Anda di halaman 1dari 89

PATOFISIOLOGI PADA

SISTEM PERSARAFAN
By : Lidya Maryani, S.Kep., Ners., MM
NYERI
Defenisi Nyeri

•  IASP (Interna,onal Associa,on for the Study of Pain) memberikan


definisi Nyeri sebagai “unpleasant sensory and emo,onal experience
associated with actual or poten,al damage, or discribe in terms of
such damage. And pain is always subjec,f. Each indifidual learns the
applica,on of the word through experience related injury in early
life”. Definisi ini menggambarkan nyeri sebagai pengalaman yang
kompleks menyangkut mul,dimensional.
•  Definisi diatas mengandung dua poin pen,ng, yaitu bahwa secara
normal nyeri dianggap sebagai indikator sedang atau telah terjadinya
cedera fisik. Namun ,dak berar, bahwa pas, terjadi cedera fisik dan
intensitas yang dirasakan dapat jauh lebih besar dari cedera yang
dialami. Yang kedua bahwa komponen kogni,f, emosional dan
,ngkah laku dari nyeri dipengaruhi oleh proses belajar dari
pengalaman yang lalu tentang nyeri baik yang dialami ataupun yang
orang lain alami.
Berdasarkan patofisiologinya nyeri dibagi
menjadi:
1.  Nyeri Nosisep,k
Nyeri nosisep,f adalah nyeri yang disebabkan oleh adanya s,muli noksius
(trauma, penyakit atau proses radang). Dapat diklasifikasikan menjadi nyeri
viseral, bila berasal dari rangsangan pada organ viseral, atau nyeri soma,k, bila
berasal dari jaringan seper, kulit, otot, tulang atau sendi. Nyeri soma,k sendiri
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu superfisial (dari kulit) dan dalam (dari
yang lain).
Pada nyeri nosisep,k system saraf nyeri berfungsi secara normal, secara umum
ada hubungan yang jelas antara persepsi dan intensitas s,muli dan nyerinya
mengindikasikan kerusakan jaringan.
Sebagai contoh nyeri soma,k superfisial digambarkan sebagai sensasi tajam
dengan lokasi yang jelas, atau rasa terbakar. Nyeri soma,k dalam digambarkan
sebagai sensasi tumpul yang difus. Sedang nyeri viseral digambarkan sebagai
sensasi cramping dalam yang sering disertai nyeri alih (nyerinya pada daerah
lain).
2. Nyeri Neuropa,k.
• Nyeri neuropa,k adalah nyeri dengan impuls yang berasal dari adanya
kerusakan atau disfungsi dari sis,m saraf baik perifer atau pusat.
Penyebabnya adalah trauma, radang, penyakit metabolik (diabetes mellitus,
DM), infeksi (herpes zooster), tumor, toksin, dan penyakit neurologis primer.
Dapat dikategorikan berdasarkan sumber atau letak terjadinya gangguan
utama yaitu sentral dan perifer. Dapat juga dibagi menjadi peripheral
mononeuropathy dan polyneuropathy, deafferenta,on pain, sympathe,cally
maintained pain, dan central pain.
• Nyeri neuropa,k sering dikatakan nyeri yang patologis karena ,dak bertujuan
atau ,dak jelas kerusakan organnya.
• Nyeri neuropa,k dapat bersifat terus menerus atau episodik dan
digambarkan dalam banyak gambaran seper, rasa terbakar, tertusuk,
shoo,ng, seper, kejutan listrik, pukulan, remasan, spasme atau dingin.
Mekanisme Nyeri Terdiri Dari 4
Proses Elektro Fisiologi Nociseptif:
1. Transduksi -> proses perubahan s,mulus menjadi impuls saraf. S,mulus nyeri
akan di terima oleh nociceptor pada ujung saraf bebas A delta dan C kemudian
mengalami perubahan atau diterjemahkan menjadi ak,vitas fisik pada impuls
saraf.
2. Transmisi -> proses penyaluran impuls sarah melalui serabut saraf sensoris
menuju ke medulla spinalis. Impuls tersebut dibaea oleh serabut saraf A delta
dan C.
3. Modulasi -> Proses interaksi antara analgesik endogen dengan impuls nyeri
yang masuk ke dalam kornu posterior medulla spinalis. Sistem analgesik
endogen melipu, enkafalis, endorphin, serotonin, norepinefrin. Dengan
demikian kornu posterior seper, sebuah gerbang yang dapat tertutup atau
terbuka yang dipengaruhi oleh sistem analgesik endogen tersebut.
4. Persepsi -> Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik mulai dari
proses tansduksi, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya menghasilkan
suatu perasaan yang subjek,f yang dikenal sebagai persepsi nyeri.
MEKANISME NYERI

RANGSANG PADA RESPTOR OLEH RANGSANG NOSISEPTIF



PERUBAHAN PERMEABILITAS DIKELUARKAN SUBSTANSI NYERI
(Prostaglandin, Substansi P dll)

Depolarisasi

Ganglion Trigeminal (Neuron aferen primer)

BATANG OTAK

TRAKTUS TRIGEMINAL

TALAMUS

KORTEKS SEREBRI
PENYAKIT PADA SISTEM
SARAF PUSAT
MENINGITIS
Pengertian

• Meningitis → peradangan pada lapisan


meningen (membran pelindung SSP)
• Meningitis → infeksi pada lapisan urat saraf
tulang belakang dan otak.
• Meningitis merupakan penyakit serius karena
letaknya dekat otak dan tulang belakang.
Etiologi

l Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh virus,


bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke
cairan otak.
l Meningitis yang disebabkan oleh jamur → kriptokokus.
Jamur ini masuk ke tubuh kita waktu kita menghirup debu
atau kotoran burung yang kering.
l Meningitis yang disebabkan oleh bakteri → Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae tipe b, dan Niesseria
meningitis. Dari ketiga bakteri itu, Streptococcus
pneumoniae (pneumokokus) adalah bakteri yang paling
sering menyerang bayi di bawah usia 2 tahun.
l Meningitis yg disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal
dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme
kerusakan dan gangguan otak yg disebabkan oleh bakteri
maupun produk bakteri lebih berat.
Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada anak, remaja, ataupun orang tua hampir sama
yaitu:
l Demam
l Kejang pada tengkuk
l Sakit kepala sering dialami pada bagian depan kepala dan tidak
diredakan oleh parasetamol.
l Mual
l Bingung/disorientasi
l Serangan mendadak
l Tidak suka cahaya terang (fotofobia)
l Ruam di sekujur tubuh
Tanda dan gejala pada balita yaitu:
• Demam
• Kejang pada tengkuk
• Rewel/gelisah
• Susah makan
• Menangis terus-menerus
• Lemah
• Intensitas interaksi berkurang
• Ubun-ubun membenjol

MYASTHENIA GRAVIS
MYASTHENIA GRAVIS

• Myasthenia gravis adalah penyakit yang terjadi karena


terputusnya komunikasi antara saraf dan otot.
• Penyebab: Autoimun pada hantaran neuromuscular
• Motor unit yang kecil seper, otot okuler, otot
oropharyeal, otot flexor dan extensor leher, otot kaki
proximal,
• Kasus yang berat: semua otot mengalami kelemahan,
termasuk otot diafragma dan intercostal dan kema,an
kemungkinan karena kegagalan respirasi
• 70-90 % karena menurunnya jumlah reseptor pada end
plate otot yang terkena
ADANYA ANTIBODI YANG BERIKATAN
DENGAN RESEPTOR ACETYLCHOLINE

MENGAKTIFKAN COMPLEMENT MEDIATED


DESTRUKSI PADA RESEPTOR POST SINAP

MENURUNNYAJUMLAH RESEPTOR
ACETYLCHOLINE

OTOT TIDAK MENCAPAI AMBANG RANGSANG


PENGOBATAN
• Akan mengurangi kira-kira 30- 5%, dengan
meningkatkan jumlah acetylcholine pada
neuromuskular juction dan mencegar reaksi imun
y a n g m e n y eb a b k a n d e s t r u k s i r e s e p t o r
acetylcholine

• Inhibisi acetylcholine esterase (succinyl choline,


organophospate insecticides, nerve gas)
• Plasmapheresis, corticosteroid, immunosupresent
DEMENTIA
&
ALZHEIMER`S DISEASE
Dementia & Alzheimer`S Disease

• Demensia adalah penurunan fungsi intelektual


sehingga kehilangan kemandirian terhadap lingkungan
sosial
• Gangguan fungsi kortek seperti berbahasa, kalkulasi,
orientasi ruang, pengambilan keputusan, dan berpikir
abstrak
• Terjadi pada usia diatas 65 tahun (5-20%)
• Beberapa penyebab: hipotiroid, defesiensi vit b12,
neurosyphilis, tumor otak, subdural hematoma kronik,
infeksi hiv, dsb
• Alzheimers merupakan penyebab utama demensia (> 50%
kasus)
• Terjadi progresif rentang 5-10 tahun
• Dimulai dengan gangguan belajar dan penyimpanan memori
baru, aphasia, kesulitan berhitung.
• Timbul gejala psikiatri seperti paranoid, halusinasi, delusi.
• Adanya plak pada kortek serebri dan dinding meningen dan
pembuluh darah serebral.
• Plak amyloid, astrosit reaktif, mikroglia.
Gambaran lesi pada alzheimer
STROKE
Pengertian

• Stroke → suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan


darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu yang
menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang
dapat merusak atau mematikan sel-sel otak. Kematian
jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi
yang dikendalikan oleh jaringan itu.
Klasifikasi

Berdasarkan etiologinya, penyakit stroke dibagi ke


dalam dua kategori, yaitu:
l Stroke perdarahan atau stroke hemoragik
l Stroke iskemik atau stroke non hemoragik
Stroke Hemoragik

• Merupakan sekitar 15- 20% dari semua stroke.


• Stroke hemoragik dapat terjadi apabila lesi vaskular
intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi
perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung
ke dalam jaringan otak.
• Sebagian dari lesi yang dapat menyebabkan
perdarahan subaraknoid (PSA) adalah aneurisma
sakular dan malformasi arteriovena (MAV). Mekanisme
lain pada stroke hemoragik adalah pemakaian kokain
atau amfetamin.
• Yang menjadi penyebab dari stroke hemoragik →
hipertensi, gangguan perdarahan, pemberian
antikoagulan yang terlalu agresif (terutama pada
pasien berusia lanjut), dan pemakaian amfetamin
dan kokain intranasal.
• Biasanya stroke hemoragik secara cepat
menyebabkan kerusakan fungsi otak dan
kehilangan kesadaran.
• Tindakan pencegahan utama untuk perdarahan
otak adalah mencegah cedera kepala dan
mengendalikan tekanan darah.
Stroke Iskemik

•  Stroke iskemik didefinisikan secara patologis sebagai kematian


jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat.
•  Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur
pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak
disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis.
•  Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya stroke
iskemik, antara lain :
§  Lakunar
§  Trombosis pembuluh besar dengan aliran pelan
§  Embolisme
§  Kriptogenik
§  Displasia fibromuskular
§  Arteritis (Arteritis temporalis, poliarteriritis nodosa)
§  Gangguan hiperkoagulasi
Jenis stroke iskemik berdasarkan penyebabnya, yaitu:
l Stroke Trombotik Pembuluh Besar
q Sebagian besar stroke trombotik disebabkan oleh trombosis yang
menjadi penyulit aterosklerosis. Sebagian besar stroke trombotik
terjadi pada saat tidur dan evolusi gejala dan tanda cenderung
bertahap selama beberapa hari sejak awitan.
q Penurunan tekanan darah sistemik yang mendadak dan besar
dapat mengurangi CBF dan memicu stroke, terutama pada pasien
dengan lesi aterosklerotik stenotik dan hipertensi kompensatorik.
l Stroke Embolik
q Sebagian besar embolus yang menyebabkan stroke berasal dari
trombus.
q Asal tersering adalah jantung atau dari suatu lesi aterosklerotik.
q Stroke embolik biasanya terjadi saat aktivitas dan menimbulkan
defisit neurologik mendadak dengan efek maksimum saat awitan.
Etiologi

Faktor resiko utama untuk penyakit stroke adalah hipertensi


kronik. Selain itu ada beberapa faktor resiko lainnya yang
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit stroke yaitu:
q Fibrilasi atrium
q Diabetes mellitus (DM)
q Apnea tidur
q Kecanduan alkohol
q Merokok
q Kegemukan (obesitas)
q Faktor demografik → usia lanjut, ras, etnis, dan riwayat
stroke dalam keluarga.
q Penyakit jantung koroner (PJK)
Manifestasi Klinis

•  Baal atau lemas mendadak di wajah, lengan,atau tungkai,


terutama di salah satu sisi tubuh
•  Gangguan penglihatan → penglihatan ganda atau kesulitan
melihat pada satu atau kedua mata
•  Bingung mendadak
•  Tersandung selagi berjalan, pusing bergoyang, hilangnya
keseimbangan atau koordinasi
•  Nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas
•  Mulut, lidah mencong bila diluruskan
•  Gangguan menelan → sulit menelan, minum suka keselek
•  Bicara tidak jelas (rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan
tidak sesuai keinginan atau gangguan bicara → pelo, sengau,
ngaco, dan kata-katanya tidak dapat dimengerti atau tidak
dipahami (afasia), Bicara tidak lancar, hanya sepatah-
sepatah kata yang terucap
•  Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
•  Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih, kencing yang
tidak disadari
•  Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil
•  Menjadi pelupa ( dimensia)
•  Vertigo (pusing, puyeng), atau perasan berputar yang menetap
saat tidak beraktifitas
•  Kelopak mata sulit dibuka atau dalam keadaan terjatuh
•  P e n d e n g a r a n h i l a n g a t a u g a n g g u a n p e n d e n g a r a n ,
berupa tuli satu telinga atau pendengaran berkurang
•  Menjadi lebih sensitif: menjadi mudah menangis atau tertawa
•  Kebanyakan tidur atau selalu ingin tidur
•  Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi
dengan baik, sempoyongan, atau terjatuh
•  Gangguan kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan diri
EPILEPSI
Pengertian

•  Epilepsy → suatu penyakit yang terjadi karena dilepaskannya


letusan-letusan listrik (impuls) pada neouron-neouron di otak.
•  Epilepsi → gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh
terjadinya bangkitan (seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan
(unprovoked) dan berkala.
Etiologi

•  Faktor genetik/turunan (meski relatif kecil antara 5-10


persen)
•  Kelainan pada menjelang-sesudah persalinan
•  Cedera kepala, radang selaput otak, tumor otak, kelainan
pembuluh darah otak, adanya genangan darah/nanah di
otak, atau pernah mengalami operasi otak.
•  Selain itu, setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu
fungsi otak dapat pula menyebabkan kejang. Bisa akibat
trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak,
perdarahan di otak, hipoksia (kekurangan oksigen dalam
jaringan), gangguan elektrolit, gangguan metabolisme,
gangguan peredarah darah, keracunan, alergi dan cacat
bawaan.
Klasifikasi

Epilepsi dapat dibagi dalam tiga golongan utama antara


lain:
Epilepsi Grand Mal
• Ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang
berlebihan dari neuron diseluruh area otak-di korteks,
di bagian dalam serebrum, dan bahkan di batang otak
dan talamus.
• Kejang grand mal berlangsung selama 3 atau 4 menit.
Epilepsi Petit Mal
• Biasanya ditandai dengan timbulnya keadaan tidak
sadar atau penurunan kesadaran selama 3 sampai 30
detik, di mana selama waktu serangan ini penderita
merasakan beberapa kontraksi otot seperti sentakan
(twitch- like), biasanya di daerah kepala, terutama
pengedipan mata.
Epilepsi Fokal
•  Epilepsi fokal dapat melibatkan hampir setiap
bagian otak, baik regio setempat pada korteks
serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam
pada serebrum dan batang otak.
•  Epilepsi fokal disebabkan oleh lesi organik
setempat atau adanya kelainan fungsional.
Manifestasi Klinik

•  Bentuk serangan epilepsi tidak selalu berupa gejala kejang-kejang.


Pada anak-anak misalnya, lebih banyak berupa terdiam atau
bengong sesaat, kemudian sadar lagi. Mulut yang tiba-tiba komat-
kamit di luar kehendak, atau tangan/kaki yang bergerak-gerak
sendiri pada pasien yang tetap sadar, atau seseorang yang tiba-
tiba terjatuh dan tak sadar sesaat, juga merupakan bentuk
serangan epilepsi.
•  Ada kejang yang hanya melibatkan satu daerah saja di otak dan
ada kejang yang melibatkan seluruh otak. Kejang parsial
melibatkan sebagian kecil daerah di otak, yang bisa menyebar ke
seluruh otak. Sedangkan kejang general melibatkan seluruh otak
sejak di mulai aktifnya otak.
•  Beberapa penderita merasakan adanya peringatan sebelum
datangnya kejang (perut mual, sesuatu yang menjalar dari dalam
tubuh, perasaan tidak enak dan lain-lain), peringatan itu di sebut
dengan “aura”.
TRAUMA KEPALA
Pengertian

• Trauma kepala → suatu trauma yang mengenai


daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang
terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala.
Etiologi

• Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor


atau sepeda, dan mobil.
• Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan
ketergantungan.
• Cedera akibat kekerasan.
Manifestasi Klinik
•  Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
•  Kebungungan
•  Iritabel
•  Pucat
•  Mual dan muntah
•  Pusing kepala
•  Terdapat hematoma
•  Kecemasan
•  Sukar untuk dibangunkan
•  Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari
hidung (rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang
temporal.
POLIOMYELITIS
Pengertian

§ Poliomielitis atau polio → penyakit paralisis


atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
§ Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus
yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke
tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran
usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan (paralisis).
Etiologi

§ Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang neuron-


neuron motoris system saraf pusat (otak dan medulla
spinalis).
§ Penyakit poliomyelitis ini ditularkan melauli makanan.
§ Virus ini disebarkan melalui rute orofecal (melalui makanan
dan minuman) yang sudah terkontaminasi virus yang
berasal dari feses penderita polio atau melalui percikan
ludah.
§ Penyebaran utamanya melalui kontak dengan manusia. Di
luar tubuh manusia, virus ini hanya mampu bertahan hidup
sebentar.
§ Umumnya penyakit ini menimpa anak umur di bawah 3
tahun, dan kalau terkenanya pada anak lebih dari 3 tahun
keadaannya menjadi lebih berat. Polio lebih sering
mengenai anak laki-laki dibandingkan dengan anak
perempuan dan juga lebih berat pada laki-laki.
Manifestasi Klinik

Pada umumnya ditandai dengan gejala:


§ Panas
§ Sakit kepala
§ Kaku duduk
§ Sakit otot
§ Kelumpuhan
§ Respons pertama terhadap infeksi virus polio biasanya
bersifat infeksi asimptomatik, yakni tidak menunjukkan
gejala sakit apa pun. Sekitar 4 - 8 % infeksi virus polio tidak
menimbulkan gejala serius. Infeksi itu hanya menimbulkan
penyakit minor (abortive poliomyelitis) berupa demam,
mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, otot menjadi lemah,
sembelit dan sakit tenggorokan. Setelah itu, penderita dapat
sembuh dalam beberapa hari.
PENYAKIT PADA
SISTEM SARAF TEPI
NEUROPATI DIABETIK
•  Neuropati diabetik berawal muncul sebagai akibat perubahan
biokimiawi di mana belum terdapat kelainan patologik dan
masih reversible. Fase itu dikenal dengan neuropati fungsional
(subklinis).
•  Ketika gejala sudah dapat dikeluhkan oleh pasien berarti
kerusakan sudah melibatkan struktur serabut saraf, namun
masih terdapat komponen yang reversible. Fase itu disebut
neuropati struktural (klinis). Kerusakan struktural yang dibiarkan
begitu saja lama kelamaan akan mencapai tahap akhir →
kematian neuron yang sifatnya irreversible.
NEUROFIBROMATOSIS
l Merupakan salah satu jenis tumor jinak yang berasal dari
jaringan ikat pembungkus saraf tepi
l Bermanifestasi pada kulit sebagai suatu benjolan-benjolan
lunak berbatas tegas, tidak nyeri, mudah digerakkan, serta
ditemukan adanya bercak yang berwarna merah sampai
cokelat. Benjolan-benjolan yang tumbuh pada kulit ini,
penyebarannya bisa sampai ke semua anggota tubuh, dari
kepala sampai kaki, sepanjang saraf tepi.
l Gambaran klinis, utamanya di samping benjolan atau tumor jinak
dengan diameter beberapa milimeter atau lebih dari delapan
sentimeter, bercak kecokelatan yang dikenal café au lait, freckling
(bercak kecokelatan) di daerah ketiak dan selangkangan, juga
adanya gangguan pada mata berupa iris hamartoma (lesi kecil
berwarna kuning sampai cokelat di daerah iris mata, yang akan
mengganggu penglihatan).
l Selain itu, muncul gejala tambahan yang bisa terjadi atau
komplikasinya berupa stenosis arteri ginjal (hilangnya elastisitas
pembuluh darah ginjal), stenosis aqueduct (kekakuan saluran
kelenjar air mata sehingga mata sering berair), optic glioma (tumor
pada saraf mata yang dapat menyebabkan kebutaan), gangguan
pendengaran, dan berbagai variasi gangguan pada tulang
belakang seperti skoliosis (tulang belakang yang bengkok ke
kanan atau kiri), kolap vertebral (penyempitan tulang belakang)
dan gangguan tulang panjang seperti pseudoarthrosis tulang kaki,
tibia, dan fibula.
NEUROPATI PERIFER
Pengertian

• Neuropati perifer (peripheral neuropathy/PN) →


penyakit pada saraf perifer.
Etiologi

• Kurang-lebih 30 persen ODHA mengalami PN.


• Sebagian PN diakibatkan kerusakan pada sumbu
serabut saraf (akson), yang mengirimkan
perasaan pada otak.
• Kadang, PN disebabkan kerusakan pada
selubung serabut saraf (mielin) → mempengaruhi
isyarat nyeri (sakit) yang dikirim ke otak.
Manifestasi Klinis

• Gejala yang nampak dari penyakit ini → kesemutan,


pegal, mati rasa atau rasa seperti terbakar pada kaki
dan jari kaki, tetapi juga dapat dialami pada tangan dan
jari. Juga dapat dirasa dikitik-kitik, nyeri tanpa ada
alasan, atau rasa yang tampaknya lebih hebat daripada
biasa.
• Gejala PN dapat bersifat sementara: kadang sangat
sakit, terus tiba-tiba hilang.
• PN parah dapat mengganggu waktu berjalan kaki atau
berdiri.
Polineuropati Idiopatik Akut
(Sindrom Guillan- Barre)
• GBS → suatu demielinasi polineuropati akut
• GBS adalah gangguan neuron motorik bagian bawah
dalam saraf perifer, dan bukan penyakit herediter atau
menular.
• Gambaran utama GBS → paralisis motorik asendens
secara primer dengan berbagai gangguan fungsi
sensorik.
• Jenis penyakit lain yang mendahului sindrom ini →
infeksi pernafasan ringan atau infeksi GI, pembedahan,
imunisasi, penyakit hodgkin atau limfoma yang lain,
dan lupus eritematosus.
• Adanya demielinasi akson saraf perifer menyebabkan
timbulnya gejala positif dan gejala negatif.
• Gejala positif → nyeri dan parestesia yang berasal dari
aktivitas impuls abnormal dalam serat sensoris atau
”cross-talk” listrik antara akson akson abnormal yang
rusak.
• Gejala negatif → kelemahan atau paralisis otot, hilangnya
refleks tendon, dan menurunnya sensasi. Dua gejala
negatif pertama tersebut disebabkan oleh kerusakan
akson motorik, dan gejala negatif yang terakhir
disebabkan oleh kerusakan serabut sensorik.
• Pada gejala GBS, gejala sensorik cenderung ringan dan
dapat terdiri dari rasa nyeri, geli, mati rasa, serta kelainan
sensasi getar dan posisi.
PENYAKIT PADA SISTEM
SARAF KRANIAL
Penyakit Pada Saraf I (ANOSMIA)
•  Anosmia → Kelainan pada nervus olfaktovius dapat menyebabkan
suatu keadaan berapa gangguan penciuman dan dapat bersifat
unilatral maupun bilateral. Pada anosmia unilateral sering pasien
tidak mengetahui adanya gangguan penciuman.
•  Anosmia → hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk
membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui.
Penyakit Pada Saraf II (GLAUKOMA)
• Glaukoma → sekelompok penyakit pada mata yang
mempunyai karakteristik umum adanya neuropati optik atau
kerusakan saraf optik yang berhubungan dengan hilangnya
lapang pandang, dimana kenaikan tekanan intraokular
merupakan salah satu faktor risiko utama.
• Jika terjadi kerusakan pada beberapa serabut saraf dari
saraf optik, akan menyebabkan terjadinya hilangnya
sebagian dari lapang pandang. Kerusakan serabut-serabut
saraf ini bersifat permanen. Biasanya penderita tidak
menyadari hilangnya sebagian lapang pandang. Penderita
baru menyadari apabila telah terjadi kerusakan keseluruhan
dari serabut-serabut saraf optik dan telah terjadi hilangnya
lapang pandang secara total. Jika hal ini terjadi maka akan
terjadi kebutaan permanen.
Penyakit Pada Saraf III (PTOSIS)
• Ptosis → kondisi kelopak mata yang tidak dapat membuka
dengan optimal seperti mata normal ketika memandang
lurus ke depan (Drooping eye lid).
• Secara fisik, ukuran bukaan kelopak mata pada ptosis
lebih kecil dibanding mata normal. Normalnya kelopak
mata terbuka adalah = 10 mm.
• Ptosis secara garis besar dibagi menjadi 2 type:
Ø Congenital Ptosis (dibawa sejak lahir) → ada sejak
lahir dan biasanya mengenai satu mata dan hanya 25%
mengenai ke 2 mata.
Ø Acquired Ptosis (didapat) → sering terlihat pada
pasien berusia lanjut.
Penyakit Pada Saraf IV
(PARALISIS NERVUS
TROKLEARIS)
• Paralisis nervus troklearis → kelainan pada bola mata,
dimana bola mata tidak bisa bergerak kebawah dan
kemedial.
Penyakit Pada Saraf V
(NEURALGIA TRIGEMINUS)
• Neuralgia trigeminal → suatu keluhan serangan nyeri
wajah satu sisi yang berulang, sesuai dengan daerah
distribusi persarafan salah satu cabang saraf
trigeminal.
Penyakit Pada Saraf VI (PARALISIS
NERVUS ABDUSEN)

• Paralisis nervus abdusens → kelainan pada bola


mata, dimana bola mata tidak bisa bergerak ke
lateral, ketika pasien melihat lurus ke atas, mata
yang sakit teradduksi dan tidak dapat digerakkan
ke lateral, ketika pasien melihat ke arah nasal,
mata yang paralisis bergerak ke medial dan ke
atas karena predominannya otot oblikus inferior.
Penyakit Pada Saraf VII
(BELL’S PALSY)

• Lumpuh Wajah atau Bell’s Pallsy → suatu kelainan


pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan
atau kelumpuhan tiba – tiba pada otot di satu sisi
wajah dan menyebabkan wajah miring/mencong.
• Berbeda dari Gangguan Peredaran Darah Otak,
kelumpuhan wajah sesisi ini tidak dibarengi
dengan kelumpuhan anggota badan/tubuh lainnya.
Penyakit Pada Saraf VIII
(TINNITUS)
• Tinnitus → suatu gangguan pendengaran dengan
keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan
bunyi dari luar
Penyakit Pada Saraf IX
(SINDROM EAGLE)
• Sindrom eagle → Pertumbuhan berlebihan dari
prosesus sendiri atau akibat penulangan prosesus dari
ligamentum styloideus.
Penyakit Pada Saraf X (HICCUP)

• Cegukan (‘hiccup’) → suatu fenomena yang melibatkan


sistim persarafan dan pernapasan yang tujuannya sampai
saat kini pun belum diketahui.
MET BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai