BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pokok-pokok kesehatan
yang sehat adalah penting untuk mencapai generasi yang sehat.” Oleh karena itu
masyarakat.
Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan yang berperan penting
mulut dan yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi dalam 12 bulan terakhir
adalah 23,4% dan terdapat 1,6% penduduk yang telah kehilangan seluruh gigi
aslinya. Dari penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut terdapat 29,6%
yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi. WHO (2012)
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan
kesehatan karena hal tersebut dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit rongga
untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Usaha kesehatan gigi dan mulut berbasis
terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi
dan mulut dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut, meningkatkan daya
merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kesehatan pada usia dini . Menurut
data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan prevalensi
nasional untuk masalah kesehatan gigi dan mulut mencapai 25,9% dan angka
perilaku benar dalam menyikat gigi untuk Indonesia hanya 2,3 % . Tingginya
pravelensi karies yang telah diderita oleh anak sekolah dasar disebabkan oleh
memelihara kebersihan gigi dan mulut. prevalensi nasional masalah gigi dan mulut
dan mulut di atas angka nasional yaitu DKI Jakarta 29,1%, Jawa Barat 28%,
Yogyakarta 32,1%, Jawa Timur 27,2%, Kalimantan Selatan 36,1%, Sulawesi Utara
28,6%, Gorontalo 30,1%, Sulawesi Barat 32,2%, Maluku 27,2%, Maluku Utara
26,9%. Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dengan prevalensi 61%
Usia anak 12 tahun adalah usia penting untuk diperiksa karena umumnya anak-
anak meninggalkan bangku sekolah dasar pada umur 12 tahun. Selain itu,
3
semua gigi permanen diperkirakan sudah erupsi pada kelompok umur ini kecuali gigi
molar tiga. Berdasarkan ini, umur 12 tahun ditetapkan sebagai umur pemantauan
pengukuran karies gigi pada anak 12 tahun. Karena menurut WHO pada usia
12 tahun anak lebih mudah diajak berkomunikasi dan diperkirakan semua gigi
permanen telah erupsi, kecuali gigi molar tiga. Alasan lainya itu pada usia tersebut
merupakan kelompok yang muda dijangkau oleh Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS), sehingga usia 12 tahun ditetapkan sebagai usia pemantauan global untuk
satu sekolah yang cukup besar dengan siswa berusia 11-14 tahun, status sosial
ekonomi orangtua siswa yang bervariasi dari rendah sampai menengah, Pada
sekolah ini juga belum pernah dilakukan penelitian kebersihan gigi dan mulut
mengenai status karies pada siswa SMP SMP Dharma Putra Nusantara 86.
4
B. Perumusan Masalah
kebersihan gigi dan mulut di Sekolah Menengah Pertama Dharma Putra Nusantara
C. Tujuan
1. Tujuan umum
kebersihan gigi dan mulut di Sekolah Menengah Pertama Dharma Putra Nusantara
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi masukkan bagi Sekolah Menengah
siswa tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap status kebersihan gigi dan
dan dapat dimanfaatkan oleh para peneliti selanjutnya sebagai studi pendahuluan.
gigi dan mulut terhadap status kebersihan gigi dan mulut di Sekolah Menengah
Pertama Dharma Putra Nusantara 86 Pondok Labu Jakarta Selatan tahun 2017.
Pertama Dharma Putra Nusantara 86 Pondok Labu Jakarta Selatan. Dengan cara
mengenai pengetahuan kebersihan gigi dan mulut. Petugas pengumpul data adalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO
(World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu
bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut WHO (World
Health Organization), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh
2010).
a. Tahu ( know)
kembali ( recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di
pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu “ tahu” ini
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain :
b. Memahami ( Comprehension )
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
c. Aplikasi (Application)
8
di pelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya) . Aplikasi di sini dapat di
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
bagan)
e. Sintesis ( Synthesis )
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
f. Evaluasi ( Evaluation )
mulut, gigi dan gusi (Clark, dalam Shocker, 2008). Dan menurut Taylor, et al
(dalam Shocker, 2008), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk
menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa mulut, mencegah infeksi dan
melembabkan membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah
pasien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar
secara mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia dari
semua golongan umur, bersifat progresif dan bila tidak dirawat akan makin parah.
Walaupun demikian, karena proses terjadinya penyakit ini lambat dan realitanya
jarang kematian maka sering penderita tidak memberikan perhatian khusus .Itulah
sebabnya kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga
kesehatan.
gigi. Plak ini tidak semuanya dapat hilang dengan tindakan menyikat gigi. Plak ini
tidak berwarna dan tidak dapat dilihat oleh mata. Untuk dapat melihat plak
10
diperlukan suatu bahan pewarna yang dapat melekat pada plak. Bahan tersebut
adalah disclosing, yang dapat berbentuk tablet dan cairan. Cara penggunaannya
adalah dengan cara mengunyah tablet atau mengulaskan cairan tersebut pada
permukaan gigi, kemudian kumur. Dengan bantuan bahan ini plak yang ada atau
belum tersikat akan Nampak berwarna merah. Warna merah ini kemudian harus
dihilangkan, dapat dengan sikat gigi, dapat juga dengan benang pembersih gigi.
2.2 PLAK
Plak adalah endapan lunak, tidak berwarna, dan mengandung aneka ragam
bakteri yang melekat erat pada permukaan gigi. Plak tidak dapat dibersihkan
dengan hanya berkumur-kumur, semprotan air atau udara, tetapi plak dapat
dibersihkan dengan cara mekanis. Sampai saat ini cara mekanis yang paling efektif
Plak sebagai salah satu bentuk dentuk dental deposit, merupakan massa granulair
lunak yang menempel pada permukaan gigi dan hanya bisa dibersihkan dengan
menyikat gigi. Plak akan kembali terbentuk satu jam setelah dibersihkan. Satu
millimeter kubik plak akan mengandung sepuluh pangkat delapan, baik yang
mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan
melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak ini tidak berwarna, oleh
karena itu tidak terlihat dengan jelas, maka untuk melihat adanya plak digunakan
zat pewarna.
Secara klinis plak adalah merupakan lapisan bakteri yang lunak, tidak
terkalsifikasi, menumpuk dan melekat pada permukaan gigi dan benda lain yang
berada pada rongga mulut seperti tumpatan,geligi tiruan maupun Kalkulus. Dalam
11
bentuk lapisan tipis, plak pada umumnya tidak dapat terlihat dan hanya dapat dilihat
dengan bantuan disclosing. Dalam bentuk lapisan yang tebal plak terlihat sebagai
deposit kekuningan atau keabu-abuan yang tidak dapat dilepas hanya dengan
kumur-kumur atau irigasi tetapi dapat dihilangkan dengan menyikat gigi. Plak jarang
terdapat pada permukaan oklusal gigi, kecuali jika gigi tersebut tidak berfungsi
permukaan. Berbagai varietas bakteri akan melekat pada kolum ini dan berlipat
ganda sehingga dalam 3-4 minggu akan terbentuk flora mikrobia yang
permukaan gigi.
Plak pada gigi dapat terlihat 1 - 2 hari tanpa adanya tindakan oral hygiene.
Plak bisa berwarna putih, keabu-abuan atau kuning dan memiliki tampilan yang
bulat. Sejumlah kecil plak yang tidak dapat terlihat pada permukaan gigi dapat
atas. Metode lain yang digunakan yaitu dengan menggunakan disclosing solution.
Tanpa adanya tindakan oral hygiene, plak bisa berlanjut dan terus berakumulasi
pembentukan plak. Proses pembentukan plak bisa dibagi menjadi tiga fase yakni
Pembentukan dental pellicle adalah fase awal dari pembentukan plak 12. Beberapa
detik setelah penyikatan gigi, akan terbentuk deposit selapis tipis dari protein saliva
yang terutama terdiri dari glikoprotein pada permukaan gigi (serta pada restorasi
12
dan geligi tiruan). Lapisan yang disebut pelikel ini tipis (0,5µm), translusen, halus,
dan tidak berwarna. Lapisan ini melekat erat pada permukaan gigi.
Dalam waktu beberapa menit setelah terdepositnya pelikel, pelikel ini akan
terpopulasi dengan bakteri. Bakteri dapat terdeposit langsung pada email, tetapi
biasanya bakteri melekat terlebih dahulu pada pelikel dan bakteri dapat
pada permukaan gigi sebagian besar adalah bakteri gram positif fakultatif seperti
Koloni kedua adalah mikroorganisme yang pada awalnya tidak berkoloni pada
Mikroorganisme ini melekat pada sel bakteri yang telah berada dalam plak12.
perubahan komposisi bakteri, dan setelah 2-3 minggu akan terjadi pertumbuhan
flora kompleks, termasuk bakteri anaerob gram negatif, bakteri motil dan
spirochaeta.
Hampir 70 % plak terdiri dari microbial dan sisa-sisa produk ekstraselular dari
bakteri plak, sisa sel dan derivate glikoprotein. Protein, karbohidrat, dan lemak juga
dapat ditemukan disini. Karbohidrat yang paling sering dijumpai adalah produk
bakteri dekstran, juga levan dan galaktose. Komponen anorganik utama adalah
13
tertinggi pada permukaan lingual insisivus bawah. Ion kalsium ikut membantu
Kalkulus, ‘lapisan keras’ yang terbentuk pada gigi, sudah sejak lama
kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid
Kalkulus jarang ditemukan pada gigi susu dan tidak sering ditemukan pada gigi
permanen anak usia muda. Meskipun demikian, pada usia 9 tahun, kalkulus sudah
dapat ditemukan pada sebagian besar rongga mulut, dan pada hampir seluruh
a. Kalkulus Supragingiva
tepi gingiva. Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang berlawanan
dengan letak duktus saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan
permukaan bukal molar atas, tetapi dapat juga terdeposit pada setiap gigi dan
geligi tiruan yang tidak dibersihkan dengan baik, misalnya permukaan oklusal gigi
tercemar oleh faktor lain (misalnya tembakau, anggur, pinang), cukup keras, rapuh
b. Kalkulus subgingiva
tidak berhubungan dengan glandula saliva tetapi dengan adanya inflamasi gingiva
dan pembentukan poket, suatu fakta yang terefleksi dari namanya ‘kalkulus
seruminal’. Warnanya hijau tua atau hitam, lebih keras daripada kalkulus
supragingiva dan melekat lebih erat pada permukaan gigi. Kalkulus ini dapat
ditemukan pada akar gigi di dekat batas apikal poket yang dalam, pada kasus
yang parah bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai ke apeks gigi.
dalam mulut, dan bahkan lokasi geografi dari individu. Terdiri dari 80% masa
anorganik, air, dan matriks organik dari protein dan karbohidrat, juga sel-sel
epitelial deskuamasi, bakteri filamen gram positif, kokus dan leukosit. Proporsi
filamen pada kalkulus adalah lebih besar daripada dibagian mulut lainnya.
Kandungan fluorida dari kalkulus adalah beberapa kali lebih besar daripada
didalam plak.
Permukaan kalkulus tertutup oleh plak bakteri tetapi pada pusat deposit
yang tebal ada kemungkinan steril. Perbedaan bentuk dan distribusi yang nyata
seperti kalkulus supragingiva kecuali bahwa rasio Ca/P nya lebih tinggi dan
15
kandungan sodiumnya lebih besar. Protein saliva tidak ditemukan pada kalkulus
Kalkulus adalah plak bakteri yang termineralisasi tetapi tidak semua plak
bawah tetapi sering ditemukan pada permukaan fasial molar atas yang
supragingiva yang terdapat pada gigi-geligi ditemukan pada insisivus bawah yang
beberapa jam setelah deposisi plak tetapi umumnya keadaan ini berlangsung 2-14
hari setelah terbentuknya plak. Mineral pada kalkulus supragingiva berasal dari
saliva, sedangkan pada kalkulus subgingiva berasal dari eksudat cairan gingiva.
Pada plak yang baru terbentuk, konsentrasi kalsium dan ion fosfornya sangat
tinggi, umumnya konsentrasi kalsium pada plak sekitar duapuluh kali lebih besar
daripada di saliva.
Index Simplified dari Green dan Vermillion. OHI-S diperoleh dengan cara
material alba, dan food debris. Debris index adalah score yang menunjukan
16
Nurjanah, 2011 )
metode yang seragam digunakan suatu index yang disebut Oral Hygiene
Tingkat derajat kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat besar kecilnya
nilai tingkat kebersihan rongga mulut dan OHI-S, sedang tingkat kebersihan
18
gigi dan mulut itu sendiri, dipengaruhi oleh tingkat Debris Index (DI) dan
adalah permukaan 6 buah gigi yang terdiri dari 4 buah gigi posterior serta 2
1 = Ada debris lunak yang menutupi tidak lebih 1/3 permukaan gigi
2 = Ada debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tapi tidak
3 = Ada debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi dari arah
apical.
Skor tersebut diatas depat diperoleh dengan menjumlahkan skor tiap tahap
menaruh sonde secara hati – hati dicelah ginggiva pada bagian distal, yang
1 = Ada calculus supra gingival, yang menutupi tidak lebih 1/3 permukaan
gigi.
2 = Ada calculus supra gingival yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan
3 = Ada calculus supra gingival yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan
serta menutupi sub gingival dan melingkari seluruh bagian servikal gigi.
Skor CI-S dapat diperoleh dengan jumlah skor tiap tahap terlebih dahulu
Bila ada salah satu dari gigi index tidak ada ( telah dicabut/tinggal sisa akar )
mewakilinya, yaitu :
a. Bila gigi M1 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, penilaian
b. Bila gigi M1 dan M2 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, penilaian
c. Bila M1, M2 dan M3 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, tidak
d. Bila gigi I1 kanan rahang atas tidak ada, penilaian dilakukan pada I1 kiri
rahang atas.
e. Bila gigi I1 kanan dan kiri rahang atas tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
f. Bila gigi I1 rahanag bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi I1
g. Bila gigi I1 kiri dan kanan rahang bawah tidak ada, tidak dapat dilakukann
penilaian.
Bila terdapat beberapa gigi diantara ke enam gigi yang seharusnya diperiksa
tidak ada, debris indeks dan kalkulus masih dapat dihitung paling sedikit 2
menjumlahkan
Debris Index dan Calculus Index ( OHI-S = DI + CI). Kriteria nilai OHI – S
1. Baik = 0 - 1,2
Oral higiene memegang peranan yang penting dalam menciptakan pola hidup
sehat. Jika oral higiene tidak dipelihara akan menimbulkan berbagai penyakit di
status sosial ekonomi, umur, dan jenis kelamin. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Sogi GM dan Peres MA, karies gigi dan status kesehatan
21
Mustah sentahun 2008, status kesehatan rongga mulut tidak dipengaruhi oleh
sosialnya rendah atau tinggi.27 Anak yang berusia diantara 11-14 tahun dan
jenis kelamin perempuan memiliki kesehatan rongga mulut yang lebih buruk.
a. Bayi dan Balita sampai dengan usia 3 tahun : Lap mulut dan gusi bayi
Anda dengan kain basah yang bersih setelah makan . Ajarkan balita
untuk memegang sikat gigi , sikat gigi bayi anda dua kali sehari
menggunakan air (tidak ada pasta gigi ) setelah gigi pertama mereka
muncul .
b. Anak-anak usia 3-6 tahun : Bantu anak-anak Anda untuk menyikat gigi
dua kali sehari , menggunakan pasta gigi fluoride seukuran biji jagung.
sekali sehari , selain menyikat dua kali sehari selama dua menit dengan
d. Remaja dan Dewasa : Sikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta
B. Kerangka Konsep
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL
Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
2 = Terdapat
endapan lunak
seluas > 1/3,
tetapi < 2/3
pemukaan gigi
3 = Terdapat
endapan lunak
seluas > 2/3
sampai seluruh
permukaan
gigi.
2 = Terdapat
endapan keras
seluas > 1/3,
tetapi < 2/3
pemukaan gigi.
24
Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
3 = Terdapat
endapan keras
seluas > 2/3
sampai seluruh
permukaan
gigi atau terda-
pat endapan
keras dibawah
gusi (subgingi-
val calculus)
yang menutupi
dan melingkari
seluruh bagian
servikal gigi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif, dengan cara non
yaitu untuk melihat hubungan antara variabel bebas (variabel independen) dan
dan Mulut di Smp Dharma Putra Nusantara 86 Pondok Labu Tahun 2017
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah seluruh siswa di Smp Dharma Putra Nusantara 86 Pondok
n Np-1
dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 139 siswa untuk kelas 7 dan kelas 8
C. Pengumpulan Data
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
27
1. Data primer
Data primer adalah adata yang diperoleh melalui penelitian dengan wawancara
dan pemeriksaan OHI-S langsung kepada siswa Smp Dharma Putra Nusantara
2. Data sekunder
pembahasan. Data ini diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-
sumber yang telah ada dan dari Suku Dinas Kesehatan, internet, perpustakaan
dan lain-lain.
D. Instrumen Penelitian
independen yang terdiri dari pengetahuan ( Oral Hygiene) kebersihan gigi dan
mulut. Untuk variabel dependen digunakan lembar status kebersihan gigi dan
Uji coba kuesioner dilakukan agar alat pengukur yang digunakan untuk
Pengumpulan data untuk uji coba kuesioner ini dilakukan pada 40 siswa kls
VII, yang memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan murid – murid
skor totalnya. Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan valid bila skor variabel
berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Keputusan uji, bila r hitung
lebih besar dari r tabel maka variabel valid. Untuk reliabilitas, pertanyaan
a) Koding
b) Editing
makna jawaban dan kesesuaian jawaban satu dengan yang lainnya, revansi
c) Tabulasi
digunakan
d) Penetapan Skor
a) Analisis Univariat
b) Analisis Bivariat
BAB V
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya Penelitian
Anggaran biaya yang diajukan disusun secara rinci dan dilampirkan sebagai
berikut :
3 Perjalanan (15–25%)
Perijinan Rp. 200.000,-
Konsultansi ke pakar/konsultan Rp. 500.000,-
Pengumpulan data Rp. 300.000,-
B. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :
No Kegiatan Semester Pertama Semester Kedua
Des Jan Feb Maret april Jun Jul Agust Sep Okt Nov
1 Penyusunan
proposal
2 Penyusunan
protocol
3 Perijinan :
Kesbangpol
Puskesmas
Etik
Penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Presentasi
hasil
Laporan
penelitian
Publikasi
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
__________________________________, 2012
Rencana Program Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:
__________________________________, 2008
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional Tahun 2013. Jakarta
Martariwansyah, 2008
Gigiku Kuat Mulutku Sehat. Karya Kita, Bandung : 17 – 22 pp
Notoatmodjo, S - 2007
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmodjo, S - 2012
Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta
Ronny Kountour, 2005
Metode Penelitian untuk penulisan skripsi dan Tesis; PPM, Jakarta.
Rukayati, 2011
Perbedaan Kebersihan Gigi dan Mulut Sebelum dan Setelah Diberikan
Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Krukuttahun
2011. JKG Poltekkes Jakarta1
Suharsimi, Arikunto. 2006
Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),Rineka Cipta. Jakarta