Anda di halaman 1dari 22

Santa Hilary Situmorang

21100116120003
Teknik Geologi

BAB 0 PERSIAPAN
0.1 Bilangan Real, Estimasi, dan Logika
Bilangan Bulat dan Rasional Bilangan paling sederhana di antara semuanya adalah
bilangan asli
1, 2, 3, 4, 5, 6,……
Jika menyetarakan negatif dari bilangan asli dan nol, maka memperoleh bilangan
bulat
….,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,….
Bilangan Real Tinjaulah semua bilangan (rasional dan irasional) yang dapat
mengukur panjang, beserta negative, dari bilangan-bilangan tersebut dan nol.
Bilangan-bilangan ini disebut bilangan real. Bilangan real dapat dipandang sebagai
label untuk titik-titik disepanjang sebuah garis mendatar , bilangan ini mengukur
jarak ke kanan atau ke kiri , jarak berarah dari sebuah titik tetap yang disebut titik
asal dan diberi label. Tiap titik memiliki label yang unik yang disebut koordinat dan
garis koordinatnya disebut garil real. System bilangan real masih di bilang lagi
sebagai sistem bilangan kompleks dimana bilangan ini berbentuk a+bi, a dan b
bilangan real dan

Desimal berulang dan tak berulang Setiap bilangan rasional dapat dituliskan
sebagai decimal karena dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat, jika
kita membagi pembilang dengan penyebut memperoleh decimal, contoh:

Bilangan rasional dapat dinyatakan sebagai decimal, contoh:

Sedikit tentang logika Hasil penting di matematika disebut teorema yang sering
dijumpai adalah Teorema Pythagoras, banyak teorema dinyatakan dalam bentuk P
dan Q
Hukum Excluded Middle mengatakan: Salah satu di antara R atau ~R, tetapi bukan
kedua-duanya. Asumsi akan menghasilkan suatu koordinasi yang disebut sebagai
bukti dengan kontradiksi.
0.2 Pertidaksamaan dan Nilai Mutlak

Menyelesaikan suatu pertidaksamaan adalha mencari semua himpunan bilangan


real yang membuat pertidaksamaan tersebut berlaku. Berbeda dengan persamaan
yang himpunannya umumnya terdiri dari satu bilangan atau sejumlah bilangan
dalam beberapa kasus gabungan dan interval-interval yang demikian. Interval ada
beberapa jenin dan cara penulisannya, pertidaksamaan a<x<b ini menunjukan
interval terbuka dan menunjukan interval tertutup.

Kita dapat melaksanakan operasi-operasi tertentu pada kedua ruas suatu


pertidaksamaan tanpa mengubah himpunan pemecahannya. Khususnya:
Kita dapat menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruas suatu
pertidaksamaan.
Kita dapat mengalikan kedua ruas suatu pertidaksamaan dengan suatu bilangan
positif.
Kita dapat mengalikan kedua ruas dengan suatu bilangan negative, tetapi kemudian
kita harus membalikkan arah dari tanda pertidaksamaannya.

Sifat-sifat nilai mutlak tidak menimbulkan masalah dalam proses perkalian dan
pembagian, tetapi tidak dalam proses penambahan dan pengurangan.
0.3 Sistem Koordinat Rektanguler
Dalam sebuah bidang, sumbu-sumbu koordinat merupakan dua garis real, satu
mendatar (sumbu-x) dan satu tegak (sumbu-y), sedemikian rupa sehingga
keduanya berpotongan pada titik-titik nol dari kedua garis. Sumbu-sumbu koordinat
membagi bidang menjadi empat daerah, disebut kuadran-kuadran dan diberi label
I, II, III, dan IV seperti gambar di bawah.

Rumus Jarak
Pada Teorema Pythagoras, yang mengatakan jika a dan b adalah panjang dari kedua
kaki sebuah segitiga siku-siku dan c adalah sisi miringnya, maka:

Jika Teorema Pythagoras diterapkan dan di ambil akar kuadrat utama dari kedua
ruas maka diperoleh Rumus Jarak :

Persamaan Lingkaran Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang terletak pada


suatu jarak tetap (jari-jari) dari titik tetap (pusat).
Persamaan baku sebuah lingkaran :

Bentuk kemiringan titik Garis yang melalu titik dengan kemiringan m

mempunyai persamaan
Bentuk kemiringan perpotongan titik seperti y - b = m (x - 0) dan dapat di tulis
ulang y = mx + b
Garis-garis Tegak Lurus Dua garis tak tegak saling tegak lurus jika dan hanya jika
kemiringan keduanya saling berkebalikan negative. Untuk membangun buktib
geometri bahwa dua garis (taktegak) adalah tegak lurus jika dan hanya jika
0.4 Grafik Persamaan
Grafik Suatau Persamaan dalam x dan y terdiri atas titik-titik di bidang yang
kordinat (x, y)-nya memenuhi persamaan, yakni membuat suatu identitas yang
benar.
Prosedur Penggambaran Grafik ada tiga langkah sederhana, yaitu:
Langkah pertama dapatkan koordinat beberapa titik yang memenuhi persamaan.
Langkah kedua plotlah titik tersebut pada bidang.
Langkah ketiga hubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah kurva mulus.
Dalam bentuk persamaan ada tiga pengujian sederhana, grafik suatu persamaan
adalah:

Perpotongan
GRAFIK KUADRAT DAN KUBIK DASAR
0.5 Fungsi dan Grafiknya
Fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan tiap obyek x
dalam suatu himpunan, yang disebut daerah asal (domain) dengan sebuah nilai
tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara
demikian disebut daerah hasil (range) fungsi.
Daerah asal dan daerah hasil Untuk meyebutkan suatu fungsi secara lengkap kita
harus menyatakan selain aturan korespondensi daerah asal fungsi tersebut. Jika
untuk sebuah fungsi daerah asal tidak disebutkan, kita menganggap bahwa daerah
asalnya adalah himpunan bilangan real yang terbesar sehingga aturan fungsi ada
maknanya. Ini disebut daerah asal alami (natural domain). Bilangan yang
seharusnya anda ingat untuk dikecualikan dari daerah asal alami adalah nilai-nilai
yang akan menyebabkan pembagian oleh nol atau akar kuadrat dari bilangan
negative.
Jika aturan untuk suatu fungsi diberikan oleh sebuah persamaan berbentuk y=f(x),
x disebut variable bebas dan y variable tak bebas. Sebarang elemen dari daerah asal
boleh dipilih sebagai nilai dari variable bebas x. begitu dipilih, nilai x benar-benar
menentukan nilai korespondensi dari variable tak bebas y. input untuk fungsi tidak
harus berupa bilangan real tunggal.
Fungsi genap dan ganjil Jika f(-x) = f(x) untuk semua x, maka grafik simetri
terhadap sumbu-y, fugsi yang demikian disebut fungsi genap. Jika f(-x) = -f(x)
untuk semua x, grafik simetri terhadap titik asal maka disebut fungsi yang demikian
fungsi ganjil.
Dua fungsi khusus Diantara fungsi-fungsi yang sering digunakan sebagai contoh
terdapat dua yang sangat khusus fungsi nilai mutlak | | dan fungsi bilanga bulat
terbesar [| |], fungsi-fungsi ini didenfinisikan oleh | x | = x jika x ≥ 0 dan –x < 0 dan
[|x|] = bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x.
0.6. Operasi pada Fungsi

Dengan asumsi bahwa f dan g mempunyai daerah asal alami, kita akan
memperoleh:
0.7 Fungsi Trigonometri
Fungsi trigonometrik diringkas di tabel di bawah ini. Sudut adalah sudut yang
diapit oleh sisi miring dan sisi samping sudut A pada gambar di samping, a adalah
sisi depan, b adalah sisi samping, dan c adalah sisi miring. Fungsi trigonometrik
adalah fungsi dari sebuah sudut yang digunakan untuk menghubungkan antara
sudut-sudut dalam suatu segitiga dengan sisi-sisi segitiga tersebut.
BAB 1 LIMIT
1.1 Pendahuluan Limit
Limit suatu fungsi merupakan salah satu konsep mendasar dalam kalkulus dan
analisis, tentang kelakuan suatu fungsi mendekati titik masukan tertentu. Suatu
fungsi memetakan keluaran f(x) untuk setiap masukan x. Fungsi tersebut memiliki
limit L pada titik masukan p bila f(x) "dekat" pada L ketika x dekat pada p.
Dengan kata lain, f(x) menjadi semakin dekat kepada L ketika x juga mendekat
menuju p. Lebih jauh lagi, bila f diterapkan pada tiap masukan yang cukup dekat
pada p, hasilnya adalah keluaran yang (secara sembarang) dekat dengan L. Bila
masukan yang dekat pada p ternyata dipetakan pada keluaran yang sangat
berbeda, fungsi f dikatakan tidak memiliki limit.
Fungsi pada garis bilangan riil
Bila f : terdefinisi pada garis bilangan riil, dan p, maka kita
menyebut limit f ketika x mendekati p adalah L, yang ditulis sebagai:

jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 terdapat δ > 0 sehingga |x - p|< δ
mengimplikasikan bahwa |f (x) - L | < ε . Di sini, baik ε maupun δ merupakan
bilangan riil. Perhatikan bahwa nilai limit tidak tergantung pada nilai f (p).
Limit searah
Masukan x dapat mendekati p dari atas (kanan di garis bilangan) atau dari bawah
(kiri). Dalam hal ini limit masing-masingnya dapat ditulis sebagai

Limit fungsi pada ketakhinggaan


Bila dua unsur, ketakhinggaan positif dan negatif {-∞, +∞}, ditambahkan pada
garis bilangan riil, kita dapat mendefinisikan limit fungsi pada ketakhinggaan.
Bila f(x) adalah fungsi riil, maka limit f saat x mendekati tak hingga adalah L,
dilambangkan sebagai:

Dengan cara yang sama, limit f saat x mendekati tak hingga adalah tak hingga,
dilambangkan oleh
1.2 Pengkajian Mendalam Tentang Limit
Dalam subbab sebelumnya telah diberikan definisi limit secara tidak formal.
Berikut definisi yang lebih baik tetapi masih ada yang tidak formal dengan
menyusun kembali kata-kata dari defenisi tersebut. Mengatakan bahwa
lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 bermakna bahwa f(x) dapat dibuat sedekat mungkin ke L asalkan x
𝑥→𝑐
cukup dekat, tetapi tidak sama dengan c.

Mengatakan bahwa lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 berarti bahwa untuk 𝜀 > 0 yang diberikan
𝑥→𝑐
terdapat 𝛿 > 0 yang berpadanan sedemikian rupa sehingga |f(x) – L| < 𝜀 asalkan
bahwa 0 < |x-c| < 𝛿; yakni,

0 < |x-c| < 𝛿 → |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀

Definisi Limit kanan

Mengatakan lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 berati untuk setiap 𝜀 > 0, terdapat 𝛿 > 0 yang
𝑥→𝑐
berpadanan sedemikian rupa sehingga,

0 < 𝑥 − 𝑐 < 𝛿 → |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀


1.3 Teorema Limit
Teorema A Teorema limit utama

Misalkan n bilangan bulat positif, k konstanta, serta f dan g adalah fungsi-fungsi


yang mempunyai limit di c, maka:

1. lim𝑘 = 𝑘
𝑥→𝑐
2. lim𝑥 = 𝑐
𝑥→𝑐
3. lim𝑘𝑓 = 𝑘 lim 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
4. lim[𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)] = lim𝑓(𝑥) + lim 𝑔(𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
5. lim𝑓(𝑥) −𝑔(𝑥) lim 𝑓(𝑥) − lim 𝑔(𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
6. lim𝑓(𝑥). 𝑔(𝑥) = lim𝑓(𝑥). lim 𝑔(𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→1 𝑥→𝑐
7. lim𝑓(𝑥)/ 𝑔(𝑥) = lim 𝑓(𝑥)/ lim 𝑔(𝑥) asalkan lim𝑔(𝑥) ≠ 0
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
8. lim[𝑓(𝑥)]ⁿ = [lim 𝑓(𝑥)]ⁿ
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
ⁿ ⁿ
9. lim √𝑓(𝑥) =√ lim 𝑓(𝑥) asalkan lim𝑓(𝑥) > 0 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝.
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

Teorema B Teorema subtitusi

Jika f fungsi polynomial atau fungsi rasional, maka:

lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑐)


𝑥→𝑐

Asalkan f(c) terdefinisi, dalam kasus fungsi rasional ini bermakna bahwa nilai
penyebut pada c tidak nol.

Teorema C

Jika f(x) = g(x) untuk semua x di dalam interval terbuka yang mengandung
bilangan c, kecuali pada bilangan c sendiri, dan jika lim 𝑔(𝑥) ada, maka lim 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
ada dan lim 𝑓(𝑥) = lim 𝑔(𝑥).
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

Teorema D Teorema apit (squeeze Theorem)

Misalkan f, g, dan h adalah fungsi yang memenuhi f(x)≤g(x)≤h(x) untuk semua x


dekat c, terkecuali pada c. Jika lim 𝑓(𝑥) = lim ℎ(𝑥) = 𝐿 maka lim𝑔(𝑥) = 𝐿.
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
1.4 Limit Melibatkan Fungsi Trigonometri
Limit fungsi polynomial selalu dapat dicari dengan subtitusi, dan limit fungsi
rasional dapat dicari dengan subtitusi selama penyebut tidak nol di titik limit.
Aturan subtitusi ini berlaku juga pada fungsi trigonometri.

Teorema A Limit fungsi trigonometri

Untuk setiap bilangan real c di dalam daerah asal fungsi,

1. lim sin 𝑡 = sin 𝑐


𝑡→𝑐
2. lim cos 𝑡 = cos 𝑐
𝑡→𝑐
3. lim tan 𝑡 = tan 𝑐
𝑡→𝑐
4. lim cot 𝑡 = cot 𝑐
𝑡→𝑐
5. lim sec 𝑡 = sec 𝑐
𝑡→𝑐
6. lim csc 𝑡 = csc 𝑐
𝑡→𝑐
Teorema B Limit Trigonometri Khusus
𝑠𝑖𝑛𝑡
1. lim =1
𝑡→0 𝑡
1−𝑐𝑜𝑠𝑡
2. lim =0
𝑡→0 𝑡
1.5 Limit di Tak-hingga; Limit Tak-berhingga
Masalah yang ada dan paling paradoks dari matematika seringkali adalah
kerancuan dalam penggunaan dari konsep tak berhingga. Kita telah menggunakan
lambang ∞ 𝑑𝑎𝑛 − ∞ dalam notasi untuk interval tertentu. Kita tidak pernah
menyatakan ∞ sebagai bilangan dan tak pernah menambahkana atau membaginya
dengan suatu bilangan di subbab ini kita akan menggunakannya tetapi tetap saja
tidak menyatakan bilangan.
Limit di tak-hingga Ketika kita menulis 𝑥 → ∞ kita tidak menyatakan secara
langsung bahwa disuatu tempat yang jauh, jauh ke kanan pada sumbu x terdapat
sebuah bilangan (lebih besar dari pada semua bilngan) yang didekati oleh x
namun kita menggunakan 𝑥 → ∞ sebagai cara singkat.
Kita telah memuat nilai g(x) = x/(1+x2) untuk beberapa nilai x.
Definisi Presisi Limit Ketika 𝑥 → ±∞ Dalam analogi dengan definisi 𝜀 − 𝛿 kita
untuk limit biasa.
Definisi Limit ketika 𝑥 → ∞
Misalkan f terdefinisi pada [c, ∞) untuk suatu bilangan c.
𝑥 < 𝑀 → |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀
Umumnya, semakin kecil 𝜀 maka akan semakin besar M.
Definisi Limit ketika 𝑥 → −∞
Misalkan f terdefinisi pada (− ∞, 𝑐] untuk suatu bilangan c
𝑥 > 𝑀 → |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀
Limit barisan Daerah asal untuk beberapa fungsi adalah himpunan bilangan asli
{1,2,3,…}, dalam situasi ini, biasanya dituliskan an ketimbang a(n) untuk
menyatakan suku ke-n, atau {an} untuk menyatakan seluruh barisan.
Definisi Limit barisan
Misalkan an terdefinisi untuk semua bilangan asli yang lebih besar dari pada atau
sama dengan suatu bilangan c. kita katakan bahwa lim 𝑎𝑛 = 𝐿 jika untuk masing-
𝑥→∞
masing 𝜀 > 0 terdapat bilangan M yang berpadanan sedemikian rupa sehingga,
𝑛 > 𝑀 → |an – L| < 𝜀
Definisi Limit tak-hingga
Kita katakana bahwa lim 𝑓(𝑥) = ∞ jika untuk masing-masing bilangan positif M
𝑥→∞
berpadanan 𝛿 > 0 sedemikian rupa sehingga,
0 < 𝑥 − 𝑐 < 𝛿 → 𝑓(𝑥) > 𝑀
lim𝑓(𝑥) = − ∞ lim𝑓(𝑥) = ∞ lim𝑓(𝑥) = −∞
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
lim 𝑓(𝑥) = ∞ lim 𝑓(𝑥) = −∞ lim 𝑓(𝑥) = ∞
𝑥→∞ 𝑥→∞ 𝑥→−∞
1.6 Kontinuitas Fungsi
Kita sering memakai bkata kontinu untuk menyatakan suatu proses yang
berkelanjutan tanpa perubahan yang mendadak, ini sebagai fitur mendasar dari
banyak prose salami.
Definisi Kontinuitas di satu titik
Misalkan f terdefenisi pada suatu interval terbuka yang mengandung c. kita
katakana bahwa f kontinu di c, jika:
lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑐)
𝑥→𝑐
Dengan definisi ini kita bermaksut menyatakan tiga hal:
1. lim 𝑓(𝑥) ada
𝑥→𝑐
2. f(𝑐) ada (yakni, c berada dalam daerah asal f)
3. lim 𝑓(𝑐)
𝑥→(𝑥)

Jika salah satu dari ini tidak terpenuhi maka f diskontinu di c.


Teorema A Kontinuitas fungsi polinomial dan rasiaonal
Fungsi polinomial di setiap bilangan real C. Fungsi rasional kontinu di setiap
bilangan real c dalam daerah asalnya, yaitu kecuali di mana penyebutnya nol.
Teorema B Kontinuitas fungsi nilai mutlak dan fungsi akar ke-n
Fungsi nilai mutlak adalah kontinu di setiap bilangan c, jika n gantil, fungsi akar n
kontinu di setiap bilangan real c; jika n genap, fungsi akar ke-n kontinu di setiap
bilangan real positif c.
Teorema C Kontinuitas di dalam operasi fungsi
Jika f dan g kontinu di c maka demikian juga kf, f+g, f-g, f.g, f/g (asalkan 𝑔(𝑐) ≠
0), fn dan 𝑛√𝑓 (asalkan f(c) > 0 jika n genap).
Teorema D Kontinuitas fungsi-fungsi trigonometri
Fungsi sinus dan kosinus kontinu di setiap bilangan real c. fungsi tan x, cot x, sec
x, dan csc x kontinu di setiap bilangan real c dalam daerah asalnya.
Teorema E Teorema limit komposit
Jika lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 dan jika f kontinu di L, maka
𝑥→𝑐
lim 𝑓(𝑔(𝑥)) = f(lim 𝑔(𝑥)) = 𝑓(𝐿)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
Khususnya, jika g kontinu di c dan f kontinu di g(c), maka fungsi komposit fog
kontinu di c.
Teorema F Teorema nilai antara
Misalkan f fungsi yang terdefenisi pada [a,b] dan misalkan W bilangan antara f(a)
dan f(b). jika f kontinu pada [a,b] maka terdapat paling sedikit sebuah bilangan c
diantara a dan b sedemikian rupa sehingga f(c) = W
BAB II TURUNAN
2.1 DUA MASALAH DENGAN SATU TEMA
Masalah yang kita maksudkan disini adalah masalah kemiringan garis singgung.
Masalah yang lainnya untuk mendeskripsikan kecepatan sebuah benda yang
bergerak , yaitu masalah kecepatan sesaat. Dua masalah tersebut merupakan
masalah yang sama dan saling berkaitan.
GARIS SINGGUNG
Definisi Garis Singgung.
Garis singgung adalah suatu titik yang memotong suatu kurva pada satu titik

GAMBAR GARIS SINGGUNG


Dari gambar diatas bahwa kemiringan tali busur dari garis PQ adalah :
𝑓(𝑐 + ℎ) − 𝑓(𝑐)
𝑚sec= lim
ℎ→0 ℎ
Asalkan limit ini ada dan bukan ∞ dan -∞

 Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat


Perpindahan dibagi dengan selang waktu yang ditempuh adalah kecepatan rata-
rata benda untuk selang waktu itu. Secara wajar menuju kependifisian kecepatan
benda pada sebarang saat t.
Diketahui suatu partikel yang bergerak sepanjang garis lurus bergerak sepanjang
sumbu x dan jarak partikel tersebut dari titik asal O pada t satuan waktu
dinyatakan oleh x = f(t) . jadi kita mempunyai fungsi jarak terhadap waktu .
Sehingga kecepatan rata-rata
∆𝑥 𝑥2− 𝑥1
=
∆𝑡 𝑡2− 𝑡1
 Jika kecepatan partikel pada saat t sembarang yaitu :
𝑓(𝑡+∆𝑡)−𝑓(𝑡) 𝑓(𝑥)−𝑓(𝑡)
V(t) = lim atau Vt= lim 𝑥−𝑡
∆𝑡→0 ∆𝑡 ∆𝑡→0
 Definisi: Kecepatan rata-rata dari sebuah benda yang bergerak sepanjang
sebuah garis adalah :
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 ∆𝑠 𝑓(𝑥) − 𝑓(𝑡)
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = lim
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ ∆𝑡 ∆𝑡→0 ∆𝑡
2.2 TURUNAN
 Definisi Turunan
Turunan Fungsi f adalah fuungsi lain f’ (dibaca f aksen) yang nilainya pada
sebarang bilangan c adalah
𝑓(𝑐+ℎ)− 𝑓(𝑐)
f ′ (c)= lim
ℎ→0 ℎ
Asalakan limit ini ada dan bukan ∞ atau - ∞
Contoh

Ditanya :
2.3 ATURAN PENCARIAN TURUNAN
Dengan notasi Leibniz, sekarang kita mempunyai tiga notasi untuk turunan. Jika y=
f(x) , kita dapat menyatakan turunan dari f oleh
𝑑𝑦
F’(x) atau 𝐷𝑥 𝐹(𝑥) atau 𝑑𝑥
 TEOREMA A “ ATURAN FUNGSI KONSTANTA”
Grafik fungsi konstanta f(x) = k adalah sebuah garis mendatar, yang karenanya
mempunyai kemiringan nol dimana-mana.
Jika f(x) = k, dengan k suatu konstanta maka untuk sebarang x, f(x) = 0
𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝐷𝑥 𝑘 = 0
 TEOREMA B “ ATURAN FUNGSI SATUAN”
Grafik f(x) = x berupa garis yang melalui titik-asal dengan kemiringan 1.
Jika f(x) = x, maka f’(x) = 1
𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝐷𝑥 (𝑥) = 1
 TEOREMA C “ATURAN PANGKAT”
Jika f(x) = 𝑥 𝑛 , dengan n bilangan bulat positif, maka f’(x) = 𝑛𝑥 𝑛−1
𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝐷𝑥 (𝑥 𝑛 ) = 𝑛𝑥 𝑛−1
 TEOREMA D “ ATURAN KELIPATAN KONSTANTA”
Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang terdefereniasikan, maka (kf)’(x) = k
. f’(x)
𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝐷𝑥 [𝑘 . 𝑓(𝑥)] = 𝑘. 𝐷𝑥 𝑓(𝑥)
Dengan kata lain, pengali konstanta k dapat dikeluarkan dari operator 𝐷𝑥
 TEOREMA E “ ATURAN JUMLAH”
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdeferensiasikan, maka (f+g)’(x) = f’(x)
+ g’(x) 𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝐷𝑥 [𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)] = 𝐷𝑥 f(x) + 𝐷𝑥 g(x)
Dengan kata lain, turunan dari suatu jumlah adalah jumlah dari turunan-turunan.
 TEOREMA F “ ATURAN SELISIH “
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdeferensiasikan, maka (f- g)’(x) = f’(x)
- g’(x) 𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝐷𝑥 [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] = 𝐷𝑥 𝑓(𝑥) − 𝐷𝑥 𝑔(𝑥)
 TEOREMA G “ ATURAN HASIL KALI”
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdeferensiasikan, maka
(f . g)’ (x) = f(x) g’(x) + g(x) f’(x)
𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝐷𝑥 [𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)] = 𝑓(𝑥)𝐷𝑥 𝑔(𝑥) + 𝑔(𝑥)𝐷𝑥 𝑓(𝑥)

 TEOREMA H “ ATURAN HASIL BAGI”


Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdeferensiasikan, dengan g(x)≠ 0
𝑓 ′ 𝑔(𝑥)𝑓 ′ (𝑥)−𝑓(𝑥)𝑔′ (𝑥)
Maka (𝑔) (𝑥) = 𝑔2 (𝑥)
𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥)𝐷𝑥 𝑓(𝑥) − 𝑓(𝑥)𝐷𝑥 𝑔(𝑥)
𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝐷𝑥 [ ]=
𝑔(𝑥) 𝑔2 (𝑥)
2.4 TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
 TEOREMA A “ Fungsi f(x) = sin x dan g(x) = cos x keduanya
terdeferensiasikan dan 𝐷𝑥 (sin x) = cos x dan 𝐷𝑥 cos 𝑥 = − sin 𝑥
 TEOREMA B “ untuk semua titik x di dalam daerah asal fungsi
𝐷𝑥 tan 𝑥 = 𝑠𝑒𝑐 2
𝐷𝑥 sec 𝑥 = sec 𝑥 tan 𝑥
𝐷𝑥 cot 𝑥 = −𝑠𝑒𝑐 2
𝐷𝑥 csc 𝑥 = − csc 𝑥 cot 𝑥
Contoh
2.5 ATURAN RANTAI
Misalkan y= f(u) dan u = g(x). jika g terdeferensiasikan di x dan f terdeferensiasikan
di u =g (x), maka fungsi komposit f o g, yang didefinisikan oleh (f o g) (x) = f(g(x))
adalah terdeferensiasikan di x dan (f o g)’(x) = f’(g(x)) g’(x) yakni :
𝐷𝑥 (𝑓(𝑔(𝑥))) = 𝑓 ′ (𝑔(𝑥)) 𝑔′ (𝑥)
𝐷𝑦 𝐷𝑦 𝐷𝑢
Atau 𝐷𝑥 = . 𝐷𝑥
𝐷𝑢
Contoh
2.6 TURUNAN TINGKAT TINGGI
Operasi dideferensiasi mengabil sebuah fungsi f dan menghasilkan sebuah fungsi
baru f’ . jika f’ sekarang kita diferensiasikan, kita masih teteap menghasilkan
fungsi lain, dinyatakan oleh f’’ dan disebut turunan kedua dari f. jika f’’
dideferensiasikan lagi menghasilkan f’’’, yang disebut turunan ketiga dari f.
Turunan keempat dinyatakan f(4), turunan kelima f(5) dan seterusnya.
Contoh temukan turunan kedua pada soal ini
2.7 Turunan Implisit

Teorema A Aturan Pangkat


Misalkan r sebarang bilangan rasional. Maka untuk x > 0, Dx(xr) = rxr-1
Jika r dapat dituliskan dalam suku terendah sebagai r = p/q, dimana q ganjil maka
Dx(xr) = rxr-1 untuk semua x.

contoh
1.
penyelesaian
2.8 Laju yang Berkaitan
Jika suatu variabel y bergantung pada waktu t, maka turunannya dy/dt disebut Laju
Perubahan Sesaat. Tentu saja, jika y mengukur jarak, maka laju sesaat ini disebut
kecepatan. Kita tertarik pada beraneka laju sesaat, laju air mengalir ke dalam ember,
laju membesarnya luas pencemaran minyak, laju bertambahnya nilai kampling
tanah, dan lainnya. Jika y diberikan secara eksplisit dalam t, maka masalahnya
sederhana; kita cukup mendiferensiasikan dan kemudian menghitung turunan pada
saat yang diminta.
Prosedur Sistematis :

Langkah 1 Misal t menyatakan waktu yang terlalui. Gambarkan sebuah diagram


yang berlaku untuk semua t > 0. Beri pengenal besaran-besaran yang nilainya tidak
berubah bela t bertambah dengan nilai-nilai konstantanya yang diketahui. Berikan
nama huruf pada besaran yang berubah sesuai dengan t, dan beri pengenal bagian-
bagian gambar yang sesuai dengan variabel-variabel ini.

Langkah 2 Nyatakan apa yang diketahui dan apa yang diinginkan tentang variabel-
variabel tersebut. Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap variabel t.

Langkah 3 Hubungkan variabel-variabel dengan menuliskan persamaan yang valid


untuk semua waktu t > 0, bukan hanya pada saat tertentu.

Langkah 4 Diferensiasikan secara implisit persamaan yang ditemukan dalam


Langkah 3 terhadap t. Persamaan yang dihasilkan, memuat turunan-turunan
terhadap t, benar untuk semua t > 0.

Langkah 5 Pada tahap ini, bukan lebih dini, substitusikan kedalam persamaan yang
ditemukan dalam Langkah 4 semua data yang sahih pada saat tertentu seperti yang
diperlukan untuk jawaban soal. Pecahkan untuk turunan yang diinginkan.
2.9 Diferensial dan Aproksimasi
Definisi Diferensial: Misalkan y = f(x) adalah fungsi terdiferensiasi dari variabel
bebas x. ∆x adalah pertambahan sebarang dalam variabel bebas x dx, disebut
Diferensial Variabel Bebas x, adalah sama dengan ∆x.
∆y adalah perubahan sebenarnya dalam variabel bebas y ketika x berubah dari x
ke x + ∆x; yakni y = f(x + ∆x) – f(x). Dy disebut Diferensial Variabel Tak Bebas
y, didefinisikan oleh dy = f’(x)dx.
AproksimasiDiferensial akan memainkan beberapa peranan dalam blog ini, tetapi
untuk sekarang penggunaan utamanya adalah dalam penyediaan aproksimasi. Kita
lebih menunjuk hal ini sebelumnya.
Aproksimasi Linear jika f terdiferensiasi di a, maka dari bentuk kemiringan titik
suatu garis, yaitu garis singgung terhadap f pada (a, f(a)) diberikan oleh y = f(a)
+ f’(a)(x – a). Fungsi L(x) = f(a) + f’(a)(x – a) disebut Aproksimasi Linear
terhadap fungsi f pada a, dan dia sering merupakan aproksimasi yang sangat
bagus terhadap f ketika x dekat ke a.

Anda mungkin juga menyukai