3 September 2013; 80 – 84
M. Denny Surindra
Jurusan Teknik Mesin Po liteknik Negeri Semarang
Jl. Pro f. H. Sudarto, S.H. , Tembalang, Kotak Pos 6199/SM S, Semarang 50329
Telp. 7473417, 7466420 (Hunting), Fax. 7472396
Abstrak
Pressure exchanger merupakan alat penukar tekanan dari aliran fluida bertekanan tinggi menjadi aliran
fluida bertekanan rendah ataupun sebaliknya. PX digunakan dalam reverse osmosis system yang
bertujuan untuk memanfaatkan tekanan dari reject water untuk menambah tekanan sea water sebelum
masuk first reverse osmosis. Pada sistem reverse osmosis di PLTU Paiton Unit 9 mempunyai 2 area PX
yang setiap areanya terdiri dari 5 buah PX yang disusun secara parallel . Oleh sebab itu perlu
mengetahui efisiensi kinerja dari PX dalam menghasilkan fresh water akan menjadi tujuan dari paper
ini. Reject water keluar RO dengan tekanan 32,05 bar dengan flow 142,22 m3/h. Sea water masuk PX
dengan tekanan 2 bar dengan flow 233,29 m3 /h dan keluar PX dengan tekanan 30,57 bar dengan flow
233,78 m3 /h. Dari hasil perhitungan pressure exchanger pada PLTU Paiton mempunyai efisiensi sebesar
91,26 %.
Keyword: Pressure exchanger, PX, Reverse Osmosis, Sea Water, Reject Water.
80
Analisis Efisiensi Pressure Exchanger (Px) Di Sea Water Reverse Osmosis (M. Denny Surindra)
ulang dengan fluida baru. Kinerja pressure menggunakan ERDs konsumsi energi
exchanger dapat diukur dengan menjadi 2,20 kWh/m3 .
membandingkan tekanan masuk PX dan Boris, et al (2013) dalam paper yang
tekanan keluar PX. dipresentasikan dalam The International
Desalination Association World Congress on
Desalination and Water Reuse di China,
membuat rancangan Pressure Retarded
Osmosis (PRO) dengan 3 opsi, yaitu: air laut
dengan air sungai yang bekerja pada tekanan
250 bar dan daya keluar 5-10 watt/m2 ,
SWRO dengan air limbah yang bekerja pada
tekanan 50 bar dan daya keluar 10-20
Gambar 1. Pressure Exchanger Tipe PX-S watt/m2 , danau berair asin dengan air sungai
Series yang bekerja pada tekanan 250 bar dan daya
keluar 50-100 watt/m2 . Rancangan system
John and Stuart (2004) menjelaskan bahwa PRO akan digunakan pada sistem RO
pressure exchanger dapat mengurangi biaya tersebut mempunyai technology yang
dari energi yang tidak terpakai didalam berbeda-beda. Kebutuhan technologi PRO
sistem reverse osmosis dan hanya yang berbeda-beda ini didescripsikan dengan
membutuhkan sedikit biaya untuk detail oleh Boris et al (2013).
pengoperasian pressure exchanger tetapi Dari beberapa tinjauan pustaka tersebut,
dapat menghemat $15.000 per tahun pada penulis tertarik untuk menganalisis lebih
Ocean Reef Desalination Facility. Potensi mendalam tentang performance pressure
penghematan ini diteliti lebih lanjut oleh exchanger di system reverse osmosis yang
Timur, et al (2011) yang membandingkan ada di desalination plant pada PLTU Paiton
antara penggunaan pressure exchanger (PX) Unit 9. Tujuannya untuk mengetahui
dengan turbine type energy recovery pada efisiensi kinerja dari PX dalam menghasilkan
Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) plants. fresh water.
Kedua sistem dibandingkan menurut
investasi awal (first costs) dan biaya Metodologi
konsumsi energi untuk untuk kapasitas laju Pada sistem reverse osmosis di PLTU Paiton
aliran airnya 1000 m3 /hari dan 10000 m3 /day Unit 9 mempunyai 2 area PX yang setiap
yang hasilnya PX lebih baik daripada sistem areanya terdiri dari 5 buah PX yang disusun
menggunakan turbin, walaupun PX secara parallel, sehingga proses perpindahan
membutuhkan biaya lebih besar untuk tekanan dapat dilakukan semaksimal
investasi awal tetapi PX mengkonsumsi mungkin. Kedua area PX ini akan bekerja
energy jauh lebih sedikit daripada sistem secara bergantian kalau salah satu beroperasi,
yang menggunakan turbin. maka area PX yang lain akan standby. Saat
Penggunaan PX yang dapat mengurangi pengoperasian PX ini akan mengalir dengan
konsumsi energy ini menarik Peňate, et al tekanan tinggi sehingga menghasilkan suara
(2010) untuk mempelajari lebih jauh tentang yang bising.
cara kerja energi recovery devices (ERDs)
dengan merk RO Kinetic® yang mempunyai
kelebihan mengurangi konsumsi energi,
efisiensi maksimum mencapai 98%,
mengurangi kerja pompa tekanan tinggi,
tidak bising dan vibrasi rendah. Sebelum
menggunakan ERDs konsumsi energi
mencapai 20 kWh/m3 tetapi setelah
Gambar 2. Pressure Exchanger PLTU Paiton
Unit 9
81
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 9 No. 3 September 2013; 80 – 84
82
Analisis Efisiensi Pressure Exchanger (Px) Di Sea Water Reverse Osmosis (M. Denny Surindra)
Saat beroperasi PX dikendalikan dari local MS/CM sehingga fresh water keluar dengan
control yang dapat dimonitor di Central tekanan 1,79 bar dengan flow 91,56 m3 /h
Control Room (CCR). Diruangan CCR, dengan konduktifitas 924,64 MS/CM dan
melalui Distribute Control System (DCS), reject water keluar RO dengan tekanan 32,05
PX beroperasi menghasilkan fresh water. bar dengan flow 142,22 m3 /h. Sea water
masuk PX dengan tekanan 2 bar dengan flow
233,29 m3 /h dan keluar PX dengan tekanan
30,57 bar dengan flow 233,78 m3 /h. Dengan
pressure exchanger tekanan masuk sea
water dari 2 bar menjadi 30,57 bar dengan
masukan reject water yang bertekanan 32,05
bar menjadi 1,02 bar. Dari hasil perhitungan
pressure exchanger pada PLTU Paiton
mempunyai efisiensi sebesar 91,26 %.
Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan analisis
Gambar 5. Sistem SWRO di DCS proses beroperasinya PX, dapat disimpulkan
bahwa:
Pada Gambar 5 adalah monitor DCS yang 1. Pressure Exchanger pada system reverse
mengamati sistem PX pada SWRO di System
osmosis digunakan untuk memanfaatkan
PLTU Paiton Unit 9. Dari tampilan DCS
energy pada reject water yang masih
tersebut dapat diambil data dalam Tabel 1 memiliki tekanan tinggi sehingga untuk
sebagai berikut:
meningkatkan tekanan pada sea water.
2. Pressure Exchanger pada system reverse
Tabel 1. Data Operasi SWRO System 16-05- osmosis di PLTU Paiton Unit 9
2014 17:09:45
Data Operasi SWRO System
mempunyai efisiensi sebesar 91,26 %.
16-05-2014 17:09:45
No. Item Satuan Nilai
Flow air keluar
Daftar Pustaka
M3 /h
1
pompa#2
33,03
•Timur, R.S., Corum, A., Okten, H.E.,
Tekanan air masuk
2
membran RO
Bar 33,84 Coban, A., Demir, G., Bozbura, T.,
3
Konduktifitas air masuk
MS/CM 41,51
2011, Comparative Cost Analysis of
membran RO
Tekanan air keluar
Pressure Exchanger (PX) and Turbine
4 Bar 1,79
membran RO Type Energy Recovery Devices at
Flow air keluar
5
membran RO
M3 /h 91,56 Seawater Reverse Osmosis (SWRO)
6
Konduktifitas air keluar
MS/CM 924,64
Plants, Journal of Environmental
membran RO
Tekanan air reject
Protection and Ecology 12, No 3, pp
7 Bar 32,05
masuk PX 1186-1194.
8
Tekanan air reject
keluar PX
Bar 1,02 •John P. Machang, Stuart A. McClellan,
9 Flow air laut masuk PX M3 /h 233,29 2004, Pressure Exchanger Helps Reduce
Tekanan air laut masuk
10
PX
Bar 2 Energy Cost in Brackish Water RO
11
Tekanan air laut keluar
Bar 30,57
System, Journal AWWA November, pp
PX
Flow air keluar PX
44-47.
M3 /h
12
Pump
233,78
•Boris Liberman, Gal Greenberg, Vitaly
13 Ketinggian tangki UF M 4,43
Ketinggian tangki
Levitin, Tal OZ-Ari, Udin Tirosh, 2013,
14 M 3,79
SWRO Three Pressure Retarded Osmosis (PRO)
Processes, The International
Dapat dilihat bahwa sea water yang masuk Desalination Association World
kedalam membrane RO mempunyai tekanan Congress on Desalination and Water
33,84 bar dengan konduktifitas 41,51
83
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 9 No. 3 September 2013; 80 – 84
84