 1,5 (kering)
*Sumber: BPLHD, 2013
Kondisi eksisting lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 3. Pada lokasi Dayeuhkolot
titik sampling tepat terletak di bawah jembatan Dayeuhkolot, wilayah ini didominasi oleh
pemukiman dan pertanian. Sedangkan pada lokasi Cisirung tepat terletak setelah IPAL Cisirung,
dimana kegiatan dominan yang berpotensi dalam pencemaran sungai di Cisirung ini adalah industri
yang langsung membuang limbahnya ke sungai. Sementara pada lokasi Nanjung tepat di samping
tebing jembatan Nanjung yang penuh dengan sampah akibat aktivitas manusia dan industri pelapisan
logam.
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot
sampai Nanjung – 5
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen
Dayeuhkolot sampai Nanjung
(a) (b)
(c)
Gambar 3. Lokasi Titik Sampling (a) Dayeuhkolot (b) Cisirung (c) Nanjung
Analisis Logam Berat timbal (Pb) dengan Parameter Fisika dan Kimia
Berdasarkan hasil analisis konsentrasi timbal (Pb) di 3 (tiga) lokasi pengamatan di Sungai Citarum
beserta data parameter kualitas air yang mempengaruhi pergerakan logam berat timbal (Pb) di
perairan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Konsentrasi timbal (Pb) dan Parameter Kualitas Air Lainnya
Parameter
Titik Pengambilan
Sampel Pb DO TSS Kekeruhan
pH Suhu (O)
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (NTU)
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot
sampai Nanjung – 6
Identi
tifikasi Pencem
maran Logam
m Berat Timbaal (Pb) pada Perairan
Pe Sunga
gai Citarum Hu
ulu segmen
Dayeuhkolot
ot sampai Nanjnjung
Baku Muttu PP No. 82 Tah
hun 2001 kriteria
a mutu air kelas II
*Tidak meemenuhi baku m
mutu
• DO (Dissolved Oxygen)
O
Oksigen terla arut (Dissolvved Oxygen n) atau sering juga dissebut dengan kebutuhaan
oksige en (Oxygen demand) merupakan salah satu parameterr penting dalam d analissis
kualittas air. Nilaii DO yang biasanya diukur dalam bentuk kon nsentrasi inii menunjuka an
jumla ah oksigen (O O2) yang terrsedia dalam m suatu bad dan air. Semmakin besar nilai DO pad da
air, mengindikasi
m ikan air terssebut memiliki kualitas yang baik. Sebaliknya jika nilai DO D
renda ah, dapat diketahui
d ba ahwa air te ersebut telaah tercemar. Pengukurran DO jug ga
bertujjuan melih hat sejauh h mana b badan air mampu menampung g biota air a
seperrti ikan dan mikroorganis
m sme.
Seelain itu kemampuan air a untuk membersihkan n pencemarran juga dittentukan ole eh
banya aknya oksig gen dalam air. Pada Gambar 4. menggam mbarkan kon nsentrasi DOD
(Disso
solved Oxyge gen) pada 3 (tiga) lokaasi titik sam mpling, berd dasarkan ha asil penelitia an
dipero oleh nilai DOO yang berb beda di setia ap lokasi, nilai DO tertin
nggi terletak
k pada daera ah
Nanju ung yaitu 5,,30 mg/L. Hal H ini bisa disebabkan oleh adanyya proses se elf purificatioon
yang terjadi di da alam air. Sel
elf purificatio
on adalah kemampuan alam untuk membersihka
m an
pence emar melalui proses kim mia-fisika-bio ologi yang beerlangsung ssecara alami dalam bada an
air.
Jika dilihat daari karakteristik fisik suungai di loka asi Nanjung kecepatan aliran sung gai
sebessar 1,961 m/detik, hal ini i dapat me enyebabkan terjadinya aliran turbulen yang bissa
menyyebabkan ka andungan DO O di air sem makin tinggii. Bilangan RReynold yan ng didapatka an
untukk daerah Nanjung dipero oleh NRE >4 4000 sehing gga bisa dikaatakan bahw wa aliran pad da
daera ah Nanjung adalah turbulen. Sed dangkan di daerah Da ayeuhkolot dan Cisirun ng
kecep patan aliran nya cenderung rendah yaitu 0,213 3 m/detik da an 0,069 m/detik, denga an
bilanggan Reynold d yang dida apatkan ada alah NRE <4 4000 yang menyebabka an kecepata an
alirann menjadi la aminer sehin ngga kandun ngan DO ya ang ada di a air akan keccil. Nilai yanng
renda ah pada da aerah Dayeuhkolot dan n Cisirung ini juga da apat disebaabkan karen na
banya aknya limbah h yang masu uk ke dalam perairan Su ungai Citarumm Hulu.
Peenurunan kadar
k oksigeen terlarut di dalam air a merupaka an indikasi kuat adanyya
pence emaran. Hal ini berakibat sulitnya a biota pera airan hidup pada pera airan tersebut
karen na telah me elebihi toleransi kadar DO organissme peraira an, walaupu un masih ad da
beberrapa organissme yang da apat hidup didalamnya.
6
5,30
5
DO (mg/L)
Konsentrasi DO (mg/L)
4
Baku Mutu
3 2,56 PP No. 82
2
2,40
Tahun 2001
2
DO (mg/L)
1
0
Dayeuhkolot
D Cissirung Nanjun
ng
Lokasi TTitik Samplingg
Identifik
kasi Pencemaraan Logam Beraat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum
m Hulu segmen Dayeuhkolott
Identi
tifikasi Pencem
maran Logam
m Berat Timbaal (Pb) pada Perairan
Pe Sunga
gai Citarum Hu
ulu segmen
Dayeuhkolot
ot sampai Nanjnjung
Gambar 4. Konsentrasi
K DO di peraiiran Sungai Citarum
• pH
pH saangat pentinng sebagai parameter
p kuualitas air ka
arena dapat mengontroll tipe dan laju
keceppatan reaksi beberapa bahan
b dalamm air. Selain itu, ikan daan makhluk hidup lainnyya
hidupp pada rentang pH terttentu. Fung gsi pH sendiri menjadi faktor pem mbatas karen na
masinng-masing organisme
o m
memiliki eransi kadar maksimal dan minim
tole mum nilai pH H.
Dapatt dilihat pad
da Gambar 5. Menunju ukkan bahwa a hasil yang
g diperoleh menunjukka an
nilai pH di segmmen Dayeuh hkolot sampai Nanjung berkisar an ntara 5,3-5,72. pH asam
dapatt dikarenakaan banyaknyya kegiatan industri ya ang ada pad da daerah sampling.
s Jikka
dibanndingkan denngan baku mutu
m PP 82 T Tahun 2001 tentang pengelolaan ku ualitas air daan
penge endalian pencemaran aira untuk kriiteria mutu air kelas II yaitu renta ang 6-9 makka
dapatt dikatakan bahwa
b dari ketiga
k lokasii pengambila an sampel seemuanya tid dak memenu uhi
baku mutu, dima ana air yang g ada di lokkasi pengambilan sampe el bersifat asam. Nilai pHp
yang rendah akan mempeng garuhi kelaru utan logam timbal (Pb) semakin tin nggi, sehingg ga
menyyebabkan tok ksisitas logam berat sem makin besar. (Oginawati,, 2007)
5.8
5,72
5.7
5.6 5,6
5.5
Nilai pH
5.4
5.3 5,3 pH
5.2
5.1
5
Dayeuhkolo
ot Cisirung Naanjung
Lokassi Titik Sampling
Gambarr 5. Nilai pH di perairan Sungai Cita
arum
• Suhu u
Tiap organisme perairan
p me
empunyai ba atas toleranssi yang berb beda terhada ap perbedaa
an
suhu perairan ba agi kehidupaan dan perttumbuhan organisme
o pperairan. Oleeh karena itu
suhu merupakan salah satu faktor fisika a perairan yang
y sangatt penting ba agi kehidupa
an
organnisme atau biota peraiiran. Berdassarkan hasill penelitian (Gambar 6.) 6 nilai suhhu
menu unjukkan suhu pada se egmen Daye euhkolot sampai Nanju ung 26,8OC, 24,2OC, da an
O
25,6 C. Suhu terrendah terda apat pada d daerah Cisiruung dan yan ng tertinggi pada daera
ah
Dayeu uhkolot. Jika dibandinggkan dengan n PP No. 82 Tahun 20 001 tentang g pengelolaa
an
kualittas air dan pengendalia an pencema aran air krite
eria mutu a air kelas II yaitu sebesar
deviasi 3, diman na suhu ud dara pada ssaat melaku ukan sampling adalah 27OC, hal ini i
menu unjukkan ba ahwa suhu yang diperrbolehkan ad dalah sebessar 24-30OC, C dengan ini
i
menyyatakan bahw wa suhu pad da ketiga lokkasi masih memenuhi
m ba aku mutu. Kenaikan
K suh
hu
tidak hanya aka an meningkkatkan mettabolisme biota b perairran, namun juga dapat
menin ngkatkan tokksisitas logam berat perrairan (Hutag galung, 1984 4).
Identifik
kasi Pencemaraan Logam Beraat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum
m Hulu segmen Dayeuhkolott
Identi
tifikasi Pencem
maran Logam
m Berat Timbaal (Pb) pada Perairan
Pe Sunga
gai Citarum Hu
ulu segmen
Dayeuhkolot
ot sampai Nanjnjung
27 26,8
26.5
26
2
25,6
S h (OC) 25.5
25
Suhu (
Gamba
ar 6. Suhu d
di perairan Sungai
S Citarum
Identifik
kasi Pencemaraan Logam Beraat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum
m Hulu segmen Dayeuhkolott
Identi
tifikasi Pencem
maran Logam
m Berat Timbaal (Pb) pada Perairan
Pe Sunga
gai Citarum Hu
ulu segmen
Dayeuhkolot
ot sampai Nanjnjung
40
36
35
Konsentrasi TSS (mg/L)
30
26
25
20
20
15 TSS (m
mg/L)
10
5
0
Dayeuhkolot Cisirung Nanjung
Lokasi Titik Samplin
ng
G
Gambar 7. Konsentrasi
K TSS di perairan Sungai Citarum
• Keke eruhan
Kekerruhan adala ah jumlah dari
d butir-buutir zat yang g tergenangg dalam airr. Bahan yan ng
menyyebabkan air menjadi keruh seperti tanah lia at, endapann (lumpur), zat organiik,
plankkton dan jassad renik (makhluk hid dup yang sangat
s kecil)). Kekeruha
an erat seka ali
hubun ngannya de engan kada ar zat tersu uspensi karrena kekeru uhan pada air meman ng
disebabkan adanyya zat-zat te ersuspensi ya ang ada dalaam air terse
ebut. Zat terssuspensi yan
ng
ada dalam
d air te
erdiri dari berbagai
b macam zat, misalnya
m pasir halus, liat dan lumpur
alami yang meru upakan baha an-bahan anorganik attau dapat pula berupa bahan-baha an
organnik yang me elayang-layaang dalam a air (Hutagaluung, 1991). Berdasarka an Gambar 8.
nilai kekeruhan
k d
didapatkan b
bahwa nilai dari lokasi Dayeuhkolott sampai Na anjung adalaah
berkissar 30,93-47,50 NTU. Hal ini berrbanding lurrus dengan nilai TSS, dimana nillai
kekerruhan yang paling tingg gi adalah pa ada titik Nannjung sebessar 47,50 NT TU, dan yan ng
palingg rendah adaalah pada tittik Cisirung yyaitu sebesaar 30,93 NTUU.
50 47,50
Konsentrasi Kekeruhan (NTU)
45
40 38,43
35
30,93
30
25 Kekeruhaan (NTU)
20
15
10
5
0
Dayeuhkolot Cisiru
ung Nanjung
Lokasi Titik Sampling
Ga
ambar 8. Tin
ngkat Kekerruhan di perrairan Sunga
ai Citarum
• Kons sentrasi Log gam Berat timbal (Pb b) pada perrairan Sung gai Citarum m
Timba al atau tima
ah hitam (P Pb) merupakkan logam berat
b yang terdapat se ecara alami di
dalamm kerak bummi dan tersebbar ke alam dalam jumla ah kecil melaalui proses alami
a maupuun
buataan. Hasil ana
alisis kandun
ngan logam berat timba da Gambar 9.
al (Pb) dapatt terlihat pad
Hasil analisis yaang ditinjau pada 3 (ttiga) titik lokasi penellitian yaitu Dayeuhkolo ot,
Cisiru
ung, dan Nanjung didap patkan bahwwa nilai konssentrasi loga
am timbal (P Pb) semuanyya
masihh memenuhi baku mutu u berdasarkaan PP No. 828 Tahun 2001 tentang g Pengelolaa
an
Identifik
kasi Pencemaraan Logam Beraat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum
m Hulu segmen Dayeuhkolott
Identi
tifikasi Pencem
maran Logam
m Berat Timbaal (Pb) pada Perairan
Pe Sunga
gai Citarum Hu
ulu segmen
Dayeuhkolot
ot sampai Nanjnjung
Kualittas Air dan Pengendalian Pencema aran Air yaitu sebesar 0,03 mg/LL. Pada loka asi
Dayeu uhkolot, nillai timbal (Pb) yang terkandung g dalam a air sungai paling ting ggi
dibanndingkan de engan lokasi lainnya, ini diakibatkkan banyakn nya limbah industri daan
limbah aktivitas manusia
m yan
ng dibuang kke dalam alirran sungai. BBegitu juga dengan loka
asi
Cisiru
ung dengan n nilai 0,022 mg/L tin ngginya kan ndungan logam berat timbal (Pb)
dikareenakan pad da lokasi Cissirung meru upakan daerah kawasa an industri. Logam berrat
timbaal di perairan
n dapat mem mbahayakan n biota air daan bahkan m manusia, apabila manussia
terkena timbal (P Pb) maka da apat menimb bulkan kerussakan ginjal,, kerusakan sistem syarraf
dan otak,
o anemia a, nyeri dan kelemahan o otot, mual, sakit
s perut. ((Soemirat, 2005)
2
0.03
Konsentrasi Timbal (Pb) (mg/L)
0.025 0,024
0.02 0,020
0
0,018 Baku Muutu
PP No. 82
8
0.015 Tahun 20001
0.01 Pb (mgg/L)
0.005
0
Dayeuhkolott Cisirung Nanjung
Lokasii Titik Samplin
ng
Ga
ambar 9. Ko
onsentrasi timbal (Pb)
IV. KES
SIMPULAN
N
Hasil peneelitian diperoleh bahwa ko onsentrasi loggam berat tim
mbal (Pb) padaa perairan Sungai Citarum
Hulu memmiliki nilai kisaaran antara 0,,018‐0,024 mmg/L, yang me enunjukkan baahwa masih m memenuhi
baku mutu u berdasarkan PP No. 82 TTahun 2001 teentang Pengeelolaan Kualittas Air dan Pe engendalian
Pencemarran Air kriteiaa mutu air kelas II yaitu seb besar 0,03 mgg/L. Konsentrrasi logam berat timbal (Pbb)
pada peraairan dari hulu u ke hilir cend
derung mengalami penuru unan. Nilai pH
H yang rendah h akan
mempenggaruhi kelaruttan logam tim mbal (Pb) semmakin tinggi, b
begitu pula paada nilai suhu
u yang tidak
hanya akaan meningkatkan metaboliisme biota peerairan, namu un juga dapatt meningkatkaan toksisitas
logam berrat perairan. SSedangkan un ntuk konsentrasi TSS yangg tinggi atau m
mengalami keenaikan pada
perairan d
dapat menyeb babkan nilai kkonsentrasi loogam berat mmenurun.
V. DAFTA
AR PUSTAK
KA
Arifin, Zain Air, Sedimen dan Biota di TTeluk Kelabatt, Pulau
nal. 2011. Konsentrasi Loggam Berat di A
Bangka.
BPLHD Kabupaten Bandung, 2013.
o. 1995. Loga
Darmono gam Dalam Sistem
S Biologgi Makhluk Hidup
H . Jakartta : UI Presss.
o. 2001. Lin
Darmono ngkungan Hidup
H dan Pencemaran
P n Hubungan nnya Dengaan Toksikolo
ogi
Senyawa Logam. Jakaarta : UI Preess.
Identifik
kasi Pencemaraan Logam Beraat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum
m Hulu segmen Dayeuhkolott
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen
Dayeuhkolot sampai Nanjung
Hutagalung, H.P. 1984. Logam Berat Dalam Lingkungan Laut. Jakarta : Pewarta Oceana.
Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Beberapa Perairan Indonesia.
Puslitbang. Oseanografi LIPI. Jakarta.
Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Beberapa Perairan Indonesia.
Puslitbang. Oseanografi LIPI. Jakarta.
Oginawati, Katharina. 2007. Analisis Kandungan Logam Berat dalam Pemanfaatan Sedimen
Sungai Citarum untuk Media Tanam Tanaman Pangan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
SNI 6989.57‐2008, Metoda Pengambilan Contoh Air Permukaan.
SNI 06‐6989.3‐2004, Cara Uji Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid, TSS) secara
Gravimetri.
SNI 06‐6989.25‐2005, Cara Uji Kekeruhan dengan Nefelometer.
SNI 06‐6989.8‐2009, Cara Uji Timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) – Nyala.
Soemirat, Juli. 2005. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.
Yuni, Sri. 1999. Akumulasi Pb di Tanah Secara Vertikal. Tesis Program Studi Teknik
Lingkungan. Program Pasca Sarjana. Bandung.
Wangsaatmaja, S. 2004. Dampak Konservasi Lahan Terhadap Rezim Aliran Air Permukaan serta
Kesehatan Lingkungan suatu Analisisi Kasus DAS Citarum Hulu. Bandung : Institut
Teknologi Bandung.
Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot
sampai Nanjung – 12