PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
1
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah mengajarkan
manusia tentang apa yang tidak diketahuinya. Salawat dan Salam kepada junjungan
rahmatan lil’alamin.
berarti dalam proses belajar mengajar, karena itu melalui makalah tentang
Dalam penyusunan isi makalah ini dirasakan masih jauh dari sempurna,
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata saya sangat berharap makalah ini kiranya dapat menjadi bahan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... i
Bab I Pendahuluan................................................................................... 1
bernegara ................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sejak dari negeri ini belum mencapai kemerdekaan secara fisik sampai pada masa
Mesir, PCIM Republik Islam Iran, PCIM Khartoum–Sudan, PCIM Belanda, PCIM
Jerman, PCIM Inggris, PCIM Libya, PCIM Kuala Lumpur, PCIM Perancis, PCIM
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti
prilakunya didasarkan pada sosok seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi
1
dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga
Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-muslim—
arah yang jelas dalam gerakannya, sebagaimana dikemukakan oleh DR. Haedar
Islam besar lainnya sekelas Nahdlatul Ulama (NU), merambah ke segala bentuk
umat dari segi sosial-budaya, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Namun demikian,
Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdid dalam aspek ruh al Islam (jiwa
keislamannya).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Diantara persoalan sosial yang saat ini menjadi perhatian masyarakat adalah
yang menjadikan perempuan sebagai korban telah cukup lama menjadi perhatian
merupakan salah satu dari sekian elemen masyarakat yang cukup konsern dalam
Ajaran KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah memandang bahwa laki- laki
dan perempuan adalah setara. Kyai Dahlan sangat memperhatikan perempuan sebagai
generasi penerus umat islam. Karena itulah, Kyai Dahlan menyuruh agar perempuan
juga harus belajar dan bersekolah selayaknya para kaum laki- laki. Komitmen
Muhammadiyah dalam hal perlindungan hak perempuan salah satunya adalah dengan
3
kiprahnya untuk memajukan kehidupan masyarakat, terutama dalam pengetasan
masyarakat miskin dan tenaga kerja. Dengan visi “Tertatanya kemampuan organisasi
Mikro Kecil Menengah (UMKM). Saat ini ’Aisyiyah memiliki dan membina Badan
Muhammadiyah yang berupa bada usaha koperasi, pertanian, industri rumah tangga,
Dalam bidang pendidikan, sejalan dengan pengembangan yang menjadi salah satu
pilar utama gerakan ‘Aisyiyah, melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Mrnengah serta
mengembangkan visi pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa.
berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi
menangani masalah pendidikan dari usia pra-sekolah, sekolah menengah umum dan
4
Dalam bidang kesehatan, ‘Aisiyiyah memiliki rumah sakit, rumah bersalin, badan
kesehatan ibu dan anak, balai pegobatan dan pos yandu, semuanya berjumlah 280
Dalam bidang keagamaan ‘Aisyiyah bekerja sama dengan Majelis Tablig untuk
peran agama dalam memberikan rasa aman kepada perempuan dari berbagai tekanan,
ketakutan dan ketidakadilan, maka perlu direspon dengan tafsir keagamaan yang
selagi tidak muncul suatu ketidakadilan dan diskriminasi, baik laki-laki dan
5
ketidakadilan, yakni marjinalisasi subordinasi (anggapan tidak penting), stereotype
(pelabelan negative), violence (kekerasan), dan beban kerja ganda atau lebih.
bisa menyesuaikan diri dengan perubahan. Dengan somboyan kembali kepada al-
Qur’an dan Sunnah. KH. Ahmad Dahlan bersikap tegas terhadap aspek-aspek cultural
yang disebut bid’ah dan sikap taqlid yang membelenggu umat pada hal-hal yang tidak
Di sisi lain, ini juga membuka Muhammadiyah untuk terbuka dan fleksibel
tehadap unsur-unsur inovasi baru yang membawa maslahat, walau dari manapun
asalnya inovasi itu, asalkan tidak bertentangan dengan kedua prinsip di atas., yaitu al-
Qur’an dan Sunnah. Ini sejalan dengan keterbukaan KH. Ahmada Dahlan yang
beradaptasi terhadap pemikiran dan institusi yang berasal dari colonial barat dan
Kristen, seperti pendidikan, kurikulum, pakaian, panti asuhan, dan lain sebagainya.
6
D. Peran Perempuan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Dengan tugas dan peran (fungsi) sederhana ini, ‘Aisyiyah telah banyak memiliki
amal usaha di berbagai bidang antara lain adalah pendidikan, kewanitaan, PKK,
pendidikan di kalangan wanita Islam untuk berpakaian muslimat yang baik, bermoral
tanggung jawab istri dalam dan di luar rumah tangga, memberikan motivasi keluarga
Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) bergerak dalam bidang dan organisasi gerakan putrid
meberikan torobosan baru yang inovatif, yaitu mengadakan kegiatan SP (Siswa Praja)
tabligh ke luar kota dan kampung-kampung, mengadaka kursus administrasi, dan ikut
tengah kultur masyarakat feodal saat itu dan saat ini. Kultur patriarkis saat itu bnar-
benar mendomestifikasi wanita dalam kegiatan-kegiatan rumah ttangga. Para orng tua
7
seringkali melarang anak perempuannya keluar rumah untuk aktifitas-aktifitas yang
dan feodal tersebut bisa didobrak. Hadirnya SP (Siswa Praja) Wanita sangat
dirasakan manfaatnya karena SP (Siswa Praja) Wanita membekali wanita dan putri-
Prinsip gerakan Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) sering juga disebut Nasyiah, adalah
organisasi otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putrid Islam
membentuk pribadi putri Islam yang berarti bagi agama, keluarga dan bangsa menuju
terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
kehidupan bangsa dan Negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi
panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah
keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan.
Di dalam AD/ART terdapat MKCH (Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup) yang
semuanya masuk dalam visi dan misi Muhammadiyah, yaitu: amar ma’ruf,
8
mencerdaskan, sejahtera dan madani. Dengan demikia, jelas terdapat langkah-langkah
dan budaya. Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab dalam
Peran NA dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui dua
strategi dan lapangan perjuangan. Pertama, melalui kegiatan politik yang berorientasi
tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan Negara dengan
perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di
pemberdayaan masyarakat tidak kalah penting dan strategis dari pada aspek
untuk membentuk masyarakat utama atau masyarakat madani (civil society) sebagai
9
tersebut dilakukan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti halnya
Muhammadiyah.
pemerintahan dalam mewujudkan tujuan Negara, yang peranannya secara formal dan
lansung dilakukan oleh partai politik dan institusi-institusi politik Negara melalui
sistim politik yang berlaku. Kedua peranan tersebut dapat dijalankan secara obyektif
dan saling terkait melalui bekerjanya sistim politik yang sehat oleh seluruh kekuatan
Sejak awal, manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangan
(Adam dan Hawa), laki-laki dan perempuan. Oleh karena berpasangan inilah,
pangan, sampai papan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia saling berinteraksi
satu sama lain. Hubungan antarmanusia hanya dapat dilakukan dalam suatu kelompok
atau komunitas. Oleh karena itu, Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, dan setiap
manusia selalu berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal usul keturunan yang sama. Dalam
kamus ilmu politik, dijumpai istilah bangsa, yaitu “natie” dan “nation”, artinya
10
masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsure, antara
lain: satu kesatuan bahasa, satu kesatuan daerah, satu kesatuan ekonomi, satu
kesatuan hubungan ekonomi, dan satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan
budaya.
Sebagian ahli berpendapat bahwa bansa itu mirip dengan komunitas etnik,
meskipun tidak sama. Bansa adalah suatu komunitas etnik yang cirri-cirinya adalah
memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau
beberapa budaya yang sama dan solidaritas tertentu. Istilah bangsa sering disebut
tujuan bersama. Istilah Negara merupakan terjemahan dari kata staat (bahasa
Belanda), state (bahasa Inggris), etat (bahasa Prancis), lo stato (bahasa Italia) dan der
sataat (bahasa Belanda). Menurut bahasa Sanskerta, negeri atau Negara yang berarti
kota, sedangkan menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau
Negara, yang berarti tempat tinggal. Istilah staat mula-mula dpergunakan di Eropah
Barat pada abad ke 15. Kata staat, state, etat itu dialihkan dari kata status atau statum
(bahasa latin) yang secara etimologis berarti sesuatu yang memiliki sifat-sifat tegak
dan tetap. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Negara adalah persekutuan
11
bangsa yang hidup dalam suatu daerah/wilayah dengan batas-batas tertentu yang
untuk bangsa. Salah satu diantara peran-peran yang sangat menonjol berada dalam
visi dan misi yang sama dalam membangun pendidikan. Keseragaman dalam
kalangan Muhammadiyah.
yang sudah bertaraf modern tersebut. Melalui manajemen modern yang sudah di
12
sacral. Di tengah pendekatan untuk menjadi modern di antara tarikan tradisionalisme,
konsep yang jelas dalam bidang teologi dan ritual. Torobosan ini memacu modernitas
terlibat di dalam dunia politik yang sangat profane. Muhammadiyah tidak pernah
netral politis, jika ada orang Muhammadiyah bertindak dalam ruang politik,
dalam perhelatan politik di negeri ini. Dukungan politik yang diberikan oleh
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ajaran KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah memandang bahwa laki- laki
dan perempuan adalah setara. Kyai Dahlan sangat memperhatikan perempuan sebagai
generasi penerus umat islam. Karena itulah, Kyai Dahlan menyuruh agar perempuan
juga harus belajar dan bersekolah selayaknya para kaum laki- laki. Komitmen
Muhammadiyah dalam hal perlindungan hak perempuan salah satunya adalah dengan
dirasakan perannya dalam masyarakat. Sebagai salah satu organisasi otonom (Ortom)
khusus, strategis dan visioner, yaitu perempuan. Peran dan fungsi perempuan
merupakan bagian terpenting dalam gerak roda kehidupan, sebab pepatah bilang
wanita adalah tiang negara, apabila wanitanya baik maka akn makmur negaranya
tetapi kalau wanita di negara tersebut hancur maka akan hancur pula derajat negara
tersebut
14
DAFTAR PUSTAKA
http://artikelowner.blogspot.com/2017/04/muhammadiyah-dan-pemberdayaan-
perempuan.html
15