Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN IMPLEMENTASI


SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
THE RELATIONSHIP OF SUPERVISION WITH IMPLEMENTATION PATIENT
SAFETY IN MUHAMMADIYAH PALEMBANG HOSPITAL

1*Raden Surahmat, 2*Meri Neherta, 3*Nurariati


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang
2
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
3
RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang
*Email: radensurahmat28@gmail.com,merineherta@nrs.unand.ac.id,
nur_ariati.mkep@yahoo.com

Abstrak
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan supervisi dengan implementasi sasaran keselamatan pasien di
rumah sakit. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah
sampel 96 perawat di 10 ruang rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah pada bulan maret sampai Mei
2018 menggunakan kuisioner dan dilakukan analisis menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan supervisi dengan implementasi sasaran keselamatan pasien.
Pelaksanaan supervisi yang kurang baik berdampak pada implementasi sasaran keselamatan pasien. Pihak
rumah sakit perlu melakukan supervisi secara berkelanjutan dan menjadikan hasil supervisi sebagai dasar
tindak lanjut sebagai usaha meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara berkesinambungan.

Kata Kunci: Perawat, Rumah Sakit, Sasaran Keselamatan Pasien, Supervisi

Abstract
Patient safety is the most important priority in hospital health care. This study aims to determine the
supervisory relationship to the implementation of patient safety goals in hospitals. This research is
descriptive analytic using quantitative methods with a sample of 96 nurses in 10 inpatient rooms of
Muhammadiyah Hospital in March to May 2018 using a questionnaire and computerized analysis. The
results show that there is a supervision relationship with the implementation of patient safety goals. Poor
supervision has an impact on the implementation of patient safety goals. The hospital needs to supervise
continuously and make the results of supervision as a basis for follow-up as a process to continuously
improve the quality of nursing services

Keywords: Nurse, Hospital, Patient Safety Target, Supervision

PENDAHULUAN Pencapaian standar keselamatan yang


merupakan salah satu isu penting dalam
Keselamatan pasien merupakan prioritas penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
utama untuk dilaksanakan di rumah sakit Rumah Sakit (Ulva, 2017) karena rumah
dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra Sakit merupakan institusi pelayanan
rumah sakit. Oleh harena itu implementasi kesehatan yang memiliki risiko tinggi
sistem manajemen mutu dengan terhadap keselamatan dan kesehatan
meningkatkan keselamatan pasien “patient petugas, pasien, pendamping pasien,
safety” (Jaiswal, 2016), diharapkan dapat pengunjung, maupun lingkungan rumah
menurunkan angka kematian akibat cedera sakit (Kemenkes RI, 2016).
medis dengan membangun dan
membudayakan keselamatan pasien di Keselamatan pasien telah menjadi prioritas
rumah sakit (Bea, Pasinringi, & Noo, 2013). untuk layanan kesehatan di seluruh dunia

173
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

(Join Commission International, 2015; Supervisi merupakan bagian fungsi


Cosway, Stevens, & Panesar, 2012). Oleh manajemen yang berperan untuk
karena itu, pelayanan profesional yang mempertahankan agar segala kegiatan yang
bermutu tinggi berfokus pada keselamatan diprogramkan dapat dilaksanakan dengan
(safety) dan kepuasan pasien (Setyarini EA, benar dan lancar (Suarli dkk, 2010). Kepala
2013). ruang mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam organisasi dan menentukan
Penerapan asuhan yang aman perlu pecapaian tujuan organisasi dalam hal ini
dukungan, pembinaan dan pengawasan melakukan pengawasan untuk meningkatkan
melalui sistem berjenjang yang bertujuan keselamatan pasien yang dilakukan perawat
untuk memastikan pelaksanaan dan dan mencegah terjadinya insiden
melaporkan perkembangan standar yang keselamatan pasien (Yusuf, 2017). Selain
telah ditetapkan dan diimplementasikan pengawasan, motivasi kepala ruangan juga
guna menjamin pelayanan yang bermutu berpengaruh terhadap implementasi
(Kemenkes RI, 2010). Keselamatan pasien keselamatan pasien (Oktaviani, Sulistyawati,
merupakan prioritas utama untuk & Fitriana, 2015), serta sosialisasi, guna
dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu meningkatkan kinerja perawat pelaksana
terkait dengan isu mutu dan citra rumah dalam menerapkan patient safety (Nur, MQ,
sakit (Setyarini EA, 2013) (Jaiswal, 2016) . 2013).

Lembaga nasional keselamatan pasien di Beberapa penelitian menunjukkan bahwa


Inggris melaporkan 236 kejadian near miss perlu monitoring dan evaluasi oleh tim
berhubungan dengan kehilangan gelang KPRS (Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
identitas selama november 2013 sampai juli secara periodic, kebijakan, sosialisasi,
2015 (Setiyani, 2016). beberapa rumah sakit motivasi, pengawasan, pelaporan insiden
di dunia yang telah terakreditasi JCI. keselamatan pasien dan dukungan dari
Penelitian Pham. JC et al (2016) dilakukan manajemen rumah sakit untuk
di 11 rumah sakit dari 5 negara terdapat 52 meningkatkan kepatuhan pelaksanaan dan
insiden patient safety yaitu Hongkong 31%, membudayakan keselamatan pasien (Tulus
Australia 25%, India 23%, Amerika 12% H et al., 2015)(Sundoro, Rosa, & Risdiana,
dan Kanada 10%. Sementara di Brazil 2016) (Rio Hardiatma, Arlina Dewi, 2015).
kejadian adverse event di rumah sakit (Oktaviani et al., 2015), (Nur, MQ, 2013).
diperkirakan 7,6% (Costa, 2017).
Data yang didapatkan dari hasil studi
Data yang didapatkan dari TIM PPI RSU pendahuluan di rumah sakit muhammadiyah
kabupaten tangerang pada bulan agustus palembang bahwa Data insiden keselamatan
2016 bahwa jumlah insiden keselamatan pasien pada tahun 2015 plebitis 0,8%, tahun
pasien berjumlah 31 kasus (Setiyani, 2016). 2016 kejadian plebitis masih terjadi 0,08%
Penelitian yang dilakukan (Irawan AG, sedangkan pada tahun 2017 kejadian plebitis
Yulia Sri, 2017) bahwa insiden keselamatan terjadi 0,2%. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
pasien masih banyak di temukan di berbagai sebesar 0,5%. Data kepatuhan pelaksanaan
negara termasuk di Indonesia. hand hygiene tercatat pada tahun 2015
(58%), tahun 2016, (62%) dan tahun 2017
Monitoring dan evaluasi dalam kegiatan (72%), sedangkan insiden yang terdiri dari
supervisi oleh tim KPRS (Keselamatan Kejadian tidak diharapkan (KTD) (4%),
Pasien Rumah Sakit) secara periodik Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (1%), serta
merupakan solusi untuk meningkatkan kejadian tidak cedera (KTC) (2%) (RSMP,
kepatuhan pelaksanaan dalam membangun 2017).
dan membudayakan keselamatan pasien
(Tulus H et al., 2015) terutama oleh perawat Pelaksanaan keselamatan pasien di Rumah
pelaksana (Saraswati, 2014). Sakit Muhammadiyah Palembang dikordinir
oleh komite mutu dan kelompok kerja

174
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

(POKJA) sasaran keselamatan pasien (SKP). HASIL


Hasil wawancara didapatkan informasi
bahwa, hasil akreditasi pada POKJA SKP Tabel 1 Distribusi frekuensi variabel
masih terdapat beberapa rekomendasi dari Independen (n=96)
Surveyor Akreditasi Komite Akreditasi Supervisi Frekuensi %
Rumah Sakit (KARS) pada tahun 2017 yang Tidak Baik 52 54,2
Baik 44 45,8
perlu diperbaiki terkait keselamatan pasien
terutama pada sasaran kemanan obat, Berdasarkan analisis hasil penelitian pada
pengurangan risiko infeksi dan pengurangan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 96 perawat
risiko pasien jatuh. di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
sebagian besar menilai pelaksanaan
Berdasarkan uraian di atas tersebut perlu di supervisi tidak baik (54,2%)
eksplorasi dengan melakukan penelitian
tentang hubungan supervisi dengan Tabel 2 Distribusi frekuensi Implementasi
implementasi sasaranr keselamatan pasien di Sasaran Standar Keselamatan Pasien (n=96)
Implementasi Sasaran Frekuensi %
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Keselamatan Pasien
Kurang Baik 15 15,6
METODE Baik 81 84,4

Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan analisis hasil penelitian pada


kuantitatif, jenis penelitian analitik tabel 2 terkait implementasi sasaran
deskriptif dengan pendekatan cross keselamatan pasien oleh perawat
sectional. Populasi penelitian seluruh menunjukkan bahwa dari 96 perawat, 81
perawat di 10 ruang rawat inap Rumah Sakit perawat (84,4%) dengan kategori
Muhammadiyah Palembang dengan jumlah implementasi sasaran keselamatan pasien
sampel 96 responden. Pengumpulan data baik dan 15 perawat (15,6%) dengan
menggunakan kuisioner yang telah kategori implementasi sasaran keselamatan
dilakukan uji validitas di Rumah Sakit pasien kurang baik.
Pertamedika Plaju Palembang dan disetujui
oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Berdasarkan hasil analisis bivariat pada
Universitas Sriwijaya. Penelitian ini tabel 3 menunjukkan bahwa supervisi
dilakukan pada bulan maret sampai Mei berhubungan signifikan dengan
2018 dan selanjutnya dilakukan analisis Implementasi standar keselamatan pasien di
menggunakan program komputer. Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
dengan nilai (p-value = 0,041).

Tabel 3. Hubungan Supervisi dengan implementasi sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2018 (n=96)
Implementasi sasaran
keselamatan pasien
p OR
Variabel Kriteria Kurang
Baik Jumlah Value (CI95%)
Baik
f % F % f %
Tidak Baik 48 92,3 4 7,7 52 54,2 0,250 ( 0,073-
Supervisi 0,041
Baik 33 75,0 11 25,0 44 45,8 0,853)

PEMBAHASAN Kondisi ini bertolak belakang dengan hasil


akreditasi yang telah diperolah rumah sakit
Pelaksanaan supervisi pada kategori tidak karena, akreditasi merupakan pengakuan
baik menggambarkan bahwa pelaksanaan terhadap mutu pelayanan rumah sakit
pengawasan terhadap implementasi standar terhadap standar yang telah telah ditetapkan,
keselamatan pasien belum maksimal.

175
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

salah satunya asalah menjamin keselamatan yang sekarang dilaporkan dengan


pasien. pelaksanaan secara berkesinambungan
(Schmaltz, Williams, Chassin, & Loeb,
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil 2013), serta pengawasan terhadap budaya
penelitian yang telah dilakukan oleh safety yang masih perlu terus ditingkatkan
(Nurmalia, Devi. Hanny Handiyani, n.d.) (Anggraeni, Hakim, & I, 2014).
bahwa kelompok yang tidak mendapatkan
pengawasan atau supervisi akan beresiko Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas
mengalami penurunan dalam penerapan dapat disimpulkan bahwa supervisi
budaya keselamatan pasien (Irawan AG, merupakan aktivitas yang harus rutin
Yulia Sri, 2017; Utami, Saparwati, & dilakukan guna mencapai implementasi
Siswanto, 2016). sasaran keselamatan pasien yang lebih
optimal sehingga keselamatan pasien akan
Menurut Suarly & Bahtiar (2009), Circenis, menjadi prioritas pada setiap aktivitas dan
Jeremejeva, Millere, dan Deklava (2015) penerapannya menjadi budaya yang harus
Harmatiwi, Sumaryani, dan Rosa (2017) dilakukan oleh seluruh perawat tanpa
bahwa supervisi keperawatan merupakan terkecuali
suatu proses kegiatan pemberian dukungan
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat KESIMPULAN
dalam rangka menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
mengatasi masalah yang ditemukan baik dilakukan didapatkan hasil bahwa
secara individu dan kelompok terhadap pelaksanaan supervisi yang kurang baik
pelaksanaan tugas yang dilakukan bawahan berdampak pada pelaksanaan sasaran
dan memberikan bantuan apabila keselamatan pasien walauapun kategori baik
diperlukan. Sebagai manajer, kepala ruangan pada pelaksanaan identifikasi, komunikasi,
memunyai peran dalam menentukan baik kemanan obat, tepat prosedur, lokasi, pasien
dan tidaknya sebuah asuhan keperawatan operasi tetapi pelaksanaan pengurangan
(Hutagaol dan Hariyati, 2013) karena risiko infeksi dan risiko pasien jatuh belum
supervisi yang baik memiliki hubungan maksimal.
dengan penerapan budaya keselamatan
pasien (Irawan, Ag, Yulia S, 2017) serta SARAN
perlunya pentingnya peran kepemimpinan
dalam mendukung perawat dalam gerakan 1. Bagi Rumah Sakit
keselamatan pasien dengan mengidentifikasi Memastikan berjalannya fungsi
kebutuhan dalam pelaksanaan sasaran manajemen dengan menerapkan fungsi
keselamatan pasien dan lebih intensif dalam manajemen (POAC) secara
melakukan pengawasan secara berkala berkesinambungan dengan sasaran
(Afridawaty, 2017). kepada perawat pelaksana yang
merupakan garda terdepan guna
Kendala dalam pelaksanaan sasaran mempertahankan dan meningkatkan mutu
keselamatan pasien dipengearuhi oleh pelayanan
kurangnya sosialisasi, motivasi, 2. Pendidikan Keperawatan
pengawasan, dukungan dari manajemen Hasil penelitian yang telah dilakukan
rumah sakit (Sundoro et al., 2016) dapat digunakan sebagai informasi
kurangnya pengawasan dalam pelaporan terbaru berdasarkan hasil research
insiden keselamatan pasien (KTD, KPC, terutama dalam perkembangan ilmu
KNC) (Hardiatma, Arlina Dewi, 2015). manajemen keperawatan serta
Salah satu cara untuk menilai dampak ini mensosialisasikan penelitian yang telah
adalah membandingkan status akreditasi dilakukan oleh mahasiswa dan dosen agar
dengan ukuran kualitas berbasis bukti mahasiswa dapat meneliti lanjut dan
lainnya, seperti langkah-langkah proses sebagai informasi ketika akan dan sedang

176
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

melakukan praktik klinik keperawatan di in healt: perspective of nursing care in


rumah sakit. patien safety. Applied Nursing
Research, 18.
3. Peneliti Selanjutnya https://doi.org/10.1016/j.apnr.2017.02.0
1) Diharapkan melakukan penelitian 15
dengan menggunakan desain, metode
dan sampel yang lebih komprehensif Harmatiwi, D. D., Sumaryani, S., & Rosa, E.
agar dapat melihat lebih luas M. (2017). Evaluasi Pelaksanaan
penerapan standar keselamatan pasien Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit
oleh perawat pada satu wilayah Umum Daerah Panembahan Senopati
sehingga dapat digeneralisasai Bantul, 6(1), 47–54.
2) Melakukan penelitian dengan https://doi.org/10.18196/jmmr.6126.Ev
mengobservasi kerja/ perilaku perawat aluasi
menggunakan fungsi manajemen
dalam mengimplementasikan sasaran Hutagaol, R., & Hariyati, R. T. S. (2013).
keselamatan pasien dengan melibatkan Gambaran Kelengkapan
unsur pimpinan, komite mutu dan Pendokumentasian Asuhan
POKJA SKP sesuai dengan BAB Keperawatan di RS Tentara.
Akreditasi versi KARS 2012 dan
SNARS 2018 Irawan AG, Yulia Sri, M. (2017). Hubungan
Supervisi dengan Penerapan Budaya
DAFTAR PUSTAKA Keselamatan Pasien di ruang Rawat
Inap Rumah Sakit XX, 5, 241–254.
Afridawaty MJ. (2017). Studi Fenomenologi
Budaya Keselamatan Pasien dari Jaiswal, N. (2016). A Study of Quality
Perspektif Kepala Ruangan di Instalasi Systems and Its Effectiveness in JCI
Rawat Inap RSUD Raden Mattaher Accredited Hospitals at UAE, (10), 9–
Jambi. 10.

Anggraeni, D., Hakim, L., & I, C. W. Join Commission International. (2015).


(2014). Evaluasi Pelaksanaan Sistem Comprehensive Accreditation Manual
Identifikasi Pasien di Instalasi Rawat for Hospitals : The Patient Safety
Inap Rumah Sakit Evaluation on Systems Chapter. The Join
Patient Identification System Commission.
Implementationin Hospital Inpatient
Unit, 28(1), 99–104. Kemenkes RI. (2010). Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 1087 Tentang Standar
Bea, I. F., Pasinringi, S. A., & Noo, N. B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(2013). Gambaran Budaya diRumah Sakit.
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Universitas Hasanudin Tahun 2013, 1– Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri
14. Kesehatan RI No 66 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Circenis, K., Jeremejeva, J., Millere, I., & Rumah Sakit.
Deklava, L. (2015). Supervision in
Nursing : Latvian Sample study. Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri
Procedia - Social and Behavioral Kesehatan RI No.11 Tentang
Sciences, 205(May), 86–91. Keselamatan Pasien.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.0
9.023 Nurmalia, Devi. Hanny Handiyani, hening
pujasari. (n.d.). Pengaruh program
Costa, T. et al. (2017). evaluation procedure mentoring terhadap penerapan budaya

177
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

keselamatan pasien, 79–88. Dago Dan Surya Kencana Rumah Sakit


BORROMEUS. Patient Safety5.
Oktaviani, H., Sulistyawati, S. D., &
Fitriana, R. nur. (2015). Hubungan Suarly, & Bahtiar, Y. (2009). Manajemen
Budaya Organisasi Dengan Perilaku Keperawatan : Dengan Pendekatan
Perawat Dalam Melaksanakan Praktis. Jakarta: Erlangga.
Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Sundoro, T., Rosa, E. M., & Risdiana, I.
Inap Rumah Sakit Universitas (2016). Evaluasi Pelaksanaan Sasaran
Hasanudin Makassar. Keselamatan Pasien Sesuai Akreditasi
Rumah Sakit Versi 2012 di Rumah
Pham. JC et al. (2016). Risk Assessment and Sakit Khusus Ibu dan Anak PKU
Event Analysis. A Tool for the Concise Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta.
Analysis of Patient Safety Incident. Jurnal Medicoeticolegal Dan
Joint Commission Journal on Quality Manajemen Rumah Sakit, 5(1), 40–48.
and Patient Safety, 42(1), 26–33, AP1– https://doi.org/10.18196/jmmr.5105.
AP3. https://doi.org/10.1016/S1553-
7250(16)42003-9 Tulus, H., Maksum, H., Studi, P.,
Rio Hardiatma, Arlina Dewi, A. L. (2015). Manajemen, M., Sakit, R., Kedokteran,
Analisis Imlementasi Sasaran F., & Brawijaya, U. (2015). Redesain
Keselamatan Pasien Dalam Sistem Identitas Pasien sebagai
Menghadapi Akreditasi di Klinik Trio Implementasi Patient Safety di Rumah
Husada Kota Batu, 14. Sakit Redesigning Patient Identity
System as Patient Safety
RSMP, P. (2017). Profil Rumah Sakit Implementation at Hospital, 28(2),
Muhammadiyah Palembang. 221–227.
Palembang.
Ulva, F. (2017). Gambaran Komunikasi
Saraswati, G. (2014). Hubungan Supervisi Efektif Dalam Penerapan Keselamatan
Pelayanan Keperawatan Dengan Pasien ( Studi Kasus Rumah Sakit X Di
Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Kota Padang ) Picture of Effective
oleh Perawat Pelaksana di RSUP Communication in the Application of
Sanglah Denpasar. Patient Safety : Pembangunan Nagari,
2, 95–102.
Schmaltz, S. P., Williams, S. C., Chassin,
M. R., & Loeb, J. M. (2013). Hospital Utami, N., Saparwati, M., & Siswanto, Y.
Performance Trends on National (2016). Hubungan Kualitas Supervisi
Quality Measures and the Association Kepala Ruang Terhadap Kepatuhan
With Joint Commission Accreditation, Perawat Melakukan Standar Cuci
6(8). https://doi.org/10.1002/jhm.905 Tangan di Instalasi Rawat Inap RST
Dr. Soedjono Magelang, 2–15.
Setiyani, M. D. (2016). Implementasi
Sasaran Keselamatan Pasien Di Ruang Yusuf, M. (2017). Penerapan Patient Safety
Rawat Inap RSU Kabupaten Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Tangerang. JKFT, (2), 59–69. Umum Daerah Dr . Zainoel Abidin
Patient Safety Implementation In Ward
Setyarini EA, L. L. H. (2013). Kepatuhan Of Dr . Zainoel Abidin General
Perawat Melaksanakan Standar Hospital. Jurnal Ilmu Keperawatan,
Operasional Prosedur: Pencegahan 5(1), 1–6.
Pasien Resiko Jatuh di Gedung Yosef 3

178

Anda mungkin juga menyukai