e-mail : toyabin72@gmail.com
Abstrak
Perawat adalah salah satu profesi yang berisiko sangat tinggi dan harus mampu belajar dari insiden dan
menindak lanjuti insiden serta implementasi solusi untuk mengurangi dan meminimalkan timbulnya risiko
bahaya keselamatan pasien. Supervisi klinis model reflektif interaktif bertujuan untuk mengarahkan individu
mencapai tujuan rumah sakit yaitu penangan sasaran keselamatan pasien dengan baik. Oleh sebab itu para
supervisor harus memiliki keterampilan membimbing untuk meminimalisir masalah keselamatan pasien di
RSUD Tarakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperiment dengan rancangan Pretest Posttest With
Control Group Design. Sampel penelitian ini adalah adalah perawat di Ruang Rawat Inap di RSUD Tarakan 24
orang pada masing-masing kelompok. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Chi Square, Independent
Sample T Test, Paired Sample t-test, Korelasi Pearson, dan untuk analisis multivariat menggunakan General
Linear Model Repeated Measure (GLM-RM). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan pelaksanaan sasaran keselamatan pasien sesudah diberlakukan supervisi reflektif
interaktif (0,000), pada kelompok intervensi & kelompok kontrol di Ruang Rawat Inap Kelas 3 RSUD Tarakan
Jakarta. Rata-rata pencapaian skor pelaksanaan sasaran keselamatan pasien antar kelompok menunjukan
perbedaan yang signifikan. Pada kelompok intevensi pencapaian skor pelaksanaan sasaran keselamatan pasien
lebih maksimum dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi pencapaian skor mulai
menunjukan peningkatan mulai dari pengukuran ke 2 dan skor maksimum terlihat pada pengukuran ke 5.
Sedangkan pencapaian skor maksimum pada kelompok kontrol tampak maksimum pada pengukuran ke 4 dan
cenderung mengalami penurunan skor pada pengukuran berikutnya.
Kata Kunci : Supervisi, Reflektif, Interaktif, Keselamatan Pasien, Patient Safety
Abstract
Nurses are among the very high risk professions and should be able to learn from incidents and follow up
incidents and implement solutions to reduce and minimize the risks of patient safety hazards. Clinical
Supervision interactive reflective model aims to direct individuals to achieve the goal of the hospital that is
handling the patient's safety goals well. Therefore supervisors must have the guiding skill to minimize patient
safety problem in Tarakan Hospital. This type of research is quasi experimental research with Pretest Posttest
With Control Group Design. The sample of this research is nurses at Inpatient Room at Tarakan Hospital 24
people in each group. Data analysis was performed using Chi Square, Independent Sample T Test, Paired
Sample t-test, Pearson Correlation, and for multivariate analysis using General Linear Model Repeated Measure
(GLM-RM). Based on the result of the research, it can be concluded that there are significant differences in the
implementation of the patient's safety objectives after the implementation of interactive reflective supervision
(0.000), in the intervention group and control group in the Class 3 Hospitalization Room of Tarakan General
Hospital Jakarta. The average achievement score of the implementation of patient safety goals between groups
showed a significant difference. In the intenence group, the achievement of the achievement score of the patient's
safety objectives was more than the control group. In the intervention group the achievement score began to
show improvement starting from the 2nd measurement and the maximum score seen in the 5th measurement.
While the achievement of maximum score in the control group seemed maximum at the 4th measurement and
tended to decrease the score on the next measurement.
Keywords : supervision, interactive reflective, Patient Safety, Patient Safety Goal
Pendahuluan belajar dari insiden dan menindak lanjuti
Patient Safety pada tanggal 2 Mei 2007 mengurangi dan meminimalkan timbulnya
mulai disusun sejak tahun 2005 oleh pakar Permenkes no 1691 tersebut rumah sakit
Patient Safety oleh WHO, maka Komite Peningkatan keamanan obat yang perlu
bertahap sesuai dengan kemampuan dan risiko pasien jatuh. Sasaran keselamatan
Keselamatan Pasien menurut WHO di nilai dalam akreditasi rumah sakit dan
(2009) Adalah pencegahan kesalahan dan masuk ke dalam kriteria mayor penilaian,
efek samping pada pasien berkaitan sehingga merupakan standar yang sangat
,” Bahwa rumah sakit wajib menerapkan sasaran keselamatan pasien harus dapat
pasien (patient safety) merupakan suatu dan pemenuhan semua sarana dan
layanan kepada pasien lebih aman. Sistem pelaksanaan sasaran keselamatan pasien
pengelolaan hal yang berhubungan dengan peran ganda perawat manajer di pelayanan
yang optimal. Oleh sebab itu para Sementara pendapat lain menyatakan dapat
menunjukkan pada kelompok intervensi kelompok kontrol lebih banyak yang masa
lebih banyak yang termasuk dalam usia kerja nya < 5 tahun yaitu sebesar 75%.
dewasa awal yaitu sebesar 45,8%, Hasil distribusinya terdapat pada tabel 1
Skema 1
Gambaran kenaikan rata-rata pencapaian skor pelaksanaan sasaran keselamatan pasien pada
kenaikan rata-rata tiap pengukuran antar kelompok
Brunnerro S., & Stein Parburry, J. (2008). RNAO, (2008) Workplace Health, Safety
The Effective of Clinical Supervision and Well-being of the Nurse diunduh
in pada tanggal 15 September 2012
Nursing: an Evidence Based melalui
http://rnao.ca/bpg/guidelines/workplac
Literature Review.Australian Journal
ehealth-safety-and-wellbeing-nurse-
AdvancedNursing, 25(3), 86-94.
guideline
Cardoso & De Figueiredo (2010).
Rusmegawati, (2011). Pengaruh Supervisi
Biological risk in nursing care
Reflektif Interaktif pada Berpikir
provided in familyhealth units.
Kritis
Revista Latino-Americana De
perawat dalam melaksanakan
Enfermagem, 18(3), 368-372.
asuhan keperawatan di IRNA I RS
Currie L et al., (2011). Safety: principle of Dr. H.M
nursing practice c. nursing standard. Ansari Saleh Banjarmasin. Depok
Art & Science. Page 35 Tesis FIK UI.